Deinisi Usaha Mikro dan Kecil

4 Usaha Mikro Islami pada tujuan pendeinisian itu sendiri. Ukuran sebuah usaha biasanya dinilai dari banyaknya jumlah pekerja yang terlibat dalam usaha tersebut, jumlah modal yang digunakan untuk mendanai bisnis tersebut, besaran aset tetap dan bergerak, perputaran penjualan seiap tahunnya, dan lain sebagainya. Jumlah pekerja yang sering disebut sebagai labor-intensive merupakan ciri khas usaha mikro dan kecil yang menyerap tenaga kerja dan peluang kerja bagi sebagian besar penduduk muslim di dunia. Ada sebagian kelompok di berbagai negara yang menyebutkan bahwa usaha berskala kecil apabila mempekerjakan kurang dari 50 orang dan pemiliknya sekaligus menjadi manajer usahanya. Sedangkan yang dimaksud dengan bisnis itu adalah kegiatan legal, baik yang berhubungan dengan usaha komersial, perdagangan dan produksi. Dalam Bab I Pasal 1, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM, Usaha Mikro dideinisikan sebagai: usaha produkif yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang tersebut. Sedangkan Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produkif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun idak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang tersebut. Selanjutnya, dalam Pasal 6 UU No 20 Tahun 2008 tentang UMKM dijelaskan bahwa Usaha Mikro adalah unit usaha yang memiliki nilai aset paling banyak Rp50 juta, atau dengan hasil penjualan tahunan paling besar Rp300 juta, atau dengan hasil penjualan tahunan paling besar Rp300 juta; Usaha Kecil dengan nilai aset lebih dari Rp50 juta sampai dengan paling banyak Rp500 juta atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300 juta hingga maksimum Rp2,5 miliar. Selain itu, menurut BPS, Usaha Mikro adalah unit usaha dengan jumlah pekerja tetap hingga 4 orang dan usaha kecil 5-19 orang.

1.4 Potret Masyarakat Indonesia

1.4.1 Peta Demograi

Meningkatnya jumlah penduduk dan pengembangan sentra ekonomi yang terpusat menimbulkan konsekuensi persebaran yang idak merata. Data demograi Indonesia menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia berada di Pulau Jawa yaitu sekitar 57 persen, sisanya tersebar di luar Pulau 5 Usaha Mikro Islami Jawa. Konsentrasi kepadatan penduduk di Pulau Jawa mencapai 1.121 jiwa per km 2 , sedangkan kepadatan penduduk di luar Pulau Jawa kurang dari 120 jiwa per km 2 . Dengan kata lain, kepadatan penduduk Jawa lebih inggi sekitar 9 kali lipat dibandingkan dengan rata-rata kepadatan penduduk di Indonesia yang mencapai 134 jiwa per km 2 pada tahun 2015. Pada tahun 2015, angka beban ketergantungan sebesar 48,63, yang berari seiap 100 penduduk menanggung 48,63 penduduk yang idak produkif anak-anak dan lansia atau seiap penduduk produkif menanggung 1-2 orang penduduk idak produkif. Data staisik penduduk mayoritas pada usia angkatan kerja yang berkisar antara 15-64 merupakan bonus demograi potensial bagi kemajuan perekonomian Indonesia di masa yang akan datang. Exhibit 1.2 Indikator Demograi Indonesia, 2011-2015 Indikator Demograi Demographic Indicators 2011 2012 2013 2014 2015 1 2 3 4 5 6 Jumlah Penduduk juta orang Populaion million people 241,99 245,43 248,82 252,16 255,46 Laju Pertumbuhan Penduduk Eksponensial persentahun’ 1,45 1,41 1,37 1,34 1,30 Exponenial Populaion Growth Rate percent year’ Rasio Jenis Kelamin persenSex Raiopercent 101,01 101,01 101,01 101,01 101,00 Kepadatan Penduduk orangkm 2 126,63 128,43 130,21 131,96 133,68 Populaion density peoplekm 2 Komposisi Penduduk persen Populaion composiion percent 0-14 tahunyears 28,32 28,07 27,83 27,58 27,35 15-64 tahunyears 66,64 66,83 67,00 67,15 67,28 65+ tahunyears 5,04 5,10 5,17 5,26 5,37 Angka Beban Ketergantungan persen Dependency Raio percent 50,06 49,64 49,25 48,92 48,63