137
Usaha Mikro Islami
5.2.2. Kegiatan Pendampingan dan Pelaihan
5.2.2.1. Kegiatan Pendampingan Spiritual
Kegiatan pendampingan spiritual secara umum bertujuan untuk membentuk karakter pelaku usaha mikro yang mengintegrasikan nilai-nilai spiritualitas
Islam dalam kegiatan muammalah -nya sehingga memiliki komitmen inggi
terhadap pemenuhan kewajiban atas pembiayaan syariah yang diterimanya. Riset terkait yang dilakukan bertujuan untuk mengkaji dampak pendampingan
spiritual terhadap kinerja pelaku usaha mikro secara khusus. Kegiatan pendampingan Spiritual bertujuan untuk:
1. Menumbuhkan pribadi dan jiwa kewirausahaan pelaku usaha mikro melalui pendekatan spiritual;
2. Mengembangkan sikap kerja kewirausahaan pengusaha mikro melalui pendekatan psikoreligius;
3. Mengkaji dampak pendampingan spiritual terhadap pribadi, jiwa, dan sikap kerja kewirausahaan pelaku usaha mikro.
A. Latar Belakang Terapi Spiritual
Kegiatan pendampingan spiritual berangkat dari ilosoi dasar berikut:
Q.S Al Qashash 28:26
“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Ya, Bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja pada kita, karena sesungguhnya orang yang
paling baik yang kamu ambil untuk bekerja pada kita ialah orang yang kuat qawiyyun lagi dapat dipercaya aamin.”
Ayat tersebut dapat ditafsirkan bahwa mentalitas wirausaha dibangun atas 2 karakterisik dasar, yaitu kompetensi dan komitmen. Kompetensi dibentuk
melalui peningkatan keterampilan. Komitmen dibentuk melalui pendekatan spiritualitas dan pendekatan psikoreligius dengan iik tekan pada kepribadian
dasar dan jiwa kewirausahaan serta sikap kerja.
138
Usaha Mikro Islami
B. Deinisi Terapi Spiritual
Pendampingan spiritual adalah upaya sistemais untuk meningkatkan kualitas
sistem nilai dan kebermaknaan hidup penerima pembiayaan mikro syariah bagi opimalisasi persistensi pengembalian pembiayaan. Ada beberapa
pengerian dasar yang digunakan dalam pendampingan spiritual. Pengerian- pengerian tersebut adalah spiritualitas spirituality, moralitas morality dan
ritualitas rituality.
Ini spiritualitas adalah meaning of life dan values. Meaning of life adalah pemahaman tentang makna hidup dan hidup yang bermakna. Values adalah
seperangkat nilai yang mengantarkan seseorang untuk memahami makna hidup dan berusaha mewujudkan hidup yang bermakna.
Ini moralitas adalah kemampuan nilai hidup merespons realitas. Isilah yang sebangun dengan isilah moralitas dalam Islam adalah akhlak. Akhlak yang akar
katanya berasal dari kata khalaqa – yakhluqu, mengandung makna perbuatan
makhluk yang diridhoi khalik. Perbuatan-perbuatan tersebut adalah respons akal terhadap realitas.
Ini ritualitas adalah kegiatan-kegiatan ibadah ritual yang membangun atau dibangun dari hal-hal yang bersifat intrinsik. Hal-hal yang bersifat intrinsik
adalah hal-hal yang terkait dengan pemahaman dan internalisasi pribadi
terhadap makna-makna ibadah kepada Allah SWT. Spirituality assessment
adalah upaya untuk mengukur ingkat keberadaan variabel-variabel spiritualitas yang memberikan pengaruh signiikan terhadap
ingkat persistensi pengembalian pembiayaan mikro.
C. Pendampingani Spiritual dan Collectability Problem
Collectability yang dimaksud dalam konsep ini adalah kemampuan pengusaha mikro penerima pembiayaan mikro syariah dalam mengembalikan
pembiayaan. Faktor-faktor personal yang terkait dengan aspek spiritual dalam
collectability penerima kredit perbankan syariah adalah: 1. Persoalan bisnis bussines problem;
2. Persoalan hidup life problem; 3. Persoalan komitmen commitment problem.
Persoalan bisnis adalah persoalan-persoalan sikap dan perilaku yang dapat menyebabkan bisnis usaha mikro idak berkembang, sehingga usaha mikro
139
Usaha Mikro Islami
tersebut idak dapat mengembalikan pembiayaan lembaga keuangan mikro syariah yang didapatnya. Persoalan hidup adalah persoalan-persoalan sikap
dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari yang dapat menjadi penyebab pengusaha mikro idak dapat mengembalikan pembiayaan perbankan
syariah yang didapatnya. Persoalan komitmen adalah persoalan-persoalan
sikap dan perilaku usaha mikro yang menghalangi pengusaha mikro tersebut mengembalikan pembiayaan mikro syariah yang didapatnya. Elemen-elemen
personal dan karakter personal yang terkait dengan keiga faktor tersebut digambarkan pada gambar 20.
Exhibit 5.3 Uraian Elemen Personal terkait Faktor yang Berpengaruh pada Collectability
Kerangka berpikir terapi spiritual digambarkan pada gambar 21. Sebelum pelaku usaha mikro menjalani pendampingan spiritual untuk meraih standar-
standar nilai yang disebutkan di atas, assessment akan dilakukan untuk melihat posisi spiritual yang bersangkutan. Lalu pendampingan diberikan
untuk mensimulasi pencapaian ingkat collectability yang diharapkan.
Exhibit 5.4 Kerangka Berpikir Pendampingan Spiritual
140
Usaha Mikro Islami
5.2.2.2. Pelaihan Manajerial
Prinsip dasar pembiayaan syariah adalah kemitraan antara lembaga pembiayaan mikro syariah dan pengusaha yang memperoleh amanah
pembiayaan. Prinsip ini adalah salah satu faktor yang membedakannya dengan
model pembiayaan berbasis bunga kredit konvensional. Lembaga keuangan mikro syariah idak melepaskan mitranya begitu saja pasca pencairan dana
pembiayaan syariah, melainkan memberikan technical assistance yang
diperlukan, mengingat keberhasilankegagalan usaha mitra adalah juga bagian dari tanggung jawabnya. Technical assistance dalam konteks ini
melipui bimbingan pengelolaan usaha atau asistensi manajerial. Kegiatan terapi manajerial berangkat dari ilosoi dasar bahwa transaksi perdagangan
adalah dasar dari seiap hubungan investasi.
Banyak ayat-ayat dalam Al Qur’an yang mengungkapkan dalil-dalil bagi transaksi perdagangan. Satu di antaranya adalah QS An-Nisa 4:29 sebagai
berikut:
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku secara ridha sama ridha di antara kamu.” Selain itu, Islam juga mengajarkan tata cara dan administrasi perniagaan
seperi diuraikan dalam QS Al-Baqarah 2:282 yang berbunyi:
“Wahai orang-orang beriman, apabila kamu berniaga idak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya aqad-aqad tersebut.
Dan kewajiban para pelaku perdagangan tersebut juga dijelaskan pada surat QS 5:1 yang berbunyi: ”Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-
aqad itu.” A. Deinisi Pelaihan Manajerial
Pelaihan manajerial adalah suatu upaya transformasi pengetahuan dan keterampilan manajerial yang sangat diperlukan untuk meningkatkan
kualitas konsep, teknis, dan administrasi suatu usaha. Materi manajerial
…..
“Wahai orang-orang beriman, apabila kamu berniaga tidak secara tunai untuk waktu yang
141
Usaha Mikro Islami
yang krusial untuk meningkatkan kinerja usaha mikro dan kecil adalah moivasi, manajemen SDM, manajemen pemasaran, manajemen
keuangan khususnya pembukuan, manajemen produksi serta
pengelolaan keuangan keluarga. Managerial assessment adalah kegiatan pengukuran terhadap kapasitas manajerial observan sebelum dan setelah
pelaihan dan asistensi manajerial diberikan. Pelaku usaha mikro yang diobservasi lebih dulu di-assess sebelum mengikui pelaihan dan sebelum
mendapatkan layanan konsultasi manajerial dalam beberapa tahap. Pada
akhir pelaihan, pelaku UMK kembali di-assess agar efekivitas pelaihan
dapat diketahui. B. Tujuan Umum Kegiatan Terapi Manajerial
Kegiatan pelaihan manajerial secara umum bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan manajerial pelaku
usaha mikro agar memiliki daya saing inggi, proses kerja yang eisien, karakter kewirausahaan yang memadai dan keuntungan usaha yang
konsisten. Riset terkait yang dilakukan bertujuan untuk mengkaji dampak pelaihan manajerial terhadap kinerja pelaku usaha mikro.
C. Tujuan Khusus Kegiatan Terapi Manajerial dan Riset Terkait Secara khusus, kegiatan pelaihan manajerial bertujuan untuk:
1. Membantu meningkatkan keterampilan dan pengetahuan manajerial pelaku usaha mikro di bidang manajemen SDM, operasi, keuangan,
dan pemasaran agar mereka dapat mencapai daya saing yang inggi, proses kerja yang eisien, karakter kewirausahaan yang tangguh dan
keuntungan usaha yang konsisten.
2. Membantu memecahkan permasalahan manajerial usaha yang dihadapi oleh pengusaha mikro.
3. Mengkaji dampak pelaihan manajerial terhadap keterampilan dan
pengetahuan manajerial serta penanganan masalah manajerial pelaku usaha mikro.
D. Managerial dan Collectability Problem Managerial problem adalah masalah-masalah yang kemampuan
manajemen dalam mengelola usahanya. Collectability yang dimaksud dalam konsep ini adalah kemampuan pengusaha mikro penerima
142
Usaha Mikro Islami
pembiayaan mikro syariah dalam memenuhi komitmennya sesuai akad yang disepakainya. Faktor-faktor manajerial yang memengaruhi
collectability pelaku usaha mikro penerima pembiayaan mikro syariah
adalah: • Moivasi berprestasi para pelaku bisnis.
• Kemampuan merencanakan kegiatan bisnis sekarang dan masa yang akan datang.
• Kemampuan memasarkan dan menciptakan pasar untuk produk usahanya.
• Kemampuan mengelola sumber daya manusia. • Kemampuan meningkatkan produkivitas produksi.
• Kemampuan mengelola keuangan bisnis dengan keterampilan pembukuan yang standar dan benar.
• Kemampuan mengelola keuangan keluarga agar idak membebani pengelolaan keuangan usaha.
Semua kemampuan di atas relaif sangat dibutuhkan untuk meningkatkan atau menjaga ingkat collectability pelaku usaha mikro penerima
pembiayaan mikro syariah.
5.2.2.3. Latar Belakang Pelaihan Teknologi
A. Tujuan Umum Kegiatan Pelaihan Teknologi
Kegiatan pelaihan teknologi secara umum bertujuan untuk memperbaiki kualitas proses produksi dan pelayanan usaha mikro nasabah mikro
syariah agar mereka dapat menghasilkan barang dan jasa yang berdaya saing inggi dan diserap oleh pasar melalui penggunaan teknologi yang
tepat dan eisien. Riset terkait yang dilakukan bertujuan untuk mengkaji dampak
pelaihan teknologi terhadap kinerja pelaku usaha mikro.
B. Tujuan Khusus Kegiatan Pelaihan Teknologi
Kegiatan pelaihan teknologi secara khusus bertujuan untuk:
1. Membantu pelaku usaha mikro memilih dan menggunakan teknologi
143
Usaha Mikro Islami
yang tepat dan eisien untuk menghasilkan produk yang berdaya saing inggi dan marketable.
2. Membantu pelaku usaha mikro memilih dan menggunakan teknologi yang tepat dan eisien dalam memberikan pelayanan yang berdaya
saing inggi dan disukai pelanggan. 3. Meningkatkan daya inovasi dan problem solving usaha mikro berbasis
teknologi. 4. Mengkaji dampak
pelaihan teknologi terhadap kualitas pemilihan dan penggunaan teknologi pelaku usaha mikro dalam menghasilkan
produk dan pelayanan yang berdaya saing inggi dan menjadi pilihan pelanggan.
C. Pada dasarnya, pelaihan teknologi bagi pelaku usaha mikro merupakan upaya transformasi pengetahuan dan keterampilan dalam memilih,
menggunakan, dan mengevaluasi teknologi alat dan mekanisme yang dapat mengopimumkan kinerja dan produkivitas usaha yang
bersangkutan. Pada prinsipnya, komponen
pelaihan teknologi banyak yang beririsan dengan materi
pelaihan manajerial subbidang manajemen operasi. Namun, pada program ini, materi subbidang manajemen operasi
dibatasi pada konsep-konsep non instrumenalat. Sedangkan materi pelaihan teknologi mencakup seluruh aspek berbasis teknologi yang
mengarahkan pelaku usaha mikro yang memperoleh pelaihan untuk dapat secara lebih eisien menghasilkan produk dan jasa yang berdaya
saing inggi dan disukai pasar.
D. Teknologi dan Collectability Problem Dengan orientasi hasil seperi yang disebutkan di atas, pelaihan teknologi
pada penciptaan pengusaha mikro penerima pembiayaan syariah yang eisien dan mencapai prestasi inansial yang konsisten, sehingga relaif
viable untuk merealisasikan komitmennya dengan lembaga keuangan
mikro syariah mitranya, atau bahkan viable untuk memperoleh pembiayaan baru. Dengan kata lain, hasil
pelaihan ini diharapkan bisa meminimalkan collectability problem yang biasanya muncul dalam hubungan pembiayaan
usaha.
144
Usaha Mikro Islami
5.3. Sistem Penilaian dan Materi Pendampingan dan Pelaihan
5.3.1. Pendampingan Nilai-nilai Spiritual
Sistem penilaian adalah sistem berpikir yang menjadi dasar dalam membuat perangkat untuk mengukur ingkat keberadaan variabel-variabel spiritualitas
yang memberikan pengaruh signiikan terhadap ingkat persistensi pengembalian pembiayaan mikro syariah. Sebagaimana ditunjukkan dalam
Gambar 22, masalah collectability dapat bersumber dari personality seseorang yang dipengaruhi oleh spiritualitasnya. Analisis aspek-aspek personal yang
memengaruhi collectability pengusaha mikro dilakukan dengan menggunakan metode psikologi. Kemudian aspek-aspek personal tersebut dicari padanannya
dalam idiom-idiom tarbiyah islamiyah. Selanjutnya, aspek-aspek spiritualitas tersebut setelah ditentukan domainnya, dicari indikator yang sesuai dengan
metode psikologi.
Exhibit 5.5 Metodologi Penyusunan Perangkat Pengukuran Spiritual
Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 13, permasalahan collectability dapat bersumber pada 3 area utama yaitu business, life dan
commitment. Adapun aspek personality yang menentukan intensitas permasalahan mencakup 12
idenitas personality yang dapat dicari padanannya dari nilai-nilai Islam. Kedua belas nilai-nilai tersebut dapat ditelusuri indikator proxy-nya pada kolom
terakhir.
145
Usaha Mikro Islami
Exhibit 5.6 Sistem Asessment Untuk Pendampingan Spiritual
PROBLEM PERSONALITY
SPIRITUALITY DOMAIN
INDICATOR Business
Dare Toughness
Trustworthy Accountability
Tawakal Shabar
Shidq Ihsan
Meaning Meaning
Value Value
High Achievement
Stability Consistency
High Achievement
Life Responsibility
N-Achievement Discipline
Thankfulness Amanah
Ihsan Ihsan
SyukurRidha Meaning
Value Value
Meaning Abasement
High Achievement
Concistency Saisfacion
Level Commitment
Aitude Priority
Honesty Honorability
Taat Amanah
Shidq Ihsan
Meaning Meaning
Value Value
Commitment Commitment
Consistency High
Achievement
5.3.2. Mekanisme Pendampingan Spiritual
Mekanisme pendampingan adalah sistem berpikir yang menjadi dasar bagi upaya sistemais untuk meningkatkan kualitas sistem nilai dan kebermaknaan
hidup penerima pembiayaan mikro syariah bagi opimalisasi persistensi pemenuhan komitmen sesuai akad. Mekanisme terapi spiritual digambarkan
pada Gambar 23.