30
Usaha Mikro Islami
usaha yang ditawarkannya atau apa yang dia telah tuliskan dalam kontrak. Situasi moral hazard yang terjadi dengan ime-schedule dapat dilihat di bawah
ini.
Exhibit 2.2 Proses terjadinya Moral Hazard
Bayangkan bagaimana situasi di pasar kerja. Meskipun kinerja pekerja agent dapat diveriikasi, misalnya berapa unit barang yang terjual, namun
segala macam usaha menjual barang tersebut idak dapat diveriikasi untuk diapresiasi oleh principal. Sebagai contoh, seorang penjual asuransi jiwa
yang menjual polis asuransi. Penjual asuransi ini akan menerima kontrak yang ditawarkan jika kontrak tersebut menjamin dia mendapat beneit sama
dengan
uility yang dia harapkan sebagai peluang terbaik yang ada saat itu. Hasilnya tentulah seberapa banyak polis asuransi jiwa yang terjual yang dapat
diveriikasi tanpa memedulikan seberapa keras upayanya dalam menjual polis tersebut idak dapat diveriikasi. Pada kenyataannya, waktu yang dihabiskan
untuk menjual polis asuransi tersebut idak dapat dikontrol. Oleh karena itu, perusahaan asuransi idak dapat mengaitkan upah penjualsales asuransi
ini langsung dengan upayanya menjual tapi hanya dengan berapa polis yang mampu dia jual.
Contoh lainnya adalah, seorang penelii idak akan opimal bila dibayar dengan gaji yang tetap per bulan sesuai dengan jam yang dihabiskan bekerja
di laboratorium, misalnya 8 jam sehari. Sangat sulit bagi pimpinan riset principal untuk membedakan bahwa penelii ini sedang berpikir keras
mengenai peneliiannya atau sedang melamun merencanakan liburan di akhir pekan. Dapat disimpulkan bahwa sangat sulit mengontrol input yang
idak dapat diveriikasi, seperi usaha-usaha dan pemikiran-pemikiran yang dilakukan. Selain itu, sejalan dengan keidakpasian project riset di masa yang
akan datang banyak hal-hal yang idak bisa diveriikasi hasilnya.
Dalam banyak kasus, pekerja agent dapat mengobservasi lebih dalam akan
31
Usaha Mikro Islami
suatu keputusan yang principal idak dapat melakukannya. Keidakpasian berlaku bagi kedua pihak, pekerja dan pemberi kerja. Keika suatu kontrak
ditandatangani tapi sebelum kontrak diberlakukan, agent akan memiliki keuntungan dengan mengamai sebuah variabel yang relevan. Contohnya
adalah metode usaha yang akan memberikan hasil yang opimal.
Contoh lain dari situasi yang menciptakan moral hazard adalah keika sebuah perusahaan mempekerjakan seorang agent ekspor impor yang akan
mempresentasikan produknya di mancanegara. Dalam beberapa kasus, perusahaan principal memiliki sedikit informasi mengenai produk-produk
apa saja yang telah ada di negara tersebut, kondisi pasar, dan lain-lain. Informasi-informasi ini sangat pening diketahui untuk merumuskan strategi
terbaik apa yang akan dilakukan agar sukses memperkenalkan produk baru perusahaan. Principal mau idak mau harus merekrut seorang manajer yang
akan menangani masalah ini. Keika seorang manajer agent terpilih dan setuju menandatangani kontrak posisi ini, sebenarnya dia masih belum tahu
banyak mengenai informasi pasar, tapi dia bisa segera mempelajarinya saat mulai bekerja. Principal bisa saja mengamai strategi apa yang dipilih oleh
agent, tapi idak akan bisa mengevaluasi apakah keputusan agent ini adalah yang paling baik dan paling sesuai dengan karakterisik pasar dari produk.
Di sinilah situasi moral hazard terjadi, di mana sulit bagi principal untuk mengontrol keputusan manajer dan manajer bisa saja melakukan berbagai
hal yang idak bisa diamai oleh principal. Keputusan akan strategi yang diambil oleh manajerpun untuk mampu membuat produk perusahaan laku
di pasar internasional, juga idak dapat diintervensi oleh principal karena hasil keputusan akan keefekifan strategi ini baru akan diketahui nani di masa yang
akan datang. Dan di saat itulah principal menyadari apakah mereka merekrut manajer hebat atau manajer yang idak bekerja profesional.
2.3.2. Permasalahan Adverse Selecion
Situasi adverse selecion akan terjadi keika agent memiliki informasi tersembunyi sebelum suatu kontrak perjanjian kerjakerja sama dimulai. Pada
iik ini, principal bisa memveriikasi perilaku agent, tapi idak bisa mengambil keputusan yang opimal di iik ini. Biaya dari keputusan ini sangat tergantung
pada ipe agent itu sendiri. Adverse selecion ini terjadi pada karakterisik proses produksi tertentu yang mana hanya agent tersebut yang merupakan
32
Usaha Mikro Islami
pihak yang memiliki informasi yang lengkap. Keika asymmetric infomaion berhubungan dengan karakterkebiasaan pribadi dari seorang agent, principal
mengetahui bahwa beberapa agent dapat saja memiliki satu dari beberapa ipe yang berbeda yang sulit principal bedakan. Situasi ini dapat dimodelkan
dengan mengasumsikan faktor luarhukum alam memainkan perannya di awal dalam memilih ipe agent. Inilah permainan asymmetric informaion yang bisa
terjadi sebelum menandatangani kontrak kerjasama.
Exhibit 2.3 Proses terjadinya
Adverse Selecion
Untuk mudahnya mengeri keterangan di atas, mari kita pelajari kasus perusahaan asuransi mobil berikut ini. Perusahaan asuransi mobil ini
merupakan perusahaan yang biasa beroperasi di negara maju, sebagai contoh Inggris di mana seiap pengendara mobil haruslah memiliki asuransi
dulu sebelum mengendarai mobil. Dengan adanya polis asuransi ini, maka pengemudi baru bisa memperpanjang “road tax” mobil tersebut yang wajib
dipajang di depan mobil. Petugas rajin memeriksa apakah road tax ini masih berlaku atau idak. Kalau road tax masih berlaku, maka dapat dipasikan
pengemudi mobil tersebut memiliki asuransi yang juga masih berlaku. Asuransi mobil ini melekat kepada pengemudi dan mobil yang dikendarainya. Jadi, idak
bisa orang lain menggunakan mobil seseorang di UK karena idak memiliki asuransi atas mobil tersebut. Seiap tahunnya pengemudi harus memperbarui
memperpanjang asuransi mobilnya dengan mengisi formulir aplikasi asuransi secara online sehingga informasi yang diberikan oleh pengemudi mau idak
mau harus diterima oleh perusahaan asuransi apa adanya. Bisa saja data yang dituliskan idak benar, tapi karena aplikasi semuanya online, sistem
memprosesnya dan mengeluarkan polis dalam beberapa hari kemudian yang juga online. Harga beli polis asuransi mobil sangat beragam tergantung akan
data yang kita isi dan fasilitas yang kita dapatkan. Terkadang kalau mengisi data sejujur-jujurnya, maka polis asuransi yang akan kita bayar bisa sangat-
sangat mahal terutama kalau pengemudi dikelompokkan sebagai high risk
33
Usaha Mikro Islami
client . Di sinilah adverse selecion terjadi dan sangat menarik bila mengetahui
bagaimana tricky-nya kedua belah pihak memainkan kelemahan suatu sistem. Perusahaan asuransi mobil dalam beroperasinya akan berupaya mengurangi
resiko kerugian, karena ada ipe-ipe agent dalam hal ini klien pembeli asuransi yaitu pengemudi mobil yang beragam karakternya. Cukup sulit seidaknya
cukup mahal bagi sebuah perusahaan asuransi untuk mengetahui ipe khusus kliennya keika mulai menentukan jenis perlindungan asuransi yang
sesuai. Dalam proses ajuan asuransi mobil, perusahaan asuransi idak bisa membedakan mana pengemudi yang berhai-hai dan mana pengemudi yang
sembrono careless dalam mengendarai mobil yang memiliki kemungkinan besar peluang terjadinya kecelakaan. Informasi seperi ini menjadi sangat
menarik bagi perusahaan asuransi principal agar menawarkan jenis-jenis kontrak yang berbeda untuk seiap ipe pengemudi agent. Sehingga bisa
membebankan lebih mahal polis asuransi kepada pengemudi yang ugal-ugalan daripada pengemudi yang berhai-hai. Bagaimanapun pada kenyataannya,
keika seorang pengemudi membeli kontrak asuransi mobil, perusahaan asuransi tetap saja idak bisa mengetahui kebiasaan atau karakter pengemudi
tersebut: apakah suka ngebut, suka mengemudi dalam kondisi mabuk atau menggunakan mobil hampir 20 jam per hari. Semua pernyataan pengemudi
saat mengisi formulir asuransi harus diterima oleh perusahaan asuransi apa adanya, bisa dipercaya bisa idak. Situasi inilah yang dihadapi oleh perusahaan
yang dikenal dengan masalah adverse selecion.
2.3.3. Proses Terjadinya Signalling
Setelah mempelajari ipenya sendiri dan sebelum menandatangani sebuah kontrak, seorang agent dapat mengirimkan sebuah signal tanda yang dapat
diperhaikan atau diobervasi oleh principal.
Exhibit 2.4 Proses terjadinya Signalling oleh agent
34
Usaha Mikro Islami
Sebelum principal menawarkan suatu kontrak, agent dapat melakukan berbagai hal yang dapat memengaruhi kepercayaan principal mengenai
idenitas agent tersebut. Kasus seperi ini bisa terjadi keika seorang pekerja agent yang sangat menginginkan pekerjaan mengalami kesulitan dalam
mengukurmemperkirakan apakah majikan principal akan mempekerjakan dia atau idak. Apakah kualiikasinya dapat memenuhi harapan pimpinan
perusahaan dan apakah karakternya sesuai dengan budaya di perusahaan tersebut. Sehingga pekerja tersebut mencoba mengungkapkan mengirimkan
sinyal karakter pribadinya di hadapan majikannya sebelum suatu kontrak dibuat dengan harapan mampu mengubah kontrak yang akan ditandatangani
ini menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Kasus lain juga berlaku “signalling” bagi calon pekerja yang memiliki profesi tertentu yang ingin meyakinkan pemberi kerja principal dengan berusaha
menjelaskan bagaimana rajin, pintar dan berbakatnya dia agent untuk menempai lowonganposisi yang ditawarkan oleh principal sebelum kontrak
terjadi.
Kasus signalling ini juga bisa diterapkan pada proses pemilihan nasabah pendanaan mikro. Seorang petani agent yang menginginkan mendapatkan
pendanaan mikro dari suatu lembaga keuangan mikro principal akan menceritakan kesuksesan usaha taninya sedemikian rupa dan juga kejujurannya
dalam bekerja dan membayar utang masa lalu di depan loan oicers yang sedang mewawancarainya. Petani ini berusaha memberikan sinyal posiif agar
dapat meyakinkan loan oicers untuk memberikan pendanaan kepadanya dengan kontrak yang baik.
Informasi sangat pening dalam industri pasar keuangan dan pasar modal. Sangat sulit bagi investor untuk mengetahui dengan tepat dan akurat kondisi
suatu perusahaan, kualitas investasinya dan risiko dari aset investasi yang telah dibelinya. Oleh karena itu, apapun keputusan yang dilakukan oleh
direktur perusahaan, seperi ingkat rasio utang, rasio aset, aset turn over, dan sebagainya diuji dan dinilai oleh pasar sebagai sebuah signaltanda. Nilai
suatu saham dipengaruhi oleh keputusan-keputusan ini, meskipun teori klasik mikroekonomi menjelaskan bahwa struktur keuangan suatu perusahaan idak
memengaruhi nilai perusahaan. Analisis “signalling” menjelaskan secara rasional fakta di atas. Pasar modal seharusnya merupakan pasar yang memiliki
struktur pasar persaingan sempurna perfect compeiion market, di mana segala informasi dapat diakses oleh publik atau pasar sehingga harga yang
35
Usaha Mikro Islami
tercipta terhadap saham tersebut di pasar sekunder merupakan releksi nilai perusahaan itu sebenarnya.
Terkadang, malahan pemberi pekerjaan principal yang memiliki banyak informasi tersembunyi daripada calon pekerja agent, yang mana informasi
tersebut dapat memengaruhi nasib agent apakah diterima atau ditolak untuk sebuah kontrak. Dalam kasus seperi ini, biasanya principal yang berusaha
mengirimkan signal
mengenai informasi yang dia ketahui tersebut kepada agent
melalui bahasa tubuh atau perilakunya agar agent mengetahui bahwa principal
tahu banyak mengenai informasi pening tersebut. Melalui suatu market intelligent, principal bisa mengetahui dosa masa lalu atau historical
record dari suatu pekerjamanajer, di mana informasi ini bisa menjadi sinyal
yang memengaruhi keputusan principal. Bagaimanapun principal bertugas untuk mendesainmerancang suatu kontrak.
Sangat menarik untuk mengetahui bagaimana suatu kontrak yang didesain dengan baik mampu mengungkap informasi-informasi yang relevan. Gambar
di bawah ini merupakan situasi terjadinya sebuah signal.
Exhibit 2.5 Proses terjadinya penerimaan signalling
Signalling teori juga mampu menjelaskan mengapa dua jenis barang yang
idenik mampu dijual dengan harga yang berbeda. Sebagai contoh, penjualan komputer dari beberapa merek, di mana bahan material luarnya sama, itur
komputer idak berbeda, teknologi sama dan secara keseluruhan mirip satu sama lain. Harga produksi keduanya juga idak jauh berbeda. Jika dijual
dengan harga yang sama karena semua biaya produksi juga hampir sama, pembeli idak akan mampu membedakan satu merek dengan merek lainnya.
Tapi, pada kenyataan yang kita temui di pasar, kita mengetahui bahwa ada komputer yang mahal dan ada yang murah atau ada yang sedikit lebih mahal
dari yang lainnya. Sering juga komputer tersebut dijual mahal karena ada garansi yang lebih baik dan layanan purna jual yang excellence dibanding
dengan merek lainnya. Sehingga perbedaan harga merupakan sinyal untuk menyampaikan bahwa satu produk lebih baik dari produk lainnya. Dengan
36
Usaha Mikro Islami
memberikan garansi yang lebih lama, pelayanan purna jual yang lebih baik dapat dikatakan ini merupakan “signal” dari perusahaan bahwa komputer
bermerek X berkualitas dibandingkan dengan yang lainnya.
2.4 Model Dasar
Pada subbab ini akan dijelaskan konsekuensi dari situasi di mana asymmetric informaion terjadi. Masih menggunakan hubungan antara dua pihak, baik
individu atau insitusi di satu pihak principal dan individuinsitusi lain agent di pihak lain. Pada model dasar ini, kedua pihak memiliki informasi yang sama,
baik informasi yang dimiliki sebelum suatu hubungan kontrak dilakukan atau selama hubungan kontrak dijalankan. Kita akan mempelajari bahwa upahgaji
dari pekerja agent ditentukan oleh distribusi risiko opimal antara parisipan principal dan agent.
Kombinasinya sebagai berikut : 1. Jika principal adalah risk-neutral dan agent adalah risk-averse, eisiensi
akan terjadi bila agent menerima upah tetap dalam sebuah hubungan kontrak. Besarnya upah ini idak tergantung pada berapa besar keuntungan
usaha yang dijalankan. Keuntungan bisnis ini sangat tergantung pada kesuksesan kerja dan berbagai usaha yang telah dilakukan. Contohnya,
upah buruh harian agent yang tetap, misalkan Rp75.000hari di suatu pabrik sepatu. Berapapun keuntungan perusahaan dari penjualan sepatu
ini naninya idak ada pengaruhnya terhadap upah buruh tadi. Tapi, hasil kinerja buruh yang baik kerapian dan skill pengerjaan yang inggi sangat
memengaruhi penjualan sepatu ini dan berujung proit untuk perusahaan.
2. Jika agent adalah risk-neutral dan principal adalah risk-averse, kontrak yang
opimal adalah dalam bentuk franchise, di mana agent membayar sejumlah fee franchise tetap kepada principal dan agent dapat menerimamenikmai
semua keuntungan usaha di luar fee tadi sebagai kompensasinya. Jadi, principal
idak bisa menuntut persentase keuntungan di luar fee franchise yang telah ditetapkan dalam kontrak. Sebaliknya, agent termoivasi untuk
dapat memaksimumkan upaya untuk mendapatkan keuntungan sebesar- besarnya bagi perusahaannya.
3. Jika agent dan principal sama-sama risk-averse, maka kontrak akan
dilakukan untuk mendapatkan opimal distribusi resiko di antara kedua pihak ini menurut ingkatan risk-aversion mereka masing-masing.
37
Usaha Mikro Islami
2.4.1 Deskripsi Model
Seperi yang telah dijelaskan sebelumnya ada dua pihak parisipan yang terlibat dalam suatu kontrak, principal dan agent. Principal bertanggung
jawab dalam merancang dan mengusulkan suatu kontrak, sementara agent adalah oranglembaga yang dikontrak dan mengemban tanggung jawab kerja
yang telah diuraikan dalam sebuah kontrak. Agent ini dapat menolak untuk menandatangani kontrak ataupun menerima kontrak. Hubungan kontrak ini
menghasilkan suatu hasil yang memiliki nilai moneter yang bisa kita sebut sebagai x. Jadi dapat kita rumuskan bahwa x adalah kemungkinan hasil yang
akan diperoleh. Hasil akhir yang akan diperoleh sangat tergantung dari usaha upaya yang dilakukan oleh agent yang telah mendedikasikan dirinya untuk
melaksanakan tugas sesuai kontrak. Upaya agen ini diwakilkan dengan simbol e
dan nilai dari sebuah variabel random bagi kedua pihak yang memiliki distribusi awal yang sama.
Sebagai contoh, mari kita bayangkan sebuah hubungan antara petugas pemeriksa pajak agent dan otoritas pajak principal. Hasil dari hubungan
kerja ini adalah banyak pajak yang masuk ke negara dan jumlah penghindar pajak yang mampu dideteksi ditemukan. Besarnya uang pajak yang dapat
dikumpulkan sangat tergantung pada kinerja atau dedikasi petugas pajak ini di lapangan. Selain itu, hasil juga dipengaruhi akan kompleksitas kondisi di
lapangan dan bentuk formulir pajak yang tersedia merupakan the random variable
. Dengan cara pandang yang sama, kita bisa melihat bahwa hasil kerja penjualan
toko dari seorang penjaga toko agent sangat tergantung pada usahanya lamanya bekerja di toko, keramahannya melayani, kemampuannya menjual,
menata barang dagangan agar terlihat rapi dan menarik pengunjung. Tapi, jangan lupa, hasil penjualan ini juga dipengaruhi oleh faktor keberuntungan
seberapa banyak orang yang singgah ke toko tersebut, situasi ekonomi secara keseluruhan, lokasi strategis toko tersebut, dan faktor cuaca musim hujan
pengunjung banyak mencari payung yang merupakan random variable.
Jika kemungkinan hasil adalah inite, kita dapat menulis bahwa kemungkinan hasil x dengan syarat bahwa ada usahaupaya e sebagai berikut: