Pendekatan Terintegrasi Pengusaha Mikro

134 Usaha Mikro Islami pembiayaan. Adapun penyebab terbatasnya akses pembiayaan, baik dari lembaga keuangan mikro maupun perbankan, terhadap usaha mikro pada umumnya karena iga hal, di antaranya: idak adanya collateral, idak adanya manajemen keuangan yang baik pencatatan, dan minimnya kualitas sumber daya manusia. Dalam ekonomi dan keuangan Islam, ada sebuah alternaif yang dapat dijadikan sumber pembiayaan, yaitu melalui Islamic social fund. Islamic social fund merupakan bagian dari ekonomi Islam yang melipui sektor zakat dan wakaf. Zakat merupakan sebuah dana yang dipergunakan untuk kesejahteraan mustahik. Mustahik merupakan orang-orang miskin yang berhak menerima zakat. Hal ini mempunyai relevansi dengan usaha mikro karena mayoritas usaha mikro tergolong pada kelompok mustahik. Cara ini dapat dijadikan sebuah dasar dalam menciptakan alternaif pembiayaan, khususnya terhadap usaha mikro yang kesulitan mendapatkan akses pembiayaan, baik dari lembangan keuangan mikro maupun perbankan. Jadi, dana zakat dapat dijadikan sebagai instrumen pembiayaan bagi usaha mikro. Dalam penyaluran zakat sebagai sumber pembiayaan kepada usaha mikro, terlebih dahulu melewai proses ilter. Proses ilter sebagai tahapan awal untuk menyaring serta menyeleksi recipient atau mustahik hasil seleksi, sehingga naninya akan mendapatkan sebuah calon pengusaha yang mempunyai prospek dan pengusaha yang idak mempunyai prospek. Pengusaha yang mempunyai prospek yang baik akan mendapatkan fasilitas. Salah satu aspek yang dilihat adalah aspek spiritual moral dapat digunakan untuk mengungkap secara akurat segala informasi yang dibutuhkan pada proses screeningilter dalam proses pemilihan dan penyiapan recipient. Pilihan untuk menggunakan jasa keuangan syariah ini diasumsikan built-in dengan pilihan untuk merespons proses pembiayaan yang sesuai dengan nilai- nilai yang yang sesuai dengan kriteria dan aspek-aspek dalam penerimaan dana zakat yang berdasarkan aspek ekonomi dan sosial, termasuk di dalamnya adalah sikap dan perilaku nilai-nilai spiritual . Dalam prakiknya, terbuki nilai- nilai tersebut mendukung eisiensi dan akurasi prosesi pembiayaan. Di Sudan, misalnya, proses screening aplikasi pembiayaan syariah microinance berjalan sangat sederhana, namun jumlah pembiayaan macet sangat kecil Badr-El-Din Ibrahim, 2004. 51 51 Works on Islamic Banking Islamic Finance, 2004. Prof. Ibrahim adalah mantan penasihat direktur Bank Islam Sudan 1993-1996. 135 Usaha Mikro Islami Penerapan sistem Islamic social fund memberi ruang yang memadai bagi para penerima zakat untuk berkonsentrasi penuh pada pengelolaan usahanya. Wilson 2005 menyatakan, bahwa semangat dan keterampilan kewirausahaan enterpreneurship menjadi kurang berkembang bila sang pengusaha terganggu oleh kekhawairan berlebihan atas manajemen risiko. Dalam sistem zakat, idak ada kewajiban bagi penerima dana zakat untuk mengambalikan dana yang telah diterima refund. Akan tetapi, ada tuntutan secara sosial dan spiritual keika usahanya telah berkembang, maka ada kewajiban atau keharusan untuk menyisihkan sebagian hartanya pada sektor zakat. Hasil dari dana zakat tersebut akan disalurkan kembali kepada mustahik-mustahik yang membutuhkan. Inilah yang menjadi sebuah sistem di mana orang yang mempunyai kemampuan secara inansial memberikan dorongan terhadap orang-orang yang membutuhkan, khususnya mustahik. Kegiatan pendampingan hanya efekif jika dijalankan secara komprehensif. Oleh karena itu, kegiatan pendampingan pada program ini melipui pengembangan pelaku usaha mikro pada sisi spiritualitas, produkivitas dan efekivitas penggunaan tools teknologi, serta pengetahuan dan keterampilan manajerial pengusaha mikro, sehingga mereka bisa mengembangkan usahanya dan mencapai prestasi kemitraan yang ideal. Dengan demikian, pola pendampingan yang dijalankan untuk pengusaha mikro melipui: spiritual treatment terapi spiritual, managerial treatment terapi manajerial, dan technological treatment terapi teknologi. Kegiatan spiritual diharapkan mendorong munculnya kesadaran dan perilaku kesalehan peserta sehingga mampu menjalankan amanahnya dengan baik. Kegiatan pelaihan manajerial diharapkan bisa membantu pengusaha mikro mengembangkan kapasitas pengelolaan usahanya agar lebih terarah, efekif, dan eisien, yang bermuara pada pertumbuhan usaha yang konsisten. Sementara, kegiatan pengenalan dan aplikasi teknologi diharapkan dapat membantu meningkatkan kemampuan pelaku usaha mikro dalam penggunaan perangkat teknologi tepat guna untuk peningkatan eisiensi usaha. Hasil pendampingan dan pelaihan terhadap pelaku usaha mikro tersebut kemudian dideskripsikan dan diveriikasi secara staisik untuk membukikan signiikansi hipotesis bahwa keiga pendampingan dan pelaihan kepada pelaku usaha mikro berpengaruh posiif terhadap kinerja usaha mikro. 136 Usaha Mikro Islami

5.2. Konsep Dasar Pendampingan dan Pelaihan

5.2.1. Latar Belakang Pendampingan dan Pelaihan

Kegiatan pendampingan spiritual terhadap pelaku usaha mikro yang diobservasi diharapkan dapat mensimulasi peningkatan integritas observan sehingga mereka selalu menjaga komitmennya dengan lembaga keuangan mikro syariah mitranya. Dengan kata lain, terapi spiritual diharapkan bisa meminimalkan agency problem yang ada dalam hubungan muammalah pembiayaan syariah. Sementara itu, dalam kegiatan pelaihan manajerial bagi pelaku usaha mikro, target diharapkan bisa membantu mereka menjalankan 4 fungsi manajemen manajemen SDM, manajemen pemasaran, manajemen keuangan, dan manajemen operasi, sehingga usaha mereka menjadi viable dan layak memperoleh atau melanjutkan pembiayaan syariah. Selanjutnya, kegiatan pelaihan teknologi terhadap pelaku usaha mikro diharapkan bisa membantu mereka memilih dan menggunakan tools atau teknologi yang efekif sehingga proses produksi barang atau pelayanan jasa mereka dapat berjalan lebih eisien. Exhibit 5.2 Kerangka Kerja Pendampingan Dan Pelaihan Dengan demikian, hasil keiga pendampingan dan pelaihan di atas diharapkan bermuara pada usaha observan yang tumbuh konsisten dan viable untuk memperoleh pembiayaan syariah lihat Gambar 18. 137 Usaha Mikro Islami

5.2.2. Kegiatan Pendampingan dan Pelaihan

5.2.2.1. Kegiatan Pendampingan Spiritual

Kegiatan pendampingan spiritual secara umum bertujuan untuk membentuk karakter pelaku usaha mikro yang mengintegrasikan nilai-nilai spiritualitas Islam dalam kegiatan muammalah -nya sehingga memiliki komitmen inggi terhadap pemenuhan kewajiban atas pembiayaan syariah yang diterimanya. Riset terkait yang dilakukan bertujuan untuk mengkaji dampak pendampingan spiritual terhadap kinerja pelaku usaha mikro secara khusus. Kegiatan pendampingan Spiritual bertujuan untuk: 1. Menumbuhkan pribadi dan jiwa kewirausahaan pelaku usaha mikro melalui pendekatan spiritual; 2. Mengembangkan sikap kerja kewirausahaan pengusaha mikro melalui pendekatan psikoreligius; 3. Mengkaji dampak pendampingan spiritual terhadap pribadi, jiwa, dan sikap kerja kewirausahaan pelaku usaha mikro.

A. Latar Belakang Terapi Spiritual

Kegiatan pendampingan spiritual berangkat dari ilosoi dasar berikut: Q.S Al Qashash 28:26 “Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Ya, Bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja pada kita, karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja pada kita ialah orang yang kuat qawiyyun lagi dapat dipercaya aamin.” Ayat tersebut dapat ditafsirkan bahwa mentalitas wirausaha dibangun atas 2 karakterisik dasar, yaitu kompetensi dan komitmen. Kompetensi dibentuk melalui peningkatan keterampilan. Komitmen dibentuk melalui pendekatan spiritualitas dan pendekatan psikoreligius dengan iik tekan pada kepribadian dasar dan jiwa kewirausahaan serta sikap kerja.                                                