Faktor Pendorong dan Penghambat Pengembangan Ekonomi Kreatif

di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 84 Pemerintah Kabupaten Jember harus lebih memandang serius ekonomi kreatif di wilayahnya sebagai industri yang berpotensi mendatangkan PAD. Untuk mempercepat pengembangan ekonomi kreatif perlu dilakukan sinergi dan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan ekonomi kreatif pelakupraktisi, akademisi, komunitas maupun instansi pemerintah.

5.4 Faktor Pendorong dan Penghambat Pengembangan Ekonomi Kreatif

Berbahan Baku Lokal Di Kabupaten Jember Strategi penerapan yang perlu dilakukan dalam pengembanga ekonomi kreatif di Kabupaten Jember dijabarkan dalam bentuk kebijakan dan program kerja. Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh lembaga yang berwenang untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan programkegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan, serta visi dan misi instansi pemerintah. Program adalah kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah ataupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat, guna mencapai sasaran tertentu. Pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Jember, dititikberatkan pada faktor- faktor pendorong dan penghambat. Berdasarkan analisis situasi, maka diperoleh beberapa faktor pendorong dan faktor penghambat dalam pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Jember. Untuk mengetahui strategi yang sesuai diterapkan dalam kegiatan tersebut, maka digunakan analisis FFA Force Field Analysis. FFA Force Field Analysis merupakan suatu alat analisis yang digunakan dalam merencanakan perubahan berdasarkan adanya faktor pendorong dan penghambat. Hasil analisis FFA ini nantinya akan memunculkan sebuah strategi fokus yang meminimalisasi hambatan kunci dengan mengedepankan faktor yang menjadi kekuatan kunci ke arah tujuan yang akan dicapai. Berdasarkan identifikasi dan survey lapang menunjukankan bahwa dalam membuat masterplan ekonomi kreatif terdapat faktor pendorong dalam pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Jember. Terdapat 11 Faktor pendorong dan 13 faktor penghambat dalam pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Jember. di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 85 Berikut 11 Faktor pendorong dalam pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Jember: 1. Ketersediaan bahan baku lokal 2. Pasar menjanjikan 3. Bahan baku lokal diolah menjadi berbagai produk kerajinan 4. Bahan baku lokal dapat sebagai pengganti bahan baku impor 5. Harga industri kreatif cenderung meningkat 6. Industri berbahan baku lokal menciptakan nilai tambah 7. Industri kreatif penyerap tenaga kerja 8. Industri kreatif berbahan lokal berdampak terhadap kesejahteraan kelompok masyarakat kreatif 9. Ketertarikan masyarakat terhadap produk industri kreatif 10. Berkembangnya otlet atau rumah pamer industri kreatif 11. Industri kreatif mendukung kebijakan pengembangan ekonomi Berikut 13 Faktor penghambat dalam pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Jember: 1. Keterbatasan bahan baku lokal dalam industri kreatif mempengaruhi produktivitas 2. Ragam kualitas bahan baku industri kreatif 3. Belum terjaminnya kontinyuitas bahan baku 4. Persaingan dalam penggunaan bahan baku antar industri kreatif 5. Desain berdasarkan bahan baku lokal berjalan lambat 6. Rendahnya motivasi pelaku industri kreatif menggunakan bahan baku lokal 7. Penerapan teknologi industri lokal relatif sederhana 8. Terbatasnya pengusahaan industri kreatif 9. Belum terintegrasinya sektor hulu-hilir 10. Keterbatasan infrastruktur 11. Keterbatasan akses terhadap lembaga keuangan 12. Belum optimalnya lembaga ditingkat pelaku industri kreatif 13. Kebijakan dan regulasi belum mendukung di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 86 Tabel 5.18 Faktor Pendorong dan Penghambat Penyusunan Masterplan Pengembangan Ekonomi Kreatif No Faktor Pendorong No Faktor Penghambat 1 Ketersediaan bahan baku lokal 1 Keterbatasan bahan baku lokal dalam industri kreatif mempengaruhi produktivitas 2 Pasar menjanjikan 2 Ragam kualitas bahan baku industri kreatif 3 Bahan Baku lokal diolah menjadi berbagai produk kerajinan 3 Belum terjaminnya kontinyuitas bahan baku 4 Bahan baku lokal dapat sebagai pengganti bahan baku impor 4 Persaingan dalam penggunaan bahan baku antar industri kreatif 5 Harga industri kreatif cenderung meningkat 5 Desain berdasarkan bahan baku lokal berjalan lambat 6 Industri berbahan baku lokal menciptakan nilai tambah 6 Rendahnya motivasi pelaku industri kreatif menggunakan bahan baku lokal 7 Industri kreatif penyerap tenaga kerja 7 Penerapan teknologi industri lokal relatif sederhana 8 Industri kreatif berbahan lokal berdampak terhadap kesejahteraan kelompok masyarakat kreatif 8 Terbatasnya pengusahaan industri kreatif 9 Ketertarikan masyaraktan terhadap produk industri kreatif 9 Belum terintegrasinya sektor hulu- hilir 10 Berkembangnya otlet atau rumah pamer indsutri kreatif 10 Keterbatasan infrastruktur 11 Industri kreatif mendukung kebijakan pengembangan ekonomi 11 Keterbatasan akses terhadap lembaga keuangan 12 Belum optimalnya lembaga ditingkat pelaku industri kreatif 13 Kebijakan dan regulasi belum mendukung Faktor pendorong pada ekonomi kreatif dapat didefinisikan sebagai hal-hal yang menjadi kekuatan strenght dan peluang opportunities. Faktor-faktor tersebut nantinya akan ditentukan menjadi kekuatan kunci keberhasilan dalam kegiatan ekonomi kreatif di kabupaten Jember berdasarkan pendapat ekspert. Adanya kekuatan pasti ada juga kelemahan-kelemahan yang harus diminimalisasi untuk memaksimalkan kekuatan tersebut. Faktor penghambat dalam pekonomi kreatif dapat didefinisikan sebagai kelemahan weakness dan ancaman treaths. Faktor penghambat ini nantinya akan ditentukan sebagai penghambat kunci yang harus diminimalisasi demi tercapainya tujuan. Identifikasi yang dilanjutkan pada penilaian faktor di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 87 pendorong dan faktor penghambat akan menghasilkan nilai-nilai yang dapat digunakan dalam merumuskan strategi. Penilaian yang dilakukan pada proses analisis FFA ini merupakan penilaian kualitatif yang dikuantifikasikan dengan skala nilai 1-5. Penilaian tersebut melalui proses jajak pendapat brainstorming dari para ekspert. Hasil penilaian tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabel evaluasi faktor pendorong dan faktor penghambat. Berdasarkan hasil analisa FFA mengenai penilaian faktor pendorong dan faktor penghambat seperti pada Tabel evaluasi faktor pendorong dan Tabel evaluasi faktor penghambat, maka dapat diketahui nilai dari Total Nilai Bobot TNB masing-masing faktor. Berdasarkan nilai TNB tersebut maka dapat ditentukan Faktor Kunci Keberhasilan FKK pada penyusunan masterplan yaitu dengan melihat nilai TNB yang terbesar. FKK disini terbagi menjadi dua, yaitu FKK pendorong dan FKK penghambat. di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 88 Tabel 5.19 Evaluasi Faktor Pendorong Masterplan Pengembangan Ekonomi Kreatif No Faktor Pendorong BF ND NRK NBD NBK TNB FKK D1 Harga industri kreatif cenderung meningkat 0.06 4 3.67 0.24 0.22 0.47 D2 Pasar menjanjikan 0.10 4 3.63 0.41 0.37 0.78 D3 Bahan Baku lokal diolah menjadi berbagai produk kerajinan 0.10 3 3.83 0.31 0.39 0.70 D4 Bahan baku lokal dapat sebagai pengganti bahan baku impor 0.10 4 3.42 0.41 0.35 0.76 D5 Ketersediaan bahan baku 0.12 3 3.88 0.37 0.47 0.84 D6 Industri kreatif berbahan lokal berdampak terhadap kesejahteraan kelompok masyarakat kreatif 0.08 4 3.17 0.33 0.26 0.59 D7 Industri kreatif penyerap tenaga kerja 0.08 3 3.67 0.24 0.30 0.54 D8 Industri berbahan baku lokal menciptakan nilai tambah 0.12 3 3.79 0.37 0.46 0.83 D9 Ketertarikan masyaraktan terhadap produk industri kreatif 0.06 3 3.63 0.18 0.22 0.41 D10 Berkembangnya otlet atau rumah pamer indsutri kreatif 0.06 3 3.46 0.18 0.21 0.40 D11 Industri kreatif mendukung kebijakan pengembangan ekonomi 0.10 3 3.33 0.31 0.34 0.65 : merupakan prioritas FKK Keterangan: BF : Bobot Faktor TNB : Total Nilai Bobot ND : Nilai Dukungan FKK : Faktor Kunci Keberhasilan NRK : Nilai Rata-rata Keterkaitan NBD : Nilai Bobot Dukungan NBK : Nilai Bobot Keterkaitan 88 B ap pe ka b J e m b e r d e ng an L e m lit U ni v. J e m b e r Pe ny us un an M as te rp la n Pe ng em b an ga n E ko no m i K re at if B e rb as is b ah an B ak u L ok al d i K ab up at en J e m b e r di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 89 Pada tabel dapat diketahui FKK pendorong, yaitu faktor D5 Ketersediaan bahan baku dengan skor urgensi sebesar 0.84; dan D8 Industri berbahan baku lokal menciptakan nilai tambah, dengan nilai urgensi sebesar 0.83, Fakta dilapang menunjukkan bahwa bahan baku lokal tersedia banyak, sehingga pelaku industri kreatif lebih dapat memanfaatkannya. Bagi pelaku industri kreatif skala usaha rumah tangga dan kecil tidak mengalami kesulitan untuk membuat kreatifitas usaha. Strategi melakukan diversifikasi penggunaan bahan lokal akan membantu kelancaran usahanya sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku import. Di samping itu, bahan lokal akan memberikan nilai tambah bagi industri kreatif merupakan faktor pendorong terhadap ekonomi kreatif. Oleh karena itu, nilai tambah semakin besar membuka peluang untuk usaha di indsutri kreatif. di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 90 Tabel 5.20 Evaluasi Faktor Penghambat Masterplan Pengembangan Ekonomi Kreatif No Faktor Penghambat BF ND NRK NBD NBK TNB FKK H1 Keterbatasan bahan baku lokal dalam industri kreatif mempengaruhi produkstivitas 0.08 3 3.13 0.23 0.24 0.46 H2 Ragam kualitas bahan baku industri kreatif 0.06 3 2.92 0.18 0.18 0.36 H3 Belum terjaminnya kontinyuitas bahan baku 0.09 4 3.88 0.36 0.35 0.72 H4 Persaingan dalam penggunaan bahan baku antar industri kreatif 0.11 3 3.46 0.32 0.37 0.68 H5 Desain berdasarkan bahan baku lokal berjalan lambat 0.12 3 3.83 0.36 0.46 0.85 H6 Rendahnya motivasi pelaku industri kreatif menggunakan bahan baku lokal 0.06 4 3.50 0.24 0.21 0.45 H7 Penerapan teknologi industri lokal relatif sederhana 0.06 4 3.58 0.24 0.22 0.46 H8 Terbatasnya pengusahaan industri kreatif 0.11 4 3.50 0.42 0.37 0.80 H9 Belum terintegrasinya sektor hulu-hilir 0.06 4 3.38 0.24 0.20 0.45 H10 Keterbatasan infrastruktur 0.06 4 3.46 0.24 0.21 0.45 H11 Keterbatasan akses terhadap lembaga keuangan 0.06 4 3.33 0.24 0.20 0.44 H12 Belum optimalnya lembaga ditingkat pelaku industri kreatif 0.06 2 3.50 0.12 0.21 0.33 H13 Kebijakan dan regulasi belum mendukung 0.08 3 3.42 0.23 0.26 0.49 : merupakan prioritas FKK Keterangan: BF : Bobot Faktor NRK : Nilai Rata-rata Keterkaitan NBK : Nilai Bobot Keterkaitan ND : Nilai Dukungan NBD : Nilai Bobot Dukungan TNB : Total Nilai Bobot FKK : Faktor Kunci Keberhasilan 90 B ap pe ka b J e m b e r d e ng an L e m lit U ni v. J e m b e r Pe ny us un an M as te rp la n Pe ng em b an ga n E ko no m i K re at if B e rb as is b ah an B ak u L ok al d i K ab up at en J e m b e r di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 91 Pada tabel dapat diketahui juga FKK penghambat masteplan ekonomi kreatif, yaitu faktor H5 Desain berdasarkan bahan baku lokal berjalan lambat dengan nilai urgensi faktor sebesar 0,85 dan H8 Terbatasnya pengusahaan industri kreatif dengan nilai urgensi faktor sebesar 0,80. Upaya mewujudkan ekonomi kreatif yang dapat memberikan tingkat pendapatan belum sesuai harapan dan bahkan cenderung berjalan lambat karena implementasinya dihadapkan beberapa kendala, antara lain: pertama teknologi industri kreatif belum menyentuh minat dan ketertarikan pengrajin; dan kedua kebijakan pemerintah yang belum menyentuh langsung kepada pengrajin industri kreatif dan tumpang tindih serta kurang konsisten antara program yang satu dengan program yang lainnya. Kondisi tersebut menyebabkan perkembangan ekonomi kreatif yang didalamnya ada industri kreatif berjalan lambat, termasuk terbatasnya pengrajin yang inovatif. Gambar 5.15 Medan Kekuatan Masterplan Pengembangan Ekonomi Kreatif Berdasarkan Gambar 5.15 maka dapat diketahui arah dan nilai masing-masing faktor pendorong maupun faktor penghambat kegiatan masterplan ekonomi kreatif. Panjang anak panah menyatakan besarnya TNB dari masing-masing faktor sedangkan arah anak panah merupakan tarik menarik antara faktor penghambat dan faktor di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 92 pendorong. Jumlah seluruh nilai TNB pendorong sebesar 6.95 sedangkan jumlah seluruh nilai TNB penghambat sebesar 6.90. TNB pendorong lebih besar daripada TNB penghambat. Artinya pembuatan masterplant ekonomi kreatif memiliki potensi untuk dikembangkan karena memiliki keunggulan. Namun demikian, perlu rancangan pola strategi untuk mengoptimalkan keunggulan tersebut, agar mampu memenuhi persyaratan pembuatan masterplant ekonomi kreatif. Selanjutnya, setelah diketahui arah pengembangan merumuskan strategi yang sesuai dengan hasil FKK. Strategi ini merupakan cara yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan adanya strategi yang sesuai, kegiatan pengembangan nantinya agar tepat sasaran. Berdasarkan hasil analisa FFA, maka strategi yang paling efektif adalah dengan menghilangkan atau meminimalisasi hambatan kunci dan optimalisasi pendorong kunci ke arah tujuan yang akan dicapai. Pendekatan yang demikian ini merupakan pendekatan strategi fokus. Strategi fokus pada hasil analisa FFA dapat dirumuskan bahwa kekuatan atau pendorong kunci yang telah dipilih difokuskan ke arah tujuan yang telah ditetapkan yaitu untuk materplan ekonomi kreatif. FKK pendorong, yaitu faktor yaitu faktor D5 Ketersediaan bahan baku dengan skor urgensi sebesar 0.84; dan D8 Industri berbahan baku lokal menciptakan nilai tambah, dengan nilai urgensi sebesar 0.83. Sedangkan FKK penghambat faktor H5 Desain berdasarkan bahan baku lokal berjalan lambat dengan nilai urgensi faktor sebesar 0,85 dan H8 Terbatasnya pengusahaan industri kreatif dengan nilai urgensi faktor sebesar 0,80. Dengan demikian, menurut ekspert, hal penting yang menjadi potensi pendorong adalah “ Optimalisasi pemanfaatan bahan baku lokal yang melibatkan pemerintah, dunia usaha, masyarakat lokal, organisasi, Perguruan Tinggi, dan kelembagaan lokal untuk mengembangkan industri kreatif berbasis bahan baku lokal”. Berdasarkan analisis FFA, maka disusunlah arah pengembangan ekonomi kreatif Kabupaten Jember seperti dijelaskan pada sub bab beikut ini.

5.5 Sasaran Pengembangan Ekonomi Kreatif di Kabupaten Jember