Analisis Biaya dan Pendapatan Analisis FFA

di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 6 Keuntungan dari teknik ini adalah peneliti dapat mengetahu kondisi informan serta ekspresi dari informan. Adapun faktor yang mempengaruhi hasil wawancara adalah peneliti pewawancara, responden biasanya dalam wawancara disebut informan karena memberikan pernyataan lisan atau informasi, topik penelitian dan situasi saat wawancara Luwesagustina. 2010.

3.4 Metode Analisis

3.4.1 Analisis Biaya dan Pendapatan

Rahardja dan Manurung 2000 mengemukakan pendapatnya bahwa total biaya total cost yang terdiri dari total biaya tetap Total Fixed Cost dan total biaya variabel Total Variable Cost, dapat diformulasikan dalam rumus sebagai berikut: TC= FC + VC Keterangan: TC = Total cost Rp FC = Fixed cost Rp VC = Varible cost Rp. Penerimaan diperoleh dengan mengalikan besarnya produksi dengan harga jual yang berlaku pada saat penelitian. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut: TR= P × Q Keterangan: TR = Total Revenue Rp. P = Price atau Harga jual Rp. Q = Quantity atau Jumlah produksi Kgunit. Sedangkan untuk mengetahui tingkat pendapatan maka dianalisis dengan formula sebagai berikut Soekartawi, 1999: Y = TR – TC TR = P.Q TC = TFC + TVC Keterangan: Y = Pendapatan yang diperoleh Rp P = Harga satuan output Rp di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 7 Q = Jumlah output yang dijual kgunit TR = Total penerimaan Rp TC = Total biaya Rp TFC = Total biaya tetap Rp TVC = Total biaya variabel Rp Kriteria Pengambilan Keputusan: 1. Apabila hasil analisis diperoleh TR TC, maka pengusaha kerajinan ekonomi kreatif menguntungkan. 2. Apabila hasil analisis diperoleh TR = TC, maka pengusaha kerajinan ekonomi kreatif berada pada kondisi impas. 3. Apabila hasil analisis diperoleh TR TC, maka pengusaha kerajinan ekonomi kreatif tidak menguntungkan rugi.

3.4.2 Analisis FFA

Penentuan strategi pengembangan ekonomi kreatif berbahan baku lokal berdasarkan faktor-faktor pendorong dan faktor penghambat. Penentuan faktor pendorong dan penghambat tersebut dari wawancara dengan expert kemudian dianalisis menggunakan metode FFA Force Field Analysis atau analisis medan kekuatan. Analisis ini berguna untuk menentukan arah perubahan dari sebuah kegiatan, dalam hal ini adalah pengembangan ekonomi kreatif berbahan baku lokal. Menurut Sianipar 2003, faktor-faktor yang merupakan pendorong dan penghambat itu bersumber dari internal dan eksternal. Pendorong merupakan perpaduan antara kekuatan strengths dan kesempatan opportunities, sedangkan penghambat adalah perpaduan antara kelemahan weaknesses dan ancaman threats. Pada praktik FFA ini, hanya dibagi menjadi dua faktor, yaitu faktor pendorong dan faktor penghambat. Alasannya yang pertama adalah memudahkan peneliti dalam menentukan sekaligus memasukkan faktor-faktor yang ada dilapang ke dalam faktor pendorong dan faktor penghambat. Kedua, penentuan faktor tersebut berdasarkan teori dan pengembangan di lapang secara makro, artinya tidak berada dalam suatu instansikelompok tertentu. Penilaian terhadap setiap faktor yang teridentifikasi sangat menentukan faktor keberhasilan tujuan. Penentuan nilai dilakukan dengan menganalisis faktor pendorong dan di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember penghambat pengembangan ekonomi kreatif berbahan baku lokal. Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam menilai setiap faktor, yaitu : 1 Urgensi faktor terhadap tujuan, terdiri dari Nilai Urgensi NU dan Bobot Faktor BF, 2 Dukungan faktor terhadap tujuan, terdiri dari Nilai Dukungan ND dan Nilai Bobot Dukungan NBD, dan 3 Keterkaitan antar faktor terhadap tujuan, terdiri dari Nilai Keterkaitan NK, Nilai Rata- rata Keterkaitan NRK, dan Nilai Bobot Keterkaitan NBK. Penilaian setiap faktor pendorong dan faktor penghambat tersebut dapat dilakukan secara kuantitatif, tetapi tanpa didukung dengan data yang akurat sangat sulit dilakukan. Secara umum, maka penilaian tersebut dapat dilakukan menggunakan nilai kualitatif yang dikuantifikasikan. Menentukan aspek nilai urgensi NU dari setiap faktor pendorong dan faktor penghambat, maka dapat dilakukan dengan teknik komparasi. Teknik komparasi disini yaitu dengan membandingkan antara satu faktor dengan faktor yang lainnya dengan menggunakan pertanyaan “mana yang lebih urgen antara faktor D1 dan D2 dalam mendukung pencapaian tujuan”. Pada penilaian nilai urgensi faktor ini maka didesain suatu format komparasi seperti disajikan Tabel 3.1 Tabel 3.1 Tingkat Urgensi antar Faktor No. Faktor-faktor Tingkat Komparasi Urgensi Faktor Nilai Urgensi NU D1 D2 D3 D4 1. D1 x 2. D2 x 3. D3 x 4. D4 x Total Nilai Urgensi TNU…………………………………………= Penentuan nilai untuk aspek dukungan dan aspek keterkaitan faktor menggunakan skala likert. Memperhatikan faktor pendorong dan penghambat yang teridentifikasi secara langsung dari expert, maka dapat dinilai secara kuantitatif dengan memakai skala nilai antara 1 – 5. ketentuan nilai tersebut yaitu, Angka 5 : sangat tinggi nilai dukungannilai keterkaitan. Angka 4 : tinggi nilai dukungannilai keterkaitan. Angka 3 : cukup nilai dukungannilai keterkaitan. di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember Angka 2 : kurang nilai dukungannilai keterkaitan. Angka 1 : sangat kurang nilai dukungannilai keterkaitan. Berdasarkan nilai tersebut kemudian dihitung nilai urgensi dari setiap faktor yang diperbandingkan. Nilai urgensi masing-masing faktor selanjutnya dilakukan pembobotan kemudian dimasukkan dalam tabel evaluasi. Nilai akhir dari tabel evaluasi adalah nilai faktor kunci keberhasilan FKK. Nilai FKK masing-masing faktor pendorong dan penghambat kemudian dibuat grafik. Besarnya nilai FKK diwujudkan dalam bentuk garis dengan arah yang berlawanan antara faktor pendorong dan faktor penghambat. Grafik skala tersebut menunjukkan seberapa besar nilai masing-masing faktor untuk mendorong atau menghambat pengembangan ekonomi kreatif berbahan baku lokal. Berdasarkan grafik tersebut dapat dirumuskan strategi yang tepat untuk diterapkan dalam pengembangan ekonomi kreatif. di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 20

4.1 Kondisi Wilayah dan Letak Geografis Kabupaten Jember