Struktur Perekonomian Kelayakan Produk-Produk Ekonomi Kreatif Berbahan Baku Lokal

di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 26

4.4 Struktur Perekonomian

Salah satu pos pendapatan daerah untuk membiayai belanjanya adalah dari Pendapatan Asli Daerah PAD. Jumlah PDRB Kabupaten Jember pada tahun 2013 adalah sebesar Rp. 32.107.437,00 rupiah. Secara rinci struktur perekonomian Kabupaten Jember yang didasarkan pada PDRB disajikan pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Distribusi Presentase Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011-2013 Sektor Th. 2011 Th. 2012 Th. 2013 Pertanian 38,74 37,46 35,49 Pertambangan dan Penggalian 2,87 2,78 2,72 Industri Pengolahan 10,71 10,81 11,00 Listrik, gas dan air bersih 0,86 0,85 0,84 BangunanKontruksi 2,28 2,36 2,30 Perdagangan, Hotel dan Restoran 24,52 25,17 20,00 Pengangkutan dan Komunikasi 4,54 4,65 4,00 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 5,18 5,3 5,43 Jasa-jasa 10,30 10,62 10,88 Sumber : Kabupaten Jember Dalam Angka, 2014 Sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan ekonomi sangat menyolok terjadi pada sektor industri pengolahan, perdagangan dan restoran serta keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Besar pertumbuhan ekonomi pada ketiga sektor tersebut disebabkan beberapa hal antara lain : 1. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan: peningkatan pada sektor ini disebabkan semakin pulihnya fungsi intermediasi bank. 2. Sektor industri pengolahan, perdagangan dan restoran, peningkatan pada sektor ini disebabkan overhead yang dilakukan oleh pemerintah dalam memacu perekonomian Kabupaten Jember. Jumlah penduduk merupakan faktor yang signifikan dalam menentukan kapasitas pendapatan daerah. Jika dilihat pendapatan per kapita PDRB atas dasar harga konstan terlihat mengalami kenaikan sebesar 12,73 pada tahun 2013 atau sebesar Rp 803,02 ribuan. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan jumlah produksi barang dan jasa lebih besar dari pertumbuhan jumlah penduduk. di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 27

5.1 Potensi dan Ragam Ekonomi Kreatif Di Kabupaten Jember

5.1.1 Subsektor Ekonomi Kreatif di Indonesia

Ekonomi kreatif dapat dikelompokkan menjadi 14 subsektor. Menurut Departemen Perdagangan Republik Indonesia dalam buku Pengembangan Industri Kreatif Menuju Visi Ekonomi Kreatif 2025, ke 14 subsektor ekonomi kreatif Indonesia adalah :

1. Periklanan

advertising Definisi periklanan menurut beberapa sumber adalah sebagai berikut : 1. Kegiatan kreatif yang berkaitan jasa periklanan komunikasi satu arah dengan menggunakan medium tertentu, yang meliputi proses kreasi, produksi dan distribusi dari iklan yang dihasilkan, misalnya: perencanaan komunikasi iklan, iklan luar ruang, produksi material iklan, promosi, kampanye relasi publik, tampilan iklan di media cetak surat kabar, majalah dan elektronik televisi dan radio, pemasangan berbagai poster dan gambar, penyebaran selebaran, pamflet, edaran, brosur dan reklame sejenis, distribusi dan delivery advertising materials atau samples, serta penyewaan kolom untuk iklan. 2. segala bentuk pesan tentang suatu produk disampaikan melalui suatu media, dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal, serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. 3. deskripsi atau presentasi dari produk, ide ataupun organisasi untuk membujuk individu untuk membeli, mendukung atau sepakat atas suatu hal.

2. Arsitektur

Definisi jasa arsitektur menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia KBLI 2005 adalah jasa konsultasi arsitek, yaitu mencakup usaha seperti : desain bangunan, pengawasan konstruksi, perencanaan kota, dan sebagainya. Selain itu sub-sektor arsitektur yaitu kegiatan kreatif yang berkaitan dengan desain bangunan secara menyeluruh baik dari level makro town planning, urban design, landscape architecture sampai level mikro detail konstruksi. Misalnya arsitektur taman, BAB 5 di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 28 perencanaan kota, perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan, pengawasan konstruksi, perencanaan kota, konsultasi kegiatan teknik dan rekayasa seperti bangunan sipil dan rekayasa mekanika dan elektrikal.

3. Pasar Barang Seni

Yaitu kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan barang-barang asli, unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni yang tinggi melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan, dan internet, meliputi barang-barang musik, percetakan, kerajinan, automobile, dan film.

4. Kerajinan

craft Industri Kreatif subsektor kerajinan adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi produk yang dibuat dan dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal sampai dengan proses penyelesaian produknya, antara lain meliputi barang kerajinan yang terbuat dari: batu berharga, serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam emas, perak, tembaga, perunggu, besi kayu, kaca, porselin, kain, marmer, tanah liat, dan kapur. Berdasarkan bahan baku raw material, produk kerajinan dikategorikan menjadi : 1. Ceramic seperti tanah liat, erathen ware, pottery, stoneware, porcelain 2. Logam seperti emas, perak, perunggu, besi, tembaga 3. Natural fiber, serat alam bambu, akar-akaran, rotan 4. Batu-batuan seperti batu mulia, semi precious stone, jade 5. Tekstil seperti cotton, sutra, linen 6. Kayu termasuk kertas dan lacquer ware

5. Desain

Yaitu kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior, desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan.

6. Fesyen

fashion Industri kreatif subsektor fesyen mode adalah kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultansi lini produk fesyen, serta distribusi produk fesyen. di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 29

7. Video, Film dan Fotografi

Industri Kreatif Subsektor film, video, dan fotografi adalah kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi, produksi video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video, film dan hasil fotografi. Termasuk di dalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi film.

8. Permainan Interaktif

game Industri Kreatif sub sektor permainan interaktif adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Sub sektor permainan interaktif bukan didominasi sebagai hiburan semata-mata tetapi juga sebagai alat bantu pembelajaran atau edukasi. Menurut beberapa sumber, industri permainan interaktif didefinisikan sebagai permainan yang memiliki kriteria sebagai berikut : a. Berbasis elektronik baik berupa aplikasi software pada komputer online maupun stand alone, console Playstation, XBOX, Nitendo dll, mobile handset dan arcade. b. Bersifat menyenangkan fun dan memiliki unsur kompetisi competition c. Memberikan feedback interaksi kepada pemain, baik antar pemain atau pemain dengan alat device . d. Memiliki tujuan atau dapat membawa satu atau lebih konten atau muatan. Pesan yang disampaikan bervariasi misalnya unsur edukasi, entertainment, promosi produk advertisement sampai kepada pesan yang destruktif.

9. Musik

Industri kreatif sub sektor musik adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi komposisi, pertunjukan musik, reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara. Seiring dengan perkembangan industri musik ini yang tumbuh sedemikian pesatnya, maka Klasifikasi Baku Lapangan Indonesia 2005 KBLI perlu dikaji ulang, yaitu terkait dengan pemisahan lapangan usaha distribusi reproduksi media rekaman, manajemen-representasi-promosi agensi musik, jasa komposer, jasa pencipta lagu dan jasa penyanyi menjadi suatu kelompok lapangan usaha sendiri. di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 30

10. Seni Pertunjukan showbiz

Industri kreatif kelompok seni pertunjukan meliputi kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha yang berkaitan dengan pengembangan konten, produksi pertunjukan, pertunjukan balet, tarian tradisional, tarian kontemporer, drama, musik-tradisional, musik-teater, opera, termasuk tur musik etnik, desain dan pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan tata pencahayaan.

11. Penerbitan dan Percetakan

Industri kreatif subsektor penerbitan dan percetakan meliputi kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan konten dan penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita.

12. Layanan Komputer dan Piranti Lunak software

Industri kreatif sub sektor layanan komputer dan piranti lunak meliputi kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan teknologi informasi termasuk jasa layanan komputer, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan piranti keras, serta desain portal.

13. Televisi Radio broadcasting

Industri kreatif kelompok televisi dan radio meliputi kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan, penyiaran, dan transmisi televisi dan radio.

14. Riset dan Pengembangan RD

Industri kreatif subsektor riset dan pengembangan meliputi kegiatan kreatif yang terkait dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi dan penerapan ilmu dan pengetahuan tersebut untuk perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses baru, material baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar. Akan tetapi, definisi riset dan pengembangan tersebut menurut masukan dari beberapa sumber dipandang belum cukup merefleksikan aktivitas riset dan pengembangan yang sesungguhnya. Definisi dari komoditi riset dan pengembangan mempunyai landasan regulasi sendiri yaitu UU No. 18 tahun 2002. Definisi riset dan pengembangan menurut UU No. 18 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 31 Teknologi adalah: Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran suatu asumsi dan atau hipotesis di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta menarik kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru. Dalam hal ini, perlu untuk melakukan penyamaan persepsi mengenai definisi ini.

5.1.2 Ragam Ekonomi Kreatif di Kabupaten Jember

A. Batik Tulis

Kabupaten Jember merupakan pusat regional di kawasan timur tapal kuda jantan. Kabupaten Jember juga mengembangkan batik yang dijadikan sebagai salah satu identitas dari daerah tersebut. Walaupun batik Jember masih belum memiliki brand yang luas namun batik ini sudah ada sejak jaman Hindia-Belanda. Batik Jember mulai dikembangkan kembali sebagai salah satu produk unggulan dari Kabupaten Jember yang merupakan daerah penghasil tembakau. Motif batik Jember kaya akan warna selera pasar atas produk batik Jember yang berwarna kontras cukup tinggi khususnya pasar lokal kawasan tapa kuda Jember, Lumajang, Bondowoso, dan Situbondo Jawa Timur, sedangkan warna- warna soft dan senada biasanya disukai oleh pasar regional seperti Surabaya, Malang, Jakarta, Lampung, dan Bogor. Motif batik tulis Jember menggunakan motif daun tembakau yang merupakan lambang khas Kabupaten Jember. Cara memproduksi batik tulis Jember, dimulai dengan membuat desain motif pada selembar kertas kalkir putih. Motif tersebut kemudian digambar pada kain yang akan dibatik dengan menggunakan pensil gambar. Putih kain mori yang telah digambar motifnya selanjutnya diserahkan kepada pembatik untuk pembatikan pertama dengan peralatan canting dan malam mengikuti goresan pensil gambar. Kain mori dibatik atau yang telah di reng-reng selanjutnya dilakukan pewarnaan yang ada. Terdapat dua macam teknik pewarnaan yaitu pewarnaan celup dan pewarnaan coletan tulis. Teknik coletan adalah di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 32 teknis pewarnaan dengan menggunakan kuas hanya pada bidang tertentu untuk memperoleh warna yang lebih variatif. Pewarnaan celup adalah teknik pewarnaan dengan mencelup seluruh kain yang telah dibatik dengan menggunakan bahan pewarna yang ditentukan. Teknik pewarnaan ini dapat dilakukan secara bersama-sama pada satu kain dengan dikombinasi. Selanjutnya kain mori yang telah diwarna diblok atau ditembok. Teknik mengeblok ini adalah menutup bidang kain tertentu dengan malam untuk memepertahankan warna asli. Cara mengeblok dan mewarna dapat dilakukan berulang kali untuk mendapatkan warna batik yang baik. Cara terakhir adalah pelepasan malam yang menempel pada kain tersebut. Batik Jember memiliki motif dan corak yang khas bila dibandingkan batik dari daerah lain. Ciri yang mudah dikanali yaitu memiliki motif utama daun tembakau yang merupakan bagian dari sejarah Kabupaten Jember. Jember sudah dikenal sebagai penghasil tembakau kualitas dunia dan memasok pasar utama di Eropa. Namun hal tersebut tidak mengikat kreatifitas para perajin baik di Kabupaten Jember yang berupaya mengangkat tema menarik lainnya yang terdapat di Kabupaten Jember sebagai desain karyanya. Ini juga merupakan salah satu usaha untuk mempromosikan kekayaan Jember melalui batik. Gambar 5.1 Produk Motif batik tulis Kabupaten Jember di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 33

B. Egrang Tanoker

Kampung wisata belajar tanoker Ledokombo merupakan sebuah komunitas dan sanggar yang melestarikan seni, budaya, dan permainan tradisional anak serta pemberdayaan masyarakat pedesaan. Dalam bahasa Madura Pendalungan, tanoker berarti kepompong, disini di ibaratkan sebagai tempat belajar untuk menempa diri agar menjadi pribadi yang otentik dan bermanfaat. Dalam perjalanannya Tanoker Ledokombo terus mengembangkan diri dengan berupaya menggali potensi di desanya untuk dikembangkan dan dipasarkan sebagai obyek wisata. Kini di Tanoker sering diselenggarakan acara kunjungan dan seminar, workshop dan sebagainya dengan peserta hingga 100 orang. Mereka menginap di rumah- rumah warga yang sudah di siapkan sebagai semi guest house. Sebagai pilihan alternatif, disediakan pula 2 buah cottage yang masing-masing bisa menampung sekitar 8 orang. Salah satunya berlokasi di tengah kebun dan hanya 20 meter dari area persawahan. Sangat ideal bagi yang ingin merasakan tinggal di suasana pedesaan yang tenang. Untuk kebutuhan makan dan minum juga disediakan oleh warga sekitar. Kebanyakan ibu-ibu di lingkungan Tanoker memiliki pengalaman bekerja sebagai pengurus rumah tangga di luar negeri sehingga mereka memiliki kemampuan untuk menyediakan berbagai jenis masakan baik menu masakan indonesia maupun menu masakan asia dan barat. Bahan makanan yang di hidangkan selalu diupayakan dari bahan alami yang disajikan secara menarik dengan cita rasa yang nikmat. Untuk mendorong pemberdayaan masyarakat sekitar, telah berdiri divisi Tanocraft yang saat ini sudah mempunyai lebih dari 10 kelompok kerja yang masing masing beranggotakan sekitar 15 orang. Tanocraft memproduksi berbagai kerajinan khas Tanoker diantaranya Kaos, Tas, Boneka, Dompet, Pensil, Egrang dan berbagai perangkat makan dari bahan batok kelapa. Hasil kerajinan telah dipasarkan ke berbagai daerah dan galery seni di Ibukota. Tanoker juga mempunyai arena bermain polo lumpur. Ini adalah permainan khas Tanoker yang dimainkan beramai-ramai di sebuah lawan sawah yang di kondisikan sedemikian rupa untuk permainan tersebut. Permainan egrang Tanoker telah sering kali tampil pada berbagai acara nasional bahkan internasional. Melalui permainan egrang mereka ingin menyampaikan salam damai dan semangat kebersamaan pada di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 34 dunia. Setiap tahun di bulan Agustus diselenggarakan Festival Egrang yang menghadirkan tamu mancanegara dan diramaikan oleh seluruh warga Ledokombo. Gambar 5.2 Produk Egrang Tanoker Kabupaten Jember

C. Sangkar Burung

Sangkar burung merupakan kompetensi inti Kabupaten Jember dengan total kerajinan sangkar burung perkutut. Dalam perkembangannya industri sangkar burung di Desa Dawuhan Mangli menghadapi persaingan yang ketat terutama dengan produk sejenis baik yang berasal dari dalam maupun luar Kota. Salah satu permasalahan yang dihadapi industri ini adalah harga sangkar burung yang mengalami penurunan sementara bahan pembuatan sangkar burung terus meningkat. Walaupun permintaan meningkat namun harga sangkar burung lebih rendah. Produsen sangkar burung kebanyakan tidak menjual produknya langsung ke konsumen, namun penjualan produk dilakukan melewati pengepul sebagai perantara, sehigga keuntungan yang diperoleh semakin sedikit. Sangkar Burung hasil kerajinan dari Kecamatan Sukowono memiliki keistimewaan tersendiri. Walaupun pada umumnya mayoritas warga namun sangkar yang di hasilkan tidaklah sama, mulai dari bentuk hingga motif lukisan yang berbeda-beda. Ada sangkar yang berbentuk persegi dan ada juga sangkar yang berbentuk melingkar begitu juga dengan motifnya yang cukup variatif, ada sangkar yang hanya memiliki satu warna saja dan ada pula sangkar dengan motif lukisan seperti wayang, pemandangan alam, dan banyak lagi motif lainnya. Jumlah produksinya dan harganya tergantung dari kualitas di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 35 sangkar yang dihasilkan, semakin rumit detail sangkar yang diinginkan maka waktu pengerjaan sangkar akan semakin lama. Gambar 5.3 Produk Kerajinan Sangkar Burung Kabupaten Jember

D. Anyaman Tikar Bahan Baku Mendong

Mendong merupakan salah satu tumbuhan jenis rumput yang hidup di rawasawah, atau di tanah berlumpur dan memiliki air yang cukup. Mendong adalah jenis kerajinan anyaman yang menggunakan bahan baku tanaman mendong. Ada dua jenis anyaman mendong yang dihasilkan, yaitu tenunan mendong ered diproduksi oleh pengrajin mendong untuk tikar, serta tenunan madani yang tidak hanya dipergunakan untuk tikar namun juga untuk produk mendong lainnya. Tanaman mendong menjadi prospek yang bagus dalam dunia industri khususnya industri kreatif, karena memiliki nilai jual yang tinggi dan pasar yang bagus dalam usaha kerajinan. Banyak barang kerajinan yang bisa dihasilkan dari bahan baku tanaman mendong ini, diantaranya : tikar, pelapis sandal, pelapis perabotan rumah tangga, hiasan rumah, tali, tekstil dan produk tekstil. Tanaman mendong menjadi solusi atau inovasi dalam industri kreatif, variasi kerajinan yang dihasilkannya menjadi unggulan dalam pariwisata. Pembudidayaan tanaman mendong tidak membutuhkan keahlian khusus sebagaimana tanaman lainnya. Penanaman dan panennya tidak membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga biaya produksinya juga tidak terlalu mahal. Berdasarkan perkembangan industri kreatif dengan memanfaatkan tanaman mendong, maka disarankan: di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 36 1. Pemerintah perlu membantu dalam melakukan promosi dan sosialiasi pengembangan tanaman mendong, kerajinan yang bisa dihasilkan dan pemasarannya. 2. Pembinaan dan pengembangan petani dalam pembudidayaan tanaman mendong. 3. Perlu dicarikan mitra kerja petani mendong, perajin dengan pemerintah maupun swasta. Gambar 5.4 Produk Anyaman Tikar Bahan Baku Mendong

E. Desain Kaos

Distro merupakan singkatan dari distribution store atau distribution outlet. Distro adalah jenis toko yang menjual pakaian dan aksesori yang dititipkan oleh pembuat pakaian, atau diproduksi sendiri. Distro pada umumnya merupakan industri kecil dan menengah IKM yang sandang dengan merk independen yang dikembangkan kalangan muda. Produk yang dihasilkan oleh distro diusahakan untuk tidak diproduksi dalam jumlah yang banyak, agar mempertahankan sifat eksklusif suatu produk dan hasil kerajinan. Distro termasuk industri kreatif fashion yang terbilang cukup unik dan mungkin tidak asing untuk masyarakat. Industri clothing atau distro memiliki ciri-ciri yang mengusung nama daerah agar konsumen lebih tertarik untuk membeli. Kabupaten Jember juga memiliki industri clothing kreatif yang membuat line clothing yang berciri khas daerahnya, yang disebut dengan di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 37 nama Jember Banget. Distro Jember Banget menjual pakaian dengan bertuliskan tulisan- tulisan dari bahasa yang sudah sangat terkenal di daerah Jember, atau masyarakat kebanyakan menyebutnya bahasa Jemberan Bahan-bahan yang digunakan untuk produk Jember Banget ini, yaitu apabila produk yang berupa kaos, bahannya masih didatangkan dari luar kota, khususnya dari kota Surabaya. Sedangkan untuk bahan lain seperti tinta sablon atau lainnya sudah bisa didapatkan di Jember sendiri. Untuk produk selain produk berupa kaos yaitu seperti pin dan gantungan kunci, bahan-bahannya sudah bisa dibeli di Jember, karena tidak memerlukan bahan yang relatif sulit untuk didapatkan. Jember Banget merupakan salah satu industri line clothing yang murni dari sumber daya manusia dan inovasi-inovasinya. Hal tersebut dapat dilihat dari proses produksi kaos, dimana desain-desain gambar maupun pengerjaan kaosnya membutuhkan daya kreatifitas yang tinggi untuk hasil yang maksimal sehingga meningkatkan daya beli konsumen. Melalui desain gambar kaos itulah digunakan untuk memperkenalkan budaya asli Jember. Gambar 5.5 Produk Desain Kaos Jember Banget

F. Kerajinan Bambu

Usaha pengolahan kerajinan tangan dari bambu mulai berkembang dengan cukup pesat, tingginya minat masyarakat atas karya seni dari bambu membuat usaha ini semakin berkembang pesat sehingga mempunyai diekspor ke luar negeri dan mancanegara. di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 38 Tanaman bambu memang mudah sekali ditemukan di indonesia terutama di daerah daerah desa dan perkampungan yang masih asri. Sedangkan untuk di daerah perkotaan bambu sangat jarang dapat kita temui karena semua hanya ada telah diubah menjadi perumahan maupun perkantoran. Banyak sekali manfaat dari bambu salah satunya adalah untuk membuat perabotan rumah tangga, selain itu juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan utama membangun rumah atau tempat tinggal. Banyak sekali aneka kerajinan yang bisa dibuat dari bambu tergantung seberapa kreatif kita dalam mengolahnya. Di Kabupaten Jember kerajinan bambu terdapat di Desa Dukuh Mencek Kecamatan Sukorambi. Produk yang dihasilkan diantaranya adalah kaluh tempat nasi, Irik keranjang, dan tumbu tempat untuk mencuci beras. Awalnya kerajinan bambu hanya diminati masyarakat di daerah pelosok, namun seiring dengan maraknya isu global warming di lingkungan masyarakat dunia, kini banyak orang yang tertarik menggunakan produk-produk ramah lingkungan untuk kehidupan sehari-hari mereka. Sehingga tidak heran bila permintaan pasar kerajinan bambu kini semakin melonjak bahkan telah menjangkau kota di luar Kabupaten Jember. Gambar 5.6 Produk Kerajinan Bambu

G. Gerabah

Gerabah merupakan hasil kerajinan dengan prospek cukup baik untuk dikembangkan mengingat potensi pasar yang semakin luas pengunaannya seperti souvenir, patung guci, hiasan dinding, vas bunga, pot bunga, peralat an dapur dan lain sebagainya. Pemesan sebagian besar menginginkan gerabah yang masih polos. Pemesan di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 39 yang akan melukis dan mengecat gerabahnya dan kemudian menjual langsung ke konsumen. Dengan cara ini pemesan akan mendapat keuntungan lebih besar. Salah satu pengrajin gerabah di Kabupaten Jember terletak di Desa Kesilir. Hal ini sangat didukung oleh potensi daerah yang mempunyai jenis tanah liat yang cocok untuk bahan baku gerabah. Gerabah untuk peralatan dapur dan barang-barang kasar, bahan bakunya berupa campuran tanah liat hitam yang telah dihaluskan dengan pasir halus. Sedangkan untuk barang -barang yang halus seperti: patung, ukir, guci, souvenir dan lain- lain bahan baku berupa campuran tanah liat hitam, tanah liat kuning, dan pasir halus. Proses pembuatan yang cukup berat dirasakan oleh pengrajin adalah pelumatan bahan baku gerabah. Sementara proses lain dari pembuatan gerabah selanjutnya yang membutuhkan perhatian adalah proses pembakaran. Proses ini cukup membutuhkan waktu yang lama sekitar 1 hari 12 jam pembakaran terus menerus. Pada proses pembakaran ini para pengrajin di desa Kesilir biasanya menggunakan kayu bakar atau jerami. Bila dikonversi, dengan menggunakan bahan bakar tersebut,maka membutuhkan jumlah kayu bakar dan biaya yang cukup besar. Namun mereka mencari kayu bakar sendiri disekitar tempat tinggalnya di desa Kesilir. Proses pembakaran dilakukan dengan menggunakan tungku tradisional yang menyerupai bentuk silinder besar pada gambar yang terbuat dari tanah liat. Bahan gerabah yang telah dijemur kemudian dimasukkan kedalam tungku tersebut untuk menjalani proses pembakaran. Bahan gerabah dibakar sampai berubah menjadi warna merah. Proses pembakaran yang lama dan membutuhkan bahan bakar kayu dengan jumlah yang besar ini sebenarnya merupakan masalah yang harus dicari penyelesaiannya. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut maka perlu diterapkan suatu bentuk bahan bakar alternatif yang dapat mengganti kayu bakar. Pemanfaatan kotoran sapi sebagai bahan bakar alternatif pada proses pembakaran gerabah merupakan cara yang tepat untuk menyelesaiakan permasalahan tersebut. Pembuatan gerabah atau keramik, mulai dari proses penggilingan hingga penjemuran produk biasanya memakan waktu 2 - 4 hari. Produk yang telah dijemur itu kemudian dibakar selama 12 jam, sebelum akhirnya proses finishing , sementara itu harga gerabah oleh pengrajin sudah tidak bisa dinaikkan lagi untuk menutupi ongkos pengeluaran yang kian membengkak. di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 40 Gambar 5.7 Produk Kerajinan Gerabah

H. Bordir Sulam

Kerajinan bordir mengalami perkembangan yang sangat pesat, inovasi-inovasi yang dikembangkan tidak hanya pada motif desain saja, melainkan pada eksplorasi bahan dan pengembangan teknik yang digunakan. Untuk motif tidak hanya mengambil dari bentuk-bentuk motif tradisional yang dekoratif saja, melainkan sudah dikembangkan dengan motif-motif modern. Untuk bahan tidak hanya menggunakan benang saja tapi sudah dikembangkan dengan penggunaan cat atau perpaduan keduanya,selain itu penerapannya tidak hanya pada kain saja, melainkan pada kulit, bahan alamiah,dll. Dan untuk teknik sekarang sudah dikembangkan dengan teknik batik, coletan dan air brush. Pada awalnya alat yang digunakan untuk membordir hanya mesin jahit dan pamidangan. Mesin jahitnya merupakan mesin jahit biasa yang digerakkan dengan bantuan kaki, dikalangan perajin bordir disebut dengan mesin kejek. Bordir atau sulaman adalah hiasan yang dibuat di atas kain atau bahan-bahan lain dengan jarum jahit dan benang. Selain benang, hiasan untuk sulaman atau bordir dapat menggunakan bahan-bahan seperti potongan logam, mutiara, manik-manik, bulu burung, dan payet. Desain Bordir, desain adalah penataan atau penyusunan berbagai garis, bentuk, warna yang di ciptakan agar mengandung nilai nilai seni keindahan. Sebuah Desain Agar mempunyai nilai tambah lebih seperti lebih menawan dan memikat, desainnya harus dibuat dengan menggunakan berbagai variasi dan kreasi yang di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 41 berlandaskan perkembangan dan situasi kondisi imajinasi, yang tidak terlepas dari pengaruh bentuk-bentuk alam, garis geometris, bentuk figure hewan dan manusia, dan bentuk khayalan tidak nyata abstrak. Perkembangan kerajinan bordir yang sangat pesat, mengakibatkan persaingan di pasaran. Hal ini menuntut para perajin bordir untuk melakukan inovasi pada produknya. Inovasi tidak hanya pada bentuk motif desain saja, atau mesin-mesin sebagai alat bantu pekerjaan. Melainkan pada teknik pengerjaan dalam pembuatan motif desain, hal ini dilakukan dengan tujuan agar produk yang dihasilkan memiliki daya saing dan juga untuk menghilangkan kejenuhan konsumen pada produk kerajinan bordir yang biasa. Begitu pula dengan industri bordir sulam yang terdapat di Kabupaten Jember. Bordir Sulam Jember terdapat di Desa Bagorejo Kecamatan Gumukmas. Produk yang dihasilkan berupa bordir sulam yang biasanya merupakan pesanan dari konsumen. Motif yang dibuat juga beragam, sesuai dengan pemesanan konsumen. Gambar 5.8 Kerajinan Bordir Sulam

I. Kerajinan Bahan Baku Kulit Kambing

Kulit kambing banyak terdapat di Indonesia dan digunakan sebagai bahan baku pembuatan barang kerajinan. Ukurannya tidak terlalu lebar, sekitar 28 x 28 cm dengan hasil samakan mengkilap dan ada pula yang berwarna. Kualitasnya berbeda-beda berdasarkan jenis kulit hasil pengolahannya. Beberapa kerajinan menggunakan kulit kambing adalah jimbe dan rebana. Di Kabupaten Jember, industri tersebut berada di Desa di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 42 Tutul Kecamatan Balung. Perajin kendang jimbe dan rebana memiliki beberapa kendala dalam menjalankan industri ini. Produsen belum mampu merasa gembira dengan usaha yang dilakukan meskipun hasil kerajinan kendang jimbe dan juga rebana sudah mencapai pasar luar negeri, hal ini dikarenakan perajin mengalami kesulitan modal dan bahan baku dalam produksi kerajinan kendang jimbe dan rebana. Gambar 5.9 Kerajinan Alat Musik Tradisional Jimbe dan Rebana

J. Kerajinan Bahan Baku Tulang Sapi

Tulang sapi di Kabupaten Jember salah satunya dimanfaatkan untuk pembuatan kalung. Produsen kalung dari bahan tulang sapi ini berada di Desa Tutul Kecamatan Balung. Pada awalnya masyarakat di Desa Tutul bermata pencaharian sebagai petani atau buruh tani dengan pendapatan relatif lebih kecil. Karena adanya kemajuan teknologi untuk menggarap sawah serta adanya pengalihfungsian lahan yang digunakan untuk penanaman kayu, masyarakat Desa Tutul mulai mendapatkan pendapatan dari penjualan kerajinan manik-manik yang diproduksi. Seiring dengan meningkatnya permintaan pasar, masyarakat Desa Tutul mulai mengembangkan kreatifitas. Mulai dengan penggunaan cat warna yang digunakan, hingga bahan baku yang digunakan serta berkreasi membuat bentuk manik-manik agar lebih menarik, tetapi tidak merubah ciri khas serta motif dari Desa Tutul sendiri. Mulai saat itulah ia membuat kerajinan kalung dan gelang. Desainnya sebagian masih di tentukan oleh pembeli, tetapi beberapa sudah didesain sendiri. Perlahan tetapi pasti industri kreatif dengan bahan baku limbah tulang sapi berkembang dan mampu membuka lapangan pekerjaan untuk memperkerjakan banyak warga sampai akhirnya sejumlah perajin dari Tutul juga melalui usaha kerajinan mereka sendiri. Limbah di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 43 tulang yang biasanya dibuang di sampah itu dibersihkan, dipotong-potong, dipoles, dan dirangkai hingga menjadi kalung atau gelang. Tulang yang awalnya tidak bernilai itu pun berubah menjadi komoditas bernilai ekspor. Gambar 5.10 Kerajinan Kalung Bahan Baku Tulang Sapi

K. Kerajinan Bahan Baku Limbah Kaca

Hampir semua proses produksi manik-manik yang digunakan untuk pembuatan kalung masih dikerjakan secara manual lewat tenaga manusia. Kalau pun ada mesin, hanya untuk keperluan tertentu saja, seperti membentuk manik-manik agar lebih bulat atau lonjong sempurna. Perajin kalung dengan manik-manik berbahan baku limbah kaca bekerja di rumah-rumah yang disulap menjadi ruang kerja dan produksi sederhana. Rumah warga dijadikan tempat produksi sekaligus penjualan yang melayani para pembeli ritel. Manik-manik dari Balung ini punya ciri khas tersendiri. Ciri khas manik-manik dari dari Balung ini adalah soal warna yang bisa tembus hingga ke bagian dalam. Jika manik kayu ini dipecah atau dibelah, bagian dalamnya juga berwarna sama seperti bagian luarnya. pewarnaan yang tembus hingga ke bagian dalam kayu membuat manik-manik dari Balung lebih berkualitas dan warnanya juga tidak mudah pudar. Produk manik-manik dari Balung juga lebih disukai karena bahannya lebih keras, sehingga lebih awet dan tak mudah pecah. di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 44 Gambar 5.11 Kerajinan Kalung Bahan Baku Limbah Kaca

L. Kerajinan Bahan Baku Kayu Gaharu

Gaharu adalah sejenis kayu dengan berbagai bentuk dan warna yang khas, serta memiliki kandungan kadar damar wangi, berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu yang tumbuh secara alami dan telah mati, sebagai akibat dari proses infeksi yang terjadi baik secara alami atau buatan pada pohon tersebut. Kayu Gaharu tidak banyak dikonsumsi di dalam negeri disebabkan harganya yang mahal. Hal ini membuat para pengusaha kayu gaharu lebih memilih mengekspor ke pasar Internasional, sebab permintaan pasar internasional lebih tinggi. Popularitas kerajinan kayu buatan warga Desa Tutul, Kecamatan Balung, Jember, tak terlepas dari banyaknya pilihan produk yang mereka buat dan juga jenis kayu yang digunakan. Dengan beragamnya produk, hasil karya para perajin bisa menjangkau pasar lebih luas. Kerajinan yang dibuat dari bahan baku kayu gaharu salah satunya adalah gelang. Produk yang dibuat dari kayu gaharu merupakan kerajinan berkualitas tinggi. Harga dari kayu gaharu sangat mahal, karena memiliki aroma wangi alami. Meski bertahun-tahun, kayu gaharu akan tetap wangi alias wanginya tidak luntur. di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 45 Gambar 5.12 Kerajinan Gelang Bahan Baku Kayu Gaharu

M. Kerajinan Bahan Baku Kayu dan Biji Aren

Balung, sebuah daerah di Kabupaten Jember sejak beberapa tahun belakangan, mulai memantapkan diri sebagai sentra kerajinan tangan. Berbagai jenis kerajinan tangan handycraft bisa ditemui di daerah ini, mulai dari peralatan dapur, sampai manik-manik dan alat musik tradisional. Produk kerajinan yang dihasilkan, utamanya banyak dilakukan di Desa Tutul dan Balungkulon. Untuk jenis peralatan dapur, manik-manik, tasbih, serta produk souvenir lainnya, banyak dibuat masyarakat di Desa Tutul. Sedang kerajinan lain, dibuat di Desa Balung Kulon. Besarnya potensi industry kerajinan di Kecamatan Balung, khususnya Desa Balungkulon ini, memang sangat membantu peningkatan pendapatan masyarakat. Hanya saja, keberadaannya sangat membutuhkan perhatian dari pemerintah, karena selama ini para pengusaha masih mengupayakan sendiri pemasarannya. Handycraft produksi perajin Balungkulon memang banyak diminati masyarakat dunia. Hanya saja selama ini alur penjualan produk kerajinan tersebut, tidak langsung pada pembeli konsumen, tapi melalui pedagang, yang umumnya dari Bali. Sehingga, meski produk kerajinan tersebut kualitasnya dikenal bagus, tapi tidak membawa nama Jember, apalagi Balung sebagai sentra kerajinannya. di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 46 Gambar 5.13 Kerajinan Bahan Baku Kayu Aren dan Biji Aren

N. Kerajinan Bahan Baku Biji Pocok

Biji tasbih dari buah aren atau kolang kaling arenga pinnata ini sedikit berbeda dengan buah sejenis yang terbuat dari pocok, bedanya kalau tasbih biji pocok dalamnya adalah mudah keropos dan lapuk dimakan serangga jika dibiarkan cukup lama di simpan tanpa pernah di jemur atau kena simar matahari. Namun saat ini yang terkenal dipasaran tasbih biji pocok lebih dikenal daripada tasbih biji kolang kaling, hal ini karena semata mata untuk menutupi prilaku curang para pengrajin tasbih biji aren atau kolang kaling. Sebab jenis biji aren ini disamping dapat digunakan sebagai bahan tasbih kokka palsu juga dapat digunakan berbagai bentuk model tasbih kayu berkwalitas lainnya seperti tasbih nogosari palsu, tasbih tulang palsu, tasbih gading palsu, tasbih jenis lain yang berkwalitas dapat dipalsukan dengan biji aren atau kolang kaling. Kendala terberat bagi para pengrajin tasbih biji aren maupun biji pocok saat ini adalah karena langkanya bahan baku di dekat tempat tinggal kami, sehingga kami harus mendapatangkan bahan biji pocok atau aren dari luar pulau jawa, sehingga kami tidak bisa menjual tasbih biji pocok dan tasbih biji aren dengan harga yang lebih ekonomis. di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 47 Gambar 5.14 Kerajinan Bahan Biji Pocok

5.1.3 Ragam Ekonomi Kreatif Dari Aspek Produksi dan Kelembagaan

1. Produksi

Definisi ekonomi kreatif hingga saat ini masih belum dapat dirumuskan secara jelas. Kreatifitas, yang menjadi unsur vital dalam ekonomi kreatif sendiri masih sulit untuk dibedakan apakah sebagai proses atau karakter bawaan manusia. Ekonomi kreatif merupakan suatu upaya pembangunan ekonomi secara berkelanjutan melalui kreativitas dengan iklim perekonomian yang terbarukan. Dilihat dari luasan cakupan ekonomi kreatif, sebagian besar merupakan sektor ekonomi yang tidak membutuhkan skala produksi dalam jumlah besar. industri kreatif adalah kumpulan aktivitas ekonomi yang terkait penciptaan atau pembuatan satu benda atau penggunaan pengetahuan dan informasi dengan memanfaatkan kreativitas, keterampilan, serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi dara kreasi dan daya cipta individu. Daya kreasi dapat dipengaruhi oleh edukasi, inovasi, ekspresi, kepercayaan diri, pengalaman dan proyek, serta proteksi. Pembangunan sumber daya manusia sebagaimana yang kita ketahui, sangat erat kaitannya dengan pendidikan. Kreativitas berbasis artistic harus dianggap sebagai disiplin ilmu yang serius dan diajarkan pada pendidikan formal. Kegunaanya adalah agar dapat lebih memahami filosofi dan sejarah seni dengan lebih baik dan menyeimbangkan pola piker otak kiri dan otak kanan. Dengan dimikian diharapkan apresiasi terhadap seni meningkat dan mampu menghasilkan lebih di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 48 banyak gagasan-gagasankreatif sebagai jalan keluar dari berbagai permasalahan eknomi dan sosial di masyarakat. Kreasi kreatif dapat berbasis pada inovasi baru, artistic, inovasi sains dan teknologi yang unik dan belum pernah dibuat atau terpikirkan oleh orang lain. Inovasi yang baik dan berpotensi ekonomi memiliki factor pengunci yang sulit dibongkar oleh pihak lain, karena kemampuan untuk mengkolaborasikan ide merupakan factor input dan berdaya tawar tinggi. Kreativitas pada dasarnya mampu untuk memaksimalkan daya pikir dalam mengambil keputusan, mencari jalankaluar, meleburkan batasan-batasan dan menghasilkan suatu benda, produk yang baru, unik, dan dengan ekspresi yang sangat kuat, hasil kreativitas akan selalu diingat orang dalam jangka panjang. Daya kreasi juga memerlukan kepercayaan diri yang merupakan faktor fundamental dalam berkereasi. Penanaman rasa percaya diri akan semakin mendorong individu dan perusahaan untuk berani tampil berbeda atau tampil dengan edentitasnya sendiri. Dalam konteks yang lebih tinggi, kepercayaan diri yang kuat, dan keberanian untuk mengelola risiko akan menguatkan identitas individu kreatif atau perusahaan kreatif serta mempercepat tumbuhnya merek lokal. Produk-produk industry kreatif pada umumnya memiliki daur hidup yang relative singkat. Pengalaman dan kepekaan terhadap pasar sangat dibutuhkan agar industry kreatif mampu bertahan dan meningkatkan daya kreasi pekerja kreatif itu sendiri. Kreasi yang benar-benar baru dan unik memiliki potensi untuk didaftarkan HKI, baik itu berupa paten, hak cipta, merek, maupun desain. Apabila hasil kreasi telah diproteksi HKI maka kreasi tersebut dpat dieksploitasi potensi ekonominya semaksimal mungkin tanpa takut ditiru oleh orang lain. Salah satu alasan dari pengembangan industry kreatif adalah adanya dampak positif yang akan berpengaruh pada kehidupan social, iklim bisnis, peningkatan ekonomi dan berdampak pada citra suatu kawasan tersebut. Salah satu permasalahan terkait kebijakan ekonomi kreatif adalah bahwa sektor ini diletakkan pada lingkup kegiatan ekonomi, bukan pada lingkup kegiatan industri. Akibatnya menjadi bermakna lain. Sebagaimana diketahui, industri berbeda dengan ekonomi. Ekonomi bermakna luas, sedangkan industri lebih spesifik. Industri memiliki karakter antara lain, kegiatan produksi yang memiliki nilai tambah, hasil produksi dapat dilakukan secara massal dengan cepat dan akurat, proses produksi melibatkan mesin dan ilmu pengetahuan, memiliki sasaran pelanggan yang terukur, dan dapat dilakukan inovasi produksi secara terus menerus. Pada di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 49 intinya, industri terkait dengan efesiensi, fungsi organisasi produksi mapun pemasaran, ketepatan waktu produksi maupun delivery, kecepatan, kapasitas produksi, dan efektivitas. Hal ini berbeda dengan kegiatan ekonomi yang bersifat non industri bersifat tradisional yang berdasarkan keterampilan tangan. Kendala-kendala yang dihadapi dalam produksi industri kreatif yang terdapat dalam Renstra Kementrian Pariwisata bila dibandingkan dengan kondisi industri kreatif di Kabupaten Jember adalah: 1. Pengembangan industri kreatif belum optimal, terutama disebabkan kurangnya daya tarik industri, kurang adanya posisi dominan usaha kreatif, model bisnis industri kreatif yang belum matang, serta risiko usaha yang harus dihadapi . Melihat industri kreatif di Kabupaten Jember, kendala yang dihadapi adalah pada umumnya produksi yang dihasilkan kurang memiliki daya kreasi, sebagian pengrajin atau pelaku industri kreatif kurang memiliki daya inovatif terhadap model industri yang dihasilkan. Bentuk kerajinan yang dihasilkan umumnya masih sama atau belum terlepas dari pakem yang diajarkan oleh pengrajin terdahulu. Hal tersebut dapat menyebabkan kejenuhan pada konsumen, sehingga konsumen tidak tertarik untuk membeli produk hasil industri karena produk yang dihasilkan cenderung homogen. Pelaku industri kreatif kurang berani mengembangkan kreasi produk yang dimiliki akibat kekhawatiran bahwa produk yang dihasilkan tidak diminati pasar, hal tersebut merupakan resiko yang dikhawatirkan oleh wirausahawan, khususnya industri kreatif, karena kreatifitas adalah sebuah seni, sehingga tidak semua orang akan mengerti nilai seni dari kreatifitas. 2. Pengembangan konten, kreasi, dan teknologi kreatif belum optimal, terutama disebabkan infrastruktur internet belum memadai, mahalnya mesin produksi, mahalnya piranti lunak penghasil produk dan jasa kreatif, kurangnya riset konten, dan kurangnya aktivitas pengarsipan konten . Inspirasi untuk dapat membuat suatu kreatifitas yang bernilai seni dan berdaya jual tidak datang atau tidak dapat diperoleh secara instan. Cara produsen industri kreatif untuk mendapatkan inspirasi untuk menghasilkan bentuk kreatifitas yang dapat diterima oleh pasar dapat dilakukan dengan mengamati alam dan keseluruhan fenomena yang terjadi akibat manusia ataupun terjadi secara alami. Sebagai produsen yang di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 50 memiliki keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga, internet merupakan sarana yang paling cepat dan efisien untuk mengetahui fenomena yang terjadi diseluruh dunia. Namun sebagai pencipta barangjasa melalui industri kreatif, produsen harus berhati-hati dalam menerapkan inspirasi yang diperoleh dari internet. Karena apabila produksi yang dihasilkan menyerupai produk dari produsen lain yang telah memiliki hak paten, hal tersebut dapat dikategorikan sebagai plagiatisme atau mencuri ide orang lain. Produksi hanya dapat dilakukan bila produsen memiliki sumber daya yang memadahi, baik sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya teknologi. Sebagian pelaku industri kreatif di Kabupaten Jember masih menggunakan peralatan tradisional dalam menjalankan usahanya. Selain karena memiliki kekurangan pemodalan untuk membeli peralatan modern, produsen percaya bahwa barang buatan tangan handmade memiliki nilai jual yang lebih tinggi bagi konsumen yang mengerti seni. 3. Kurangnya perluasan dan penetrasi pasar bagi produk dan jasa kreatif di dalam dan luar negeri, terutama disebabkan oleh kurangnya apresiasi terhadap kreativitas lokal, kurangnya konektivitas jalur distribusi nasional, terkonsentrasinya pasar luar negeri, tingginya biaya promosi, belum diterapkannya sistem pembayaran online, dan rendahnya monitoring terhadap royalti, lisensi, hak cipta. Industri kreatif di Kabupaten Jember telah memiliki segmen pasar tersendiri. Karena industri kereatif yang terdapat di Kabupaten Jember memiliki jenis yang beragam, maka segmen pasar yang dituju juga berbeda pada masing-masing produk. Untuk menghasilkan produk yang beragam dan lebih kreatif maka produsen perlu memiliki pendorong atau stimulus yang akan meningkatkan daya kreasi dan juga kapasitas produksi. Peningkatan kapasitas produksi tentunya dipengaruhi oleh pertumbuhan permintaan pasar. Produk hasil industri kreatif yang memiliki kualitas tinggi umumnya dipesan oleh konsumen yang memiliki ketertarikan terhadap seni, masyarakat domestik sendiri belum memiliki ketertarikan yang mendalam terhadap produk industri kreatif, sehingga konsumen domestik lebih banyak membeli dengan harga yang lebih terjangkau, konsumen masih lebih mengutamakan kuantitas dibandingkan dengan kualitas. Untuk lebih mengenalkan produk, kegiatan promosi sangat dibutuhkan di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 51 dengan harapan jangkauan pasar lebih luas. Kegiatan promosi produk dapat dilakukan dalam berbagai cara. Cara yang termudah adalah melalui mulut ke mulu atau jaringan informasi dari orang ke orang lain. Kendalanya cara tersebut memerlukan waktu yang lama untuk memperluas pasar. Strategi promosi yang lain adalah dengan menggunakan media internet atau yang biasa disebut dengan dunia maya, selebaran, iklan 2 dua dimensi, iklan 3 tiga, dll. 4. Pengembangan sumber daya ekonomi kreatif belum optimal, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia, antara lain masalah kelangkaan bahan baku, kurangnya riset bahan baku, kesenjangan antara pendidikan dan industri, serta standardisasi dan sertifikasi yang belum baik. Produksi dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal industri, variabel sumberdaya memegang peranan penting dalam kegiatan produksi. Sumber daya alam merupakan penyedia bahan baku bagi beberapa industri kerajinan, seperti industri sangkar burung, manik-manik, tanoker, gerabah, dll. Sumber daya manusia merupakan sarana pengolah bahan baku menjadi barang yang memiliki nilai jual, semakin berkualitas tingkat SDM yang dimiliki maka SDM tersebut mampu untuk menghasilkan karya dengan kualitas yang terus meningkat, dsb. Masing-masing sumber daya memiliki peran tersendiri pada keberlanjutan industri kreatif terutama di Kabupaten Jember. Karena itu kegiatan berupa benumbuhan, pengembangan sumberdaya serta cara menjaga sumber daya yang dimiliki sangatlah penting untuk dilaksanakan demi keberlanjutan usaha. Unit produksi sebagai suatu usaha yang dapat mengembangkan income generating, bisa mencapai tujuannya apabila selalu berusaha untuk memberikan produk dan jasa pelayanannya sesuai dengan keinginan pelanggan. Tuntutan dan keinginan pelanggan selalu berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi, karena itu mengembangkan produk, termasuk di dalamnya diversifikasi produk merupakan tantangan tersendiri yang harus diupayakan. Pelanggan membutuhkan produk yang senantiasa baru dan spesifik. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan inovasi yang terus menerus sehingga unit produksi sebagai usaha akan terus hidup dan berkembang. Unit produksi sebagai suatu bisnis yang berorientasi profit jelas diharapkan di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 52 dari aspek ekonomi akan mampu memberikan kontribusi yang lebih menonjol, namun demikian tidak berarti aspek yang lain terabaikan. Industri kreatif harus selalu mengembangan produk baru. Produk pengganti harus diciptakan untuk mempertahankan atau membangun penjualan. Selain membangun penjualan pelanggan juga menginginkan produk baru dan para pesaing akan berusaha keras untuk memenuhinya. Industri kreatif dapat menambah produk baru melalui pengembangan produk. Pengembangan produk baru dapat dilakukan melalui dua cara yaitu : 1 mengembangkan produk baru sendiri atau, 2 membuat kontrak dengan orang kratif profesional untuk mengembangkan produk khusus bagi industri kreatif. Adanya tingkat persaingan yang sangat ketat saat ini, industri kreatif yang tidak mengembangkan produk baru akan menghadapi resiko yang sangat besar. Produk yang telah ada sangat rentan terhadap perubahan kebutuhan dan selera konsumen, teknologi baru, siklus hidup produk yang lebih singkat dan meningkatnya persaingan. Beberapa kecenderungan yang mungkin terjadi di bidang pengembangan produk seiring dengan adanya beberapa kecenderungan akibat globalisasi, yaitu: 1 Proses pengembangan produk yang lebih baik, lebih canggih, lebih berkualitas, lebih murah dibandingkan dengan produk sebelumnya akibat dari perubahan teknologi yang sangat cepat, 2 Perubahan produk dituntut untuk menjadi unggulan baik dalam arti komparatif maupun kompetitif. Kecenderungan tersebut perlu diantisipasi dalam melakukan strategi pengembangan produk yang melihat perspektif secara keseluruhan, baik dalam hal fasilitas produksi, sumberdaya manusia, desain produk, teknologi proses, efisiensi, produktifitas, kapasitas, kecepatan respon maupun fleksibilitas. Dalam menetapkan dan menyusun strategi pengembangan produk, produsen dihadapkan pada beberapa tantangan antara lain: 1 makin terbatasnya gagasan tentang produk baru. Cepatnya perubahan tuntutan pasar tidak selalu dapat diimbangi dengan munculnya gagasan utuk menciptakan produk baru, 2 Pasar yang makin terkotak-kotak fragmented markets. Persaingan yang semakin tajam mengakibatkan pasar yang semakin sempit, 3 Produk baru lebih dituntut untuk memenuhi persyaratan keamanan konsumen dan lingkungan hidup, 4 Mahalnya proses pengembangan produk, 5 Usia produk yang seakin singkat. di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 53 Perkembangan industri kreatif tidak terlepas dari potensi Kabupaten Jember sebagai wilayah yang mempunyai sumber daya alam melimpah dan relatif murah Dalam pengembangan industri kreatif potensi-potensi suatu wilayah menjadi penting karena industri kreatif merupakan industri yang mengandalkan ketersediaan sumberdaya yang efisien dan adanya kreativitas. Karena itu kreativitas ini merupakan salah satu modal dalam bersaing di pasar nasional dan internasional. Selain kreativitas, industri kreatif juga dituntut untuk mampu melakukan efisiensi usaha baik dalam proses produksi maupun dalam aktivitas pemasarandistribusi.

B. Kelembagaan

Seiring dengan perkembangan, Kabupaten Jember telah dihadapkan kepada tantangan persaingan dalam perekonomian yang ditandai dengan adanya perdagangan bebas yang sudah masuk kedalam sistem perekonomian. Hal ini secara langsung telah mengakibatkan munculnya persaingan dalam hal perdagangan pada berbagai ranah dan prosesnya dari waktu ke waktu. Inti dari fenomena tersebut adalah munculnya semangat kompetisi diantara para pelaku ekonomi dan pasar di dalam kaitannya dengan pengembangan usaha, khusunya dibidang industri kreatif. Sementara itu persaingan harus bisa mengetahui apa yang seharusnya diperbaiki di dalam meningkatkan perekonomiannya. Masyarakat di Kabupaten Jember merupakan masyarakat mandiri yang dapat hidup dan berkarya tanpa harus bergantung pada uluran tangan yang seringkali tidak kunjung terealisasi. Kita dapat tetap bergerak maju dan berkarya dengan mengandalkan kreatifitas, kemandirian dan tindakan nyata. Pada dasarnya peran skaeholder diharapkan dapat secara langsung berperan serta membantu mengembangkan industri kreatif secara luas hingga ke sektor usaha yang belum sempat terjangkau. Pertumbuhan industri kreatif ke arah yang lebih baik di samping dapat meningkatkan income perkapita, lambat laun juga akan dapat menyukseskan pemerataan pembangunan di segala bidang. Kelembagaan dibentuk lebih untuk tujuan distribusi bantuan dan memudahkan tugas kontrol dari pelaksana program, bukan untuk peningkatan social capital masyarakat. Artinya, terpenting adalah laporan pertanggungjawaban penyaluran bantuan pada sasaran sesuai dengan mekanisme yang ada, namun kurang memperhatikan penciptaan dan di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 54 penguatan trust antar pengrajin mapun pengrajin terhadap pemerintah setempat. Kelembagaan pendukung tidak dikembangkan dengan baik, karena struktur pembangunan yang bersifat sektoral. Program pemerintah kurang bersinergi dengan stakeholders, sehingga terkesan adanya kepentingan yang berbeda antar lembaga. Oleh sebab itu, kelembagaan pendukung harus dikembangkan dengan baik, agar pogram pemerintah dengan stakeholders dapat bersinergi. Hasil pengamatan di lapangan telah teridentifikasi beberapa faktor yang diduga mempengaruhi kinerja kelembagaan dalam industri kreatif berbahan baku lokal yaitu antara lain: a kurangnya akses kepada permodalanperbankan, b rendahnya penguasaan asset, c aksesibilitas wilayah, pengalaman pengusaha, penguasaan pasar, akses informasi pasar, d keterbatasan informasi, e rendahnya daya adopsi dan inovasi, f minimnya jaringan terhadap stakeholder domestik maupun internasional, g terdapat berbagai kepentingan yang berbeda antar stakeholder, g kurangnya pemberdayaan dan eksplorasi daya kreasi sumber daya manusia, h kurangnya pemahaman terkait makna dari industri kreatif dan masih melaksanakan kegiatan ekonomi bukan industri, dan lain sebagainya. Kondisi internal yang melekat pada pengusaha industri kreatif berbahan baku lokal ini pada akhirnya sering menjadikan usahanya sebagai satu-satunya asset yang dipertaruhkan untuk menambah modal atau bahkan untuk menutupi kebutuhan hidup sehari-hari. Selain itu faktor yang mempengaruhi kinerja kelembagaan antar lain belum adanya dukungan kebijaksanaan pemerintah setempat terhadap pengembangan industri kreatif di Kabupaten Jember. Kebijakan pemerintah bisa berdampak positif dalam arti menciptakan pasar yang kondusif, akan tetapi bisa juga berdampak negatif terutama ditinjau dari posisi pengusaha industri kreatif berbahan baku lokal seperti misalnya yang menyangkut harga input dan output. Globalisasi dan pasar bebas menuntut kemampuan bersaing yang prima. Peningkatan daya saing industri perlu memperhatikan tiga aspek utama, yaitu kualitas quality, biaya cost dan penyampaian delivery. Ketiga aspek tersebut penting diperhatikan sebab produk industri kreatif memiliki karakteristik yang sangat khas, yaitu unik, indah, dan serasi apabila dilihat dan dipandang oleh panca indra.. di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 55

5.2 Kelayakan Produk-Produk Ekonomi Kreatif Berbahan Baku Lokal

Produk-produk ekonomi kreatif dengan berbahan baku lokal daerah merupakan keselarasan alam melalui keragaman hayati dan pengoptimalan asupan ilmiah yang berada di sekitar dengan melalui beberapa proses daur ulang bahan-bahan alami dari alam sekitar daerah. Pada proses pengerjaannya, dari persiapan bahan baku untuk diproduksi, persiapan bahan pendukung hingga proses pemasarannya tidak dapat dilepaskan dengan interaksi kedua hal tersebut. Potensi ekonomi kreatif dengan bahan baku lokal dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang berperan dalam perubahan biaya dan perubahan perolehan bahan baku produk. Kemampuan ekonomi kreatif berbahan baku lokal diukur dari keuntungan yang didapat oleh pengrajin dalam bentuk pendapatan dari hasil kerajinan yang diproduksi. Keuntungan usaha kerajinan tersebut itu bergantung pada kondisi-kondisi produksi dan pemasaran produk kerajinan. Keuntungan dari produk-produk ekonomi kreatif berbahan baku lokal daerah merupakan selisih antara biaya costs dan hasil return. Modal tetap atau fixed costs yang tidak secara langsung bergantung pada ukuran produksi produk kerajinan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membayar pajak, listrik dan biaya tenaga kerja. Modal tidak tetap variable costs termasuk biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku dan bahan pendukung. Usaha kerajinan dalam pemanfaatan sumberdaya lokal di Kabupaten Jember bisa dikatakan layak secara ekonomi jika hasil yang didapat melampaui total modal tidak tetap dan penurunan nilai modal tetap. Hasil atau keuntungan tidak hanya bergantung pada jumlah pemasaran produk yang dihasilkan tetapi juga harga yang diberikan oleh pasar. Tingkat kelayakan produk-produk kerajinan ekonomi kreatif dalam pemanfaatan bahan baku lokal sangat penting dilakukan dan berpotensi mengatasi permasalahan- permasalahan biaya-biaya dan perekonomian suatu usaha kerjanian tersebut. Hasil analisis kelayakan usaha produk-produk ekonomi kreatif tersebut lebih memiliki daya tarik daripada hasil analisis teknis, sehingga pengrajin dapat menyimpulkan sendiri jika pengorbanan berupa input usaha dapat memberikan keuntungan yang lebih baik daripada pola pengrajin yang selama ini diterapkan. Adapun tingkat kelayakan usaha produk-produk ekonomi kreatif berbahan baku lokal di Kabupaten Jember sebagai berikut. di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 56

A. Batik Tulis

Di Kabupaten Jember terdapat industri kreatif batik tulis yang diusahakan dibeberapa tempat di wilayah Kabupaten Jember. Batik tulis di Kabupaten Jember memiliki daya tarik tersendiri. Batik Jember dikenal memiliki motif yang khas yaitu motif daun tembakau jember. Beberapa usaha batik tulis di Kabupaten Jember diusahakan secara mandiri dengan skala usaha yang beragam. Tenaga kerja yang bekerja di industri kreatif tersebut berasal dari tetangga sekitar rumah produksi. Upah tenaga kerja pada industri kreatif ini berdasarkan jumlah kain batik yang diselesaikan setiap hari kerja. Hasil produksi batik tulis dipasarkan selain di sekitaran Kabupaten Jember, pelaku usaha memasarkan produk batik tulisnya dibeberapa kota terdekat Kabupaten jember. Pengemasan produk menggunakan plastik berlabel. Apabila konsumen membeli di tempat produksi, produk dikemas rapi dengan plastik label dan tas kertas yang juga berlabel. Desain yang dipasarkan biasanya hampir sama motif batik tulisnya. Dibeberapa industri batik tulis di Kabupaten Jember bisa menerima pesanan sesuai dengan motif keinginan konsumen. Teknologi yang digunakan dalam proses membatik dilakukan secara tradisional. Bahan baku batik tulis tersebut adalah kain mori. Pemilik usaha membeli bahan baku kain dengan jumlah besar. Pemilik usaha biasanya membeli di daerah solo. Bahan baku pendukung lain antara lain malam dan pewarna kain. Bahan baku pendukung tersebut biasanya dibeli di daerah sekitar daerah Jember. Adapun analisis usaha kerajinan batik tulis di Kabupaten Jember, sebagai berikut. Tabel 5.1 Rerata Pendapatan Usaha Kerajinan Batik Tulis per Periode Produksi No. Uraian Jumlah 1. Rerata Produksi kain 36 2. Harga Batik Tulis Rp 90.000 3. Rerata Biaya Produksi Rp 2.056.160 4. Rerata Penerimaan Rp 3.240.000 5. Rerata Pendapatan Rp 1.183.840 Sumber: Data primer diolah 2015 Berdasarkan Tabel 5.1 diatas menunjukkan bahwa besarnya rerata penerimaan industri kreatif batik tulis per periode produksi sebesar Rp. 3.240.000. Penerimaan yang diperoleh pada industri kreatif batik tulis berasal dari produksi per kain batik tulis dikali dengan harga batik tulis. Rerata produksi industri kreatif batik tulis sebesar 36 buah kain batik dengan harga batik tulis per buah sebesar Rp. 90.000. Rerata besarnya biaya di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 57 produksi industri kreatif batik tulis sebesar Rp. 2.056.160. Semakin kecil biaya yang dikeluarkan oleh pengrajin, akan semakin besar pendapatan yang diperoleh pengrajin batik tulis di Kabupaten Jember. Berdasarkan rerata penerimaan dan rerata biaya produksi, diperoleh rerata besarnya pendapatan industri kreatif batik tulis. Rerata pendapatan industri kreatif batik tulis adalah sebesar Rp. 1.183.840. Besarnya tingkat pendapatan tersebut menunjukkan nilai positif berarti total penerimaan yang diperoleh pada industri kreatif batik tulis tersebut lebih besar dari total biaya produksi yang dikeluarkan pada industri kreatif batik tulis. Adanya hal demikian dapat dikatakan bahwa secara umum kegiatan industri kreatif batik tulis adalah menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Berdasarkan dari Tabel 5.1, industri kreatif batik tulis sangat berpeluang untuk dikembangkan. Hal tersebut dapat dilihat dari pendapatan yang dapat dikatakan menguntungkan untuk diusahakan meskipun hanya beberapa industri kreatif batik tulis yang masih berproduksi. Industri kreatif batik tulis tersebut merupakan usaha kerajinan yang langka diusahakan dan memerlukan keahlian dalam membatik sehingga industri kreatif batik tulis tersebut harus6dilestarikan dan bisa menjadi produk ciri khas di Kabupaten Jember khususnya di daerah setempat.

B. Egrang

Industri kreatif pengrajin egrang di Kabupaten Jember terletak di Desa Ledokombo Kecamatan Ledokombo. Industri kreatif tersebut berdiri sejak 2012. Beragam jenis kerajinan dibuat diindustri kreatif. Sebagian besar tenaga kerja yang bekerja dan berkarya di industri kreatif adalah kaum perempuan yang juga mantan buruh migran disekitar rumah produksi. Di industri kreatif pengrajin egrang juga di bentuk suatu kampung wisata belajar dan dalam beberapa tahun terakhir semakin banyak tamu yang berdatangan mengunjungi Kecamatan Ledokombo. Industri tanoker memiliki berbagai divisi kerja, yaitu, divisi anak, divisi desbumi, divisi tanocraft, dan divisi event organizer. Berbagai divisi tersebut melaksanakan atau memiliki kegitan yang berbeda namun memiliki satu tujuan, yaitu mengembangkan kualitas desa tempat mereka tinggal. Salah satu produk yang dihasilkan oleh industri tanoker adalah egrang. Sebagian besar produk yang dihasilkan dipasarkan ke luar kota atau ke luar daerah Kabupaten di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 58 Jember bahkan beberapa wisatawan asing juga tertarik dengan produk kerajinan egrang. Produk kerajinan egrang tersebut juga dikemas rapi dengan menggunakan tas khusus egrang sehingga mudah untuk membawanya. Bahan baku utama kerajinan egrang adalah bambu dan kayu. Bahan baku tersebut berasal dari dekat rumah produksi. Bahan baku tambahan adalah cat. Cat tersebut digunakan untuk mewarnai egrang sehingga terlihat menarik untuk dimainkan. Adapun analisis usaha kerajinan egrang “Tanoker”, sebagai berikut. Tabel 5.2 Rerata Pendapatan Usaha Kerajinan Egrang “Tanoker” per Periode Produksi No. Uraian Jumlah 1 Rerata Produksi buah 30 2 Harga Egrang Rp 60.000 3 Rerata Biaya Produksi Rp 1.548.450 4 Rerata Penerimaan Rp 1.800.000 5 Rerata Pendapatan Rp 251.550 Sumber: Data primer diolah 2015 Berdasarkan Tabel 5.2 menunjukkan bahwa besarnya rerata penerimaan industri kreatif kerajinan egrang “Tanoker” sebesar Rp. 1.800.000. Penerimaan yang diperoleh pada industri kreatif kerajinan egrang “Tanoker” berasal dari produksi egrang per periode produksi 1 minggu dikali dengan harga egrang. Rerata produksi industri kreatif kerajinan egrang “Tanoker” sebesar 30 buah egrang dengan harga egrang per buah Rp. 60.000. Rerata besarnya biaya produksi sebesar Rp. 1.548.450. Semakin kecil biaya yang dikeluarkan oleh pengrajin, akan semakin besar pendapatan yang diperoleh pada kerajinan egrang. Berdasarkan rerata penerimaan dan rerata biaya produksi, diperoleh rerata besarnya pendapatan industri kreatif kerajinan egrang “Tanoker”. Rerata pendapatan sebesar Rp. 251.550. Besarnya tingkat pendapatan tersebut menunjukkan nilai positif berarti total penerimaan yang diperoleh pada industri kreatif kerajinan egrang “Tanoker” lebih besar dari total biaya produksi yang dikeluarkan, oleh karenanya secara umum kegiatan industri kreatif kerajinan egrang “Tanoker” adalah menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Industri kreatif kerajinan egrang “Tanoker” sangat berpeluang untuk dikembangkan. Selain permainan egrang memiliki filosofi yang baik, juga dapat melestarikan dan mengenalkan budaya permainan tradisional Indonesia baik dalam negeri maupun luar negeri. di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 59

C. Sangkar Burung

Industri kreatif sangkar burung terletak di Desa Dawuhan Mangli Kecamatan Sukowono. Industri kreatif sangkar burung terkenal dengan desain atau ukiran dan kualitasnya juga terjamin. Industri kreatif sangkar burung sudah terkenal dari beberapa daerah disekitar Kabupaten Jember. Sangkar burung yang diproduksi sesuai dengan pesanan, terkadang pemilik usaha membuat sangkar burung untuk dijual atau dititipkan ke toko penjualan burung dan perlengkapannya. Tenaga kerja pada industri sangkar burung di beberapa wilayah sekitar berasal dari penduduk sekitar tempat produksi yang memiliki keahlian mengukir dan pewarnaan sangkar burung. Tenaga kerja tersebut diberi upah sesuai dengan jumlah dan kualitas sangkar burung yang dikerjakan setiap jam kerja. Bahan baku utama pembuatan sangkar burung adalah kayu dan bambu. Kayu dan bambu dibentuk sesuai pola kemudian diukir sesuai desain dan dirangkai kemudian di cat biar terlihat menarik. Bahan baku pendukung lainnya antara lain lem kayu, besi pengait, paku kecil, triplek, amplas, tiner dan cat pewarna. Bahan-bahan tersebut dapat diperoleh oleh pemiliki usaha di toko sekitar daerah jember. Adapun analisis usaha sangkar burung di Kabupaten Jember, sebagai berikut. Tabel 5.3 Rerata Pendapatan Usaha Kerajinan Sangkar Burung per Minggu No. Uraian Jumlah 1 Rerata Produksi buah 6 2 Harga Sangkar Burung Rp 250.000 3 Rerata Biaya Produksi Rp 586.448 4 Rerata Penerimaan Rp 1.500.000 5 Rerata Pendapatan Rp 913.552 Sumber: Data primer diolah 2015 Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan bahwa besarnya penerimaan industri kreatif sangkar burung sebesar Rp. 1.500.000 per minggu. Penerimaan yang diperoleh berasal dari produksi per sangkar burung dikali dengan harga sangkar. Rerata produksi industri kreatif sangkar burung sebesar 6 buah sangkar per minggu dengan harga sangkar burung per buah sebesar Rp. 250.000. Rerata besarnya biaya produksi industri kreatif sangkar burung sebesar Rp. 586.448 per minggu. Semakin kecil biaya yang dikeluarkan oleh pengrajin, akan semakin besar pendapatan yang diperoleh pengrajin sangkar burung di Kabupaten Jember. di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 60 Berdasarkan rerata penerimaan dan rerata biaya produksi, diperoleh rerata besarnya pendapatan industri kreatif sangkar burung. Rerata pendapatan industri kreatif sangkar burung adalah sebesar Rp. 913.552 per minggu. Besarnya tingkat pendapatan tersebut menunjukkan nilai positif berarti total penerimaan yang diperoleh pada industrki kreatif sangkar burung tersebut lebih besar dari total biaya produksi yang dikeluarkan pada industri kreatif sangkar burung. Adanya hal demikian dapat dikatakan bahwa secara umum kegiatan industri kreatif sangkar burung adalah menguntungkan dan layak untuk diusahakan.

D. Kerajinan Anyaman Tikar

Salah satu industri kreatif di Kabupaten Jember adalah kerajinan anyaman tikar. Anyaman tikar tersebut merupakan industri kreatif yang dimiliki oleh seorang ibu rumah tangga yaitu ibu Supiyati. Industri kreatif anyaman tikar terletak di Desa Curah Malang Kecamatan Rambipuji. Industri kreatif tersebut tergolong industri rumah tangga berskala kecil. Pada industri tersebut terdapat 3 tenaga kerja pengrajin tikar dan salah satunya adalah ibu Supiyati sendiri. Tenaga kerja industri anyaman tikar tersebut diperoleh dari sekitar rumah produksi dan bekerja mulai dari pukul 08.00 – 15.00. Upah yang diberikan per tenaga kerja berdasarkan jumlah tikar yang telah dikerjakan yaitu sebesar Rp. 4.000 per tikar. Kegiatan anyaman tikar dilakukan dari mulai pemilik masih berumur 15 tahun dan dilakukan turun temurun dari orang tua pemilik usaha. Bahan baku pembuatan anyaman tikar tersebut adalah tanaman mendong yang dikeringkan yang diperoleh dari daerah Umbulsari. Perolehan bahan baku tergantung stok yang dimiliki oleh penghasil mendong. Pengusaha mendong biasanya mengirim sebanyak 35 bongkok besar dengan harga per bongkok sebesar Rp. 30.000. Dalam pembuatan anyaman tikar digunakan alat tenun yang sudah berumur relatif tua yang berasal turun temurun dari orang tua pemilik industri kreatif. Desain dari anyaman tikar dari tahun ke tahun hampir sama, dengan menggunakan 3 macam warna yaitu kuning, merah dan hijau. Industri kreatif anyaman tikar dilakukan setiap hari. Setiap hari kerja dapat memproduksi 2 tikar per tenaga kerja. Ukuran satu buah anyaman tikar sebesar 1 x 1,95 meter dengan harga sebesar Rp. 17.000. Untuk pemasaran tikar, ada beberapa tengkulak yang mengambil langsung ke tempat industri dan membayar kontan semua anyaman tikar di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 61 yang dibeli. Tengkulak biasanya membeli dengan jumlah kodian dengan harga yang sama dengan membeli per tikar. Adapun analisis usaha kerajinan anyaman tikar, sebagai berikut. Tabel 5.4 Rerata Pendapatan Usaha Kerajinan Anyaman Tikar per Bulan No. Uraian Jumlah 1 Rerata Produksi buah 100 2 Harga anyaman tikar Rp 17.000 3 Rerata Biaya Produksi Rp 1.173.000 4 Rerata Penerimaan Rp 1.700.000 5 Rerata Pendapatan Rp 527.000 Sumber: Data primer diolah 2015 Berdasarkan Tabel 5.4 menunjukkan bahwa besarnya penerimaan industri kreatif anyaman tikar sebesar Rp. 1.700.000 per bulan. Penerimaan yang diperoleh pada industri kreatif anyaman tikar berasal dari produksi per tikar dikali dengan harga anyaman tikar. Rerata produksi industri kreatif anyaman tikar sebesar 100 buah tikar dengan harga anyaman tikar per buah sebesar Rp. 17.000. Rerata besarnya biaya produksi industri kreatif anyaman tikar sebesar Rp. 1.173.000 per bulan. Semakin kecil biaya yang dikeluarkan oleh pengrajin, akan semakin besar pendapatan yang diperoleh pengrajin anyaman tikar. Berdasarkan rerata penerimaan dan rerata biaya produksi, diperoleh rerata besarnya pendapatan industri kreatif anyaman tikar. Rerata pendapatan industri kreatif anyaman tikar adalah sebesar Rp. 527.000 per bulan. Besarnya tingkat pendapatan tersebut menunjukkan nilai positif berarti total penerimaan yang diperoleh pada industri kreatif anyaman tikar tersebut lebih besar dari total biaya produksi yang dikeluarkan pada industri kreatif anyaman tikar. Adanya hal demikian dapat dikatakan bahwa secara umum kegiatan industri kreatif anyaman tikar adalah menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Industri kreatif anyaman tikar sangat berpeluang untuk dikembangkan, hal tersebut dapat dilihat dari pendapatan yang dapat dikatakan menguntungkan untuk diusahakan meskipun hanya beberapa industri kreatif anyaman tikar yang masih berproduksi. di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 62

E. Desain Kaos

Salah satu industri kreatif desain kaos di Kabupaten Jember yang terkenal dan memiliki desain kaos yang unik-unik adalah desain kaos “Jember Banget”. Industri kreatif desain kaos “Jember Banget” terkenal dengan desain dan kata-kata pada desain kaosnya yaqng unik-unik dan menarik. Hal tersebut demikian karena kata-kata dari desain kaos “Jember banget” merupakan kata-kata yang sering diucapkan oleh orang jember kebanyakan dan kata-kata tersebut merupakan kata-kata khas orang jember. Industri kreatif desain kaos tersebut tergolong industri skala sedang. Pemilik industri kreatif desain kaos “Jember Banget” adalah seorang pengusaha muda bernama Yulia. Industri kreatif berdiri sejak tahun 2009. Pada tahun 2010, pemilik usaha mulai memperbaiki kegiatan usahanya dengan membeli beberapa peralatan atau mesin cetak dan didukung oleh beberapa tenaga kerja. Tenaga kerja pada industri kreatif desain kaos sebanyak 9 orang yang terdiri dari 2 orang penjaga toko, 2 orang yang menjahit kaos, 3 orang yang melakukan penyablonan, 1 orang bagian administrasi usaha dan 1 orang bagian menyetrika baju yang akan dijual. Tenaga kerja di industri kreatif tersebut berasal dari sekitar daerah produksi. Tenaga kerja di industri kreatif tersebut bekerja mulai pukul 08.00 – 16.00. Bahan baku industri kreatif desain kaos berasal dari luar daerah yaitu terkadang dari Bandung atau Surabaya. Dalam memperoleh bahan baku, pemilik usaha langsung meminta kiriman dari pengusaha kain dan terkadang pemilik usaha mengambil langsung di Bandung atau Surabaya. Proses produksi desain kaos dilakukan satu bulan atau ketika stok kaos di tokooutlet “Jember Banget” sedikit. Teknologi yang dilakukan pada industri kreatif desain kaos diterapkan secara konvesional. Proses pembuatan kaos dijahit sendiri oleh para tenaga kerja dan dilakukan dengan menggunakan mesin. Untuk ide desain kaosnya dilakukan oleh pemilik usaha sendiri, sedangkan pengaplikasian desain di kaos dilakukan kerjasama dengan beberapa teman yang ahli dalam mendesain. Kebutuhan bahan baku industri kreatif desain kaos tersebut membutuhkan 2 rol kain. Selain kain, terdapat kebutuhan bahan baku lain yaitu tinta sablon dengan berbagai warna dan benang. Untuk pengemasan, kaos dikemas dengan tas dengan desain yang khas dari “Jember Banget”. Adapun analisis pendapatan usaha desain kaos di Kabupaten Jember per periode produksi, sebagai berikut. di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 63 Tabel 5.5 Rerata Pendapatan Usaha Desain Kaos No. Uraian Jumlah 1 Rerata Produksi Kaos Lengan Pendek buah 100 Rerata Produksi Kaos Lengan Pendek buah 100 2 Harga Kaos Lengan Pendek Rp 80.000 Harga Kaos Lengan Panjang Rp 104.000 3 Rerata Biaya Produksi Rp 14.680.764 4 Rerata Penerimaan Rp 18.400.000 5 Rerata Pendapatan Rp 3.719.236 Sumber: Data primer diolah 2015 Berdasarkan Tabel 5.5 diatas menunjukkan bahwa besarnya penerimaan industri kreatif desain kaos “Jember Banget” sebesar Rp. 18.400.000 per 100 kaos. Pembuatan kaos “Jember Banget” adalah satu bulan produksi dan pemilik usaha akan memproduksi kembali apabila jumlah stok di tokooutlet “Jember Banget” habis. Penerimaan yang diperoleh pada industri kreatif desain kaos “Jember Banget” berasal dari produksi per kaos dikali dengan harga desain kaos “Jember Banget”. Rerata produksi industri kreatif desain kaos “Jember Banget” sebesar 100 buah kaos lengan pendek dan 100 buah kaos lengan panjang dengan harga kaos “Jember Banget” lengan pendek per buah sebesar Rp. 80.000 dan lengan panjang sebesar Rp. 104.000. Rerata besarnya biaya produksi industri kreatif desain kaos “Jember Banget” sebesar Rp. 14.680.764 per 100 kaos lengan pendek dan 100 kaos lengan panjang. Semakin kecil biaya yang dikeluarkan oleh pengrajin, akan semakin besar pendapatan yang diperoleh pengusaha desain kaos “Jember Banget” di Kabupaten Jember. Berdasarkan rerata penerimaan dan rerata biaya produksi, diperoleh rerata besarnya pendapatan industri kreatif desain kaos “Jember Banget”. Rerata pendapatan industri kreatif desain kaos “Jember Banget” adalah sebesar Rp. 3.719.236 per 100 kaos lengan pendek dan 100 kaos lengan panjang. Besarnya tingkat pendapatan tersebut menunjukkan nilai positif berarti total penerimaan yang diperoleh pada industrki kreatif desain kaos “Jember Banget” tersebut lebih besar dari total biaya produksi yang dikeluarkan pada industri kreatif desain kaos “Jember Banget”. Adanya hal demikian dapat dikatakan bahwa secara umum kegiatan industri kreatif desain kaos “Jember Banget” adalah menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Industri kreatif desain kaos “Jember Banget” sangat berpeluang untuk dikembangkan dikarenakan dapat dilihat dari pendapatan dikatakan menguntungkan untuk diusahakan. Selain itu, tempat usaha industri di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 64 kreatif desain kaos “Jember Banget” terletak di tengah kota sehingga akses untuk mencapai industri kreatif desain kaos “Jember Banget” mudah dijangkau. Adanya peluang usaha dan secara ekonomi layak diusahakan, peningkatan industri kreatif desain kaos “Jember Banget” perlu diperhatikan sehingga industri kreatif tersebut masih dapat dikembangkan dan bisa menjadi produk ciri khas di Kabupaten Jember.

F. Kerajinan Anyaman Bambu

Salah satu kerajinan bambu berada di Desa Dukuh Mencek Kecamatan Sukorambi. Di wilayah ini terdapat beberapa pengrajin dan setiap pengrajin menghasilkan produk yang berbeda jenis. Produk-produk kerajinan anyaman bambu yang dihasilkan beranekaragam meliputi kaluh yaitu tempat hidangan nasi, irik tempat membawa buah- buahan dan sesajian dan tumbu tempat mencuci beras. Usaha kerajinan anyaman bambu dilakukan turun temurun oleh pemilik usaha. Usaha kerajinan bambu tersebut merupakan usaha bersama atau keluarga yang tergolong industri berskala kecil, sumber modal berasal dari modal sendiri yaitu diperoleh dari perputaran keuangan keluarga. Bahan baku industri kerajinan bambu diperoleh dari sekitar tempat produksi yang cukup melimpah. Pemilik usaha cukup membeli di tetangga pemiliki pohon bambu. Harga satu pohon bambu sebesar Rp. 10.000. Satu bambu terdiri dari beberapa ruas. Ruas-ruas tersebut dipotong-potong sesuai pola ruas bambu dan dipotong-potong lagi tipis-tipis sesuai kebutuhan anyaman bambu. Untuk setiap satu ruas bambu dapat dihasilkan 2 buah irik besar dan 4 buah kaluh sedangkan untuk 1 buah bambu menghasilkan 30 buah tumbu. Untuk membuat irik diperlukan ruas bambu yang lebih panjang dari ruas bambu yang digunakan untuk membuat kaluh. Bahan baku lain yang dibutuhkan adalah tali pengikat. Setiap pembuatan 50 buah irik besar, 25 buah kaluh dan 100 buah tumbu diperlukan 1 kilogram tali pengikat setiap jenis produk. Pada industri kerajinan bambu tersebut erdapat 2 tenaga kerja masing-masing melakukan pelemasan bambu dan menganyam bambu. Masing-masing tenaga kerja dalam sehari bisa menghasilkan produk sebanyak 10 buah irik atau 6 buah kaluh dan tutupnya sedangkan dalam pembuatan tumbu, dalam waktu 2 hari menghasilkan 35 buah tumbu. Hasil produk kaluh dan irik hampir setiap bulan sekali dikirim ke Bali. Adapun analisis pendapatan usaha kerajinan bambu, sebagai berikut. di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 65 Tabel 5.6 Rerata Pendapatan Usaha Kerajian Bambu per Pesanan No. Uraian Jumlah 1 Rerata Produksi kaluh+tutup buah 50 Rerata Produksi irik buah 100 Rerata Produksi tumbu buah 35 2 Harga kaluh + tutup Rp 10.000 Harga irik Rp 4.000 Harga tumbu Rp 4.000 3 Rerata Biaya Produksi kaluh + tutup Rp 295.000 Rerata Biaya Produksi irik Rp 174.000 Rerata Biaya Produksi tumbu Rp 82.000 4 Rerata Penerimaan kaluh + tutup Rp 500.000 Rerata Penerimaan irik Rp 400.000 Rerata Penerimaan tumbu Rp 140.000 5 Rerata Pendapatan kaluh + tutup Rp 205.000 Rerata Pendapatan irik Rp 226.000 Rerata Pendapatan tumbu Rp 58.000 Sumber: Data primer diolah 2015 Berdasarkan Tabel 5.6 menunjukkan bahwa besarnya rerata penerimaan industri kreatif kerajinan bambu untuk kaluh sebesar Rp. 500.000 per pesanan, irik sebesar Rp. 400.000 per pesanan dan tumbu sebesar Rp. 140.000 per tiga hari. Penerimaan yang diperoleh pada industri kreatif kerajinan bambu berasal dari produksi per buah dikali dengan harga masing-masing jenis kerajinan bambu. Kerajinan bambu untuk produk kaluh dan irik diproduksi setiap kali ada pesanan sedangkan tumbu diproduksi tiga hari sekali. Rerata produksi industri kreatif kerajinan bambu untuk kaluh dengan tutupnya sebanyak 50 buah, irik sebanyak 100 buah dan tumbu sebanyak 35 buah dengan harga kaluh sebesar Rp. 10.000 per buah, irik sebesar Rp. 4.000 per buah dan tumbu sebesar Rp. 4.000 per buah. Rerata besarnya biaya produksi industri kreatif kerajinan bambu untuk kaluh sebesar Rp. 295.000 per pesanan, irik sebesar Rp. 174.000 per pesanan dan tumbu sebesar Rp. 82.000 per tiga hari. Semakin kecil biaya yang dikeluarkan oleh pengrajin pada masing-masing produk yang dihasilkan, akan semakin besar pendapatan yang diperoleh pengrajin bambu di Kabupaten Jember. Berdasarkan rerata penerimaan dan rerata biaya produksi, diperoleh rerata besarnya pendapatan industri kreatif kerajinan bambu. Rerata pendapatan industri kreatif kerajinan bambu untuk kaluh sebesar Rp. 205.000 per pesanan, irik sebesar Rp. 226.000 per pesanan dan tumbu sebesar Rp. 58.000 per tiga hari. Besarnya tingkat pendapatan tersebut menunjukkan nilai positif berarti total penerimaan yang diperoleh pada industri di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 66 kreatif kerajinan bambu tersebut lebih besar dari total biaya produksi yang dikeluarkan pada industri kreatif kerajinan bambu. Adanya hal demikian dapat dikatakan bahwa secara umum kegiatan industri kreatif kerajinan bambu adalah menguntungkan dan layak untuk diusahakan.

G. Gerabah

Gerabah adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat yang dibentuk kemudian dibakar untuk dijadikan alat-alat yang berguna membantu kehidupan manusia. Kabupaten Jember memiliki banyak wilayah sebagai penghasil gerabah. Salah satunya di Desa Kesilir Kecamatan Wuluhan, sebanyak 50 keluarga berskala industri rumah tangga yang memproduksi kerajinan gerabah. Salah satunya ibu Lilis Indrayana yang bertempat tinggal di Dusun Demangan Desa Kesilir Kecamatan Wuluhan. Industri gerabah yang dijalankan ibu Lilis berskala rumah tangga, sebanyak 3 tenaga kerja dari dalam keluarga dan 2 tenaga kerja luar keluarga. Industri gerabah yang dijalankan ibu Lilis dilakukan turun temurun sejak tahun 1970. Awalnya gerabah yang diproduksi masih model lama misalnya celengan, kendi, vas bunga dan asbak. Namun lama kelamaan ibu Lilis mengembangkan usaha menyesuaikan dengan permintaan pasar mulai membuat gerabah berukuran kecil untuk dijadikan souvenir. Industri ibu Lilis bekerja sama dengan salon untuk memperoleh konsumen yang ingin memesan souvenir pernikahan. Selain itu, memasarkan produknya melalui media sosial. Bahan baku gerabah diperoleh sekitar dan desa lain. Untuk tanah liat dan pasir untuk industri gerabah mengambil dari lingkungan sendiri dan dari Desa Wonoasri Kecamatan Tempurejo. Harga bahan baku pasir seharga Rp. 4.000 setiap karung ukuran 25 kg dan untuk tanah liat seharga Rp. 5.000 setiap karung ukuran 25 kg. Setiap bulan Industri gerabah ini menghabiskan 25 karung tanah liat. Produksi setiap hari yaitu sekitar 1,5 kw tanah liat. Pembuatan gerabah dilakukan dengan cara yang sederhana yaitu dengan menjemur tanah liat selama 2 hari dan memisahkan kerikil yang ada didalam tanah. Selanjutnya campurkan tanah liat dan pasir dengan perbandingan 3:1 dan air menyesuaikan kemudian mengaduk menggunakan dores atau molen baru tanah dibentuk menyesuaikan dengan permintaan setelah jadi dikeringkan seminggu di tempat yang tidak terkena matahari langsung. Lalu sebelum pembakaran dipanaskan di bawah sinar di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 67 matahari selama setengah hari lalu bakar. Setiap kali pembakaran memiliki kapasitas 2-4 kali pembakaran dalam 1 bulan dengan kapasitas 800 gerabah berbagai jenis. Setiap produk memiliki harga yang berbeda-beda untuk kendi, celengen, kendil seharga Rp. 2.000 per buah dan souvenir seharga Rp. 3.500 per buah. Industri kreatif gerabah ini dilakukan setiap hari dengan kapasitas pembuatan 1,5 kw yang dapat menghasilkan 100 gerabah. Pemasaran produk gerabah ini dibeli oleh tengkulak secara langsung dan melalui pemesanan untuk souvenir pernikahan. Harga souvenir menyesuaikan dengan tingkat kerumitan pembuatan namun pada umumnya seharga 3.500 per buah. Adapun analisis pendapatan kerajinan gerabah di Desa Kesilir Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember sebagai berikut. Tabel 5.7 Rerata Pendapatan Usaha Gerabah No. Uraian Jumlah 1 Rerata Produksi buah 800 2 Harga gerabah Rp 2.750 3 Rerata Biaya Produksi Rp 950.000 4 Rerata Penerimaan Rp 2.200.000 5 Rerata Pendapatan Rp 1.250.000 Sumber: Data primer diolah 2015 Berdasarkan tabel 5.7 dari tabel dapat terlihat rerata biaya produksi gerabah dalam 1 kali pembakaran yaitu sebesar Rp 950.000 per bulan. Harga jual gerabah rata- rata sebesar Rp. 2.750. Untuk rerata produksi setiap kali produksi per bulan sebanyak 800 gerabah. Rerata penerimaan yaitu harga jual gerabah dikalikan jumlah produksi 800 buah yaitu sebesar Rp. 2.200.000. Jadi rerata pendapatan berasal dari rerata penerimaan dikurangi rerata biaya produksi sebesar Rp. 2.200.000. Berdasarkan rerata penerimaan dan rerat biaya produksi, diperoleh rerata besarnya pendapatan industri gerabah. Rerata pendapatan industri kreatif gerabah adalah sebesar Rp. 1.250.000. Besarnya tingkat pendapatan tersebut menunjukkan nilai positif berarti total yang diperoleh pada industri kreatif gerabah lebih besar dari total biaya produksi yang dikeluarkan pada industri kreatif gerabah. Adanya hal demikian dapa dikatakan bahwa industri kreatif gerabah adalah menguntungkan dan layak diusahakan. Industri kreatif gerabah memiliki peluang yang besar untuk dikembangkan. Dapat dijadikan ciri khas wilayah, banyak produk gerabah di Indonesia namun produk gerabah dari Jember memiliki kelebihan pada kekuatan produk yang tidak mudah pecah. Kelebihan di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 68 tersebut dapat dijadikan faktor pendorong pengembangan produksi gerabah di Kabupaten Jember.

H. Bordir Sulam

Bordir atau sulaman adalah hiasan yang dibuat diatas kain atau bahan bahan lain dengan jarum jahit dan benang. Kain dan benang yang digunakan untuk seni bordir berbeda beda menurut tempat dan negara yang dituju, kain atau benang dari wol, linen dan sutra yang dapat digunakan sebagai bahan sulaman. Pengrajin bordir masih tergolong sedikit jumlahnya. Keterampilan bordir identik dengan seni sehingga membutuhkan esktra konsentrasi, kesabaran, niat dan semangat dari seorang pembordir. Sulam bordir memiliki peluang usaha yang cukup besar sebagai usaha industri kreatif, salah satunya yang dilakukan ibu Suyanti di Desa Bagorejo Kecamatan Gumukmas. Ibu Suyanti mulai menyulam pada tahun 1957. Hasil sulam bordir dipasarkan kepada Yayasan Sulam Indonesia YSI, produk dipasarkan di dalam dan luar negeri. Banyak masyarakat luar negeri yang menyukai produk sulam yang dihasilkan oleh Ibu Suyanti. Namun saat pemasaran produk sulam, pengrajin terhambat karena YSI sudah tidak lagi mengambil produk sulam Ibu Suyanti. Saat ini, produk sulam dipasarkan sendiri produknya dan merasa mengalami kesulitan dan juga tidak ada lagi bantuan bahan baku dari Pemerintah dan aktif mengikuti berbagai festival untuk memasarkan karya seninya. Ibu suyanti membentuk kelompok kursus sulam bernama Sulam Lestari, bersama kelompok Ibu Suyanti membuat kerajinan sulam berbagai bentuk dan fungsi. Hasil sulam bordir yang dilakukan Ibu Suyanti bersama kelompok yaitu taplak meja, bantalan kursi satu set, hiasan dinding, rok anak kecil dan lain sebagainya. Harga produk hasil sulam berkisar Rp. 100.000 hingga Rp. 1.500.000. Bentuk dan gambar sulam yang dihasilkan berasal dari kreasi sendiri karena sulam bordir merupakan hasil seni. Bordir ini sudah terkenal dan mendapatkan berbagai penghargaan tingkat Provinsi dan Nasional. Bahan baku sulam bordir diperoleh dari membeli secara mandiri dan ada juga yang diperoleh dari bantuan pemerintah. Bahan baku berupa benang siet, kain dan benang nilon. Untuk mesin yang digunakan adalah jarum sulam dan mesin obras. Cara pembuatan bentuk dan hasil menyesuiakan tergantung dengan kreasi dan kreatifitas yang dimiliki. Adapun tabel analisis pendapatan usaha kerajinan sulam bordir, sebagai berikut. di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 69 Tabel 5.8 Rerata Pendapatan Usaha Sulam Bordir per sekali produksi No. Uraian Jumlah 1 Rerata Produksi bantal 6 2 Harga sulam bordir Rp 175.000 3 Rerata Biaya Produksi Rp 556.500 4 Rerata Penerimaan Rp 1.050.000 5 Rerata Pendapatan Rp 493.500 Sumber: Data primer diolah 2015 Berdasarkan tabel 5.8 menunjukkan bahwa besarnya rerata penerimaan industri kreatif sulam bordir dengan produk sarung bantal kursi sebesar Rp. 1.050.000 per produksi. Penerimaan yang diperoleh pada Industri kreatif sulam bordir sarung bantal kursi diperoleh dari jumlah sarung bantal kursi dikalikan dengan harga sarung bantal kursi yang dihasilkan. Rerata produksi industri kreatif sarung bantal kursi per produksi sebanyak 6 buah sarung bantal dengan harga Rp. 175.000. Rerata besarnya biaya produksi industri kreatif sulam bordir satung bantal kursi adalah Rp. 556.500 per produksi. Semakin kecil biaya yang dikeluarkan oleh pengrajin maka semakin besar pendapatan yang diperoleh pengrajin sulam bordir sarung bantal. Berdasarkan rerata penerimaan dan rerata biaya produksi, diperoleh rerata pendapatan industri sulam bordir. Rerata pendapatan sulam border sarung bantal kursi yaitu Rp. 493.500 per produksi. Besarnya tingkat pendapatan tersebut usaha kreatif sulam bordir ini layak untuk diusahakan dan dikembangkan karena jumlahnya yang masih sedikit. Berdasarkan hasil yang diperoleh usaha industri kreatif sulam bordir menguntungkan. Peluang usaha sulam bordir cukup besar. Usaha industri kreatif dapat diperlakukan kepada ibu-ibu yang memiliki waktu luang untuk menambah pendapatan keluarga dan mengisi waktu senggang menjadi lebih produktif.

I. Kerajinan Bahan Baku Kulit Kambing

Di Kabupaten Jember tepatnya di Desa Balung Kulon Kecamatan Balung terdapat kerajinan berbahan baku dari kulit kambing. Kulit kambing tersebut diolah menjadi bahan pendukung alat musik jimbe dan rebana. Industri kreatif berbahan baku kulit kambing tersebut tergolong industri skala rumah tangga. Industri kreatif alat musik jimbe berdiri mulai tahun 2002 sedangkan alat musik rebana berdiri pada tahun 1996. Alat musik jimbe dan rebana yang berasal dari bahan baku kulit kambing dipasarkan sampai ke luar negeri. di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 70 Beberapa pemesan kedua alat musik tersebut dari luar daerah. Alat musik jimbe biasanya dipasarkan di Jakarta atau luar negeri sedangkan alat musik rebana biasanya pemesan berasal dari Bali. Pembayaran dilakukan dengan uang muka terlebih dahulu, setelah terjual semua pemasar atau pengepul membayar tunai. Modal usaha dari masing-masing pengusaha diperoleh sendiri dari uang pribadi. Bahan baku kulit kambing diperoleh dari daerah sekitar Jember. Cara memperoleh bahan baku kulit kambing dari pemasok kulit kambing. Kebutuhan bahan baku kulit kambing untuk membuat jimbe dan rebana tergantung pemesanan. Industri kreatif berbahan baku kulit kambing berproduksi ketika ada pesanan dari konsumen atau disributor. Dalam pengerjaan kedua alat musik dari bahan baku kuit kambing tersebut dilakukan secara tradisional dengan dikeringkan. Desain dari kedua alat musik tersebut tergantung pemesanan atau memang sesuai dengan bentuk atau desain jimbe dan rebana pada umumnya. Bahan baku lain yang digunakan untuk membuat alat musik jimbe adalah kayu mahoni, tali kur dan cat kayu sedangkan untuk pembuatan alat musik rebana adalah hanya kayu mahoni saja. Setiap satu lembar kulit kambing biasanya dapat menghasilkan 2 buah jimbe atau 2 buah rebana. Adapun analisis pendapatan usaha kerajinan alat musik berbahan baku kulit kambing di Kabupaten Jember, sebagai berikut. Tabel 5.9 Rerata Pendapatan Usaha Kerajian Alat Musik Jimbe dan Rebana No. Uraian Jimbe Rebana 1 Rerata Produksi buah 400 400 2 Harga Produk Rp 375.000 275.000 3 Rerata Biaya Produksi Rp 103.613.992 76.313.390 4 Rerata Penerimaan Rp 150.000.000 110.000.000 5 Rerata Pendapatan Rp 46.386.008 33.686.610 Sumber: Data primer diolah 2015 Berdasarkan Tabel 5.9 menunjukkan bahwa besarnya penerimaan industri kreatif alat musik berbahan baku kulit kambing untuk jimbe sebesar Rp. 150.000.000, dan rebana sebesar Rp. 110.000.000. Penerimaan yang diperoleh pada industri kreatif berbahan baku kulit kambing berasal dari produksi per buah dikali dengan harga masing-masing jenis alat musik yang dihasilkan. Rerata produksi industri kreatif alat musik jimbe dan rebana masing-masing sebanyak 400 buah dengan harga jual jimbe sebesar Rp. 375.000 per buah dan rebana sebesar Rp. 275.000 per buah. Rerata besarnya biaya produksi industri kreatif kerajinan alat musik jimbe sebesar Rp. 103.613.992 sedangkan rebana sebesar Rp. di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 71 76.313.390. Semakin kecil biaya yang dikeluarkan oleh pengrajin untuk masing-masing produk alat musik yang dihasilkan, akan semakin besar pendapatan yang diperoleh pengrajin alat musik jimbe dan rebana di Kabupaten Jember. Berdasarkan rerata penerimaan dan rerata biaya produksi, diperoleh rerata besarnya pendapatan masing-masing industri kreatif kerajinan alat musik. Rerata pendapatan industri kreatif kerajinan alat musik jimbe sebesar Rp. 46.386.008 dan rebana sebesar Rp. 33.686.610. Besarnya tingkat pendapatan tersebut menunjukkan nilai positif berarti total penerimaan yang diperoleh pada industri kreatif kerajinan bambu tersebut lebih besar dari total biaya produksi yang dikeluarkan pada industri kreatif kerajinan alat musik berbahan baku kulit kambing. Adanya hal demikian dapat dikatakan bahwa secara umum kegiatan industri kreatif kerajinan alat musik berbahan baku kulit kambing adalah menguntungkan dan layak untuk diusahakan.

J. Kerajinan Bahan Baku Tulang

Di Desa Tutul Kecamatan Balung terdapat industri kreatif berskala rumah tangga yang memanfaatkan tulang sapi sebagai kalung. Ada beberapa pengusaha kerajinan kalung berbahan baku tulang di sekitar daerah tersebut. Industri kreatif kerajinan kalung berbahan baku tulang didirikan oleh Bapak Zaenab sejak tahun 1995. Usaha yang didirikan merupakan usaha bersama keluarga. Modal usaha yang dikeluarkan oleh pemilik usaha adalah modal sendiri dan tidak ada fasilitas kredit. Tenaga kerja industri kratif kerajinan kalung tersebut berasal dari sekitar daerah produksi. Tenaga kerja tersebut dibagi tiga proses produksi. Beberapa tenaga kerja bekerja dibagian pengolahan bahan mentah, pada proses pewarnaan dan ada beberapa yang melakukan proses penyelesaian kalung. Masing-masing tenaga kerja dalam melakukan proses produksi dilakukan secara tradisional, hanya ketika melakukan proses pelubangan atau pembentukan pola kalung digunakan bor atau grenda. Upah tenaga kerja dihitung sesuai jumlah kalung yang dihasilkan setiap jam kerja. Upah tenaga kerja per kalung yang dihasilkan sebesar Rp. 1.500-,. Bahan baku kerajinan kalung berasal dari tulang sapi. Tulang sapi tersebut diperoleh dari daerah puger. Ada pemasok yang menyediakan kebutuhan tulang sapi sesuai dengan pesanan pemilik usaha kerajinan. Jumlah kebutuhan tulang sapi tidak di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 72 menentu, tergantung pada pesanan pembuatan kalung. Bahan baku lain dalam pembuatan kalung berbahan baku tulang sapi antara lain benang, kayu kopi, wante dan pemutih. Adapun analisis pendapatan usaha kerajinan kalung berbahan baku tulang sapi, sebagai berikut. Tabel 5.10 Rerata Pendapatan Usaha Kerajinan Kalung Bahan Baku Tulang No. Uraian Jumlah 1 Rerata Produksi buah 900 2 Harga kalung Rp 10.000 3 Rerata Biaya Produksi Rp 4.816.736 4 Rerata Penerimaan Rp 9.000.000 5 Rerata Pendapatan Rp 4.183.264 Sumber: Data primer diolah 2015 Berdasarkan Tabel 5.10 menunjukkan bahwa besarnya rerata penerimaan industri kreatif kerajinan kalung sebesar Rp. 9.000.000 per 900 kalung. Penerimaan yang diperoleh pada industri kreatif kerajinan kalung berasal dari produksi per kalung dikali dengan harga kalung. Rerata produksi industri kreatif kerajinan kalung sebesar 900 buah kalung dengan harga kalung per buah sebesar Rp. 10.000. Rerata besarnya biaya produksi industri kreatif kerajinan kalung sebesar Rp. 4.816.736 per 900 kalung. Semakin kecil biaya yang dikeluarkan oleh pengrajin, akan semakin besar pendapatan yang diperoleh pengrajin kalung. Berdasarkan rerata penerimaan dan rerata biaya produksi, diperoleh rerata besarnya pendapatan industri kreatif kerajinan kalung. Rerata pendapatan industri kreatif kerajinan kalung adalah sebesar Rp. 4.183.264 per 900 kalung. Besarnya tingkat pendapatan tersebut menunjukkan nilai positif berarti total penerimaan yang diperoleh pada industrki kreatif kerajinan kalung tersebut lebih besar dari total biaya produksi yang dikeluarkan pada industri kreatif kerajinan kalung. Adanya hal demikian dapat dikatakan bahwa secara umum kegiatan industri kreatif kerajinan kalung adalah menguntungkan dan layak untuk diusahakan.

K. Kerajinan Bahan Baku Kaca

Industri kreatif kerajinan kalung berbahan baku kaca berada di Desa Tutul Kecamatan Balung. Di desa ini terdapat beberapa pengusaha kerajinan tersebut diantaranya Bapak H. Sulaiman dan Bapak H. Halil. Jenis usaha kedua pelaku usaha di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 73 tersebut dlakukan secara mandiri dengan skala usaha rumah tangga. Modal usaha industri kreatif ini diperoleh secara mandiri, tidak menggunakan fasilitas kredit dari bank atau badan usaha yang lain. Industri kreatif kerajinan kalung kaca dari tahun ke tahun berkembang dan banyak peminatnya. Tenaga kerja yang berkerja di industri kreatif kerajinan kalung ini berasal dari warga sekitar tempat produksi kerajinan kalung. Tenaga kerja yang bekerja di industri tersebut tidak dibutuhkan syarat-syarat tertentu. Upah tenaga kerja diberikan sesuai jumlah kalung yang diproduksi setiap hari kerja. Upah tenaga kerja yang diberikan sebesar Rp. 1.500 per kalung. Setiap kerajinan kalung yang dihasilkan, dipasarkan atau dijual di luar daerah setempat. Kerajinan kalung biasanya dipasarkan di daerah Bali oleh pengepul. Pada proses pembayaran biasanya pengepul memberikan uang muka, apabila barang sudah sampai di daerah tujuan, pengepul melunasi sisa pembayaran. Bahan baku kaca yang digunakan untuk pembuatan kerajinan kalung diperoleh dari daerah sekitaran Kabupaten Jember. Apabila di sekitaran jember tidak bisa memenuhi bahan baku sesuai yang dibutuhkan, pelaku usaha mengambil barang di daerah Surabaya. Pelaku usaha memperoleh bahan baku dari pemasok yang sudah menjadi langganan. Bahan baku yang dibutuhkan dalam setiap pembuatan 100 buah kerajinan kalung adalah sekitar 25 kilogram kaca. Proses pembuatan kerajinan kalung dikerjakan secara manual. Pada proses produksi, bahan baku utama yang berupa kaca tersebut dicuci bersih setelah itu di potong sesuai pola yang diinginkan. Setelah proses pemotongan sesuai pola, potongan kaca tersebut kemudian di bor sehingga dapat dirangkai dengan benang. Sebelum proses merangkai, potongan kaca tersebut di bentuk dengan diamplas. Beberapa bahan baku tambahan dalam proses kerajinan kalung tersebut adalah benang. Setiap pembuatan kerajinan kalung dibutuhkan 1 rol benang untuk merangkai. Adapun analisis pendapatan usaha kerajinan kalung berbahan baku kaca, sebagai berikut. di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 74 Tabel 5.11 Rerata Pendapatan Usaha Kerajinan Kalung Bahan Baku Kaca No. Uraian Jumlah 1 Rerata Produksi buah 100 2 Harga kalung Rp 9.000 3 Rerata Biaya Produksi Rp 310.447 4 Rerata Penerimaan Rp 900.000 5 Rerata Pendapatan Rp 589.553 Sumber: Data primer diolah 2015 Berdasarkan Tabel 5.11 menunjukkan bahwa besarnya penerimaan industri kreatif kerajinan kalung kaca sebesar Rp. 900.000 per 100 kalung. Penerimaan yang diperoleh pada industri kreatif kerajinan kalung berasal dari produksi per kalung dikali dengan harga kalung. Rerata produksi industri kreatif kerajinan kalung sebesar 100 buah kalung dengan harga kalung per buah sebesar Rp. 9.000. Rerata besarnya biaya produksi industri kreatif kerajinan kalung sebesar Rp. 310.447 per 100 kalung. Semakin kecil biaya yang dikeluarkan oleh pengrajin, akan semakin besar pendapatan yang diperoleh pengrajin kerajinan kalung di Kabupaten Jember. Berdasarkan rerata penerimaan dan rerata biaya produksi, diperoleh rerata besarnya pendapatan industri kreatif kerajinan kalung. Rerata pendapatan industri kreatif kerajinan kalung adalah sebesar Rp. 589.553 per 100 kalung. Besarnya tingkat pendapatan tersebut menunjukkan nilai positif berarti total penerimaan yang diperoleh pada industrki kreatif kerajinan kalung tersebut lebih besar dari total biaya produksi yang dikeluarkan pada industri kreatif kerajinan kalung. Adanya hal demikian dapat dikatakan bahwa secara umum kegiatan industri kreatif kerajinan kalung adalah menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Berdasarkan uraiandi atas, industri kreatif kalung sangat berpeluang untuk dikembangkan.

L. Kerajinan Bahan Baku Kayu Gaharu

Kerajinan bahan baku kayu gaharu di Kabupaten Jember merupakan industri kreatif yang langka untuk diusahakan. Kerajinana bahan baku kayu gaharu ini dijadikan kerajinan gelang. Industri kreatif kerajinan kayu gaharu diusahakan secara mandiri dengan skala usaha industri rumah tangga. Industri kreatif kerajinan gelang bahan baku kayu gaharu memerlukan modal yang cukup besar dan kepercayaan yang cukup tinggi. Modal yang digunakan oleh pemilik usaha industri kreatif bahan baku kayu gaharu adalah milik di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 75 sendiri atau pribadi dan tidak menggunakan fasilitas peminjaman atau kredit. Tenaga kerja di industri kerajinan gelang ini berasal dari tetangga sekitar tempat produksi. Tenaga yang bekerja harus memiliki keahlian dalam mengukir atau membentuk pola sesuai desain kayu gaharu. Bahan baku kayu gaharu berasal dari Kalimantan dan Papua. Pemilik usaha mengambil langsung ke Kalimantan atau Papua. Pemilik usaha kerajinan gelang kayu gaharu sudah memiliki mitra kerja yang sudah dipercaya dalam jual beli kayu gaharu. Hasil kerajinan gelang yang diproduksi tergantung pemesanan. Kerajinan gelang bahan baku kayu gaharu dipasarkan ke Bali dan Yogyakarta bahkan pasar tetap kerajinan gelang tersebut adalah pasar luar negeri yaitu Negara China. Konsumen kerajinan gelang kayu gaharu mengambil kerajinan gelang tersebut khusus digunakan untuk gelang dan kalung yang dipakai oleh orang china. Sistem pembayaran industri kayu gaharu ini kontan dimuka setelah itu barang bisa diambil atau dikirim. Adapun analisis pendapatan usaha kerajinan gelang berbahan baku kayu gaharu, sebagai berikut. Tabel 5.12 Rerata Pendapatan Usaha Kerajinan Gelang Bahan Baku Kayu Gaharu No. Uraian Gaharu Kalimantan Gaharu Papua 1 Rerata Produksi buah 100 100 2 Harga kalung Rp 1.500.000 300.000 3 Rerata Biaya Produksi Rp 126.075.458 19.841.597 4 Rerata Penerimaan Rp 150.000.000 30.000.000 5 Rerata Pendapatan Rp 23.924.542 10.158.402 Sumber: Data primer diolah 2015 Berdasarkan Tabel 5.12 menunjukkan bahwa besarnya penerimaan industri kreatif kerajinan gelang untuk kayu gaharu kalimantan sebesar Rp. 150.000.000 sedangkan untuk gaharu papua sebesar Rp. 30.000.000. Penerimaan yang diperoleh pada industri kreatif kerajinan gelang berasal dari produksi per gelang dikali dengan harga gelang. Rerata produksi industri kreatif kerajinan gelang sebesar 100 buah gelang dengan harga gelang gaharu Kalimantan per buah sebesar Rp. 1.500.000 sedangkan gaharu Papua per buah sebesar Rp. 300.000. Rerata besarnya biaya produksi industri kreatif kerajinan gelang untuk kayu gaharu Kalimantan sebesar Rp. 126.075.458 per 100 kalung sedangkan untuk kayu gaharu Papua sebesar Rp. 19.841.597 per 100 kalung. Semakin kecil biaya yang dikeluarkan oleh pengrajin, akan semakin besar pendapatan yang diperoleh pengrajin gelang di Kabupaten Jember. di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 76 Berdasarkan rerata penerimaan dan rerata biaya produksi, diperoleh rerata besarnya pendapatan industri kreatif kerajinan gelang. Rerata pendapatan industri kreatif kerajinan gelang untuk kayu gaharu Kalimantan sebesar Rp. 23.924.542 per 100 kalung sedangkan untuk kayu gaharu Papua sebesar Rp 10.158.403 per 100 kalung. Besarnya tingkat pendapatan tersebut menunjukkan nilai positif berarti total penerimaan yang diperoleh pada industrki kreatif kerajinan gelang tersebut lebih besar dari total biaya produksi yang dikeluarkan pada industri kreatif kerajinan gelang. Adanya hal demikian dapat dikatakan bahwa secara umum kegiatan industri kreatif kerajinan gelang adalah menguntungkan dan layak untuk diusahakan.

M. Kerajinan Bahan Baku Kayu dan Biji Aren

1. Kerajinan Bahan Baku Kayu Aren Salah satu industri kreatif yang terdapat di Kabupaten Jember adalah kerajinan bahan baku kayu aren. Kerajinan bahan baku kayu aren ini dapat dijadikan sebagai cobek, sutil besar, ulek-ulek, entong sayur, entong nasi dan entong salad dengan berbagai ukuran. Kerajinan ini berada di Daerah Desa Balung Kulon Kecamatan Balung. Industri kreatif ini dimiliki oleh dua orang yaitu seorang ibu rumah tangga yaitu ibu Susiana. Kerajinan cobek dan sutil besar dimiliki oleh ibu Susiana dan kerajinan ulek-ulek, entong sayur, entong nasi dan entong salad dimiliki olek bapak Solihin. Industri kreatif kerajinan ini sudah berjalan selama 18 tahun. Industri kreatif tersebut merupakan pekerjaan utama dari pemilik usaha. Tenaga kerja industri kreatif untuk masing-masing pemilik sebanyak 2 orang yaitu 1 orang tenaga kerja untuk produk setengah jadi dan 1 orang untuk produk jadi. Upah yang diberikan per tenaga kerja berdasarkan jumlah produk yang telah dikerjakan yaitu Rp. 450 per produk. Tenaga kerja ini berasal dari daerah sekitar. Teknologi yang digunakan dalam proses pengolahan ini masih tradisional. Bahan baku pembuatan produk ini adalah kayu aren. Bahan baku tersebut diperoleh dai daerah Jawa Tengah-Solo. Perolehan bahan baku setiap 1 truck yaitu 650 batang kayu aren. Perolehan bahan baku tersebut dilakukan dengan cara pemesanan. Pengusaha melakukan pemesanan bahan baku setiap 650 batang kayu arena atau 1 truck dengan harga per kayu sebesar Rp. 11.000. Setiap batang kayu aren apabila diolah menjadi cobek besar akan menghasilkan 4 buah, kemudian untuk di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 77 1 batang kayu aren apabila diolah menjadi entong akan menghasilkan 8 produk. Harga produk cobek besar masing-masing sebesar Rp. 6.000 dan untuk entong seharga Rp. 2.500. untuk pemasaran produk ini, ada beberapa pembeli eceran dan grosir yang langsung membeli ke tempat industri dan membayar kontan semua produk yang dibeli, namun pengusaha juga melayani jasa pesanan. Adapun analisis pendapatan usaha kerajinan kayu aren yang diproduksi menjadi cobek besar, sebagai berikut: Tabel 5.13 Rerata Pendapatan Usaha Kerajinan Cobek per Bulan No. Uraian Jumlah 1 Rerata Produksi buah 2.600 2 Harga produk Rp 6.000 3 Rerata Biaya Produksi Rp 10.282.951,39 4 Rerata Penerimaan Rp 15.600.000 5 Rerata Pendapatan Rp 5.317.049 Sumber: Data primer diolah 2015 Berdasarkan Tabel 5.13 menunjukkan bahwa besarnya penerimaan industri kreatif kayu aren sebesar Rp 15.600.000 per bulan. Penerimaan yang diperoleh pada industri kreatif kayu aren berasal dari produksi per produk dikali dengan harga produk tersebut. Rerata produksi industri kreatif kayu aren sebesar 2.600 buah cobek dengan harga cobek per buah sebesar Rp. 6.000. Rerata besarnya biaya produksi industri kreatif cobek adalah Rp 10.282.951,39 per bulan. Berdasarkan rerata penerimaan dan rerata biaya produksi, diperoleh rerata besarnya pendapatan industri kreatif kayu aren. Rerata pendapatan industri kreatif cobek adalah sebesar Rp 5.317.049 per bulan. Besarnya tingkat pendapatan tersebut menunjukkan nilai positif berarti total penerimaan yang diperoleh pada industri kreatif cobek tersebut lebih besar dari total biaya produksi yang dikeluarkan pada industri kreatif cobek tersebut. Adanya hal demikian dapat dikatakan bahwa secara umum kegiatan industri kreatif cobek ini adalah menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Selain itu, industri kreatif kayu aren lainnya adalah industri kreatif entong dan ulek-ulek. Industri kreatif ini memiliki ukuran yang sama dengan harga jual per produk yang sama pula. Adapun analisis pendapatan usaha kerajinan kayu aren yang diproduksi menjadi entong atau ulek-ulek di Kabupaten Jember, sebagai berikut. di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 78 Tabel 5.14 Rerata Pendapatan Usaha Kerajinan ulek-ulek atau entong No. Uraian Jumlah 1 Rerata Produksi buah 5.200 2 Harga produk Rp 2.500 3 Rerata Biaya Produksi Rp 9.312.951,39 4 Rerata Penerimaan Rp 13.000.000 5 Rerata Pendapatan Rp 3.687.049 Sumber: Data primer diolah 2015 Berdasarkan Tabel 5.14 diatas menunjukkan bahwa besarnya penerimaan industri kreatif kayu aren sebesar Rp 13.000.000 per bulan. Penerimaan yang diperoleh pada industri kreatif kayu aren berasal dari produksi per produk dikali dengan harga produk tersebut. Rerata produksi industri kreatif kayu aren sebesar Rp. 5.200 buah ulek- ulek dengan harga ulek-ulek per buah sebesar Rp. 2.500. Rerata besarnya biaya produksi industri kreatif ulek-ulek adalah Rp. 9.312.951,39 per bulan. Berdasarkan rerata penerimaan dan rerata biaya produksi, diperoleh rerata besarnya pendapatan industri kreatif ulek-ulek. Rerata pendapatan industri kreatif ulek- ulek adalah sebesar Rp 3.687.049 per bulan. Besarnya tingkat pendapatan tersebut menunjukkan nilai positif berarti total penerimaan yang diperoleh pada industrki kreatif ulek-ulek tersebut lebih besar dari total biaya produksi yang dikeluarkan pada industri kreatif ulek-ulek tersebut. Adanya hal demikian dapat dikatakan bahwa secara umum kegiatan industri kreatif ulek-ulek atau entong ini adalah menguntungkan dan layak untuk diusahakan. 2. Kerajinan Bahan Baku Biji Aren Kolang-Kaling Salah satu industri kreatif yang lainnya dengan bahan baku biji aren yaitu dikenal dengan buah kolang kaling. Kerajinan ini terdapat di daerah Desa Balung Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember. Kerajinan bahan baku biji aren atau kolang kaling ini dijadikan sebagai tasbih. Pemilik industri kreatif ini adalah seorang kepala keluarga yaitu Bapak Bahrun Rosid yang berumur 35 Tahun. Kerajinan tasbih dari buah kolang kaling ini berjalan dari tahun 2007 yang awalnya hanya mencoba-coba saja dan kemudian sekarang menjadi suatu usaha yang ditekuni bapak Bahrun Rosid dan dapat membantu perekonomian keluarga tersebut. di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 79 Industri kreatif ini merupakan pekerjaan utama dari bapak Bahrun Rosid. Tenaga kerja industri kreatif ini terdiri dari 2 orang yaitu 1 orang untuk tenaga kerja yang mengerjakan produk setengah jadi yaitu hanya mengebor biji kolang kaling dan 1 orang tenaga kerja untuk mengerjakan produk jadi yaitu merajut biji kolang kaling yang sudah siap dijadikan tasbih. Upah tenaga kerja untuk pekerjaan setengah jadi sebesar Rp. 4.000 per tasbih dan upah untuk tenaga kerja merajut sebesar Rp. 2.000 per tasbih, tenaga kerja ini berasal dari tetangga sekitar rumah Bapak Bahrun Rosid. Bahan baku pembuatan tasbih ini adalah biji kolang kaling yang sudah tua kemudian dikeringkan. Bahan baku tersebut diperoleh dari pengepul di sekitar daerah tersebut. Pembelian bahan baku dilakukan apabila bahan baku sebelumnya sudah habis. Pengusaha membeli bahan baku sebanyak 50 kg dengan harga Rp. 5.000 per kilogram buah kolang kaling. Setiap 1 kg buah kolang kaling akan menghasilkan tasbih sebanyak 8 buah tasbih muslim. Harga tasbih ini sebesar Rp. 20.000. teknologi yang digunakan dalam proses pembuatan tasbih ini masih tergolong tradisional, namun yang berbeda dari pembuatan tasbih ini yaitu pada proses pemberian warnanya yaitu dengan cara disangrai. Proses ini dilakukan oleh pengusaha agar warnah dari tasbih kolang kaling ini memiliki warna yang alami tanpa menggunakan pewarna buatan. Sehingga warna dari tasbih tersebut tidak hanya pada luarnya saja namun akan tembus sampai bagian dalamnya. Adapun analisis pendapatan usaha kerajinan buah kolang-kaling yang diproduksi menjadi tasbih, sebagai berikut. Tabel 5.15 Rerata Pendapatan Usaha Kerajinan Tasbih Kolang-kaling No. Uraian Jumlah 1 Rerata Produksi buah 400 2 Harga produk Rp 20.000 3 Rerata Biaya Produksi Rp 2.867.875 4 Rerata Penerimaan Rp 8.000.000 5 Rerata Pendapatan Rp 5.132.125 Sumber: Data primer diolah 2015 Berdasarkan Tabel 5.15 menunjukkan bahwa besarnya penerimaan industri kreatif buah kolang-kaling sebesar Rp 8.000.000 per pesanan. Penerimaan yang diperoleh pada industri kreatif kerajian tasbih dari buah kolang-kaling berasal dari produksi per produk dikali dengan harga produk tersebut. Rerata produksi industri kreatif buah kolang- kaling sebesar 400 buah tasbih per pesanan dengan harga tasbih per buah sebesar di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 80 Rp. 20.000. Rerata besarnya biaya produksi industri kreatif tasbih adalah Rp. 2.867.875 per pesanan. Berdasarkan rerata penerimaan dan rerata biaya produksi, diperoleh rerata besarnya pendapatan industri kreatif tasbih. Rerata pendapatan industri kreatif tasbih adalah sebesar Rp. 5.132.125 per pesanan. Besarnya tingkat pendapatan tersebut menunjukkan nilai positif berarti total penerimaan yang diperoleh pada industrki kreatif tasbih tersebut lebih besar dari total biaya produksi yang dikeluarkan pada industri kreatif tasbih tersebut. Adanya hal demikian dapat dikatakan bahwa secara umum kegiatan industri kreatif tasbih ini adalah menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Industri kreatif tasbih dari buah kolang-kaling ini sangat berpeluang dan bagus untuk dikembangkan karena dapat dilihat dari pendapatan yang sangat menguntungkan dan juga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga.

N. Kerajinan Bahan Baku Biji Pocok

Salah satu industri kreatif yang terdapat di Kabupaten Jember tepatnya di Desa Balung Tutul Kecamatan Balung adalah kerajinan bahan baku biji pocok. Biji pocok dikenal biji pada tamanan gebang. Kerajinan bahan baku biji pocok ini dijadikan tasbih. Industri kreatif ini dimiliki oleh seorang ibu rumah tangga yaitu Ibu Sri Wahyuni yang berumur 29 tahun. Industri kerajinan tasbih dari biji pocok ini sudah bejalan dari tahun 2007 yang awalnya mendapatkan informasi dari saudara kemudian mencobanya dan ternyata berkembang sampai saat ini. Industri kreatif ini sudah menjadi pekerjaan utama dari ibu Sri Wahyuni. Tenaga kerja pada usaha ini sama halnya dengan tenaga kerja pada usaha tasbih lainnya terdiri dari 2 orang yaitu 1 orang untuk tenaga kerja yang mengerjakan produk setengah jadi yaitu hanya mengebor biji pocok dan 1 orang tenaga kerja untuk mengerjakan produk jadi yaitu merajut biji pocok yang sudah siap dijadikan tasbih. Biji pocok yang dijadikan tasbih pada usaha ini adalah biji pocok yang utuh artinya tidak dikupas kulitnya karena tasbih yang dibuat adalah tasbih budha bukan tasbih muslim. Upah tenaga kerja untuk pekerjaan setengah jadi sebesar Rp. 2.000 per tasbih dan upah untuk tenaga kerja merajut sebesar Rp. 500 per tasbih. Upah tenaga kerja untuk merajut sangat murah karena untuk merajut tasbih ini sangat mudah karena bijinya besar-besar. Tenaga kerja ini berasal dari tetangga di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 81 sekitar rumah. Bahan baku pembuatan tasbih ini adalah biji pocok yang berasal dari tanaman gebang yang sudah tua dan dikeringkan. Bahan baku tersebut diperoleh dari daerah Ambulu. Pengusaha membeli bahan baku sebanyak 1 kwintal atau 100 kg dengan harga Rp. 5.000 per kilogram biji pocok. Setiap 1 kg biji pocok akan menghasilkan tasbih sebanyak 4 buah tasbih budha atau non muslim dengan harga tasbih sebesar Rp. 7.500. teknologi yang digunakan pada usaha ini tergolong menggunakan alat tradisional. Proses penambahan warna pada produk ini menggunakan campuran serlax dan spirtus agar biji pocok mengkilap dan warna menjadi lebih jelas. Adapun analisis pendapatan usaha kerajinan buah pocok yang diproduksi menjadi tasbih, sebagai berikut: Tabel 5.16 Rerata Pendapatan Usaha Kerajinan Tasbih Buah Pocok No. Uraian Jumlah 1 Rerata Produksi buah 400 2 Harga produk Rp 7.500 3 Rerata Biaya Produksi Rp 1.694.979,17 4 Rerata Penerimaan Rp 3.000.000 5 Rerata Pendapatan Rp 1.305.021 Sumber: Data primer diolah 2015 Berdasarkan Tabel 5.16 menunjukkan bahwa besarnya penerimaan industri kreatif buah pocok sebesar Rp. 3.000.000 per pesanan. Penerimaan yang diperoleh pada industri kreatif pocok berasal dari produksi per produk dikali dengan harga produk tersebut. Rerata produksi industri kreatif pocok sebesar 400 buah tasbih per pesanan dengan harga tasbih per buah sebesar Rp. 7.500. Rerata besarnya biaya produksi industri kreatif tasbih adalah Rp. 1.694.979,17 per pesanan. Berdasarkan rerata penerimaan dan rerata biaya produksi, diperoleh rerata besarnya pendapatan industri kreatif tasbih. Rerata pendapatan industri kreatif tasbih adalah sebesar Rp. 1.305.021 per pesanan. Besarnya tingkat pendapatan tersebut menunjukkan nilai positif berarti total penerimaan yang diperoleh pada industrki kreatif tasbih tersebut lebih besar dari total biaya produksi yang dikeluarkan pada industri kreatif tasbih tersebut. Adanya hal demikian dapat dikatakan bahwa secara umum kegiatan industri kreatif tasbih ini adalah menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Industri kreatif tasbih dari buah pocok ini sangat berpeluang dan bagus untuk dikembangkan karena dapat dilihat dari pendapatan yang sangat menguntungkan dan juga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga tersebut. di Kabupaten Jember Bappekab Jember dengan Lemlit Univ. Jember 82

5.3 Karakteristik dan Fungsi Peran Hubungan Berbagai Pemangku Kepentingan