Sistematika Pembahasan Status Kenegaraan (Statehood) Negara – Negara Kepulauan Berdataran Rendah (Low-Lying Island Nations) Yang Seluruh Wilayahnya Terendam Air Laut

G. Sistematika Pembahasan

Dalam melakukan pembahasan skripsi ini, penulis membagi dalam 5 lima bab yang saling berhubungan satu dengan lainnya. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: Bab I Bab I adalah Bab Pendahuluan. Bab ini meliputi latar belakang pemilihan judul, dimana penulis melihat adanya kekosongan hukum dalam dunia internasional mengenai status kenegaraan statehood negara – negara kepulauan berdataran rendah low- lying island nations yang seluruh wilayahnya terendam air laut. Selanjutnya, bab ini diikuti dengan perumusan masalah, tujuan penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penelitian dan yang terakhir yaitu sistematika pembahasan. Bab II Di dalam bab ini, status kenegaraan statehood berdasarkan hukum internasional dibahas secara komprehensif dan mendalam. Bab ini memaparkan tentang definisi serta fungsi statehood dalam hubungan internasional demi memberi gambaran umum tentang pentingnya statehood. Kemudian, dilanjutkan dengan bagaimana statehood memberi status kepada negara sebagai subjek hukum internasional yang utama. Bab III Bab III membahas segala kriteria statehood yang belaku dalam hukum internasional. Bab ini dimulai dengan pemaparan terhadap kriteria statehood berdasarkan Konvensi Montevideo 1933. Tidak hanya itu, bab ini memaparkan beberapa kriteria lain atas statehood Universitas Sumatera Utara di luar Konvensi Montevideo yang berlaku dalam masyarakat internasional. Pertama – tama, yaitu praktek negara – negara dalam menentukan statehood yang tampak dari pengakuan. Pembahasan ini menjadi penting karena pembahasan isu hukum internasional tidak terlepas dari praktek – praktek negara yang merupakan bagian dari masyarakat internasional. Adapun praktek – praktek negara terbagi menjadi dua teori yang dikenal sebagai teori deklaratif dan teori konstitutif. Dijabarkan pula praktek negara sehubungan dengan kasus – kasus nyata yang telah terjadi, yaitu Malta, Kosovo dan Somalia. Pembahasan terakhir dijabarkan dengan mengacu pada kriteria – kriteria statehood lain yang berlaku dalam hukum internasional. Bab IV Bab ini membahas statehood negara – negara kepulauan berdataran rendah low-lying island nations yang seluruh wilayahnya terendam air laut. Pertama – tama, bab ini menjelaskan lebih lanjut implikasi kenaikan permukaan air laut terhadap negara – negara tersebut. Kemudian, bab ini juga menggambarkan hubungan Konvensi Montevideo dengan punahnya keberadaan suatu negara. Dalam pembahasan terakhir dalam bab ini, juga dijabarkan solusi dan kendala yang dapat timbul dalam mempertahankan statehood serta situasi sui generis dalam hukum internasional yang memerlukan perlindungan. Universitas Sumatera Utara Bab V Bab ini adalah bab penutup yang berisikan tentang kesimpulan dan saran-saran. Kesimpulan akan mencakup isi dari semua pembahasan ada bab-bab sebelumnya. Sedangkan saran mencakup gagasan dan usulan dari penulis terhadap permasalahan yang dibahas pada skripsi ini berdasarkan fakta-fakta yang telah diuraikan dalam bab-bab sebelumnya. Universitas Sumatera Utara BAB II PENGERTIAN DAN FUNGSI STATUS KENEGARAAN STATEHOOD BERDASARKAN HUKUM INTERNASIONAL

A. Pengertian