Ordo Malta Negara – Negara yang Tetap Diakui Meskipun Tidak

5. Negara – Negara yang Tetap Diakui Meskipun Tidak

Memenuhi Kriteria Statehood Konvensi Montevideo

i. Ordo Malta

- Malta kehilangan teritorinya – tahun 1523 Secara historis, Order of Malta didirikan sebagai Orde Militer Agama milik Gereja Katolik Roma. Konstitusi independennya memberikan hak istimewa tertentu yang secara efektif membebaskannya dari campur tangan negara – negara lain di mana ia memiliki perwakilan. Pada tahun 1312, Ordo Malta telah memperoleh kepemilikan atas Pulau Rhodes dan menikmati Kedaulatan mutlak atas pulau ini. Ordo ini telah menikmati hak melakukan hubungan dengan negara- negara lain sejak pendudukan Pulau Rhodes. Karena telah memiliki populasi, wilayah, dan kewenangan yurisdiksi, pada saat Paus Nicholas V mengakui Grand Master sebagai pangeran berdaulat pada tahun 1446, Ordo ini telah menjadi negara merdeka dan tunduk pada aturan Hukum Internasional pada masa itu. 188 Karena kepemilikannya atas Angkatan Darat dan Angkatan Laut, Ordo Malta telah mampu menegakkan kedaulatan teritorialnya sampai tahun 1523, ketika ia kalah terhadap pasukan kuat dari Sultan Turki. Meskipun demikian, bahkan setelah insiden tersebut dan sebelum Ordo itu memperoleh Malta, militernya masih diakui dan banyak dari perwakilannyamasih menikmati imunitas dari yurisdiksi hukum di negara – negara mereka berada. Kehilangan Rhodes 188 Guy Stair Sainty, The Order of Malta, Sovereignty, and International Law, dapat diakses dari: http:library.gayhomeland.org0010ENEN_Souvereignity_and_international_Law_G_S_Sainty. htm [diakses tanggal 4 Maret 2014] Universitas Sumatera Utara tidak mempengaruhi status hukum maupun perlakuan yang diterimanya dari negara – negara berdaulat lainnya. - Malta kehilangan teritorinya – tahun 1978 Pulau Malta sebelum 1530 adalah bagian dari Kerajaan Sisilia yang menikmati kebebasan dari pemerintahan sendiri namun tidak memiliki karakteristik kenegaraan. Pulau tersebut kemudian diberikan oleh Raja Sisilia kepada Ordo Malta. Pada tahun 1798, Ordo Malta kehilangan lagi kedaulatannya terhadap daerah tersebut karena invasi Perancis. Pertama Perancis dan kemudian Inggris memperoleh kedaulatan de facto atas Malta, tanpa persetujuan dari Raja Sisilia. Namun kemudian Perancis dan Inggris, sebagai penandatangan Perjanjian Amiens tahun 1802, mengakui klaim Ordo atas Kedaulatan teritorial. Selain itu, Inggris berjanji mengembalikan Kepulauan Malta untuk dikuasai oleh Ordo Malta nantinya. 189 - Kedaulatan Malta Menurut Korowicz, Kedaulatan melekat pada suatu negara, berasal darinya, dan tanpa syarat baginya. 190 189 Treaty of Amiens 1802, pasal 101 Hompesch, Grand Master ketika Orde kehilangan Malta pada tahun 1798, tetap diperlakukan sebagai Yang Berdaulat oleh Austria ketika di pengasingan, dan pengganti Grand Master, Tommasi , juga diperlakukan sebagai kedaulatan oleh beberapa negara. Negara – negara berikut memperlakukan perwakilan dari Orde sebagai wakil dari Negara Bedaulat bahkan sesudah tahun 1798, meskipun Ordo tidak memiliki kedaulatan territorial: 190 M. S. Korowicz, Some Present Aspects of Sovereignty in International Law, Recueil des cours, Vol. 102, 1961, hal. 102 Universitas Sumatera Utara Perancis, Austria , Rusia dan Inggris. Tidak hanya itu, Ordo juga masih diperkenankan mengirim delegasi ke Kongres Wina pada tahun 1814. Di samping itu, Ordo juga menikmati hubungan diplomatik penuh yang saling menguntungkan dengan lebih dari delapan puluh negara. 191 Ordo telah diberikan status Observer di PBB sejak tahun 1994 , menikmati hak yang sama dengan Palang Merah yang meliputi hak untuk berpartisipasi dalam Rapat Majelis Umum. 192 Kedaulatan Ordo bahkan diakui oleh Mahkamah Agung Italia Italian Court of Cassation yang menyebutkan bahwa “the Order constitutes a sovereign internasional subject and, though deprived of territory, is equal in all respects to a foreign state with which Italy has normal diplomatic relations” yang artinya “Ordo merupakan subjek internasional yang berdaulat dan, meskipun kehilangan wilayah, sama dalam segala hal dengan negara asing dengan siapa Italia biasanya memiliki hubungan diplomatik.” 193 Demikianlah, Ordo Malta tidak kehilangan kedaulatannya maupun pengakuan dari berbagai negara meski kehilangan teritorinya, yakni Rhodes pada tahun 1523, dan Malta pada tahun 1798. 191 Ordo Malta saling bertukar hubungan diplomatik dengan negara – negara berikut: Eropa : Albania, Austria, Belarus, Bosnia, Bulgaria, Kroasia, Republik Ceko, Tahta Suci , Hungaria, Italia, Latvia, Liechtenstein, Lithuania , Makedonia, Malta, Polandia, Portugal, Romania, Federasi Rusia, San Marino, Slovakia, Slovenia, Spanyol; Amerika Tengah dan Selatan: Argentina, Bolivia, Brazil, Chili, Kolombia, Kosta Rika, Kuba, Republik Dominika, El Salvador, Equador, Equatorial Guinea, Guatemala, Guinea, Haiti, Honduras, Nikaragua, Panama, Paraguay, Peru, Saint Vincent and the Grenadines, Uruguay, Venezuela; Afrika: Benin, Burkina Faso, Kamerun, Cape Verde, Republik Afrika Tengah, Chad, Comores, Kongo, Republik Demokratik Kongo dulu Zaire, Mesir, Ethiopia, Gabon, Guinea - Bissau, Pantai Gading, Liberia, Madagaskar, Mali, Mauritius, Mauritania, Maroko, Mozambik, Niger, Sao Tome dan Principe, Senegal, Seychelles, Somalia, Sudan, Togo; Asia : Kamboja, Lebanon, Mikronesia, Filipina, dan Thailand. 192 UN GA Res 48265, op.cit., para. 1 193 Association of Italian Knights of the Order of Malta v. Piccoli, 1984 65 ILR Italy, hal. 310 Universitas Sumatera Utara ii. Kosovo - Sejarah Kosovo hingga tahun 1986 Kosovo adalah wilayah dengan kepentingan simbolis penting bagi bangsa Serbia dan, pada saat yang sama, memiliki makna sejarah tertentu untuk Albania. Untuk orang-orang Serbia, Kosovo adalah bagian tak terpisahkan dari identitas mereka karena ada tempat-tempat suci Orthodox Serbia yang penting dan simbol- simbol kebangsaan Serbia di wilayah Kosovo. Komposisi etnis Kosovo berubah drastis setelah migrasi penduduk Serbia pada tahun 1690 dan 1739, sebagai konsekuensi dari pemberontakan yang gagal melawan Turki pasca perang. Tapi, meskipun adanya peningkatan yang substansial dari penduduk Albania di Kosovo, wilayah ini tidak menjadi bagian dari Kerajaan Albania yang didirikan pada tahun 1913. Pada akhir Perang Dunia II , kaum komunis di bawah kepemimpinan Josip Broz Tito berkuasa di Kosovo dan pada konferensi kedua Komite Pembebasan Nasional tahun 1945 di Prizren, Tito membuat keputusan, yakni bahwa Kosovo menjadi bagian dari Serbia. Menurut konstitusi 1974, Yugoslavia adalah sebuah federasi dari enam republik dan dua provinsi otonom, Kosovo dan Vojvodina, yang berada dalam Republik Serbia. 194 194 Constitution of the Socialist Federative Republic of Yugoslavia 1974, pasal 1113 Adalah Konstitusi Republik Federal Sosialis Yugoslavia 21 Februari 1974, yang mendorong status Kosovo dan memberi wilayah tersebut dalam hal posisinya dalam negara federal. Universitas Sumatera Utara Orang – orang Serbia gelisah tentang masa depan wilayah tersebut karena hak istimewa yang dinikmati oleh Kosovo menjadi sumber masalah mereka. Sesudah terjadinya kekerasan sporadis yang terjadi di Kosovo pada tahun 1981 sebagai akibat dari kerusuhan etnis Albania, 195 tahun 1986 menandai pergantian ekstrim dalam konteks hubungan antara orang etnis Serbia dan Albania di Kosovo karena Slobodan Milošević menjadi Presiden Liga Komunis Serbia.. 196 - Kosovo di bawah kepemimpinan Milošević Sejak tahun 1988 dan seterusnya, suatu kampanye intensif diluncurkan oleh Milošević yang ditujukan pada penghapusan otonomi yang dinikmati oleh Kosovo. Usaha pertama dilakukan padatahun 1988 di tingkat konstitusi federal namun tidak berhasil. Pada tahun 1989, akhirnya suatu amandemen diadopsi, yang mengurangi kompetensi provinsi otonom dari Kosovo dalam berbagai bidang kegiatan pemerintah dan memperluas yurisdiksi pemerintah pusat. Akibatnya, hal ini menuai protes besar – besaran dari etnis Albania di Kosovo. 197 Pada tahun 1992, pemilu diadakan dalam Republik Kosovo yang diproklamirkan mereka sendiri di mana etnis Albania Kosovo memilih Liga Demokratik Kosovo sebagai partai yang memiliki mayoritas di parlemen dan Konflik terjadi dalam batas-batas provinsi dan situasi mencapai tingkat intensitas tinggi dan kebrutalan. Bentrokan antara etnis Albania dengan polisi dan personil militer Serbia bahkan mencapai status perang saudara. 195 O. Bennett-Jones, Albanians in Kosovo: Prospects for the Future, in: Refugee Survey Quarterly, Vol. 13 1994, hal. 12 196 Williams, J., Legitimacy in International Relations and the Rise and Fall of Yugoslavia , Basingstoke: Macmillan, 1998, hal. 78 197 Letter dated 26 March 2007 from the Secretary-General addressed to the President of the Security Council, Report of the Special Envoy of the Secretary-General on Kosovo’s future status, UNSC, S2007168 26 March 2007, para. 6 dan 7 Universitas Sumatera Utara pemimpinnya, Ibrahim Rugova, menjadi presiden dari republik yang baru tersebut. 198 - Keterlibatan masyarakat internasional Pada saat itu Serbia sendiri mengalami berbagai konflik sehubungan dengan kemerdekaannya dan beberapa negara lainnya dari Yugoslavia. Oleh karena itu, dari tahun 1997 dan seterusnya, Pasukan Pembebasan Kosovo KLA mendapatkan momentum dan menjadi kekuatan utama dalam mencapai keinginan para etnis Albania di Kosovo. Pada Maret 1998 Milošević mengirim angkatan bersenjata Serbia ke Kosovo dan perang antar - etnis di wilayah tersebut mulai mencapai dimensi baru. Masyarakat internasional menjadi semakin khawatir tentang situasi di Kosovo, dan pada tanggal 31 Maret 1998 Dewan Keamanan PBB, yang bertindak bedasarkan Bab VII dari Piagam PBB, mengadopsi Resolusi 1160 1998. Dalam dokumen ini, Dewan Keamanan menegaskan pentingnya integritas teritorial Yugoslavia dalam konteks Kosovo, menyatakan dukungannya untuk tingkat otonomi yang lebih besar bagi entitas yang bersangkutan, dan terlebih lagi, memberlakukan embargo senjata pada masing-masing pihak. 199 198 Vickers, Miranda, Between Serb and Albanian: A History of Kosovo, New York: Columbia University Press, 1998, hal. 260 Kemudian, Resolusi Dewan Keamanan PBB 1199 1998 yang diadopsi pada 23 September 1998 , mengacu pada penggunaan kekuatan yang berlebihan dan membabi buta oleh pasukan keamanan Serbia dan Yugoslavia dan memutuskan untuk mempertimbangkan tindakan lebih lanjut dan langkah-langkah tambahan demi 199 United Nations Security Council Resolution 1160 31 March 1998, para. 5 dan 8 Universitas Sumatera Utara mempertahankan atau memulihkan perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut. 200 Meskipun ada perkembangan positif demikian, tindak kekerasan tetap berlangsung di Kosovo. Keadaan tersebut malah berlanjut pada terjadinya kampanye pembersihan etnis yang dilancarkan terhadap etnis Albania Kosovo dan pengusiran paksa dari rumah mereka. Oleh karena itu , pada 24 Maret 1999, NATO memulai Operation Allied Force, serangan udara melawan Yugoslavia yang berlangsung selama dua setengah bulan. 201 Pada tanggal 10 Juni 1999 Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi 1244 1999 di mana organ utama dari organisasi dunia tersebut “authorizes the Secretary-General, with the assistance of relevant international organizations, to establish an international civil presence in Kosovo in order to provide an interim administration for Kosovo under which the people of Kosovo can enjoy substantial autonomy within the Federal Republic of Yugoslavia ” yang artinya “memberikan kewenangan kepada Sekretaris Jenderal, dengan bantuan organisasi internasional yang relevan, untuk membentuk suatu organisasi sipil internasional di Kosovo untuk menjalankan pemerintahan sementara di mana rakyat Kosovo dapat menikmati otonomi substansial dalam Republik Federal Yugoslavia.” Intervensi NATO mengakhiri situasi pelanggaran kemanusiaan berat di Kosovo dan, oleh karena itu, dapat dibenarkan dengan alasan - alasan etis. 202 200 United Nations Security Council Resolution 1199 23 September 1998, para. 16 Dengan demikian, sebagai konsekuensi dari penerapan dokumen tersebut di atas, 201 H. Charlesworth, International Law: A Discipline of Crisis, The Modern Law Review, Vol. 65 2002,, hal. 378 202 United Nations Security Council Resolution 1244 10 June 1999, para. 5 dan 10 Universitas Sumatera Utara Misi Administrasi Sementara PBB di Kosovo UNMIK didirikan. Semua otoritas legislatif dan eksekutif sehubungan dengan Kosovo, termasuk administrasi peradilan, berada di tangan UNMIK dan dilaksanakan oleh Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal. Keadaan kemudian berlanjut pada negosiasi antara pihak yang terlibat , yang dilakukan oleh para pihak yang terlibat, termasuk Uni Eropa, Amerika Serikat dan Federasi Rusia. Pada bulan Desember 2007, para negosiator menyimpulkan bahwa para pihak tidak dapat mencapai kesepakatan karena tidak ada pihak yang bersedia untuk menyerah pada tuntutan pihak lainnya mengenai masalah inti yang sedang dihadapi, yaitu masalah kedaulatan. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa Serbia menyetujui kemerdekaan Kosovo. Pada bulan Februari 2008, Kosovo justru dinyatakan kemerdekaanya oleh pihaknya yang berwenang . 203 - Kosovo dan kriteria statehood Tidak ada keraguan bahwa Kosovo memiliki penduduk permanen, serta wilayah yang jelas dalam perbatasanya. Yang lebih bermasalah mungkin kriteria pemerintah dan kapasitas untuk berhubungan dengan negara-negara lain. Memang, Kosovo memiliki pemerintah yang bebas dari Serbia. Namun, di bawah kriteria kenegaraan pemerintahan, kemerdekaan dari semua pemerintah lain - tidak hanya dari satu pemerintah tertentu – lah yang diperlukan. 204 203 Kosovo Declaration of Independence 2008, para. 1 Karena Resolusi 1244 tetap berlaku bahkan setelah deklarasi kemerdekaan Kosovo, ini berarti masih ada administrasi internasional internasional yang hadir, sehingga 204 Anthony Aust, Handbook of International Law, 1st edition, United Kingdom: Cambridge University Press, 2005, hal. 136-137 Universitas Sumatera Utara patut dipertanyakan apakah Kosovo benar-benar memiliki suatu pemerintahan. Sebut saja dalam kasus Aaland Island, the International Commission of Jurists menyatakan bahwa Republik Finlandia selama tahun 1917 dan 1918 bukan merupakan negara berdaulat “until the public authorities had become strong enough to assert themselves throughout the territories of that State without the assistance of foreign troops ” yang artinya “sampai otoritas publik telah menjadi cukup kuat untuk menegaskan status mereka di seluruh wilayah Negara tersebut tanpa bantuan dari tentara luar negeri.” 205 Namun, yang mewakili sekitar sembilan puluh persen penduduk Kosovo, memenuhi syarat sebagai orang yang berhak untuk hak menentukan nasib sendiri. Oleh karena itu, ketika parlemen Kosovo mendeklarasikan kemerdekaan, mereka bertindak sebagai wakil rakyat Kosovo dan tidak melanggar prinsip right to self – determination . Hal ini dikuatkan oleh Mahkamah Internasional dalam Advisory Opinion -nya dalam Accordance with International Law of the Unilateral Declaration of Independence in respect of Kosovo dengan menyatakan bahwa: “...the declaration of independence of 17 February 2008 did not violate general international law, Security Council 1244 1999 or the Constitutional Framework” yang artinya “deklarasi kemerdekaan pada 17 Februari 2008 tidak melanggar hukum internasional publik, Resolusi Dewan Keamanan 1244 1999 maupun Kerangka Konstitusi Negara.” 206 205 Aaland Islands Case, Advisory Opinion, International Committee of Jurists, League of Nations Official Journal Spec. Supp 3 at 3 1920, hal. 8 - 9 206 Accordance with International Law of the Unilateral Declaration of Independence in Respect of Kosovo , Advisory Opinion, I.C.J. Reports 2010, p. 403, para. 122 Universitas Sumatera Utara Republik Kosovo telah diakui oleh tiga anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan beberapa negara besar lainnya. Hanya berkisar satu tahun dari Deklarasi Kemerdekaan Kosovo pada Februari 2008 sampai Februari 2009, jumlah pengakuan yang diberikan kepada Kosovo telah mencapai 55. 207 Dari empat negara tetangga dengan yang berbatasannya, Republik Kosovo telah diakui oleh Albania, Macedonia dan Montenegro, hanya Serbia yang tidak mengakui Kosovo sebagai negara merdeka. TIdak hanya itu, Republik Kosovo juga masuk menjadi anggota International Monetary Fund dan World Bank. 208 Kosovo memang memiliki kekurangan yang signifikan dalam memenuhi kriteria statehood tradisional, terutama syarat pemerintah yang efektif. Namun, kemerdekaan Kosovo dianggap sesuai dengan hukum internasional sehingga menarik pengakuan dari sejumlah besar negara. Meskipun pengakuan seharusnya dianggap sebagai deklaratoir, ini tidak berarti bahwa tidak ada unsur konstitutif dalam penciptaan negara itu sendiri. Demikianlah, Kosovo mencapai statehood yang telah dinanti – nantikan oleh rakyatnya. 207 Sampai Februari 2009, negara – negara berikut telah memberikan pengakuan pada Kosovo berdasarkan alfabet: Afghanistan, Albania, Australia, Austria, Belgium, Belize, Bulgaria, Burkina Faso, Canada, Colombia, Costa Rica, Croatia, Czech Republic, Denmark, Estonia, Finland, France, Germany, Hungary, Islandia, Ireland, Italia, Jepang, Latvia, Liberia, Liechtenstein, Lithuania, Luxembourg, Makedonia, Malaysia, Maladewa, Malta, the Marshall Islands, Micronesia, Monaco, Montenegro, Nauru, the Netherlands, Norwegia, Panama, Peru, Polandia, Portugal, Samoa, San Marino, Senegal, Sierra Leone, Slovenia, Korea Selatan, Swedia, Swiss, Turki, the United Arab Emirates, Ingris, dan Amerika Serikat. Sekarang, Kosovo telah diakui oleh 107 negara anggota PBB. Who Recognized Kosova as an Independent State, dapat diakses pada http:www.kosovothanksyou.com [diakses pada tanggal: 2 Maret 2014] 208 Statement by the Foreign Minister of the Republic of Kosovo H.E. Skender Hyseni to the United Nations Security Council, New York 17 June 2009, dapat diakses pada website resmi Menteri Luar Negeri Kosovo: http:www.ks-gov.netMPJMinistryMinisterSpeechestabid149ItemId231Default.aspx [diakses pada tanggal: 2 Maret 2014] Universitas Sumatera Utara iii. Somalia - Masalah politik Somalia Somalia adalah suatu negara yang terbentuk pada tahun 1960 dari dua negara yang masing – masing merupakan jajahan Inggris dan Italia. Dari 1 Juli 1960 sampai 29 Oktober 1969 , Republik Somalia mengalami demokrasi yang singkat dan penuh masalah. Telah ada dua Presiden dan tiga Perdana Menteri. 209 Pada tahun 1988, bentrokan di wilayah utara kota Hargisia dan lain-lain dengan mayoritas penduduk Isaaq telah hancur sudah mencapai keadaan perang Sembilan tahun setelah unifikasi dan kemerdekaan, kudeta tak berdarah mengakhiri pengalaman satu - satunya Somalia dalam memiliki parlemen. Konstitusi, Mahkamah Agung dan Majelis Nasionalnya diberhentikan sementara dan seluruh partai politik dinyatakan ilegal. Semuanya dikuasai oleh Dewan Agung Revolusi, yang dipimpin oleh Jenderal Siad Barre. Kecenderungan rezimnya untuk menindas dengan memanfaatkan segala senjata generasi terbaru telah menyebabkan kekerasan, kematian dan kehancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya dan seluruhnya memuncak dalam pebersihan etnis total. Di sisi lain , Barre telah mendistribusikan senjata di antara warga sipil yang ia anggap berada di sisinya sehingga meningkatkan tingkat militerisasi dalam masyarakat dan secara tidak langsung mereka inilah yang merupakan mesin yang nantinya akan meledakkan aparat negara. 209 Aden Absullah Osman, anggota senior Lega dei Giovani Somalia, adalah Presiden pertama Republik Somalia. Masa jabatannya berlangsung hingga 1 Agustus 1967. Ia digantikan oleh Shermarke, dari kelompok politik yang sama yang dibunuh ketika masih menjabat pada 15 Oktober 1969. Dari tahun 1960 sampai 1964, Shermarke juga telah berperan sebagai Perdana Menteri. Ia digantikan oleh Haggi Hussein sampai 1967 dan, dari 1967 hingga 1969, digantikan lagi oleh Mohamed Haji Ibrahim Egal, satu-satunya perdana menteri dari Somaliland Universitas Sumatera Utara saudara . Perang saudara tersebut menghancurkan Somalia, merampas rumah dan mata pencaharian dari penduduknya , dan menciptakan ekonomi paralel yang didorong oleh pembajakan. Setelah pemberhentian paksa Presiden Mohamed Siad Barre pada tahun 1991 , negara Somalia tidak memiliki otoritas pemerintah yang terkoordinasi lagi. Sejak saat itu , telah terjadi setidaknya lima belas kali kegagalan dalam membentuk pemerintahan di Somalia. 210 Tidak adanya otoritas kebijakan yang diatur telah menciptakan sebuah kekosongan keamanan yang berlangsung yang mendorong kekerasan antar klan dan anarki yang membuat Somalia terkenal sebagai sebuah negara yang gagal secara politik, ekonomi , dan sosial di dunia. Sebagai hasil dari volatilitas ini, sudah tidak ada pengaturan mengenai perbatasan Somalia untuk hampir lebih dari satu dekade. Kurangnya pengaturan, ditambah dengan pemerintah yang tidak stabil dan tidak bisa dijalankan, telah menciptakan situasi yang sangat berbahaya bagi keamanan Somalia, yang seyogyanya merusak stabilitas jangka panjang negara tersebut beserta negara - negara tetangganya. 211 - Intervensi kemanusiaan PBB Pada tahun 1992 , Human Rights Watch melaporkan bahwa Somalia telah mengalami tahun yang paling tragis dalam sejarah modern. 212 210 Ambassador Ahmedou Ould-Abdallah, Piracy Off the Somali Coast, Final Report in the Workshop Commissioned by the Special Representative of the Secretary General of the UN to Somalia, Nairobi, Kenya 21 November 2008, hal. 151 dan 157 dapat diakses pada: Di ibu kota Mogadishu saja, diperkirakan 14.000 orang tewas dan 27.000 terluka hanya dari http:www.imcsnet.orgimcsdocssomalia_piracy_intl_ experts_report_consolidated.pdf [diakses pada 4 Maret 2014] 211 Ibid, hal. 33-34 212 Human Rights Watch, World Report 1993 - Somalia: Events of 1992 1993, available at http:www.unhcr.orgrefworlddocid467fca601e.html [diakses pada 4 Maret 2014] Universitas Sumatera Utara Desember 1991 sampai Februari 1992. Di beberapa daerah , sebanyak 70 persen anak-anak di bawah umur 5 tahun meninggal antara Mei dan Desember 1992 sebagai akibat dari kekeringan dan kelaparan parah, yang diperparah lagi oleh konflik di Somalia. Dihadapkan dengan tindak kekerasan yang makin mengerikan dan kesulitan dalam mendistribusikan bantuan kemanusiaan, pada tanggal 23 Januari 1992, Dewan Keamanan dalam Resolusi 733 meminta peningkatan bantuan kemanusiaan dari PBB dan organisasi kemanusiaan internasional lainnya dan memutuskan untuk menerapkan embargo total terhadap semua pasokan senjata. 213 Pada tanggal 24 April tahun yang sama, Dewan Keamanan, melalui Resolusi 751, memutuskan untuk mendirikan Operasi PBB di Somalia United Nations Operation Somalia UNOSOM . Kemudian , di Resolusi Dewan Keamanan 794 tahun 1992, Dewan Keamanan mengesahkan rekomendasi Sekretaris Jenderal mengenai intervensi militer sesuai dengan Pasal 39 dari Piagam PBB untuk membantu UNOSOM dan menyambut tawaran Amerika Serikat untuk memimpin intervensi bersenjata tersebut. 214 PBB tetap berada di Somalia sampai Maret 1995. UNOSOM meninggalkan Somalia dalam keadaan yang menyedihkan, tanpa penyelesaian konflik, tanpa menstabilkan situasi dan tentu saja, tanpa membangun kembali negara Somalia. Somalia dengan politik yang telah terfragmentasi malah Operasi militer ini, yang terdiri dari United Task Force UNITAF” dan Operasi PBB di Somalia UNOSOM” , memperluas penerapan hukum intervensi demi kemanusiaan. 213 United Nations Security Council Resolution 733 23 January 1992, para. 2 dan 5 214 United Nations Security Council Resolution 794 3 December 1992, para. 7 - 8 Universitas Sumatera Utara ditinggalkan untuk mengadu nasibnya melawan kekuatan para panglima perang yang kuat. - Somalia dan kriteria statehood Dalam hukum internasional, kepunahan suatu negara yang telah terbentuk sebelumnya adalah suatu hal yang tidak diharapkan. Bahkan, negara yang lemah dan gagal tetap bertahan karena unsur-unsur kedaulatan sama sekali tidak diubah atau ditangguhkan dalam kasus negara lemah maupun gagal. Setelah status berdaulat diperoleh dan diakui secara internasional, hukum internasional tidak memberikan sarana untuk mengubah status ini, bahkan di mana suatu Negara tidak lagi memiliki kapasitas yang efektif untuk mengatur atau memaksakan otoritas kepada penduduknya, atau melakukan tindak pelanggaran hak asasi manusia terhadap warganya sendiri. Sebagaimana diutarakan oleh Rosalyn Higgin dalam bukunya yang berjudul International Law and How We Use It, “once in the club of States, the rules by which admission was tested become less important” yang artinya “sekali diterima dalam kelompok negara, aturan – aturan saat penerimaan sudah tidak penting lagi.” 215 Sampai hari ini Somalia memiliki pemerintahan yang lemah dan tidak efektif menggunakan kewenangannya di luar dari ibukota Negara. 216 215 Rosalyn Higgins, op.cit., hal. 41 Namun, masyarakat internasional memperlakukan Somalia sebagai entitas berdaulat dan dalam situasi demikian ia masih mempertahankan kursinya di organisasi internasional seperti PBB. Bahkan PBB memberikan bantuan kepada Somalia 216 Giorgetti, Chiara, A Principled Approach to State Failure: International Community Actions in Emergency Situations, Boston: Brill, 2010, hal. 28 Universitas Sumatera Utara dalam menghadapi permasalahan yang ada dalam negaranya. 217 Ketidakkonsistensian ini muncul karena kriteria Montevideo secara eksplisit diarahkan pada penciptaan negara dan tidak memberikan pedoman untuk keberlanjutan Negara atau kriteria apa saja untuk menentukan kapan suatu Negara dapat kehilangan status kedaulatannya. Akibatnya , kedaulatan justru menjadi perisai milik Negara lemah dari tekanan eksternal dan ini malah menempatkan pemerintahan yang tidak berpengalaman dan tidak memiliki kontrol politik yang efektif dalam suatu posisi dimana mereka dapat melakukan apapun yang mereka suka tanpa harus menghadapi konsekuensi utama: Kepunahan Negaranya.

C. Kemerdekaan

Independence sebagai Kriteria Statehood Kemerdekaan memainkan peran penting karena berfungsi sebagai kendaraan lanjutan dari klaim atas status kenegaraan. Perlu ditekankan pula bahwa gagasan kemerdekaan telah dianggap sebagai prinsip hukum internasional yang fundamental. 218 Dalam bukunya yang berjudul Identity and Continuity of States in Public International Law , Marek menjelaskan pentingnya konsep kemerdekaan yang didasarkan pada hukum internasional publik dengan menyatakan bahwa kemerdekaan Negara membentuk prasyarat dari hukum internasional dan merupakan suatu kondisi yang tidak bisa ditanggalkan tanpa menyangkal raison dêtre-nya sendiri pada saat yang sama. 219 217 United Nations Security Council Resolution 814 26 March 1993, para. 4; United Nations Security Council Resolution 897 4 February 1994, para. 2 218 Status of Eastern Carelia USSR v. Finland, Advisory Opinion, P.C.I.J. Rep Series B No. 5 1923, hal. 27 219 K. Marek, op.cit., hal. 163 Universitas Sumatera Utara