Identifikasi Identifikasi Hasil Pengujian Dan Analisis Persediaan Ekonomis

Gambar 15. Grafik Trend Data Asli Apel Manalagi Berdasarkan gambar diatas dan persamaan Yt = 536.0 + 4,78t di atas maka data permintaan konsumen terhadap apel manalagi di Sinar Supermarket cenderung berpola random acak. Dari persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa taksiran untuk permintaan konsumen terhadap apel manalagi akan mengalami penurunan beberapa waktu ke depan. Selanjutnya mencari harga‐harga ramalan Ft+1 dengan menggunakan metode Exponential Smoothing. Pembahasan ini menggunakan bantuan program Minitab dalam menghitungnya.

4.5.6. Identifikasi

Model Permintaan Toko Buah Apel Manalagi Pada penelitian ini sebelum dilakukan analisis lebih lanjut maka terlebih dahulu dilakukan identifikasi model guna menetukan taksiran untuk permintaan toko beberapa bulan ke depan. Dengan menggunakan program minitab, data mengenai permintaan toko untuk apel manalagikg nya disajikan dalam grafik berikut ini : 100 200 300 400 500 600 700 800 Jan ua ri Febr uar i Ma re t A pr il Me i Ju ni Ju li A gus tu s S ept em ber Ok to ber No ve m be r D es em be r Bulan Bu ah Series1 Gambar 16. Permintaan Toko Terhadap Apel Manalagi Tahun 2009 Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa permintaan toko pada tahun 2009 mengalami perkembangan yang fluktuarif dimana permintaan toko terhadap pisang emas tertinggi terjadi pada bulan September 2009 yakni sebanyak 717 kg dan permintaan toko terendah terjadi pada bulan Mei 2009 dengan permintaan sebanyak 441 kg. Gambar 17. Grafik Trend Data Asli Apel Manalagi Berdasarkan gambar diatas dan persamaan Yt = 542.0 + 5,28t di atas maka data permintaan toko terhadap apel manalagi di Sinar Supermarket cenderung berpola random acak. Dari persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa taksiran untuk permintaan toko terhadap apel manalagi akan mengalami penurunan beberapa waktu ke depan. Selanjutnya mencari harga‐harga ramalan Ft+1 dengan menggunakan metode Exponential Smoothing. Pembahasan ini menggunakan bantuan program Minitab dalam menghitungnya. Setelah melakukan identifikasi terhadap model permintaan konsumen dan model permintaan toko tersebut diatas, maka selanjutnya menentukan metode forecast yang akan digunakan yaitu dengan metode exponential smoothing antara lain single exponential smoothing, double exponential smoothing, dan triple exponential smoothing, kemudian dengan membandingkan nilai MAPE mean absolute procentage of error dan dipilih nilai MAPE yang terkecil dan terbaik. Berikut ini akan dilakukan perhitungan untuk menentukan tingkat keuntungan maksimum penjualan buah pada buah apel manalagi. Setelah diketahui data penjualan, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan data tersebut kedalam Analisis Forecast peramalan dengan dibandingkan hasil MAPE dari metode‐metode Forecast yaitu single exponential smoothing, double exponential smoothing dan triple exponential smoothing winters. Setelah diketahui nilai MAPE, maka dipilih nilai MAPE yang terkecil dan terbaik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 5. Dari hasil pengujian dan analisis dengan metode forecast exponential smoothing, dengan dibandingkan nilai MAPE didapatkan nilai MAPE terkecil dan terbaik adalah 17,1 dengan besarnya alpha a yang ditetapkan yaitu 0,1 yang diperoleh dari metode Double Exponential Smoothing. Dari hasil peramalan Forecast didapatkan besarnya penjualan permintaan konsumen D pada buah apel manalagi di tahun 2010 untuk setiap bulannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 9. penjualan permintaan konsumen D buah pisang emas berdasarkan hasil peramalan Forecasting tahun 2010 Bulan Hasil Peramalan Forecasting kg Januari 561 Februari 568 Maret 574 April 580 Mei 586 Juni 593 Juli 599 Agustus 605 September 611 Oktober 617 November 624 Desember 630 Untuk mengetahui besarnya pesanan toko dari hasil peramalan forecast di tahun 2010 dengan menggunakan analisis Forecast, dapat dilihat pada lampira. Untuk menjawab tujuan penelitian yang pertama yaitu dengan menggunakan analisis Economic Order Quantity EOQ. Adapun perhitungan EOQ untuk buah apel manalagi adalah sebagai berikut : EOQ = Tahun 2009 Bulan januari : = = 21,5 kg hari Februari : = = 20,9 kg hari Maret : = = 18,9 kg hari April : = = 18,8 kg hari Mei : = = 17,2 kg hari Juni : = = 17,5 kg hari Juli : = = 16,7 kg hari Agustus : = = 21,7 kg hari September : = = 21,7 kg hari Oktober : = = 20,6 kg hari November : = = 20,2 kg hari Desember : = = 21,5 kg hari Berdasarkan perhitungan secara manual diatas dapat dijelaskan bahwa perhitungan EOQ untuk menentukan jumlah persediaan yang ekonomis pada buah apel manalagi dapat diketahui dari nilai Q yang ada pada tahun 2009, dimana diperinci untuk persediaan ekonomis pada setiap bulannya. Adapun besarnya Q persediaan ekonomis pada tahun 2009 dibulan januari didapatkan hasil perhitungan jumlah persediaan yang ekonomis sebesar 21,5 kg hari yang artinya untuk mencukupi permintaan konsumen yang sebesar 685 kg bulan, maka seharusnya perusahaan melakukan pemesanan dalam jumlah yang ekonomis sebesar 21,5 kg hari atau 666,5 kg bulan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadinya kelebihan stock buah yang menyebabkan terjadinya kerusakan dan kebusukan buah sehingga mengakibatkan kerugian pada perusahaan dan juga sebagai persediaan pengaman atau safety stock. Sedangkan pada tahun 2010 untuk mengetahui besarnya tingkat persediaan yang ekonomis EOQ berdasarkan hasil peramalan forecasting, seperti yang dicantumkan berupa tabel diatas, maka perhitungan EOQ untuk buah apel manalagi pada tahun 2010 adalah sebagai berikut : EOQ = Tahun 2010 Bulan januari : = = 19,2 kg hari Februari : = = 19,4 kg hari Maret : = = 19,5 kg hari April : = = 19,6 kg hari Mei : = = 19,7 kg hari Juni : = = 19,8 kg hari Juli : = = 19,9 kg hari Agustus : = = 20,0 kg hari September : = = 20,1 kg hari Oktober : = = 20,2 kg hari November : = = 20,3 kg hari Desember : = = 20,4 kg hari Diketahui bahwa berdasarkan hasil analisis forecasting untuk buah apel manalagi didapatkan taksiran permintaan konsumen D untuk tahun 2010 cenderung mengalami penurunan jika dibandingkan dengan permintaan konsumen pada tahun 2009, yang berarti diawal tahun 2010 diperkirakan keinginan masyarakat untuk mengkonsumsi apel manalagi mengalami perubahan. Hal ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 5. Namun, dalam hal ini juga perlu diperhatikan pula pada bulan‐ bulan tertentu dimana terdapat moment‐moment besar, seperti hari raya dan lain‐lain, dimana pada moment tersebut dibutuhkan pasokan persediaan yang cukup besar disesuaikan dengan kebutuhan pada saat itu. Tabel 10. Selisih Pemesanan Toko Tanpa EOQ Dan Pemesanan Toko Dengan EOQ Tahun 2009 buah Apel Manalagi Bulan Pemesanan Toko Tanpa EOQ Kg 1 Pemesanan Toko Dengan EOQ Kg 2 Marginal Profit Kg 1-2 Januari 698 595,0 103,0 Februari 652 543,2 108,8 Maret 535 604,5 69,50 April 525 588,0 63,00 Mei 441 610,7 169,7 Juni 459 594,0 135,0 Juli 416 616,9 200,9 Agustus 530 600,0 70,00 September 717 623,1 93,90 Oktober 634 606,0 28,00 November 605 629,3 24,30 Desember 703 610,7 92,30 Berdasarkan perhitungan untuk mengetahui total biaya persediaan yang minimum pada buah apel manalagi yaitu dengan berdasarkan pada EOQ pada tahun 2009 lampiran 6, dapat dilihat pada tabel. Tabel 11. Selisih Total Biaya Persediaan EOQ Dengan Total Biaya Persediaan Di Sinar Supermarket Pada Buah Apel Manalagi Tahun 2009 Bulan Total Biaya Persediaan EOQ Rp Total Biaya Persediaan Tanpa EOQ Rp Marginal Profit Rp Januari 7.354.400 11.899.444 4.545.044 Februari 7.026.876 11.623.240 4.596.364 Maret 7.616.285 11.912.803 4.296.518 April 7.506.562 11.832.143 4.325.581 Mei 7.847.820 11.914.072 4.066.252 Juni 7.585.142 11.796.176 4.211.034 Juli 7.929.576 11.914.701 3.985.125 Agustus 8.016.114 11.925.175 3.909.061 September 6.960.836 11.762.950 4.802.114 Oktober 7.160.098 11.918.725 4.444.730 November 7.380.567 11.825.297 4.444.730 Desember 7.143.372 11.872.621 4.729.249 Dari tabel diatas, menjelaskan mengenai selisih total biaya persediaan yang aktual dengan total biaya persediaan ekonomis yang berdasarkan pada EOQ. Dimana hasil daripada selisih kedua total biaya persediaan ini menunjukkan bahwa dengan total biaya yang ekonomis akan menghasilkan keuntungan yang maksimal. Pada bulan januari sinar supermarket mengeluaran biaya sebesar Rp. 11.899.444. Sedangkan setelah menggunakan metode EOQ didapatkan penghematan biaya sebesar 4.545.044. Sedangkan pada bulan Desember didapatkan perbedaan selisih biaya persediaan sebesar 4.729.249. Didapatkan selisih biaya yang cukup besar, hal ini menunjukkan bahwa total biaya EOQ dapat digunakan untuk lebih memaksimalkan keuntungan yang diperoleh supermarket. Dengan penggunaan biaya persediaan yang ekonomis, maka hal ini tentunya akan sangat menguntungkan perusahaan, keuntungan yang maksimal pun dapat diraih oleh perusahaan. Dampak dari persediaan yang tidak ekonomis, menyebabkan perusahaan dapat menderita kerugian, sebab dari persediaan yang terlalu melimpah over stock di suatu waktu, dengan sifat produk yang tidak dapat bertahan lama dapat mengakibatkan kerusakan baik karena secara mekanis maupun dari tingkat kesegarannnya ketahanannya yang terbatas. Diketahui bahwa dari ketiga komoditas menggunakan metode peramalan Double Exponential Smoothing, ini berdasarkan atas penilaian terhadap parameter ukur MAPE yang mengukur tingkat error atau kesalahan dari suatu metode peramalan dengan menggunakan standar alpha a yang diterapkan 0,1 , 0,2 , dan 0,3. Dengan tujuan untuk menemukan a yang menghasilkan forecast error terkecil. Dengan bantuan program Minitab diperoleh persamaan garis trend pertama dari jeruk valensia adalah Yt = 456.8 + 6,16t, garis trend kedua dari pisang emas adalah Yt = 707.3 + 6,24t dan garis trend ketiga dari apel manalagi adalah Yt = 536.0 + 4,78t. Pada persamaan pertama menunjukkan bahwa permintaan konsumen terhadap jeruk valensia mengalami penurunan di bulan maret 2010. Namun tidak menutup kemungkinan adanya kenaikan untuk bulan‐bulan berikutnya. Dari perhitungan dengan menggunakan metode single exponential smoothing berbantu program Minitab nilai MAPE dengan a = 0,3 lebih kecil dibandingkan dengan a =0,1 dan a =0,2 tabel 5.7 dan diperoleh hasil ramalan periode ke‐13 atau bulan Januari 2010 adalah 520,375 atau 5202 kg. Jika dibandingkan dengan bulan Desember 2009 bulan Januari 2010 mengalami penurunan. Dari perhitungan dengan menggunakan metode double exponential smoothing berbantu program Minitab nilai MAPE dengan a = 0,1 lebih kecil dibandingkan dengan a =0,2 dan a =0,3 gambar 5.10. Dapat dikatakan bahwa forecast yang terbaik adalah dengan menggunakan a = 0,1. Dengan hasil peramalan bulan Januari 2010 sebesar 482,046 atau 482 kg. Dari perhitungan dengan menggunakan metode triple exponential smoothing berbantu program Minitab nilai MAPE dengan a = 0,3 lebih kecil dibandingkan dengan a =0,1 dan a =0,2. Dapat dikatakan bahwa forecast yang terbaik adalah dengan menggunakan a = 0,3. Dengan hasil peramalan bulan Januari 2010 sebesar 568,878 atau 567 kg. Bila membandingkan ketiga metode tersebut di atas, dengan melihat nilai MAPE‐nya metode double exponential smoothing lebih tepat digunakan untuk meramalkan jumlah permintaan konsumen terhadap buah jeruk valensia karena memiliki tingkat kesalahan yang lebih kecil. Dari metode tersebut , prediksi permintaan konsumen jeruk valensia terlihat bahwa tahun 2010 mengalami penurunan. Yang berarti diawal tahun 2010 diperkirakan keinginan masyarakat untuk mengkonsumsi jeruk valensia berubah. Untuk persamaan kedua menunjukkan bahwa permintaan konsumen terhadap apel manalagi mengalami penurunan di bulan maret 2010. Namun tidak menutup kemungkinan adanya kenaikan untuk bulan‐ bulan berikutnya. Dari perhitungan dengan menggunakan metode double exponential smoothing berbantu program Minitab nilai MAPE dengan a = 0,1 lebih kecil dibandingkan dengan a =0,2 dan a =0,3 . Dapat dikatakan bahwa forecast yang terbaik untuk pisang emas adalah dengan menggunakan a = 0,1. Dengan hasil peramalan bulan Januari 2010 sebesar 561,437 atau 561 kg. Dengan membandingkan ketiga metode tersebut, dengan melihat nilai MAPE ‐nya metode double exponential smoothing lebih tepat digunakan untuk meramalkan jumlah permintaan konsumen terhadap buah apel manalagi karena memiliki tingkat kesalahan yang lebih kecil. Diprediksi permintaan konsumen apel manalagi terlihat bahwa tahun 2010 mengalami penurunan. Yang berarti diawal tahun 2010 diperkirakan keinginan masyarakat untuk mengkonsumsi apel manalagi berubah. Namun hasil perkiraan tersebut tidak 100 benar pada kenyataannya. Sedangkan pada persamaan ketiga yakni permintaan konsumen terhadap buah pisang emas cenderung mengalami peningkatan, tetapi diawal ‐awal bulan memang menunjukkan penurunan, setelah itu terjadi peningkatan sesudahnya. Bila membandingkan dengan ketiga metode tersebut, dengan melihat nilai MAPE‐nya metode double exponential smoothing lebih tepat digunakan untuk meramalkan jumlah permintaan konsumen terhadap buah pisang emas karena memiliki tingkat kesalahan yang lebih kecil. Dari metode, prediksi permintaan konsumen pisang emas terlihat bahwa tahun 2010 mengalami peningkatan. Yang berarti diawal tahun 2010 diperkirakan keinginan masyarakat untuk mengkonsumsi pisang emas berubah. Ada banyak faktor yang mempengaruhi banyak sedikitnya permintaan konsumen terhadap permintaan buah jeruk valensia, pisang emas dan apel manalagi antara lain pemilihan daerah promosi, jumlah tenaga promosi, kondisi perekonomian masyarakat yang sering mengalami pasang surut, harga buah, musim buah, mutu buah serta selera konsumen. Dari masing‐masing komoditi buah lokal, yaitu jeruk valensia, mangga gadung dan apel manalagi dapat diketahui perencanaan tingkat keuntungan maksimum yang dapat diperoleh dari persediaan buah secara optimal. Untuk mengetahui lebih jelasnya tentang perencanaan tingkat keuntungan maksimum tahun 2009‐2010 dari masing‐masing komoditi buah lokal dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 12. Perencanaan tingkat persediaan optimal masing‐masing komoditi tahun 2009 Bulan Persediaan optimal tahun 2009 kgbulan Persediaan optimal tahun 2010 kgbulan Jeruk valensia Pisang emas Apel manalagi Jeruk valensia Pisang emas Apel manalagi Januari 613,8 753,3 595,0 551,8 685,1 595,2 Februari 546,0 669,2 543,2 501,2 621,6 543,2 Maret 508,4 638,6 604,5 561,1 691,3 604,5 April 501,0 621,0 588,0 546,0 672,0 588,0 Mei 523,9 616,9 610,7 570,4 573,5 610,7 Juni 504,0 620,0 594,0 555,0 681,0 594,0 juli 520,8 669,0 616,9 576,6 706,8 616,9 Agustus 552,0 719,2 600,0 564,0 687,0 600,0 September 623,1 735,0 623,1 585,9 713,0 623,1 Oktober 591,0 753,3 606,0 570,0 693,0 606,0 November 561,1 654,0 629,3 573,0 719,2 629,3 Desember 597,0 725,4 610,7 598,3 699,0 612,0 Berdasarkan tabel tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa pada masing ‐masing buah yaitu buah jeruk valensia, pisang emas dan apel manalagi terdapat perbedaan tingkat persediaan optimal EOQ dan tingkat persediaan aktual. Adapun perbedaan ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain oleh faktor mutu buah, jenis buah, harga buah, musim buah dan selera konsumen. Seperti yang telah dibahas diatas, bahwa untuk memaksimalkan keuntungan maka salah satunya adalah dengan menetapkan biaya persediaan yang ekonomis yaitu dengan menggunakan analisis EOQ. Selain itu, yang menjadi hal terpenting adalah mengenai proses handling yaitu penanganan perlakuan terhadap buah yang akan dijual, hal ini menjadi sangat penting mengingat karakteristik produk ini yang memang tidak tahan lama dan mudah rusak. Sehingga perlu penanganan khusus agar didapatkan buah yang berkualitas dan tahan lama. Berdasarkan uraian pembahasan tersebut diatas maka permasalahan yang ada didalam tujuan secara keseluruhan telah dijabarkan dibantu dengan adanya data sekunder dari supermarket.

4.6 Pengendalian Mutu Buah Di Sinar Supermarket

Buah ‐buahan merupakan jenis komoditas yang memiliki prospek ekonomi yang menguntungkan apalagi seiring dengan meningkatnya kemampuan ekonomi dan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi buah‐buahan berkualitas baik, dengan begitu harga menjadi pertimbangan terakhir, asalkan kebutuhan konsumen akan buah‐buahan yang bermutu atau berkualitas baik bisa terpenuhi. Dengan adanya kenyataan seperti diatas, maka hal ini menjadi pertimbangan dan prioritas bagi sinar supermarket untuk senantiasa menyediakan atau menyajikan buah‐buahan yang terbaik demi terpenuhinya kebutuhan pelanggannya. Untuk mendapatkan buah‐buahan yang berkualitas baik, maka diperlukan pengendalian mutu buah yang tepat dan terencana dengan baik. Pengendalian mutu sangat penting untuk dilaksanakan, terutama produk‐produk pertanian yang mempunyai resiko yang sangat tinggi, yaitu produk pertanian yang mudah rusak sehingga perlu adanya tindakan pengawasan dan pengendalian yang ketat. Untuk mendatangkan buah‐buahan, sinar supermarket terlebih dahulu melakukan pemesanan kepada supplier, yang kemudian dilakukan pengiriman barang dan kemudian tiba di sinar supermarket lalu pesanan tersebut didata oleh bagian receiving didalam ruang penerimaan. Diruang penerimaan inilah barang dicek kembali kuantitas dan kualitasnya, dengan dilakukannya sortir dan grading, dari sinilah bagian atau proses yang sangat penting harus dilakukan, sebab penentuan buah‐buahan yang berkualitas baik juga sangat menentukan tingkat kepercayaan konsumen yang akhirnya

Dokumen yang terkait

Rancang Bangun Sistem Informasi Pengendalian Persediaan Buah Dan Sayur (Studi Kasus Di PT. Hero Supermarket Tbk).

2 21 190

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BUAH APEL DI GIANT SUPERMARKET YOGYAKARTA PENGENDALIAN PERSEDIAAN BUAH APEL DI GIANT SUPERMARKET YOGYAKARTA.

0 4 15

BAB 1 PENDAHULUAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BUAH APEL DI GIANT SUPERMARKET YOGYAKARTA.

0 4 12

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BUAH APEL DI GIANT SUPERMARKET YOGYAKARTA.

0 3 55

Usulan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dalam Upaya Meminimasi Biaya (Studi Kasus Di PT.Sinar Continental Bandung).

1 9 95

SISTEM PERSEDIAAN BARANG DAGANG DI SAKINAH SUPERMARKET SURABAYA.

6 22 120

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP PERILAKU PEMBELIAN KONSUMEN MAKANAN BALITA SUPERMARKET DI SURABAYA (Studi Kasus Supermarket Reny, Supermarket Bilka, Dan Supermarket Barata Di Surabaya) - Perbanas Institutional Repository

0 2 17

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP PERILAKU PEMBELIAN KONSUMEN MAKANAN BALITA SUPERMARKET DI SURABAYA (Studi Kasus Supermarket Reny, Supermarket Bilka, Dan Supermarket Barata Di Surabaya) - Perbanas Institutional Repository

0 0 10

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP PERILAKU PEMBELIAN KONSUMEN MAKANAN BALITA SUPERMARKET DI SURABAYA (Studi Kasus Supermarket Reny, Supermarket Bilka, Dan Supermarket Barata Di Surabaya) - Perbanas Institutional Repository

0 0 10

Perencanaan Persediaan dan Pengendalian Mutu Buah Lokal di Sinar Supermarket “Surabaya” (Studi Kasus di PT. Sinar Supermarket)

0 0 11