Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fakih Samlawi 1998: 1 mengatakan Ilmu Pengetahuan Sosial IPS merupakan suatu program pendidikan yang mengintegrasikan konsep-konsep terpilih dari ilmu- ilmu sosial dan humaniora untuk tujan pembinaan warga negara yang baik. Melalui mata pelajaran IPS di sekolah dasar, para siswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang ilmu sosial, memiliki kepekaan, dan kesadaran terhadap masalah sosial di lingkungannya, serta memiliki keterampilan mengkaji dan memecahkan masalah-masalah sosial tersebut. IPS diberikan kepada siswa untuk mengetahui fenomena- fenomena sosial yang terjadi dalam sistem kehidupan. National Council for the Social Studies NCSS, 2007 menyatakan bahwa: The primary purpose of social studies to help young people develop the ability to make informed and reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse, democratic society in an interdependent world. Untuk skala Indonesia, tujuan IPS pada jenjang Sekolah Dasar sesuai pada Kurikulum IPS-SD Tahun 2006 adalah peserta didik mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupannya sehari-hari Depdiknas, 2006. Tujuan pelajaran IPS bukan hanya sekedar membekali siswa dengan berbagai informasi yang bersifat hafalan kognitif saja, akan tetapi pendidikan IPS harus mampu mengembangkan keterampilan berpikir, agar siswa mampu mengkaji berbagai kenyataan sosial beserta permasalahannya Ahmad Susanto, 2012 : 148-149. 2 Tujuan yang harus dicapai oleh siswa sekolah dasar harus disesuaikan taraf perkembangannya, yang dimulai dari pengenalan dan pemahaman lingkungan sekitar menuju lingkungan masayarakat yang lebih luas. Dimulai dari lingkungan terdekat menuju lingkungan yang lebih luas. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22 Tahun 2006, pembelajaran IPS pun memiliki tujuan. Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. 2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. 3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. 4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasio nal, dan global. Melihat penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa manusia tidak lepas dari lingkungannya. Hera Lestari,dkk 2004: 208 mengatakan bahwa dengan mempelajari lingkungan peserta didik akan mendapatkan banyak ilmu dalam lingkup kognitif maupun afektif. Lingkungan dapat pengajarkan peserta didik dalam menyadari luar biasanya ciptaan Tuhan Sang Pencipta Alam, belajar mensyukuri dengan lingkungan yang ada di sekitar kita, menyadari adanya hubungan timbal balik manusia dan lingkungan, bagaimana lingkungan membantu kita dalam berkehidupan, bagaimana cara melestarikan dan 3 menjaga lingkungan, serta memahami perlunya kerjasama antar manusia untuk menciptakan lingkungan yang seimbang dan saling menjaga agar hubungan timbal balik dengan lingkungan akan terus terjaga dan seimbang. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada bulan Agustus 2014 bersamaan dengan kegiatan KKN-PPL di SDN Surokarsan ditemukan rendahnya pemahaman siswa tentang lingkungan buatan dan lingkungan alam. Hasil dari observasi yang peneliti lakukan adalah hasil dalam bentuk wawancara dengan guru, wawancara dengan siswa, dan melihat secara langsung mata pelajaran IPS materi lingkungan alam dan lingkungan buatan. Pada saat pembelajaran berlangsung, terlihat rendahnya aktivitas tanya jawab guru dengan siswa. Perhatian siswa rendah ketika guru sedang menerangkan. Hal ini terlihat dari ada siswa yang tidak mengeluarkan buku dan alat tulis, diam-diam bermain kertas, siswa yang meletakkan kepala di atas meja, dan berbincang dengan temannya. Perilaku siswa di atas menunjukkan terjadinya pembelajaran yang teacher centered dan menimbulkan proses belajar mengajar yang belum maksimal. Guru jarang menggunakan media ketika pelajaran IPS. Padahal materi yang diajarkan banyak dan perlu dihafalkan. Hal ini menyebabkan metode yang diberikan pun kurang bervariasi. Terlihat dari kegiatan yang dilakukan siswa hanya mendengarkan dan mencatat. Guru berpedoman pada buku cetak, LKS, video, dan gambar. Hal ini terjadi karena materi yang diberikan tidak memungkinkan untuk dibawa ke dalam kelas. 4 Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa, pertama, siswa hanya mengenali lingkungan yang ada di sekitar rumahlingkungan sekitar mereka. Misalkan, siswa yang tinggal di daerah Sleman lebih mengenal dan mengetahui secara langsung penampakan dari gunung, sedangkan siswa yang tinggal di daerah Bantul akan lebih mengenal dan mengetahui lebih mengenai keberadaan laut dan pantai. Kedua, variasi media dalam pembelajaran IPS belum tersedia secara lengkap dan cenderung hanya berbentuk dua dimensi. Kendala yang dihadapi siswa dalam menerima materi lingkungan adalah karena sulitnya siswa dalam membayangkan lingkungan yang disebutkan secara nyata. Hal tersebut menunjukkan kurangnya media yang bisa digunakan untuk menvisualisasikan materi lingkungan di mana dalam materi mengandung unsur ukuran yang tidak dapat ditampilkan secara langsung di dalam kelas. Observasi selanjutnya dilakukan di SD N Tahunan Yogyakarta pada Oktober 2014. Observasi kali ini guna untuk mengetahui apakah masalah pada materi lingkungan alam dan lingkungan buatan juga ditemukan pada sekolah lain. Berdasarkan tanya jawab dengan guru dan siswa, pada materi lingkungan alam dan lingkungan buatan memang tidak adanya ketersediaan media. Guru menjelaskan materi dengan gambar, buku cetak, LKS, dan menciptakan lagu pada materi yang dihafalkan membelajarkan materi dengan lagu dengan penggantian lirik. Guru menjelaskan bahwa media dalam pembelajaran IPS belum tersedia secara lengkap. Ketidaktersediaannya media yang dapat dilakukan 5 oleh guru disebabkan karena tidak adanya waktu yang harus diluangkan untuk merencanakan hingga merealisasikan sebuah media, biaya yang harus dikeluarkan, dan tenaga yang membuat. Apalagi jika dilihat dari aspek materi lingkungan alam dan lingkungan buatan yang memiliki acuan pilihan bentuk media yang terbatas jika akan menonjolkan ciri khas lingkungan dengan tinngi rendah permukaan bumi. SDN Tahunan memiliki dua kelas untuk kelas III, yaitu kelas III A dan kelas III B, sehingga siswa di SDN Tahunan lebih beragam dalam hal kemampuan untuk menangkap materi yang diajarkan. Hal ini sangat membantu dalam menerapkan penelitian dengan kemampuan siswa yang lebih beragam akan menghasilkan hasil penelitian yang lebih maksimal. Dari beberapa faktor yang telah dipaparkan, salah satu alternatif untuk mengoptimalkan penerimaan pemahaman materi lingkungan adalah dengan adanya media pembelajaran tentang materi lingkungan. Romiszowski dalam Basuki Wibawa, 1991: 5 mengatakan bahwa media ialah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan yang dapat berupa orang atau benda kepada penerima pesan. Dalam proses belajar- mengajar, pembawa pesan adalah media tersebut, penerima pesan adalah siswa, dan pesan sendiri merupakan isi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Media sebagai pembawa pesan berinteraksi dengan siswa melalui indera mereka. Indera mereka menanggapi rangsang terhadap media untuk mendapatkan informasi dan secara pribadi dengan dituntun guru, siswa menyimpulkan pelajaran yang disampaikan oleh guru. Berdasarkan penjelasan di atas, keberadaan media lingkungan diperlukan untuk meningkatkan kualitas pemahaman siswa 6 mengenai materi lingkungan serta memberikan pengembangan media yang baru. Media yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah berupa media Diorama Lingkungan yang untuk selanjutnya disebut dengan media DOLAN. Diorama adalah pemandangan scene tiga dimensi yang dibuat dalam ukuran kecil untuk memperagakan atau menjelaskan suatu kejadian atau fenomena yang menunjukkan suatu aktivitas Yudhi Munadi, 2013: 109. Pemilihan diorama sebagai media pembelajaran, selain sebagai alternatif pemecahan masalah terkait dengan pemenuhan kebutuhan media tentang lingkungan, juga memiliki beberapa dasar pertimbangan di antaranya, yaitu: 1. media DOLAN mengandung materi tentang lingkungan yang berbentuk media tiga dimensi, 2. diorama lingkungan dapat memvisualisasikan materi yang tidak memungkinkan dibawa di dalam kelas, 3. media DOLAN memiliki unsur banyak warna sehingga dapat menarik perhatian siswa, 4. dapat digunakan di luar jam pelajaran, 5. membimbing siswa aktif dan meminimalisir metode ceramah guru, dan 6. memberikan wawasan kepada masyarakat bahwa diorama tidak selalu berbentuk besar, namun, dapat dimodifikasi menjadi diorama bongkar- pasang, sehingga mudah di dalam penyimpanan. 7 Dari pemikiran di atas, maka dikembangkanlah media pembelajaran materi lingkungan, yaitu media DOLAN supaya dapat digunakan untuk siswa kelas III SD dalam mempelajari materi lingkungan. B. Identifikasi Masalah 1. Rendahnya aktivitas siswa selama pelajaran IPS be rlangsung. 2. Metode yang digunakan guru dalam menerangkan materi IPS kurang bervariasi. 3. Penggunaan media pada pembelajaran IPS belum tersedia secara lengkap dan cenderung berbentuk dua dimensi. 4. Pembelajaran yang disampaikan guru masih bersifat abstrak 5. Siswa beranggapan bahwa materi IPS adalah materi hafalan dan pelajaran yang membosankan. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, maka perlu diadakan pembatasan masalah agar penelitian lebih fokus dan mendalam dalam menjawab permasalahan yang ada. Peneliti akan memfokuskan kepada pengembangan media DOLAN karena tidak tersedianya media pembelajaran IPS materi lingkungan alam dan lingkungan buatan kelas III SDN Tahunan Yogyakarta. D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah, maka penelitian ini dapat diberikan rumusan masalah sebagai berikut, “Bagaimana menghasilkan Media DOLAN yang layak untuk pelajaran IPS kelas III SD N Tahunan Yogyakarta?” 8 E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini yaitu untuk menghasilkan media DOLAN yang layak sebagai media pembelajaran IPS kelas III di SD N Tahunan Yogyakarta. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Diharapkan penelitian ini dapat memberikan wawasan bagi pembaca, sebagai bahan literatur bagi peneliti di waktu yang akan datang, dan sebagai dokumen negara dalam pengembangan media dalam pelajaran IPS. 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru Sebagai media dalam pelajaran IPS dan sebagai media pelajaran IPS. b. Bagi siswa Meningkatkan minat belajar siswa sehingga dapat mempermudah dalam menerima materi dalam pelajaran IPS. c. Bagi Lembaga Sebagai media pelajaran IPS berupa media permainan sebagai alternatif pilihan model media pelajaran IPS yang sudah ada. G. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan Spesifikasi produk yang dikembangkan untuk pelajaran IPS adalah sebagai berikut. 1. Mengembangkan media pelajaran IPS berupa media DOLAN yang memuat : 9 a. Media DOLAN memiliki kemasan berbentuk balok dengan dimensi ukuran 43,4 cm x 30,5 cm x 15 cm. b. Kemasan media DOLAN memiliki ruang di dalamnya berupa petak- petak untuk menempatkan unsur- unsur media secara rapi dan utuh. Di dalamnya terdapat alas media berukuran 55,5 cm x 40,5 cm yang dapat dilipat, simbol-simbol diorama, dan unsur penunjang media lainnya. c. Media DOLAN merupakan media tiga dimensi berbentuk dasar balok . Terbuat dari bahan karton tebal yang dilapisi dengan kain flanel. Penyajian simbol-simbol diorama lingkungan seperti pohon, gunung, dan kebun terbuat dari kain flanel yang di dalamnya terdapat dakron sebagai penunjang efek timbul dari media ini. d. Terdapat petunjuk penggunaanaturan permainan secara tertulis. e. Bentuk kemasan media ini cukup besar karena memiliki komponen isi yang banyak yang dimasukkan menjadi satu kesatuan utuh media, namun aman dimainkan oleh siswa SD karena terbuat dari karton dan kardus yang dilapisi kain flanel dengan komponen-komponen media yang sebagian besar menggunakan kain flanel yang diisi dengan dakron. 2. Materi yang disajikan merupakan materi siswa kelas III Sekolah Dasar semester ganjilsemester I di mana sesuai dengan Standar Kompetensi, yaitu memahami lingkungan dan kerjasama di lingkungan rumah dan sekolah. 10 H. Definisi Operasional 1. Pengembangan adalah suatu hal yang baru maupun sudah ada sebelumnya dengan diwujudkan dalam bentuk yang baru. Pengembangan memiliki tahapan-tahapan sistematis dari pegumpulan informasi, perencanaan, hingga terciptanya produk akhir yang layak digunakan. Pengembangan dalam konteks ini adalah penelitian yang bertujuan mengembangkan dan menghasilkan produk berupa media DOLAN materi lingkungan alam dan lingkungan buatan di kelas III SD. 2. Diorama adalah pemandangan tiga dimensi mini dari suatu objek, kejadian atau proses yang disusun atas berbagai simbol dan bahan-bahan nyata yang bertujuan untuk menggambarkan pemandangan yang sebenarnya. Pengembangan yang dilakukan pada penelitian ini adalah media DOLAN yang akan diuji kelayakan dari ahli materi, ahli media, siswa, dan guru. 3. Media ialah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan yang dapat berupa orang atau benda kepada penerima pesan. Media pada penelitian ini adalah media DOLAN yang berbentuk diorama yang dapat dibongkar pasang dengan penyajian menggunakan permainan. 4. Materi Lingkungan alam dan Lingkungan Buatan membahas mengenai proses terbentuknya lingkungan oleh siapa, karena apa, dan bagaimana, manfaat lingkungan di sekitar, hubugan timbal balik manusia dengan lingkungan, dan cara melestarikan lingkungan. Materi lingkungan alam dan linfkungan buatan diajarkan pada siswa kelas III sekolah dasar semester 1. Materi pada pengembangan penelitian ini mengambil pokok materi bagian 11 pengertian lingkungan alam dan lingkungan buatan, perbedaan lingkungan, ciri khas lingkungan, dan timbal balik manusia dengan lingkungan. 12

BAB II KAJIAN TEORI