Jenis-jenis Media Mata Pelajaran IPS di Sekolah Dasar

26 menghadapi berbagai tugas dan tanggungjawab yang berbagai macam, baik dalam pendidikan, di masyarakat, dan di lingkungan sekitarnya, c. Menyajikan sesuatu yang sulit diadakan, dikunjungi atau dilihat oleh peserta didik, baik karena ukurannya yang terlalu besar seperti sistem tata surya, terlalu kecil seperti virus, atau rentang waktu prosesnya terlalu panjang, misalnya proses metamorfosis dan pelapukan batu, atau masa kejadiannya sudah lama seperti terjadinya penjajahan di Indonesia, dan d. Menambah kemenarikan tampilan materi sehingga meningkatkan motivasi dan minat serta mengambil perhatian peserta didik untuk fokus mengikuti materi yang disajikan, sehingga diharapkan efektivitas belajar akan meningkat pula.

3. Jenis-jenis Media

Media sebagai alat penyampaian pesan juga memiliki karakteristik atau ciri khas menurut tujuan atau maksud pengelompokkannya. Karakteristik yang dimaksud dapat dilihat dari nilai ekonomi, lingkup sasarannya, penggunaan, dan bahkan dapat dikelompokkan menurut kemampuan membangkitkan panca inderra Penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, dan perabaan. Yudhi Munadi 2013: 52-55 mengklasifikasikan media menjadi tiga, yaitu: a media audio, b media visual, dan c media audiovisual. Arief S. Sadiman 2012: 28 mengemukakan media dibagi menjadi tiga macam, yaitu: a media grafis, b media audio, dan c media proyeksi 27 diam. Hujair AH Sanaky 2013: 44 membagi klasifikasi media menjadi tiga jenis, yaitu: a media proyeksi film, slide, OHP, dan LCD, b media non-proyeksi poster, bagan, komik, grafik, kartun, gambar, dan papan flanel, c benda tiga dimensi benda tiruan, diorama, boneka, globe, dan pameran Hujair AH Sanaky 2013: 127 menjelaskan bahwa media tiga dimensi sering digunakan dalam pembelajaran adalah model dan boneka. Model adalah benda tiruan tiga dimensional dari beberapa obyek nyata yang terlalu besar, terlalu jauh, terlalu kecil, terlalu mahal, terlalu jarang, atau terlalu ruwet untuk dibawa ke dalam kelas dan dipelajari pembelajar dalam wujud aslinya. Ada beberapa benda yang digolongkan ke dalam media tiga dimensi antara lain: kelompok pertama adalah benda asli, model, atau tiruan sederhana, mock-up, dan barang contoh. Kelompok kedua adalah diorama dan pameran. Daryanto 2013: 29 memaparkan media tiga dimensi ialah sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensional. Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda asli baik hidup maupun mati, dan dapat pula berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya. Ada beberapa bentuk cara pembelajaran dengan menggunakan media tiga dimensi, beberapa diantaranya sebagai berikut. a. Widya wisata adalah kegiatan belajar yang dilaksanakan melalui kunjungan ke suatu tempat di luar kelas sebagai bagian integral dari 28 seluruh kegiatan akademis dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran. b. Specimen adalah benda-benda asli atau sebagian benda asli yang digunakn sebagi contoh. c. Media tiruan sering disebut sebagai media model. Belajar melaui model dilakukan untuk pokok bahasan tertentu yang tidak mungkin dapat dilakukan melalui pengamalan langsung atau melalui benda sebenarnya. d. Peta Timbul yang secara fisik termasuk model lapangan adalah peta yang dapat menunjukkan tinggi rendahnya permukaan bumi. Dengan melihat peta timbul, peserta didik memperoleh gambaran yang jelas tentang perbedaan letak suatu tempat, tepi pantai, daratan rendah, daratan tinggi, pegunungan, gunung berapi, dll. e. Globe Globe model perbandingan adalah benda tiruan dari bentuk bumi yang diperkecil. f. Boneka Boneka yang merupakan suatu model perbandingan adalah benda tiruan dari bentuk manusia atau binatang. Berdasarkan jenis-jenis media yang telah dijabarkan di atas, media yang dikembangkan pada penelitian ini mengarah kepada jenis media visual grafis tiga dimensi dengan permainan dan simulasi di mana siswa dapat belajar sesuai dengan karakteristik operasional konkret mereka. Penyajian materi dalam bentuk media yang merupakan penyederhanaan terhadap suatu realitas dapat membantu siswa untuk berpartisipasi aktif 29 dalam sebuah pembelajaran, memberikan umpan balik langsung, mengajarkan interaksi sosial, meningkatkan kemampuan komunikatif, dan membantu belajar bagi siswa yang mengalami kesulitan dengan metode tradisional metode ceramah. Sharon E.Smaldino, dkk 2014: 72-74 menjelaskan peran visual dalam proses belajar adalah dapat menyediakan acuan konkret bagi gagasan, membuat gagasan abstrak menjadi konkret, memotivasi para pembelajar, mengarahkan perhatian, mengulangi informasi dalam format- format yang berbeda, mengingatkan kembali pada pembelajaran sebelumnya, dan mengurangi usaha belajar.

4. Pemilihan Media