PENGEMBANGAN MEDIA DIORAMA LINGKUNGAN (DOLAN) SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS III SDN TAHUNAN YOGYAKARTA.

(1)

i

PENGEMBANGAN MEDIA DIORAMA LINGKUNGAN (DOLAN) SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPS PADA

SISWA KELAS III SDN TAHUNAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Pintanti Darajati NIM 11108244005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

(3)

iii


(4)

iv


(5)

v

MOTTO

“You can’t stop the waves, but you can learn to surf.” (Jon Kabat-Zinn)


(6)

vi

PERSEMBAHAN

1. Bapak dan ibu yang telah mendoakan, memotivasi, dan memberikan dukungan moril maupun materil hingga terselesaikannya skripsi ini. 2. Almamater UNY


(7)

vii

PENGEMBANGAN MEDIA DIORAMA LINGKUNGAN (DOLAN) SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPS PADA

SISWA KELAS III SDN TAHUNAN YOGYAKARTA

Oleh Pintanti Darajati NIM 11108244005

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk media Diorama Lingkungan (DOLAN) yang layak untuk digunakan dalam pembelajaran IPS materi lingkungan alam dan lingkungan buatan kelas III SD N Tahunan,Yogyakarta.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development) dengan prosedur penelitian menggunakan model Borg&Gall dengan langkah-langkah: 1) pengumpulan informasi, 2) perencanaan, 3) pengembangan produk, 4) uji coba lapangan awal, 5) revisi produk, 6) uji coba lapangan utama, 7) revisi, 8) uji coba lapangan operasional, dan 9) revisi produk akhir. Penelitian dilakukan di SD N Tahunan, Yogyakarta. Subjek penelitian pada uji lapangan awal berjumlah 3 orang, uji coba lapangan utama berjumlah 5 orang, dan uji coba lapangan operasional berjumlah 21 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket. Data nilai kelayakan dianalisis secara deskripif kuantitatif.

Hasil penilaian oleh ahli materi memperoleh skor akhir 4,47 (kriteria “sangat baik”), penilaian ahli media memperoleh skor akhir 4,1 (kriteria“sangat baik”), dan penilaian media oleh praktisi memperoleh skor 4,1 (kriteria“sangat baik”). Hasil uji lapangan awal mendapatkan skor 4,7 (kategori “sangat baik”). Hasil uji lapangan utama mendapatkan skor 4,0 (kategori “baik”). Hasil uji coba lapangan operasional mendapatkan skor 4,27 (kategori “sangat baik”). Setelah melalui langkah-langkah pengembangan, media DOLAN layak digunakan dalam pembelajaran IPS kelas III sekolah dasar.


(8)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Diorama Lingkungan (DOLAN) sebagai Media Pembelajaran IPS Pada Siswa Kelas III SDN Tahunan Yogyakarta”. Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi tauladan baik umat manusia.

Penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung kepada bapak/ibu di bawah ini.

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberi kesempatan penulis menuntut ilmu di Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan izin penelitian sampai selesainya skripsi ini.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar yang telah memberikan izin dan fasilitas dalam melancarkan proses penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Suyatinah, M.Pd. selaku pembimbing I yang dengan penuh kesabaran telah meluangkan waktu, tenaga dan pemikirannya untuk membimbing, memotivasi, serta saran-saran dalam proses penyusunan skripsi ini.

5. Bapak P. Sarjiman, M.Pd. selaku pembimbing II yang juga dengan sabar telah meluangkan waktu, tenaga dan pemikirannya untuk membimbing, memotivasi, serta memberikan saran dalam proses penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Isniatun Munawaroh, M.Pd. selaku validator media yang telah meluangkan waktu dan memberikan banyak saran terhadap produk ini.

7. Ibu Sekar Purbarini Kawuryan, M.Pd. selaku validator materi yang telah meluangkan waktu dan dengan sabar membimbing dalam menyusun materi produk ini.

8. Bapak HB. Sumardi, M.Pd. selaku pendamping akademik yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan motivasi dan saran selama proses perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.


(9)

(10)

x

DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Batasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

G. Spesifikasi Media ... 8

H. Definisi Operasional ... 10

BAB II KAJIAN TEORI A. Mata Pelajaran IPS di Sekolah Dasar ... 12

1. Pengertian IPS di Sekolah Dasar ... 12

2. Tujuan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar ... 13

3. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator Kelas III Semester 1 ... 14

4.Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas 3 ... 15 5.Materi Lingkungan Alam dan Lingkungan Buatan Kelas 3 Sekolah


(11)

xi

Dasar ... 18

B. Media Pembelajaran ... 23

1.Pengertian Media ... 23

2.Manfaat Media ... 24

3.Jenis Media ... 26

4.Pemilihan Media ... 29

C. Kajian Mengenai Diorama ... 32

1. Diorama ... 32

2. Media DOLAN ... 37

D. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ... 41

E. Penggunaan Media DOLAN dalam Pembelajaran ... 42

F. Penelitian yang Relevan ... 43

G. Kerangka Pikir ... 44

BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan ... 45

B. Prosedur Pengembangan ... 47

1.Pengumpulan Informasi ... 49

2.Menyusun Rencana Penelitian ... 49

3.Mengembangkan Bentuk Produk Awal ... 50

4.Melakukan Uji Coba Awal ... 51

5.Merevisi Uji Coba Lapangan Awal ... 51

6.Melakukan Uji Coba Lapangan Utama ... 51

7.Merevisi Produk Hasil Uji Coba Lapangan Utama ... 51

8.Melakukan Uji Coba Lapangan Operasional ... 52

9.Revisi Produk Akhir ... 52

C. Subjek Validasi dan Uji Coba Produk ... 52

1.Validasi Ahli ... 52

2.Subjek Uji Coba Pengguna ... 53

D. Tempat dan Waktu Penelitian ... 54

E. Teknik Pengumpulan Data ... 54


(12)

xii

G. Teknik Analisis Data ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 62

B. Deskripsi Hasil Pengembangan Produk ... 106

C. Pembahasan ... 109

D. Keterbatasan Penelitian ... 112

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 113

B. Saran ... 114

DAFTAR PUSTAKA ... 115


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Media untuk Ahli Media ... 56

Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Materi untuk Ahli Materi ... 57

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Penilaian Media untuk Siswa ... 58

Tabel 4 Kisi Instrumen Penilaian Media untuk Guru ... 59

Tabel 5. Konversi Data Kuantitatif ... 60

Tabel 6. Data Hasil Penilaian Materi oleh Dosen Ahli Materi Pelajaran IPS Tahap I ... 73

Tabel 7. Data Hasil Penilaian Materi oleh Dosen Ahli Materi Pelajaran IPS Tahap II ... 75

Tabel 8. Data Hasil Penilaian Materi oleh Dosen Ahli Media Tahap I ... 77

Tabel 9. Data Hasil Penilaian Materi oleh Dosen Ahli Media Tahap II ... 83

Tabel 10. Data Hasil Penilaian Materi oleh Dosen Ahli Media Tahap III ... 87

Tabel 11. Hasil Produk Media DOLAN (Diorama Lingkungan) ... 88

Tabel 12. Data Hasil Penilaian Uji Coba Media DOLAN oleh Siswa Tahap I ... 96

Tabel 13. Data Hasil Penilaian Uji Coba Media DOLAN oleh Siswa Tahap II ... 98

Tabel 14. Data Hasil Penilaian Uji Coba Media DOLAN oleh Siswa Tahap III ... 101

Tabel 15. Data Hasil Penilaian Uji Coba Media DOLAN oleh Guru Kelas III B ... 104


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

hal

Gambar 1. SK & KD IPS Kelas III Semester 1 ... 14

Gambar 2. Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan Metode Research and Development (R&D) Borg and Gall (1983) ... 48

Gambar 3. Desain Alas Media DOLAN ... 67

Gambar 4. Hasil Kelengkapan Alas Media DOLAN ... 67

Gambar 5. Kumpulan Simbol-simbol Diorama ... 69

Gambar 6. Teknik Sistem Tancap pada Media DOLAN ... 69

Gambar 7. Kartu Materi ... 70

Gambar 8. Kelengkapan Media DOLAN... 71

Gambar 9. Revisi Petunjuk Penggunaan Oleh Ahli Media sebelum direvisi ... 79

Gambar 10. Revisi Petunjuk Penggunaan Oleh Ahli Media setelah direvisi .... 80

Gambar 11. Revisi Sistem Tancap Oleh Ahli Media sebelum direvisi... 81

Gambar 12. Revisi Sistem Tancap Oleh Ahli Media setelah direvisi ... 81

Gambar 13. Revisi Kejelasan Petunjuk Penggunaan Oleh Ahli Media sebelum direvisi ... 85

Gambar 14. Revisi Kejelasan Petunjuk Penggunaan Oleh Ahli Media setelah direvisi ... 86

Gambar 15. Ujicoba Lapangan Awal ... 97

Gambar 16. Ujicoba Lapangan Awal pada permainan ... 97

Gambar 17. Ujicoba Lapangan Utama ... 99

Gambar 18. Ujicoba Lapangan Operasional ... 102


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...118

Lampiran 2. Surat Permohonan Ahli Materi ...135

Lampiran 3. Hasil Angket Penilaian Ahli Materi Tahap I ...136

Lampiran 4. Hasil Angket Penilaian Ahli Materi Tahap II ...139

Lampiran 5. Surat Keterangan Validasi Ahli Materi ...142

Lampiran 6. Surat Permohonan Ahli Media ...143

Lampiran 7. Hasil Angket Penilaian Ahli Media Tahap I ...144

Lampiran 8. Hasil Angket Penilaian Ahli Media Tahap II ...147

Lampiran 9. Hasil Angket Penilaian Ahli Media Tahap III ...150

Lampiran 10. Hasil Angket Penilaian Praktisi / Guru ...153

Lampiran 11. Kelengkapan Surat Ijin ...156

Lampiran 12. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ...157


(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Fakih Samlawi (1998: 1) mengatakan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan suatu program pendidikan yang mengintegrasikan konsep-konsep terpilih dari ilmu- ilmu sosial dan humaniora untuk tujan pembinaan warga negara yang baik. Melalui mata pelajaran IPS di sekolah dasar, para siswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang ilmu sosial, memiliki kepekaan, dan kesadaran terhadap masalah sosial di lingkungannya, serta memiliki keterampilan mengkaji dan memecahkan masalah-masalah sosial tersebut. IPS diberikan kepada siswa untuk mengetahui fenomena-fenomena sosial yang terjadi dalam sistem kehidupan.

National Council for the Social Studies (NCSS, 2007) menyatakan bahwa: The primary purpose of social studies to help young people develop the ability to make informed and reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse, democratic society in an interdependent world.

Untuk skala Indonesia, tujuan IPS pada jenjang Sekolah Dasar sesuai pada Kurikulum IPS-SD Tahun 2006 adalah peserta didik mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupannya sehari-hari (Depdiknas, 2006).

Tujuan pelajaran IPS bukan hanya sekedar membekali siswa dengan berbagai informasi yang bersifat hafalan (kognitif) saja, akan tetapi pendidikan IPS harus mampu mengembangkan keterampilan berpikir, agar siswa mampu mengkaji berbagai kenyataan sosial beserta permasalahannya (Ahmad Susanto, 2012 : 148-149).


(17)

2

Tujuan yang harus dicapai oleh siswa sekolah dasar harus disesuaikan taraf perkembangannya, yang dimulai dari pengenalan dan pemahaman lingkungan sekitar menuju lingkungan masayarakat yang lebih luas. Dimulai dari lingkungan terdekat menuju lingkungan yang lebih luas.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22 Tahun 2006, pembelajaran IPS pun memiliki tujuan. Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. 3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasio nal, dan global. Melihat penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa manusia tidak lepas dari lingkungannya. Hera Lestari,dkk (2004: 208) mengatakan bahwa dengan mempelajari lingkungan peserta didik akan mendapatkan banyak ilmu dalam lingkup kognitif maupun afektif. Lingkungan dapat pengajarkan peserta didik dalam menyadari luar biasanya ciptaan Tuhan Sang Pencipta Alam, belajar mensyukuri dengan lingkungan yang ada di sekitar kita, menyadari adanya hubungan timbal balik manusia dan lingkungan, bagaimana lingkungan membantu kita dalam berkehidupan, bagaimana cara melestarikan dan


(18)

3

menjaga lingkungan, serta memahami perlunya kerjasama antar manusia untuk menciptakan lingkungan yang seimbang dan saling menjaga agar hubungan timbal balik dengan lingkungan akan terus terjaga dan seimbang.

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada bulan Agustus 2014 bersamaan dengan kegiatan KKN-PPL di SDN Surokarsan ditemukan rendahnya pemahaman siswa tentang lingkungan buatan dan lingkungan alam. Hasil dari observasi yang peneliti lakukan adalah hasil dalam bentuk wawancara dengan guru, wawancara dengan siswa, dan melihat secara langsung mata pelajaran IPS materi lingkungan alam dan lingkungan buatan.

Pada saat pembelajaran berlangsung, terlihat rendahnya aktivitas tanya jawab guru dengan siswa. Perhatian siswa rendah ketika guru sedang menerangkan. Hal ini terlihat dari ada siswa yang tidak mengeluarkan buku dan alat tulis, diam-diam bermain kertas, siswa yang meletakkan kepala di atas meja, dan berbincang dengan temannya. Perilaku siswa di atas menunjukkan terjadinya pembelajaran yang teacher centered dan menimbulkan proses belajar mengajar yang belum maksimal.

Guru jarang menggunakan media ketika pelajaran IPS. Padahal materi yang diajarkan banyak dan perlu dihafalkan. Hal ini menyebabkan metode yang diberikan pun kurang bervariasi. Terlihat dari kegiatan yang dilakukan siswa hanya mendengarkan dan mencatat. Guru berpedoman pada buku cetak, LKS, video, dan gambar. Hal ini terjadi karena materi yang diberikan tidak memungkinkan untuk dibawa ke dalam kelas.


(19)

4

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa, pertama, siswa hanya mengenali lingkungan yang ada di sekitar rumah/lingkungan sekitar mereka. Misalkan, siswa yang tinggal di daerah Sleman lebih mengenal dan mengetahui secara langsung penampakan dari gunung, sedangkan siswa yang tinggal di daerah Bantul akan lebih mengenal dan mengetahui lebih mengenai keberadaan laut dan pantai. Kedua, variasi media dalam pembelajaran IPS belum tersedia secara lengkap dan cenderung hanya berbentuk dua dimensi.

Kendala yang dihadapi siswa dalam menerima materi lingkungan adalah karena sulitnya siswa dalam membayangkan lingkungan yang disebutkan secara nyata. Hal tersebut menunjukkan kurangnya media yang bisa digunakan untuk menvisualisasikan materi lingkungan di mana dalam materi mengandung unsur ukuran yang tidak dapat ditampilkan secara langsung di dalam kelas.

Observasi selanjutnya dilakukan di SD N Tahunan Yogyakarta pada Oktober 2014. Observasi kali ini guna untuk mengetahui apakah masalah pada materi lingkungan alam dan lingkungan buatan juga ditemukan pada sekolah lain. Berdasarkan tanya jawab dengan guru dan siswa, pada materi lingkungan alam dan lingkungan buatan memang tidak adanya ketersediaan media. Guru menjelaskan materi dengan gambar, buku cetak, LKS, dan menciptakan lagu pada materi yang dihafalkan (membelajarkan materi dengan lagu dengan penggantian lirik).

Guru menjelaskan bahwa media dalam pembelajaran IPS belum tersedia secara lengkap. Ketidaktersediaannya media yang dapat dilakukan


(20)

5

oleh guru disebabkan karena tidak adanya waktu yang harus diluangkan untuk merencanakan hingga merealisasikan sebuah media, biaya yang harus dikeluarkan, dan tenaga yang membuat. Apalagi jika dilihat dari aspek materi lingkungan alam dan lingkungan buatan yang memiliki acuan pilihan bentuk media yang terbatas jika akan menonjolkan ciri khas lingkungan dengan tinngi rendah permukaan bumi. SDN Tahunan memiliki dua kelas untuk kelas III, yaitu kelas III A dan kelas III B, sehingga siswa di SDN Tahunan lebih beragam dalam hal kemampuan untuk menangkap materi yang diajarkan. Hal ini sangat membantu dalam menerapkan penelitian dengan kemampuan siswa yang lebih beragam akan menghasilkan hasil penelitian yang lebih maksimal.

Dari beberapa faktor yang telah dipaparkan, salah satu alternatif untuk mengoptimalkan penerimaan pemahaman materi lingkungan adalah dengan adanya media pembelajaran tentang materi lingkungan. Romiszowski (dalam Basuki Wibawa, 1991: 5) mengatakan bahwa media ialah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan (yang dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan. Dalam proses belajar- mengajar, pembawa pesan adalah media tersebut, penerima pesan adalah siswa, dan pesan sendiri merupakan isi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Media sebagai pembawa pesan berinteraksi dengan siswa melalui indera mereka. Indera mereka menanggapi rangsang terhadap media untuk mendapatkan informasi dan secara pribadi dengan dituntun guru, siswa menyimpulkan pelajaran yang disampaikan oleh guru. Berdasarkan penjelasan di atas, keberadaan media lingkungan diperlukan untuk meningkatkan kualitas pemahaman siswa


(21)

6

mengenai materi lingkungan serta memberikan pengembangan media yang baru.

Media yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah berupa media Diorama Lingkungan yang untuk selanjutnya disebut dengan media DOLAN. Diorama adalah pemandangan (scene) tiga dimensi yang dibuat dalam ukuran kecil untuk memperagakan atau menjelaskan suatu kejadian atau fenomena yang menunjukkan suatu aktivitas (Yudhi Munadi, 2013: 109). Pemilihan diorama sebagai media pembelajaran, selain sebagai alternatif pemecahan masalah terkait dengan pemenuhan kebutuhan media tentang lingkungan, juga memiliki beberapa dasar pertimbangan di antaranya, yaitu:

1. media DOLAN mengandung materi tentang lingkungan yang berbentuk media tiga dimensi,

2. diorama lingkungan dapat memvisualisasikan materi yang tidak memungkinkan dibawa di dalam kelas,

3. media DOLAN memiliki unsur banyak warna sehingga dapat menarik perhatian siswa,

4. dapat digunakan di luar jam pelajaran,

5. membimbing siswa aktif dan meminimalisir metode ceramah guru, dan 6. memberikan wawasan kepada masyarakat bahwa diorama tidak selalu

berbentuk besar, namun, dapat dimodifikasi menjadi diorama bongkar-pasang, sehingga mudah di dalam penyimpanan.


(22)

7

Dari pemikiran di atas, maka dikembangkanlah media pembelajaran materi lingkungan, yaitu media DOLAN supaya dapat digunakan untuk siswa kelas III SD dalam mempelajari materi lingkungan.

B.Identifikasi Masalah

1. Rendahnya aktivitas siswa selama pelajaran IPS be rlangsung.

2. Metode yang digunakan guru dalam menerangkan materi IPS kurang bervariasi.

3. Penggunaan media pada pembelajaran IPS belum tersedia secara lengkap dan cenderung berbentuk dua dimensi.

4. Pembelajaran yang disampaikan guru masih bersifat abstrak 5. Siswa beranggapan bahwa materi IPS adalah materi hafalan dan

pelajaran yang membosankan. C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka perlu diadakan pembatasan masalah agar penelitian lebih fokus dan mendalam dalam menjawab permasalahan yang ada. Peneliti akan memfokuskan kepada pengembangan media DOLAN karena tidak tersedianya media pembelajaran IPS materi lingkungan alam dan lingkungan buatan kelas III SDN Tahunan Yogyakarta.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah, maka penelitian ini dapat diberikan rumusan masalah sebagai berikut, “Bagaimana menghasilkan Media DOLAN yang layak untuk pelajaran IPS kelas III SD N Tahunan Yogyakarta?”


(23)

8 E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk menghasilkan media DOLAN yang layak sebagai media pembelajaran IPS kelas III di SD N Tahunan Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan wawasan bagi pembaca, sebagai bahan literatur bagi peneliti di waktu yang akan datang, dan sebagai dokumen negara dalam pengembangan media dalam pelajaran IPS.

2. Manfaat Praktis a. Bagi guru

Sebagai media dalam pelajaran IPS dan sebagai media pelajaran IPS. b. Bagi siswa

Meningkatkan minat belajar siswa sehingga dapat mempermudah dalam menerima materi dalam pelajaran IPS.

c. Bagi Lembaga

Sebagai media pelajaran IPS berupa media permainan sebagai alternatif pilihan model media pelajaran IPS yang sudah ada.

G.Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Spesifikasi produk yang dikembangkan untuk pelajaran IPS adalah sebagai berikut.

1. Mengembangkan media pelajaran IPS berupa media DOLAN yang memuat :


(24)

9

a. Media DOLAN memiliki kemasan berbentuk balok dengan dimensi ukuran 43,4 cm x 30,5 cm x 15 cm.

b. Kemasan media DOLAN memiliki ruang di dalamnya berupa petak-petak untuk menempatkan unsur- unsur media secara rapi dan utuh. Di dalamnya terdapat alas media berukuran 55,5 cm x 40,5 cm yang dapat dilipat, simbol-simbol diorama, dan unsur penunjang media lainnya. c. Media DOLAN merupakan media tiga dimensi berbentuk dasar balok.

Terbuat dari bahan karton tebal yang dilapisi dengan kain flanel. Penyajian simbol-simbol diorama lingkungan seperti pohon, gunung, dan kebun terbuat dari kain flanel yang di dalamnya terdapat dakron sebagai penunjang efek timbul dari media ini.

d. Terdapat petunjuk penggunaan/aturan permainan secara tertulis.

e. Bentuk kemasan media ini cukup besar karena memiliki komponen isi yang banyak yang dimasukkan menjadi satu kesatuan utuh media, namun aman dimainkan oleh siswa SD karena terbuat dari karton dan kardus yang dilapisi kain flanel dengan komponen-komponen media yang sebagian besar menggunakan kain flanel yang diisi dengan dakron.

2. Materi yang disajikan merupakan materi siswa kelas III Sekolah Dasar semester ganjil/semester I di mana sesuai dengan Standar Kompetensi, yaitu memahami lingkungan dan kerjasama di lingkungan rumah dan sekolah.


(25)

10 H.Definisi Operasional

1. Pengembangan adalah suatu hal yang baru maupun sudah ada sebelumnya dengan diwujudkan dalam bentuk yang baru. Pengembangan memiliki tahapan-tahapan sistematis dari pegumpulan informasi, perencanaan, hingga terciptanya produk akhir yang layak digunakan. Pengembangan dalam konteks ini adalah penelitian yang bertujuan mengembangkan dan menghasilkan produk berupa media DOLAN materi lingkungan alam dan lingkungan buatan di kelas III SD.

2. Diorama adalah pemandangan tiga dimensi mini dari suatu objek, kejadian atau proses yang disusun atas berbagai simbol dan bahan-bahan nyata yang bertujuan untuk menggambarkan pemandangan yang sebenarnya. Pengembangan yang dilakukan pada penelitian ini adalah media DOLAN yang akan diuji kelayakan dari ahli materi, ahli media, siswa, dan guru. 3. Media ialah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan (yang

dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan. Media pada penelitian ini adalah media DOLAN yang berbentuk diorama yang dapat dibongkar pasang dengan penyajian menggunakan permainan.

4. Materi Lingkungan alam dan Lingkungan Buatan membahas mengenai proses terbentuknya lingkungan (oleh siapa, karena apa, dan bagaimana), manfaat lingkungan di sekitar, hubugan timbal balik manusia dengan lingkungan, dan cara melestarikan lingkungan. Materi lingkungan alam dan linfkungan buatan diajarkan pada siswa kelas III sekolah dasar semester 1. Materi pada pengembangan penelitian ini mengambil pokok materi bagian


(26)

11

pengertian lingkungan alam dan lingkungan buatan, perbedaan lingkungan, ciri khas lingkungan, dan timbal balik manusia dengan lingkungan.


(27)

12 BAB II KAJIAN TEORI

A. Mata Pelajaran IPS di Sekolah Dasar 1. Pengertian IPS di Sekolah Dasar

Ahmad Susanto (2013 : 137) mengatakan bahwa ilmu pengetahuan sosial adalah pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial da n humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik, khususnya di lungkup dasar dan menengah. Luasnya kajian IPS mencakup berbagai kehidupan yang beraspek majemuk baik hubungan sosial, ekonomi, psikologi, budaya, sejarah, maupun pilitik, semuanya dipelajari dalam ilmu sosial ini.

Zuraik (dalam Ahmad Susanto, 2013 : 137-138) mengatakan hakikat IPS adalah harapan untuk mampu membina suatu masyarakat yang baik di mana para anggotanya benar-benar berkembang sebagai insan sosial yang rasional dan penuh tanggung jawab, sehingga oleh karenanya diciptakan nilai- nilai. Hakikat IPS di sekolah dasar memberikan pengetahuan dasar dan keterampilan sebagai media pelatihan bagi siswa sebagai warga negara sedini mungkin. Pendidikan IPS tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan semata, tetapi harus berorientasi pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, sikap, dan kecakapan-kecakapan dasar siswa yang berpijak pada kenyataan kehidupan sosial kemasyarakatan sehari-hari dan memenuhi kebutuhan bagi kehidupan sosial siswa di masyarakat.


(28)

13

Jadi, hakikat IPS adalah untuk mengembangkan konsep pemikiran yang berdasarkan realita kondisi sosial yang ada di lingkungan siswa, sehingga dengan memberikan pendidikan IPS diharapkan dapat melahirkan warga negara yang baik dan bertanggung jawab terhadap bangsa dan negaranya.

Berdasarkan pengertian IPS menurut para ahli yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran IPS adalah mata pelajaran yang mengkaji manusia dengan lingkungannya. Ha l tersebut menjadikan pembelajaran IPS menjadi salah satu pembelajaran yang diwajibkan di dalam jenjang Sekolah Dasar.

2. Tujuan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22 Tahun 2006, pembelajaran IPS bertujuan:

a. mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya,

b. memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial,

c. memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai- nilai sosial dan kemanusiaan, dan

d. memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.


(29)

14

3. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator Kelas III Semester 1

Berikut Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pe lajaran IPS Kelas III Semester 1

Gambar 1. SK & KD IPS Kelas III Semester 1

Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar di atas, dapat dirumuskan indikator yang kemudian akan dapat diinovasi dan divariasi sesuai dengan kebutuhan siswa dengan merumuskan tujuan pembelajarnnya.

Indikator

1.1.1 Menjelaskan perbedaan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan.

1.1.2 Memberikan contoh untuk lingkungan alam dan lingkungan buatan dengan benar.

1.1.3 Menjelaskan manfaat lingkungan alam dan lingkungan buatan dengan baik.

1.1.4 Merangkai media menjadi satu sesuai dengan buku panduan sehingga menjadi media yang utuh.

1.1.5 Menumbuhkan sikap peduli lingkungan untuk menjaga kelestarian di lingkungan sekitar melalui media yang digunakan.


(30)

15

Dapat disimpulkan bahwa dalam penggunaan media DOLAN, harus disesuaikan antara materi dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran.

4. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas 3 a. Karakteristik Pembelajaran Di Kelas Rendah

Sekar Purbarini K. (2010) mengatakan pembelajaran di kelas rendah dilaksanakan berdasarkan rencana pelajaran yang telah dikembangkan oleh guru. Proses pembelajaran harus dirancang guru sehingga kemampuan siswa, bahan ajar, proses belajar, dan sistem penilaian sesuai dengan tahapan perkembangan siswa. Hal lain yang harus dipahami, yaitu proses belajar harus dikembangkan secara interaktif. Dalam hal ini, guru memegang peranan penting dalam menciptakan stimulus respon agar siswa menyadari kejadian di sekitar lingkungannya. Siswa kelas rendah masih banyak membutuhkan perhatian karena fokus konsentrasinya masih kurang, perhatian terhadap kecepatan dan aktivitas belajar juga masih kurang. Hal ini memerlukan kegigihan guru dalam menciptakan proses belajar yang lebih menarik dan efektif.

Piaget (dalam Sekar Purbarini K., 2010) menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya (teori perkembangan kognitif). Menurutnya, setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut schemata, yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalam lingkungannya. Pemahaman tentang objek tersebut


(31)

16

berlangsung melalui proses asimilasi (menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran) dan akomodasi (proses memanfaatkan konsepkonsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek). Kedua proses tersebut jika berlangsung terus menerus akan membuat pengetahuan lama dan pengetahuan baru menjadi seimbang. Denga n cara seperti itu secara bertahap anak dapat membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan uraian tersebut, maka perilaku belajar anak sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek dari dalam dirinya dan lingkungannya. Kedua hal tersebut tidak mungkin dipisahkan karena memang proses belajar terjadi dalam konteks interaksi diri anak dengan lingkungannya. Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasional konkret.

Kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memiliki tiga ciri sebagai berikut.

1) Konkrit

Konkrit mengandung makna proses belajar beranjak dari hal- hal yang konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan.


(32)

17 2) Integratif

Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi bagian.

3) Hierarkis

Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi.

b. Pembelajaran Bermakna Bagi Siswa Kelas rendah

Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. Suparno (dalam Sekar Purbarini K., 2010) mengatakan bahwa pembelajaran bermakna adalah suatu proses pembe lajaran di mana informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dipunyai seseorang yang sedang berada dalam proses pembelajaran. Pembelajaran bermakna terjadi bila siswa mencoba menghubungkan fenomena baru ke dalam struktur pengetahuan mereka. Artinya, bahan


(33)

18

pelajaran itu harus cocok dengan kemampuan siswa dan harus relevan dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa.

Kebermaknaan belajar sebagai hasil dari peristiwa mengajar ditandai oleh terjadinya hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, informasi atau situasi baru dengan komponen-komponen yang relevan di dalam struktur kognitif siswa. Proses belajar tidak sekadar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Pelajaran harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah dimiliki siswa, sehingga konsep-konsep baru tersebut benar-benar terserap oleh siswa. Dengan demikian, agar terjadi belajar bermakna maka guru harus selalu berusaha mengetahui dan menggali konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dan membantu memadukannya secara harmonis konsep-konsep tersebut dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan.

5. Materi Lingkungan Alam dan Lingkungan Buatan Kelas 3 Sekolah Dasar

a. Lingkungan Alam

Tuhan menciptakan lingkungan alam untuk memenuhi kebutuhan manusia. Lingkungan alam ada yang berupa daratan dan perairan. Ada yang dataran tinggi ada pula yang dataran rendah. Semuanya bermanfaat bagi kehidupan manusia. Dataran yang tinggi cocok untuk


(34)

19

tanaman buah-buahan dan sayuran. Sedangkan dataran rendah baik untuk ditanam padi dan palawija. Perhatikan manfaat penampakan alam berikut ini.

1) Hutan

Menurut kegunaannya, hutan dapat dibagi menjadi 4 macam yaitu hutan lindung, hutan suaka alam, hutan produksi, dan hutan cadangan.

a) Hutan lindung digunakan untuk pengamatan dan perlindungan tanah serta untuk mengatur tata air.

b) Hutan suaka alam bermanfaat untuk melindungi tumbuh-tumbuhan dan hewan tertentu, serta untuk obyek wisata.

c) Hutan produksi digunakan untuk menghasilkan kayu dan hasil hutan lainnya.

d) Hutan cadangan digunakan untuk cadangan hutan produksi. Selain manfaat di atas, hutan bermanfaat sebagai pencegah banjir, pencegah erosi, pengatur air tanah, pembentuk tanah humus, dan melindungi tanah dari pengikisan.

2) Laut

Manfaat laut bagi kehidupan manusia antara lain.

a) Tempat penghasil bahan makanan bergizi, misalnya ikan dan rumput laut.

b) Sebagai sarana transportasi.


(35)

20

d) Sarana pariwisata atau sebagai obyek wisata laut (rekreas i). e) Sebagai tempat penambangan minyak bumi.

3) Gunung

Manfaat gunung bagi kehidupan manusia adalah sebagai tempat tinggal hewan dan tumbuhan.

4) Sungai

Sungai dapat dimanfaatkan untuk mengairi sawah (irigasi) dan sarana transportasi.

b. Lingkungan Buatan

Lingkungan buatan banyak kita jumpai di sekitar kita. Lingkungan buatan dibuat oleh manusia. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Taman, gedung, bendungan, dan pelabuhan merupakan contoh kenampakan lingkungan buatan. Semua itu bermanfaat bagi manusia. Beberapa manfaat kenampakan lingkungan buatan antara lain berikut ini.

1) Taman

Taman merupakan salah satu contoh lingkungan buatan. Taman dibangun untuk menambahkan keindahan dan sebagai sarana bermain, tempat olahraga, dan tempat rekreasi. Selain itu, taman juga berfungsi sebagai paru-paru kota, sebab di taman banyak pohon tumbuh di tempat itu sehingga dapat membuat udara di sekitar kita menjadi segar.


(36)

21

2) Bangunan atau Gedung Bertingkat

Gedung menjulang tinggi adalah contoh gedung bertingkat. Gedung bertingkat biasanya digunakan untuk keperluan sebagai berikut.

a) Perkantoran b) Perhotelan c) Pertokoan

3) Bendungan/Dam/Waduk

Bendungan merupakan sungai atau danau yang dibendung. Bendungan termasuk lingkungan buatan. Bendungan dibuat agar bermanfaat untuk manusia. Bendungan dapat bermanfaat untuk keperluan berikut.

a) Irigasi

b) Perikanan air tawar

c) PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) d) Sebagai tempat pariwisata

4) Rumah

Rumah banyak sekali manfaatnya bagi manusia. Fungsi rumah bagi kita antara lain.

a) Sebagai tempat tinggal

b) Sebagai tempat berteduh dari panas dan hujan c) Sebagai tempat berlindung dari binatang buas


(37)

22 5) Jalan

Jalan dibuat untuk dimanfaatkan oleh manusia. Manfaat jalan antara lain sebagai sarana berpindah dari tempat satu ke tempat yang lain, serta jalan akan mempermudah kita mencapai tempat yang kita tuju.

6) Pasar

Pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli yang melakukan kegiatan jual beli. Pasar menyediakan berbagai macam kebutuhan manusia seperti baju, celana, beras, bumbu dapur, buah-buahan, sayur- mayur, serta masih banyak lagi.

7) Jembatan

Jembatan digunakan untuk menghubungkan dua tempat/desa yang terpisah sungai.

8) Sawah

Sawah dibuat oleh manusia untuk bercocok tanam. Seperti menanam padi, jagung, kacang, dan lain sebagainya. Dengan adanya sawah, kebutuhan pangan manusia bisa terpenuhi.

9) Sekolah

Sekolah dibangun sebagai tempat para siswa untuk menuntut ilmu. c. Cara memelihara Lingkungan kita.

1) Sirami tanamanmu setiap hari 2) Bersihkan kelasmu setiap hari


(38)

23 4) Tidak mencoret-coret tembok

5) Tidak menginjak- injak tanaman (sawah, kebun, taman) Jangan menebang pohon

B. Media Pe mbelajaran 1. Pengertian Media

Rossi dan Breidle (dalam Wina Sanjaya, 2010: 204) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat digunakan untuk tujuan pendidikan. Namun demikian, media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, akan tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan.

Pesan yang dikirimkan oleh guru berupa isi/ materi pelajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-kata dan tulisan) maupun nonverbal kemudian ditafsirkan oleh peserta didik sehingga pembelajaran dapat diterima. Namun demikian, bisa terjadi proses komunikasi mengalami hambatan, artinya tidak selamanya pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan mudah diterima oleh penerima pesan. Bahkan adakalanya pesan yang diterima tidak sesua i dengan maksud yang disampaikan. Inilah Oleh sebab itu, dalam proses komunikasi diperlukan saluran yang berfungsi untuk mempermudah penyampaian pesan. Saluran inilah yang disebut media. Fungsi utama media adalah sebagai alat bantu untuk guru dalam mengomunikasikan pesan, agar materi pembelajaran dapat tersampaikan kepada siswa dengan baik.


(39)

24

Gerlach dan Ely (1980: 244) menyatakan: A medium, conceived is any person, material or event that establishs condition which enable the learner to acquire knowledge, skill, and attitude”. Secara umum, media meliputi manusia, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Romiszowski (dalam Basuki Wibawa, 1991 : 5) mengatakan bahwa media ialah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan (yang dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan. Dalam proses belajar-mengajar, pembawa pesan adalah media tersebut, penerima pesan adalah siswa, dan pesan sendiri merupakan isi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Media sebagai pembawa pesan berinteraksi dengan siswa melalui indera mereka. Indera mereka menanggapi rangsang terhadap media untuk mendapatkan informasi dan secara pribadi dengan dituntun guru, siswa menyimpulkan pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Berdasarkan pengertian media dari beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran memiliki cakupan yang luas di mana segala sesuatu alat bantu yang mengandung pesan yang dapat memudahkan penyampaian informasi dari sumber kepada penerima pesan.

2. Manfaat Media

Keberadaan media pembelajaran dapat berpengaruh untuk berlangsungnya kegiatan belajar-mengajar. Arief S. Sadiman, dkk


(40)

25

(2002:16), menyebutkan manfaat sebuah media dalam pembelajaran, yaitu:

a. objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film, atau model,

b. objek yang kecil bisa dibantu dengan menggunakan proyektor atau gambar,

c. gerak yang terlalu cepat dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography,

d. kejadian atau peristiwa di masa lampau dapat ditampilkan dengan pemutaran film, video, foto, maupun VCD,

e. objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin- mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain- lain, dan

f. konsep yang terlalu luas (missal yang gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain- lain) dapat divisualisasikan dalam bentuk film, gambar, dan lain- lain.

Dede Rosyada (2012 : 31-40) menjabarkan manfaat media adalah sebagai berikut.

a. Memperluas cakrawala sajian materi pembelajaran yang dibeikan di kelas, seperti buku, foto- foto dan narasumber sehingga peserta didik akan memiliki banyak pilihan sesuai kebutuhan dan karakteristik masing- masing,

b. Peserta didik akan memperoleh pengalaman beragam selama proses pembelajaran yang snagat berguna bagi peserta didik dalam


(41)

26

menghadapi berbagai tugas dan tanggungjawab yang berbagai macam, baik dalam pendidikan, di masyarakat, dan di lingkungan sekitarnya, c. Menyajikan sesuatu yang sulit diadakan, dikunjungi atau dilihat oleh

peserta didik, baik karena ukurannya yang terlalu besar seperti sistem tata surya, terlalu kecil seperti virus, atau rentang waktu prosesnya terlalu panjang, misalnya proses metamorfosis dan pelapukan batu, atau masa kejadiannya sudah lama seperti terjadinya penjajahan di Indonesia, dan

d. Menambah kemenarikan tampilan materi sehingga meningkatkan motivasi dan minat serta mengambil perhatian peserta didik untuk fokus mengikuti materi yang disajikan, sehingga diharapkan efektivitas belajar akan meningkat pula.

3. Jenis-jenis Media

Media sebagai alat penyampaian pesan juga memiliki karakteristik atau ciri khas menurut tujuan atau maksud pengelompokkannya. Karakteristik yang dimaksud dapat dilihat dari nilai ekonomi, lingkup sasarannya, penggunaan, dan bahkan dapat dikelompokkan menurut kemampuan membangkitkan panca inderra (Penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, dan perabaan). Yudhi Munadi (2013: 52-55) mengklasifikasikan media menjadi tiga, yaitu: a) media audio, b) media visual, dan c) media audiovisual.

Arief S. Sadiman (2012: 28) mengemukakan media dibagi menjadi tiga macam, yaitu: a) media grafis, b) media audio, dan c) media proyeksi


(42)

27

diam. Hujair AH Sanaky (2013: 44) membagi klasifikasi media menjadi tiga jenis, yaitu: a) media proyeksi (film, slide, OHP, dan LCD), b) media non-proyeksi (poster, bagan, komik, grafik, kartun, gambar, dan papan flanel), c) benda tiga dimensi (benda tiruan, diorama, boneka, globe, dan pameran)

Hujair AH Sanaky (2013: 127) menjelaskan bahwa media tiga dimensi sering digunakan dalam pembelajaran adalah model dan boneka. Model adalah benda tiruan tiga dimensional dari beberapa obyek nyata yang terlalu besar, terlalu jauh, terlalu kecil, terlalu mahal, terlalu jarang, atau terlalu ruwet untuk dibawa ke dalam kelas dan dipelajari pembelajar dalam wujud aslinya. Ada beberapa benda yang digolongkan ke dalam media tiga dimensi antara lain: kelompok pertama adalah benda asli, model, atau tiruan sederhana, mock-up, dan barang contoh. Kelompok kedua adalah diorama dan pameran.

Daryanto (2013: 29) memaparkan media tiga dimensi ialah sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensional. Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda asli baik hidup maupun mati, dan dapat pula berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya. Ada beberapa bentuk cara pembelajaran dengan menggunakan media tiga dimensi, beberapa diantaranya sebagai berikut.

a. Widya wisata adalah kegiatan belajar yang dilaksanakan melalui kunjungan ke suatu tempat di luar kelas sebagai bagian integral dari


(43)

28

seluruh kegiatan akademis dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran.

b. Specimen adalah benda-benda asli atau sebagian benda asli yang digunakn sebagi contoh.

c. Media tiruan sering disebut sebagai media model. Belajar melaui model dilakukan untuk pokok bahasan tertentu yang tidak mungkin dapat dilakukan melalui pengamalan langsung atau melalui benda sebenarnya.

d. Peta Timbul yang secara fisik termasuk model lapangan adalah peta yang dapat menunjukkan tinggi rendahnya permukaan bumi. Dengan melihat peta timbul, peserta didik memperoleh gambaran yang jelas tentang perbedaan letak suatu tempat, tepi pantai, daratan rendah, daratan tinggi, pegunungan, gunung berapi, dll.

e. Globe Globe (model perbandingan) adalah benda tiruan dari bentuk bumi yang diperkecil.

f. Boneka Boneka yang merupakan suatu model perbandingan adalah benda tiruan dari bentuk manusia atau binatang.

Berdasarkan jenis-jenis media yang telah dijabarkan di atas, media yang dikembangkan pada penelitian ini mengarah kepada jenis media visual grafis tiga dimensi dengan permainan dan simulasi di mana siswa dapat belajar sesuai dengan karakteristik operasional konkret mereka. Penyajian materi dalam bentuk media yang merupakan penyederhanaan terhadap suatu realitas dapat membantu siswa untuk berpartisipasi aktif


(44)

29

dalam sebuah pembelajaran, memberikan umpan balik langsung, mengajarkan interaksi sosial, meningkatkan kemampuan komunikatif, dan membantu belajar bagi siswa yang mengalami kesulitan dengan metode tradisional (metode ceramah).

Sharon E.Smaldino, dkk (2014: 72-74) menjelaskan peran visual dalam proses belajar adalah dapat menyediakan acuan konkret bagi gagasan, membuat gagasan abstrak menjadi konkret, memotivasi para pembelajar, mengarahkan perhatian, mengulangi informasi dalam format-format yang berbeda, mengingatkan kembali pada pembelajaran sebelumnya, dan mengurangi usaha belajar.

4. Pemilihan Media

Pemilihan media dilakukan dengan melakukan beberapa pertimbangan berdasarkan prinsip sebuah media. Berikut prinsip-prinsip desain yang dikemukakan oleh Azhar Arsyad (2005: 107-110).

a. Prinsip Kesederhanaan

Kesederhanaan mengacu pada jumlah unsur yang ada pada media. Semakin sedikit jumlah unsur yang ada pada media maka semakin mudah siswa menangkap dan memahami pesan yang disajikan. Kata-kata harus memakai huruf yang sederhana dengan gaya huruf yang mudah dibaca.

b. Keterpaduan

Keterpaduan mengacu pada hubungan yang terdapat di antara unsur-unsur visual yang ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama.


(45)

30

Unsur-unsur itu harus saling terkait dan menyatu sebagai suatu keseluruhan sehingga unsur-unsur yang ada pada media tersebut merupakan suatu bentuk kesatuan yang menyeluruh.

c. Penekanan

Penekanan terhadap salah satu unsur diperlukan sebagai pusat perhatian siswa. Penekanan dapat dilakukan mengunakan ukuran, perspektif, atau warna.

d. Keseimbangan

Bentuk atau pola yang dipilih perlu menempati ruang penayangan yang memberikan persepsi keseimbangan.

Menurut Wina Sanjaya, (2008: 226-227) media yang baik bukan hanya sesuai dengan kriteria fisiknya saja tetapi juga ketepatan penggunaan media tersebut. Berikut prinsip-prinsip penggunaan media.

a. Media yang digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajran. b. Media yang digunakan sesuai dengan materi pembelajaran.

c. Media yang digunakan sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi siswa.

d. Media yang digunakan memperhatikan efektifitas dan efisien. e. Media yang digunakan sesuai dengan kemampuan pengguna

dalam mengoperasikannya.

Jamil Suprihatiningrum (2013: 324) menjelaskan beberapa pertimbangan dalam memilih media pembelajaran yang tepat adalah sebagai berikut.


(46)

31

a. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, b. Metode pembelajaran yang digunakan, c. Karakteristik materi pembelajaran, d. Kegunaan media pembelajaran,

e. Kemampuan guru dalam menggunakan jenis media, d an f. Efektivitas media dibandingkan dengan media lainnya.

Langkah- langkah dalam memilih media pembelajaran, antara lain adalah sebagai berikut.

a. Merumuskan tujuan pembelajaran,

b. Mengklasifikasi tujuan berdasarkan ranah,

c. Menentukan skenario pembelajaran yang akan digunakan,

d. Mendaftar media apa saja yang dapat digunakan pada setiap langkah dalam skenario pembelajaran,

e. Memilih media yang sesuai,

f. Menulis alasan pemilihan media, dan

g. Membuat prosedur untuk menggunakan media.

Berdasarkan kajian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam mengembangkan suatu media perlu memperhatikan prinsip desain dan prinsip penggunaan agar media tidak hanya menarik tetapi juga memiliki manfaat yang dapat mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Media DOLAN didesain sedemikan rupa sesuai prinsip-prinsip di atas sehingga diharapkan dapat menjadi media yang layak untuk pembelajaran IPS kelas III sekolah dasar.


(47)

32 C. Kajian Mengenai Diorama

1. Diorama

Diorama adalah pemandangan (scene) tiga dimensi yang dibuat dalam ukuran kecil untuk memperagakan atau menjelaskan suatu kejadian atau fenomena yang menunjukkan suatu aktivitas (Yudhi Munadi, 2013: 109). Dalam diorama terdapat benda benda tiga dimensi dalam ukuran kecil pula. Benda-benda kecil itu berupa orang-orangan, pohon-pohonan, rumah-rumahan, dan lain- lain sehingga tampak seperti dunia sebenarnya dalam ukuran mini.

Media diorama merupakan media tiga dimensi atau sering disebut media serba aneka. Rayandra Asyhar (2012: 47) mengungkapkan bahwa media tiga dimensi merupakan media yang tampilannya dapat diamati dari arah pandang mana saja dan mempunyai dimensi panjang, lebar, dan tebal. Kebanyakan media tiga dimensi merupakan objek sesungguhnya atau miniatur objek.

Hujair AH Sanaky (2013: 133) menjelaskan bahwa diorama adalah skenario dalam tiga dimensi untuk memperagakan suatu keadaan dalam ukuran kecil. Dalam skenario itu, terdapat benda-benda tiga dimensi dalam ukuran kecil pula. Benda-benda kecil itu berupa orang-orangan, rumah, pohon, dan lain sebagainya, sehingga tampaknya seperti dunia sebenarnya dalam ukuran mini.


(48)

33

Amir Hamzah Suleiman (1988: 144) menjelaskan bahwa diorama adalah suatu scene dalam tiga dimensi untuk memperagakan suatu keadaan dalam ukuran kecil. Dalam scene itu terdapat benda-benda tiga dimensi dalam ukuran kecil pula. Benda-benda kecil itu dapat berupa orang-orangan, pohon, rumah, dan lain sebagainya, sehingga tampaknya seperti dunia sebenarnya dalam ukuran mini.

Diorama menurut Walter A. Wittich & Charles F. Schuller (1979: 76) adalah media tiga dimensi yang menggambarkan objek dan ko mponen yang terlihat seperti aslinya. Diorama biasanya terdiri dari benda-benda kecil dengan beberapa jenis objek dan simbol-simbol pada latar depan/permukaan, digabungkan dengan background yang realistis. Salah satu keuntungan dengan dibuatnya media diorama adalah diorama memudahkan guru melalui cara yang menarik untuk membelajarkan siswa materi yang perlu siswa pelajari. Untuk merencanakan dan menyelesaikan diorama membutuhkan pengetahuan dan keterampilan. Materi yang dianggap abstrak harus diajarkan dengan membuat media yang konkret. Membuat diorama adalah salah satu cara menarik yang dapat digunakan pada pembelajaran yang memiliki materi yang bersifat abstrak.

S.K. Mangal and Uma Mangal (2008: 215) mengemukakan bahwa diorama adalah media visual tiga dimensi di mana penyajiannya dapat memperlihatkan objek seperti pada nyatanya dalam bentuk miniatur/ ukuran mini. Diorama dapat disajikan sebagai media visual tiga dimensi yang berguna dalam pengajaran dan pembelajaran untuk beberapa konsep


(49)

34

yang berkaitan dengan ilmu sosial. Materi dapat disajikan dengan diorama yang tepat dengan semua penggambaran seperti apa yang bisa dilihat seperti peristiwa, kejadian, dan tempat. Sama halnya dengan guru ilmu sosial bisa membuat diorama yang berbeda sesuai dengan penggambaran melalui sejarah, sosial, dan aspek geografi seperti peristiwa peperangan.

Diorama memiliki unsur bentuk, ukuran, dan perincian yang detail (Ken Hamilton, 2001: 7). Harun Arrasjid&Dorine Arrasjid (1972: 5) mengatakan diorama adalah representasi dari tiga dimensi dengan menggunakan perspektif pada background dan model pada foreground. Karakteristik dari diorama adalah sebagai berikut.

a. Berbentuk tiga dimensi.

b. Memiliki simbol-simbol sesuai dengan realita. c. Memiliki latar gambar pemandangan (suasana).

d. Memiliki unsur yang detail seperti tiap unsur simbol yang berbeda diberi warna yang berbeda agar terlihat perbedaan dan perannya. Media diorama merupakan salah satu media tiga dimensi sehingga memiliki kelebihan-kelebihan yang sama dengan kelebihan media tiga dimensi. Moedjiono (dalam Daryanto, 2013: 29) mengatakan bahwa media sederhana tiga dimensi memiliki kelebihan-kelebihan, yaitu:

a. memberikan pengalam secara langsung, b. penyajian bersifat konkret,

c. menghindari verbalisme,

d. dapat menunjukkan objek secara utuh baik konstruksi maupun cara kerjanya,

e. dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas, dan f. dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas


(50)

35

Sharon E.Smaldino (2014: 217) menambahkan ba hwa kelebihan dari diorama adalah sebagai berikut.

a. Memiliki materi yang nyata

b. Memiliki komponen yang kaya di dalamnya sehingga dapat lebih menumbuhkan pemahaman konsep dengan keterlibatan penggunaan indera yang lebih dari satu.

c. Memvisualisasikan materi yang memiliki unsur benda yang tidak bisa dihadirkan di dalam kelas.

Sheperd Paine (2000: 7) menjelaskan membuat diorama itu tidak terlalu sulit, tetapi perlu adanya tujuan yang pasti sesuai dengan materi yang akan dibelajarkan. Perencanaan adalah pondasi dar i diorama apa yang akan dibuat. Langkah- langkah pembuatan diorama adalah sebagai berikut.

a. Ide

Semua diorama berawal dari sebuah ide. Cara menemukan ide adalah dengan merumuskan tujuan utama dari pembuatan media. Buatlah tujuan utama dari pembuatan media dan tetap pada keputusan tersebut sehingga jika kedepannya dihadapkan dengan masalah pada komponen diorama, dipastikan tetap tidak merubah tujuan utama dari pembuatan diorama.

b. Melakukan evaluasi ide

Sesuaikan kembali tujuan utama dengan diorama di mana pada diorama mempunyai karakteristik adanya “cerita” di dalamnya.


(51)

36

Kemudian evaluasi kembali dengan beberapa pertanyaan seperti, apa yang pengguna dapatkan dari diorama tersebut? dan apakah ide yang sudah dibuat dapat divisualisasikan melalui diorama?.

c. Artistic License

Perlu adanya penjelasan mengenai diorama yang dibuat secara pribadi dengan menerangkan bahwa diorama adalah hasil karya sendiri. d. Adanya unsur hiburan

Diorama dapat dirancang dengan sentuhan-sentuhan kreatif sehingga subjek yang melihat diorama dapat menikmati diorama dengan tidak hanya melihatnya saja. Contoh sederhana adalah diorama dapat diberikan tombol- tombol di sampingnya untuk menyalakan lampu atau memunculkan karakter/simbol yang tersembunyi.

e. Rancangan dan susunan

Merencanakan dan penyusunan merupakan salah satu hal paling penting di dalam pembuatan diorama. Tahap ini adalah tahap di mana merealisasikan ide/tujuan utama pembuatan diorama menjadi be ntuk benda yang nyata.

f. Mendesain diorama sederhana

Pada tahap ini perencanaan diorama akan dilihat secara detail tentang kesesuaian simbol diorama dengan sudut, penempatan, dan ukuran simbol dengan latar.


(52)

37 g. Perencanaan cerita dalam diorama

Diorama memiliki ciri di mana di dalamnya terdapat sebuah cerita. Cerita dibuat untuk melengkapi maksud dari diorama yang dibuat. h. Penempatan dan penentuan simbol

Simbol diorama adalah salah satu komponen utama dalam diorama. Diorama dapat berinteraksi dengan pengguna ketika simbol-simbol diorama dapat menggambarkan tujuan utama dari pembuatan diorama, tersusun dengan jelas, dan saling berkesinambungan.

i. Keseimbangan

Keseimbangan adalah hal yang perlu diperhatikan pula dalam pembuatan diorama. Seimbang dalam kesesuaian cerita dengan latar, posisi dan susunan simbol antara sudut satu terhadap sudut lainnya, dan kesesuaian benda dengan objek sebenarnya.

j. Penyempurnaan desain

Setelah melalui seluruh tahap di atas, media dapat dibuat dan direalisasikan.

2. Media DOLAN

Berdasarkan penjelasan di atas, med ia yang akan dikembangkan adalah media diorama lingkungan. Adapun aspek-aspek yang terkandung di dalam media DOLAN adalah sebagai berikut.

a. Pengertian Media DOLAN

Media DOLAN adalah media yang memodifikasi media diorama sesuai dengan kebutuhan yang telah disesuaikan dengan materi ajar,


(53)

38

kebutuhan siswa, dan kebutuhan guru. Media DOLAN ditujukan untuk pembelajaran IPS kelas III Sekolah Dasar. Media DOLAN menyajikan materi tentang lingkungan sekitar kita di mana terbagi menjadi dua, yaitu lingkungan alam dan lingkungan buatan.

Media DOLAN dikemas dalam bentuk diorama yang dapat dibongkar-pasang dan terdapat permainan di dalamnya dengan menyajikan materi lingkungan alam dan lingkungan buatan. Media DOLAN disajikan dengan awalan hanya berbentuk sebuah alas datar. Kemudian, siswa akan memasang tiap simbol diorama seperti pohon, rumah, dan gunung pada tempat yang telah ditentukan sehingga terbentuk bentuk diorama secara utuh dan kemudian siswa dapat melakukan permainan pada diorama sesuai dengan materi lingkungan alam dan lingkungan buatan.

b. Cara Penggunaan Media DOLAN

Penggunaan Media DOLAN dapat membantu interaksi aktif antara siswa dan guru. Cara penggunaan Media DOLAN dibagi menjadi dua, yaitu: a) media di dalam pembelajaran dan b) media permainan.

1) Media di dalam pembelajaran ini adalah sebagai berikut. a) Guru membuka media DOLAN

b) Guru mengeluarkan simbol-simbol kenampakan alam dan papan kartu dari dalam petak kemasan media.

c) Guru memberikan pertanyaan seputar simbol-simbol diorama yang akan diperlihatkan di depan kelas satu persatu.


(54)

39

d) Siswa diminta melihat denah alas diorama

e) Siswa diminta untuk memasang simbol-simbol kenampakan alam sesuai dengan nama yang terletak pada denah.

f) Siswa diminta mengambil papan kartu yang berisi nama dan pengertian dari kenampakan alam dan memasangnya pada kenampakan alam mana yang tepat sesuai dengan nama dan pengertiannya.

2) Cara menggunakan media permainan dalam media DOLAN adalah sebagai berikut.

a) Media DOLAN dimainkan oleh minimal 2 orang dengan 1 juri, maksimal dimainkan 4 orang dengan 1 juri.

b) Pemain akan diberikan pion sebagai simbol pemain

c) Tiap pemain memiliki gelang award yang masih kosong. Gelang award akan terisi dengan bintang selama permainan. Bintang akan dipasang sebagai poin nilai untuk pemain.

d) Permainan dilakukan dengan melempar dadu

e) Pemain akan melangkah sesuai dengan nomor yang dikeluarkan dadu.

f) Jika dadu menunjukkan angka ganjil, pemain mengambil kartu berwarna kuning (lingkugan buatan). Jika dadu menunjukkan angka genap, maka pemain mengambil kartu berwarna hijau (lingkungan alam). Pemain akan menjawab pertanyaan / menjalankan perintah. Jika menjawab pertanyaan dengan benar,


(55)

40

pion pemain akan maju satu langkah dan mendapatkan satu bintang. Jika salah menjawab, maka pemain berhenti dan menunggu giliran melempar dadu lagi.

g) Permainan berhenti ketika salah satu pemain sudah melewati garis akhir. Pemenang ditentukan dari banyaknya bintang dari yang pemain dapatkan.

c. Layout Media DOLAN

Layout dalam media difungsikan sebagai gambaran yang dikembangkan. Berikut layout media DOLAN.

1) Materi IPS tentang lingkungan sekitar

2) Media 3 dimensi berbentuk balok. Terbuat dari bahan karton tebal yang dilapisi dengan kain flanel.

3) Ruang di dalam kemasan digunakan sebagai tempat penyimpanan simbol-simbol diorama lingkungan seperti pohon, gunung, dan kebun yang terbuat dari kain flanel yang di dalamnya terdapat dakron sebagai penunjang efek timbul dari media ini.

4) Simbol-simbol diorama dapat dibongkar-pasang sehingga mudah dalam penyimpanannya.

5) Layout menggambarkan suasana lingkungan yang memiliki lingkungan alam dan lingkungan buatan yang disertai jalan raya yag berfungsi sebagai petak-petak untuk permainan.


(56)

41

7) Media ini pun menunjang karakteristik siswa di mana siswa sekolah dasar meyukai benda yang banyak memiliki warna.

D. Karakteristik Sis wa Sekolah Dasar

Desmita (2012: 35) menjelaskan anak-anak usia sekolah dasar memiliki karakteristik senang bermain, senang bergerak, seang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Oleh sebab itu, guru hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan, mengusahakan siswa berpindah atau bergerak, bekerja atau belajar dalam kelompok, serta memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam pembelajaran.

Tahapan perkembangan kognitif menguraikan ciri khas perkembangan kognitif tiap tahap dan merupakan suatu perkembangan yang saling berkaitan dan berkesinambungan. Menurut Jean Piaget (dalam Rita Eka Izzaty, 2008: 34-35) membagi proses perkembangan kognitif menjadi empat tahap, yaitu: 1) tahap sensori motor, 2) tahap pra-operasional, 3) tahap operasional konkret, dan 4) tahap operasional formal.

1. Tahap Sensori motor (0-2 tahun)

Pada periode ini tingksh laku anak bersifat motorik dan anak menggunakan system penginderaan untuk mengenal lingkungannya untu mengenal objek.

2. Tahap Pra-operasional (2 -7 tahun)

Pada periode ini anak bisa melakukan sesuatu sebagai has il meniru atau mengamati sesuatu model tingkah laku dan mampu melakukan


(57)

42

simbolisasi. Anak mulai mempresentasikan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar ini menunjukkan adanya peningkatan pemikiran simbolis dan melampaui hubungan informasi sensor dan tindak fisik. 3. Tahap operasional konkret (7 -11 tahun)

Pada periode ini anak sudah mampu menggunakan operasi. Pemikiran anak tidak lagi didominasi oleh persepsi, sebab anak mampu memecahkan masalah secara logis. Pada tahap ini anak dapat berpikir logis mengenai peristiwa-peristiwa konkret dan mengklasifikasi benda-benda ke dalam bentuk-bentuk yang berbeda.

4. Tahap operasional formal (11 - dewasa)

Periode operasi fomal merupakan tingkat puncak perkembangan struktur kognitif, anak remaja mampu berpikir logis untuk semua jenis masalah hipotesis, masalah verbal, dan ia dapat menggunakan penalaran ilmiah dan dapat menerima pandangan orang lain.

Berdasarkan perkembangan kognitif menurut Jean Piaget yang telah dikemukakan di atas, siswa kelas III Sekolah Dasar masuk pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini, siswa sudah mulai diperkenalkan berpikir logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konkret dan dapat mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk-bentuk benda yang berbeda.

E. Penggunaan Media DOLAN dalam Pe mbelajaran IPS

Media DOLAN dikhususkan sebagai media dalam pembelajaran IPS Kelas III Sekolah Dasar. Materi pada media DOLAN mencakup materi


(58)

43

lingkungan alam dan lingkungan buatan. Penggunaan media DOLAN ini dapat digunakan dengan dua cara, yaitu: d igunakan antara guru dengan siswi dan digunakan antara siswa dengan siswa yang diawasi oleh guru.

Pada awal pembelajaran, guru dapat memberikan apersepsi mengenai lingkungan. Kemudian guru memberikan pengantar singkat mengenai materi lingkungan alam dan lingkungan buatan. Guru kemudian mulai menggunakan media DOLAN sebagai awalan dan membangun interaks i aktif dengan siswa. Setelah pengenalan penggunaan media, media dapat digunakan oleh siswa dengan pengawasan guru.

F. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dilakukan oleh Purwosiwi Pandansari (2012) tentang “Pengaruh Penggunaan Media Diorama Terhadap Kreativitas Menggambar Busana Pesta Siswa Kelas XI di SMK Karya Rini Yogyakarta”. Hasil penelitian menunjukan bahwa kreativitas menggambar busana pesta siswa sebelum menggunakan media diorama memperoleh nilai terendah 17 dan nilai tertinggi 26 dan kreativitas menggambar busana pesta setelah menggunakan media diorama memperoleh nilai terendah 26 dan nilai tertinggi sebesar 31. Dari penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa media pembelajaran diorama layak untuk digunakan dalam pembelajaran.

Penelitian yang relevan yang kedua dilakukan oleh Yaashinta Ismilasari (2013) tentang “Penggunaan Media Diorama Untuk Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Pada Siswa Sekolah


(59)

44

Dasar”. Nilai menulis karangan narasi dari siklus I mendapatkan hasil 70,4 dan pada siklus II mendapatkan hasil 82,9. Dari penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa media pembelajaran diorama, layak untuk digunakan dalam pembelajaran.

G. Kerangka Pikir

Mata pelajaran IPS adalah mata pelajaran yang mengkaji manusia dengan lingkungannya. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) memiliki tujuan mengembangkan konsep pemikiran yang berdasarkan realita kondisi sosia l yang ada di lingkungan siswa. Hal tersebut menjadikan pembelajaran IPS menjadi salah satu pembelajaran yang diwajibkan di dalam jenjang Sekolah Dasar.

Siswa Sekolah Dasar berada pada tahap operasional konkret di mana pada tahap ini ditandai dengan anak mulai berfikir logis, masih terikat pada objek yang bersifat konkret. Untuk itu, penggunaan media diperlukan dalam sebuah pembelajaran. Pada pembelajaran IPS mengenai lingkungan alam dan buatan, materi masih disajikan dengan hanya menghafal dan hanya berpikir abstrak. Guru jarang menggunakan media dan cenderung menggunakan media berbentuk dua dimensi. Hal ini disebabkan oleh belum tersedianya media IPS secara lengkap dan kemampuan guru dalam pengadaan media.

Media akan memudahkan siswa dalam memahami arti dan makna dari lingkungan alam dan lingkungan buatan di mana benda asli dalam materi lingkungan alam dan lingkungan buatan tidak memungk inkan untuk


(60)

45

dibawa ke dalam kelas. Penyampaian materi akan lebih mudah karena siswa akan disajikan media yang merupakan benda tiruan dari lingkungan yang sebenarnya. Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPS materi lingkungan alam dan lingkungan buatan yaitu media DOLAN.

Media DOLAN yang dikembangkan diharapkan dapat menjadikan solusi untuk permasalahan tersebut. Media DOLAN ini tidak hanya memanfaatkan satu indera saja untuk mengolah informasi, sehingga memudahkan dan membantu siswa untuk semakin banyak menerima dan menyerap materi yang diberikan.


(61)

46 BAB III

METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan

Sugiyono (2008: 297) menyebutkan metode penelitian dan pengembangan atau Research Development (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Dapat dikatakan bahwa R&D adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan aktivitas yang mengacu pada upaya yang berhubungan dengan penciptaan atau penemuan baru, metode, produk, jasa, dan menggunakan pengetahuan yang baru ditemukan untuk memenuhi kebutuhan.

Nusa Putra (2013: 27) menjelaskan penelitian dan pengembangan adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan aktivitas yang berhubungan dengan penciptaan atau penemuan baru, metode, produk, jasa, dan menggunakan pengetahuan yang baru ditemukan untuk memenuhi kebutuhan pasar atau permintaan.

Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebuah media DOLAN dalam pembelajaran IPS. Media DOLAN memuat materi lingkungan alam dan lingkungan buatan. Pengembangan media ini dilakukan tahap demi tahap sesuai langkah- langkah yang telah ditetapkan.

Model yang digunakan dalam pengembangan ini adalah menggunakan model pengembangan Borg&Gall (1983: 777-788) dengan langkah- langkah sebagai berikut.


(62)

47 1. Pengumpulan Informasi 2. Melakukan perencanan

3. Mengembangkan bentuk produk awal 4. Melakukan ujicoba lapangan awal 5. Melakukan revisi

6. Melakukan ujicoba lapangan utama 7. Melakukan revisi terhadap produk

8. Melakukan uji coba lapangan operasional 9. Melakukan revisi terhadap produk akhir 10.Diseminasi dan produk akhir

Model pengembangan Borg&Gall memiliki 10 langkah dalam pengembangan sebuah produk, namun pada penelitian pengembangan ini, hanya melalui tahapan dari tahap pertama hingga tahap kesembilan dan tidak melakukan langkah kesepuluh dikarenakan keterbatasan dan menyesuaikan kemampuan peneliti dan kondisi penelitian di lapangan.

B. Prosedur Pengembangan

Penelitian pengembangan dengan model penelitian Borg & Gall memiliki sepuluh langkah tahapan, akan tetapi pada penelitian ini, peneliti hanya melakukan tahapan hingga tahap kesembilan. Langkah kesepuluh yaitu diseminasi tidak dilakukan karena menyesuaikan kemampuan peneliti dan kondisi di lapangan.


(63)

48

Di bawah ini merupakan gambar dari langkah-langkah penelitian dan pengembangan metode Research and Development (R&D).

Gambar 2. Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan Metode Research and Development (R&D)

Borg and Gall (1983)

Berdasarkan langkah- langkah pengembangan menurut Borg & Gall (1983 : 777-788), penelitian dan pengembangan media DOLAN pada materi lingkungan alam dan lingkungan buatan kelas III SD N Tahunan Yogyakarta, dilakukan dalam sembilan langkah berikut.

Revisi Produk I Pengumpulan

Data

Uji Coba Lapangan

Desain Produk Awal Rencana

Penelitian

Uji Coba Lapangan Operasional Uji Coba

Lapangan

Produk Akhir Revisi

Produk

Diseminasi dan Implementasi


(64)

49 1. Pengumpulan Informasi

Studi pendahuluan dan studi pustaka dilakukan dalam tahap pengumpulan informasi. Analisis kebutuhan menjadi dasar mengapa perlu dilakukannya pengembangan produk. Kegiatan studi pendahuluan dilakukan dengan melakukan observasi pada proses pembelajaran IPS pada materi lingkungan alam dan lingkungan buatan. Kegiatan observasi dilakukan dengan pengamatan langsung, wawancara dengan guru, dan wawancara dengan siswa.. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui kendala-kendala dalam proses pembelajaran IPS Informasi yang didapat dan dikumpulkan adalah pada pembelajaran IPS mengenai lingkungan alam dan buatan, materi masih disajikan dengan menghafal dan sebatas mengembangkan aspek kognitif dikarenakan kurangnya variasi media. Media akan memudahkan siswa dalam memahami arti dan makna dari lingkungan alam dan lingkungan buatan di mana benda asli dalam materi lingkungan alam dan lingkungan buatan tidak memungkinkan untuk dibawa ke dalam kelas. Penyampaian materi akan lebih mudah karena siswa akan disajikan media yang merupakan benda tiruan dari lingkungan yang sebenarnya.

2. Melakukan Perencanaan

Data-data yang telah dikumpulkan pada tahap sebelumnya akan dijadikan sebagai bahan kajian dalam pengembangan media. Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPS materi lingkungan alam dan lingkungan buatan yaitu media DOLAN. Dalam tahap perencanaan, langkah awal yang dilakukan adalah dengan merumuskan tujuan. Tujuan dirumuskan


(65)

50

sesuai dengan SK (Standar Kompetensi) dan KD (Kompetensi Dasar) yang ingin dicapai. Kemudian untuk menilai pembelajaran yang dilaksanakan sudah berhasil atau belum, maka perlu dirumuskan indikator dalam pembelajaran.

3. Mengembangkan Bentuk Produk Awal

Pada tahap ini dimulai dengan mendesain terlebih dahulu sketsa sebagai gambaran secara keseluruhan dari media DOLAN. Tahapan ini meliputi penentuan ukuran media, ukuran simbol-simbol media, warna, dan susunan simbol. Dalam penelitian ini, pengembangan prod uk dari mulai merancang sampai proses produksi dilakukan secara mandiri oleh peneliti.

Tahapan selanjutnya adalah membuat simbol dengan penyusunan materi, dikembangkan dengan membuat diorama yang dapat dibongkar pasang, dan ditambahkan permainan di dalamnya yang akan dikembangkan di dalam media. Tahap akhir adalah pembuatan kemasan untuk media secara utuh dan dapat dijadikan satu dengan rapi dan tertata.

Produk yang secara utuh sudah jadi, selanjutnya akan diserahkan kepada ahli materi dan ahli media untuk dilakukan validasi terhadap media DOLAN. Ahli materi akan memberikan penilaian mengenai isi materi dan kesesuaian media dalam pembelajaran, sedangkan ahli media memberikan penilaian mengenai bentuk dan tampilan dari media DOLAN. Dalam proses ini terdapat beberapa masukan-masukan yang akan dijadikan acuan dalam perbaikan media dan menghasilkan media yang layak untuk diujicobakan.


(66)

51 4. Melakukan Uji Coba Lapangan Awal

Uji coba lapangan awal dilakukan pada siswa kelas III A SD N Tahunan Yogyakarta. Uji coba dilakukan dengan langkah awal siswa mencoba menggunakan media DOLAN dan kemudian siswa diminta untuk mengisi angket dan komentar pribadi mengenai media DOLAN. Hasil data yang didapatkan akan dijadikan acuan untuk disusun dan dianalisis sebagai langkah revisi produk untuk tahapan selanjutnya.

5. Merevisi Poduk Hasil Uji Coba Lapangan Awal

Berdasarkan hasil informasi yang diperoleh pada uji coba lapangan awal, maka langkah selanjutnya adalah merevisi prod uk yang telah diujicobakan. Setelah dilakukan revisi terhadap produk, selanjutnya media DOLAN akan diujicobakan pada ujicoba lapangan utama.

6. Melakukan Uji Coba Lapangan Utama

Uji coba lapangan utama dilakukan pada kelompok kecil yang melibatkan 5 siswa kelas III A SD N Tahunan Yogyakarta. Kelima siswa tersebut dipilih secara acak sehingga hasil uji coba menghasilkan hasil yang beragam. Seperti pada tahap sebelumnya, setelah menggunakan media DOLAN, siswa diminta untuk mengisi angket dan menuliskan komentar mereka terhadap media DOLAN.

7. Merevisi Produk Hasil Uji Coba Lapangan Utama

Revisi dilakukan berdasarkan hasil informasi data yang didapat dari uji coba lapangan utama. Kekurangan pada tahap uji coba utama akan dilakukan revisi untuk uji coba selanjutnya.


(67)

52

8. Melakukan Uji Coba Lapangan Operasional

Uji coba lapangan operasional dilakukan dengan melibatkan seluruh siswa kelas III B sebanyak 21 siswa. Pada uji coba lapangan operasional, angket diisi oleh siswa dengan guru mengenai media DOLAN dalam penggunaannya secara utuh di dalam kelas.

9. Revisi Produk Akhir

Hasil informasi yang didapat dari uji coba lapangan utama dan operasional dijadikan bahan acuan untuk perbaikan dan revisi dalam menghasilkan produk akhir dari pengembangan media DOLAN. Ketika data dari hasil uji coba telah masuk pada kategori minimal baik, maka dapat disimpulkan media DOLAN sudah layak digunakan untuk model media pembelajaran IPS kelas III sekolah dasar.

C. Validasi dan Uji Coba Produk 1. Validasi

Validasi adalah proses pengesahan terhadap kesesuaian produk media pembelajaran yang dikembangkan, dalam hal ini yang dikembangkan oleh peneliti adalah media DOLAN yang akan digunakan sebagai media alternatif dan penunjang dalam pembelajaran. Validasi bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang dihasilkan layak, menarik, dan cocok digunakan dalam proses pembelajaran.

Validasi media dilakukan untuk menilai kelayakan media diorama yang dikembangkan agar dapat digunakan dalam pembelajaran IPS. Media


(68)

53

divalidasi oleh ahli media sesuai dengan bidang dan kompetensinya, yaitu Ibu Isniatun Munawaroh, M.Pd.

Validasi materi oleh ahli materi dilakukan untuk menilai media yang dikembangkan dari segi materi, konsep, dan kesesuaian dengan standar kompetensi dan lain sebagainya. Ahli materi divalidasi oleh Ibu Sekar Purbarini Kawuryan, M.Pd.

2. Subjek Uji Coba Pengguna

Subjek uji coba pengguna media DOLAN adalah sebagai berikut. a. Subjek uji coba lapangan awal

Subjek uji coba lapangan awal adalah kelompok kecil ya ng terdiri dari 3 siswa kelas III SD N Tahunan Yogyakarta.

b. Subjek uji coba lapangan utama

Subjek uji coba lapangan utama adalah ke lompok besar yang terdiri dari 5 siswa kelas III A SD N Tahunan Yogyakarta.

c. Subjek uji coba lapangan operasioal

Subjek uji coba lapangan utama adalah 21 siswa kelas IIIB SD N Tahuanan Yogyakarta. Kegiatan ini digunakan untuk mengungkap data tentang kemudahan dan kesulitan penggunaan media, kelebihan, dan kekurangan media, serta kebermanfaatan media dalam proses pembelajaran materi lingkungan alam dan lingkungan buatan.


(69)

54 D. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian yang dilakukan dengan uji coba produk ini dilakukan di SD N Tahunan Yogyakarta. Waktu uji coba produk dimulai pada tanggal 10-12 November 2015.

E. Teknik Pengumpulan Data

Nana Syaodikh Sukmadinata (2006: 26) mengatakan bahwa pengumpulan data merupakan tahap yang tidak dapat dihindari oleh seorang peneliti karena memiliki peran penting terhadap penelitian yang sedang dilakukan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti sesuai adalah sebagai berikut.

1. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif.

Wawancara dilakukan secara lisan dalam tatap muka secara individu. Wawancara dilakukan saat observasi awal terhadap guru serta siswa kelas III Sekolah Dasar. Jenis wawancara yang dilakukan adalah wawancara tidak terstruktur, yaitu wawancara bebas, sehingga tidak mengajukan pedoman yang telah tersusun sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

2. Angket

Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung. Sasaran angket terbagi menjadi tiga, yaitu siswa, validator media, dan validator materi.


(70)

55 3. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan tersebut berkenaan dengan proses pembelajaran di sekolah dan semua yang terkait di dalamnya.

Dilihat dari kerangka kerjanya, jenis observasi yang dilakukan adalah observasi tidak terstruktur. Secara teknis pelaksanaannya observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi langsung.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah angket untuk ahli media, ahli materi, siswa, dan guru. Kisi-kisi dibuat sebagai langkah awal dalam pembuatan tabel instrumen penelitian.


(71)

56

Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Media untuk Ahli Media

No Komponen Aspek Unsur Penilaian No.

Butir Jumlah

1. Tampilan

a. Kemasan

Keawetan media 1

3 Kemenarikan cover

depan 2

Kesesuaian tampilan

dan isi 3

b. Tulisan

Ketepatan ukuran 4

4 Kesesuaian pemilihan

jenis tulisan (font) yang digunakan

5 Kesesuaian warna

tulisan 6

Ketebalan tulisan 7 c. Gambar

Proporsi layout 8

3 Warna dan ukuran

gambar 9

Kesesuaian gambar 10 d. Bahan

Aman dimainkan 11

3 Terbuat dari bahan

lunak 12

2. Kelengkapan a. Petunjuk penggunaan

Keruntutan petunjuk

penggunaan 13

3 Kejelasan petunjuk

penggunaan 14

Kelengkapan petunjuk

penggunaan 15


(72)

57

Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Materi untuk Ahli Materi

No Komponen Aspek Unsur Penilaian No

Butir Jumlah

1 Konten Isi

a. Kurikulum Kesesuaian Indikator dengan Kompetensi Dasar 1 3 Kesesuaian Tujuan

dengan indikator 2 Kesesuaian materi

yang disampaikan dengan tujuan

3 b. Pengguna Memperhatikan

perbedaan individu 4 1

2 Pembelajaran

a. Pembukaan

Kesesuaian apersepsi

dengan tema 5

8 Menumbuhkan motivasi siswa terhadap materi 6 b. Inti Sistematika penyajian

materi 7

Kejelasan isi materi 8 Keluasan materi 9 Kesesuaian penyajian

contoh 10

Materi sesuai dengan tingkat perkembangan siswa

11 Kejelasan kalimat 12 c. Penutup

Kesesuaian latihan

soal dengan materi 13

2 Keseimbangan

proporsi soal 14


(73)

58

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Penilaian Media untuk Siswa No Komponen

Penilaian Aspek yang diamati

No.

Butir Jumlah

1 Isi Media

a. Apakah kamu senang belajar

dengan media DOLAN? 1

4 b. Apakah media DOLAN dapat

membantumu untuk memahami materi?

2 c. Apakah bahasa dalam media

DOLAN mudah untuk dimengerti?

3 d. Apakah soal dalam media

DOLAN membantumu untuk memahami materi?

4

2 Desain Media

a. Apakah media DOLAN mudah

untuk digunakan? 5

6 b. Apakah media DOLAN memiliki

bentuk yang menarik? 6

c. Apakah media DOLAN aman

ketika kamu gunakam? 7

d. Apakah media DOLAN memiliki

warna yang menarik? 8

e. Apakah tulisan dalam media DOLAN jelas dan mudah dibaca?

9 f. Apakah media DOLAN ini dapat

memotivasi kamu untuk belajar? 10


(74)

59

Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Penilaian Media untuk Guru No Komponen

Penilaian Uns ur Penilaian No. Butir Jumlah

1. Desain Media

Kejelasan petunjuk penggunaan media (petunjuk permainan)

1

8 Kemudahan penggunaan media 2

Keamanaan media bagi siswa 3 Kejelasan tulisan dalam media 4

Ketepatan layout 5

Kualitas tampilan media 6 Kualitas pengemasan media 7

Ketahanan media 8

2. Materi pada Media

Media dapat meningkatkan minat siswa untuk belajar

9

12 Kesesuaian materi dengan SK

dan KD

10 Ketepatan cakupan materi 11

Kebermaknaan materi 12

Isi materi

relevandengankehidupansehari-harisiswa

13 Kesesuaian penggunaan bahasa

dengan tingkat perkembangan siswa

14

Kemenarikan pengemasan materi 15 Keterlibatan siswa dalam

aktivitas belajar

16 Kebermaknaan media dalam

mendukung pembelajaran IPS

17 Penggunaan media dapat

meningkatkan aktivitas belajar

18 Penggunaan media dapat

menciptakan kompetisi yang sehat di antara siswa

19 Media bisa digunakan secara

independen

20


(1)

153 Lampiran 10. Penilaian Praktisi / Guru


(2)

(3)

(4)

156 Lampiran 11. Kelengkapan Surat Ijin


(5)

157


(6)

158