Definisi dan Epidemiologi Obesitas

12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Obesitas

2.1.1 Definisi dan Epidemiologi

Obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang berlebihan di jaringan adiposa McPhee et al., 2011.Obesitas dapat didefinisikan berdasarkan IMT WHO-SEARO, 2011. Tabel 2.1 Klasifikasi Obesitas pada Dewasa Menurut WHO Classification BMI kgm 2 Associated health risk Underweight Normal range Overweight Obese class I Obese class II Obese class III 18,5 18,5-24,9 25-29,9 30,0-34,9 35,0-39,9 ≥ 40 Low Average Increased Moderately increased Severely increased Very Severely increased Sumber: Soegih, 2004 World Health Organization menetapkan nilai IMT ≥ 30 kgm 2 sebagai obesitas dan nilai IMT 25-29,9 kgm 2 sebagai overweight. Namun, meta-analisis beberapa kelompok etnik berbeda dengan kosentrasi lemak tubuh, usia dan gender yang sama, menunjukkan adanya perbedaan nilai cut-offpoint IMT untuk obesitas untuk populasi yang berbeda sehingga wilayah Asia Pasifik pada saat ini telah mengusulkan kriteria dan klasifikasi obesitas sendiri Tabel 2.2 Soegih, 2004. Universitas Sumatera Utara Pada tahun 1997 dan 1998 dilakukan penelitian komposisi tubuh di beberapa daerah di Indonesia dan didapatkan bahwa pada umur, gender dan IMT yang sama dibandingkan dengan ras Kaukasia Belanda, lemak tubuh orang Indonesia 5 lebih tinggi, sehingga seharusnya kriteria IMT 3 kgm 2 lebih rendah. Dalam penelitian pada 6318 orang pada tahun 2003-2004, Himpunan Studi Obesitas Indonesia HISOBI mendapatkan nilai IMT yang tidak berbeda jauh dari yang diusulkan oleh International Obesity Task ForceWestern Pasific Asia Pasific Criteria Soegih, 2004. Tabel 2.2Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Kriteria Asia Pasifik Classification BMI kgm 2 Risk of Co-morbidities Underweight Normal range Overweight: At risk Obese I Obese II 18,5 18,5-22,9 ≥ 23 23-24,9 25-29,9 ≥ 30 Low but increased risk of other clinical problems Average Increased Moderate Severe Sumber: WHOWPRIASOIOTF The Asia-Pacific Perspective: Redefining Obesity and its Treatment 2000 Inoue et al., 2000. Kriteria risiko penyakit dan kematian terutama penyakit kardiovaskuler pada obesitas ditentukan berdasarkan lingkar pinggang waist circumference.Lingkar pinggang lebih menggambarkan jumlah lemak visceral dibandingkan dengan IMT.Nilai cut-off lingkar pinggang dipengaruhi oleh jenis kelamin dan etnik WHO, 2008. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.3 Kriteria Lingkar PinggangBerdasarkan Etnik Negara atau Etnik Jenis Kelamin Lingar Pinggang cm Eropa Asia IDF Cina Jepang Asian Indian Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan 94 80 90 80 85 80 85 80 78 72 Sumber: Zimmet Alberti 2006 dalam WHO 2008, Alberti et al., 2009, Misra et al., 2005. Prevalensi obesitas di negara-negara di wilayah Asia Tenggara bervariasi antara 1 – 6,5 pada laki-laki dan 1,3 - 26 pada perempuan. Prevalensi tertinggi baik pada laki-laki dan perempuan terdapat di Maldives 16. Indonesia berada pada urutan ke-5 dengan prevalensi obesitas sebesar 4,7. Pada umumnya, obesitas lebih sering ditemukan pada kelompok masyarakat strata sosial ekonomi lebih tinggi WHO SEARO, 2011. Tabel 2.4 Prevalensi Berat Badan Berlebih di Wilayah Asia Tenggara Sumber: World Health Organization. Global status report on noncommunicable diseases 2010. Geneva, 2011 WHO-SEARO, 2011 Universitas Sumatera Utara Data Riset Kesehatan Dasar Riskesdas tahun 2013 menunjukkan prevalensi obesitas di Indonesia mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2007 dan 2010 terutama untuk kelompok usia 18 tahun. Gambar 2.1 Prevalensi Obesitas IMT25 pada Laki-laki Umur 18 Tahun Indonesia Tahun 2007, 2010, dan 2013 Sumber: Riskesdas, 2013 Gambar 2.2 Prevalensi Obesitas IMT25 pada Perempuan 18 Tahun Indonesia Tahun 2007, 2010, dan 2013 Sumber: Riskesdas, 2013 Universitas Sumatera Utara

2.1.2 Etiologi Obesitas

Dokumen yang terkait

Korelasi Kadar Estradiol dan Kadar Leptin dengan Profil Lipid pada Wanita Obesitas, Overweight dan Berat Badan Normal di Kota Banda Aceh.

2 90 134

KORELASI ANTARA KADAR ION KALSIUM SERUM DAN PROFIL LIPID PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2.

0 0 15

Asupan Makan Dan Profil Lipid Pada Pegawai Dengan Status Gizi Obesitas Dan Status Gizi Normal

0 0 6

ASUPAN MAKAN DAN PROFIL LIPID PEGAWAI DENGAN STATUS GIZI NORMAL DAN OBESITAS DIETARY INTAKE AND LIPID PROFILE OF EMPLOYEES WITH NORMAL NUTRITIONAL STATUS AND OBESITY

0 0 8

Hubungan Kadar Adrenocorticotropine Hormone dan Enzim 11 β-Hydroxylasedengan Profil Lipid Serum pada Obesitas, Overweight dan Normal

0 0 36

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Obesitas 2.1.1 Definisi dan Epidemiologi - Hubungan Kadar Adrenocorticotropine Hormone dan Enzim 11 β-Hydroxylasedengan Profil Lipid Serum pada Obesitas, Overweight dan Normal

0 0 24

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Kadar Adrenocorticotropine Hormone dan Enzim 11 β-Hydroxylasedengan Profil Lipid Serum pada Obesitas, Overweight dan Normal

0 0 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Obesitas 2.1.1 Defenisi Obesitas - Korelasi Kadar Estradiol dan Kadar Leptin dengan Profil Lipid pada Wanita Obesitas, Overweight dan Berat Badan Normal di Kota Banda Aceh.

0 0 33

PENGARUH FUROSEMID TERHADAP PROFIL KADAR METILDIGOKSIN DALAM SERUM PADA SUBYEK NORMAL

0 0 64

Perbedaan kadar seng serum dan kadar c-reactive protein pada anak balita dengan kadar serum retinol normal dan tidak normal

0 0 6