Penelitian yang dilakukan terhadap orang dewasa juga menunjukkan bahwa obesitas berhubungan dengan peningkatan kadarlow-density lipoprotein
cholesterol levels relative risk [RR] 1.8; 95 confidence interval [CI] 1.4 - 2.3, penurunan kadar high-density lipoprotein cholesterol RR 2.1; 95 CI 1.8 - 2.5,
dan peningkatan kadar trigliserida RR 3.0; 95 CI 2.4 - 3.8 Juonala et al., 2011.Kadar kolesterol total, kolesterol LDL dan trigliserida pada kelompok
dewasa muda obesitas lebih tinggi daripada kelompok normal. Sebaliknya, kadar kolesterol HDL lebih rendah pada kelompok dewasa muda obesitas lebih tinggi
daripada kelompok normal Thakur Bisht, 2010.
2.1.4 Obesitas dan Aktivitas Aksis Hypothalamic-Pituitary-Adrenal
Sebelumnya telah diketahui bahwa leptin berhubungan dengan sistem glukokortikoid
melalui aktivitas
aksis Hypothalamic-Pituitary-Adrenal
HPA.Obesitasyang ditandai dengan resistensi leptin berhubungan dengan peningkatan aktivitas aksis HPA Bluher Mantzoros, 2004.Hasil penelitian
yang dilakukan pada sel kelenjar adrenal menunjukkan bahwa leptin menghambat produksi cortisol pada korteks adrenal.Leptin mengatur
steroidogenesis adrenal pada tingkat traskripsi Bornstein et al., 1997. Obesitas berkaitan erat dengan hiperaktivitas aksis hypothalamic-pituitary-
adrenal HPA yang menyebabkan hiperkortisolisme Anagnostis et al., 2009.Aktivasi aksis HPA kemungkinan menyebabkan peningkatan distribusi
lemak sentral dan berhubungan dengan gangguan metabolisme lemak dan glukosa pada obesitas Purnell et al., 2004.
Universitas Sumatera Utara
2.1.5 Obesitas dan Risiko Kardiovaskuler
Obesitas berhubungan dengan peningkatkan risiko morbiditas.Peningkatan IMT merupakan faktor risiko utama yang menyebabkan penyakit tidak menular.
Peningkatan IMT memicu perkembangan diabetes tipe-2 dan penyakit kardiovaskuler dengan memicu disfungsi metabolik dan meningkatkan tekanan
darah, kadar glukosa dan kolesterol darah, serta memicu perkembangan penyakit keganasan Obreagon, 2010; McPhee et al., 2011; WHO SEARO, 2011.
Peningkatan IMT setiap 4 kgm
2
meningkatkan kemungkinan terkena panyakit jantung iskemik sebesar 26.Data tersebut menunjukkan hubungan
sebab akibat antara peningkatan IMT dengan risiko penyakit jantung iskemik, yang kemungkinan terjadi melalui mekanisme faktor perantara seperti
hipertensi, dislipidemia, dan diabetes tipe-2 Nordestgaard et al., 2012. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa peningkatan lingkar pinggang
juga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Oda Kawai, 2010; Hafez et al., 2011. Peningkatan lingkar pinggang berhubungan dengan peningkatan risiko
kematian karena semua sebab kematian pada setiap kategori indeks massa tubuh Seidell, 2010.
Hasil penelitian kohort yang dilakukan kepada 6325 orang di Finlandia menunjukkan bahwa orang yang memiliki riwayat obesitas saat kanak-kanak dan
juga menderita obesitas pada saat dewasa memiliki risiko kardiovaskuler lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang memiliki riwayat obesitas pada masa
kanak-kanak tetapi tidak menderita obesitas saat dewasa. Faktor risiko yang dinilai adalah diabetes tipe 2 RR 5.4; 95 CI 3.4 - 8.5, hipertensi RR 2.7; 95
Universitas Sumatera Utara
CI 2.2 - 3.3, dan aterosklerosis arteri carotis RR 1.7; 95 CI 1.4 - 2.2. Risiko kardiovaskuler pada orang yang memiliki riwayat obesitas pada masa kanak-
kanak tetapi tidak menderita obesitas saat dewasa hampir sama kecilnya dengan orang memiliki indeks massa tubuh normal Juonala et al., 2011.
Obesitas merupakan faktor risiko ke-5 yang menyebabkan kematian terbanyak di seluruh dunia. Secara global, sedikitnya 1,8 juta orang dewasa
meninggal setiap tahunnya sebagai akibat dari obesitas. Kematian yang berhubungan dengan obesitas dan overweight sebesar 350.000 kematian setiap
tahun di wilayah Asia Tenggara WHO SEARO, 2011.
2.2 Profil Lipid