Definisi Operasional Variabel METODE PENELITIAN
                                                                                pada  variabel  Nilai  Perusahaan,  Corporate  Social  Responsibility, Keputusan Investasi, Struktur Modal, dan Kepemilikan Manajerial.
2.  Uji Asumsi Klasik Uji  asumsi  klasik  bertujuan  untuk  menentukan  ketepatan  model.  Uji
asumsi klasik yang digunakan adalah : a.  Uji Normalitas
Uji  normalitas  bertujuan  untuk  menguji  apakah  dalam  model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Pengujian  normalitas  model  regresi  dapat  menggunakan  analisis  uji grafik.  Penulis  menggunakan  analisis  uji  grafik,  yaitu  menggunakan
grafik  Normal  P-P  Plot  Regression  Standardized  Residual  dan Histogram  dengan  dasar  pengambilan  keputusan  menurut  Imam
Ghozali 2011: 163, yaitu : 1  Jika  data  menyebar  yang  berada  di  sekitar  garis  diagonal
mengikuti  arah  dari  garis  diagonal  tersebut  atau  grafik  histogram menunjukkan  pola  distribusi  normal,  maka  model  regresi
dikatakan memenuhi asumsi normalitas. 2  Jika  data  menyebar  jauh  dari  garis  diagonal  danatau  tidak
mengikuti  arah  dari  garis  diagonal  tersebut  atau  grafik  histogram tidak  menunjukkan  pola  distribusi  normal,  maka  model  regresi
dikatakan tidak memenuhi asumsi normalitas.
b.  Uji Multikolinearitas Uji  multikolinearitas  dilaksanakan  dengan  tujuan  untuk  menguji
model  regresi,  yaitu  apakah  di  dalamnya  ditemukan  korelasi antarvariabel  bebas  independen.  Indikator  model  regresiyang  baik
adalah  tidak  adanya  korelasi  di  antara  variabel  independen  Imam Ghozali, 2011: 105.
Imam Ghozali 2011: 105, menyatakan bahwa untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model regresi adalah :
1  Estimasi model regresi  empiris menghasilkan nilai R
2
yang sangat tinggi,  tetapi  apabila  dilihat  secara  individual,  variabel-variabel
independen  tidak  signifikan  dalam  memengaruhi  variabel dependen.
2  Analisis  terhadap  matrik  korelasi  variabel-variabel  independen. Indikasi  adanya  multikolinearitas  dilihat  dari  terdapat  korelasi
antar  variabel  independen  yang  cukup  tinggi,  yaitu  umumnya  di atas  0.90.  Di  sisi  lain,  tidak  adanya  korelasi  yang  tinggi,  tidak
secara  langsung  bebas  dari  multikolinearitas.  Multikolinearitas dapat muncul akibat adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel
independen. 3  Multikolinearitas dapat juga dilihat dari 1 nilai tolerance dan 2
variance inflation
factor VIF.
Ukuran-ukuran tersebut
menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas
variabel  independen  yang  terpilih  yang  tidak  dijelaskan  oleh variabel  independen  lainnya.  Berdasarkan  penjelasan  tersebut,
dapat disimpulkan bahwa nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai  VIF  yang  tinggi  VIF  =  1Tolerance.  Nilai  cut  off  yang
umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance
≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Dasar  pengambilan  keputusan  ada  tidaknya  multikolinearitas
dalam  penelitian  ini  adalah  dengan  melihat  nilai  Tolerance  dan VIF, yaitu :
1  Jika  nilai  Tolerance ≥ 0,1 dan nilai VIF ≤ 10, maka tidak terjadi
masalah multikolinearitas. 2  Jika  nilai  Tolerance
≤  0,1  dan  nilai  VIF  ≥  10,  maka  terjadi masalah  multikolinearitas  yang  artinya  model  regresi  tersebut
tidak baik. c.  Uji Heteroskedastisitas
Uji  heteroskedastisitas  digunakan  untuk  mengetahui  ada  atau tidaknya  penyimpangan  asumsi  klasik  heteroskedastisitas,  yaitu
adanya  ketidaksamaan  varian  dari  residual  untuk  semua  pengamatan pada  model  regresi  Gendro  Wiyono,  2011:  160.  Dikatakan
heteroskedastisitas  jika  variance  residual  dari  satu  pengamatan  ke pengamatan  lain  bernilai  berbeda  dan  jika  tetap  disebut
homoskedastisitas  Imam  Ghozali,  2011:  139.  Beberapa  metode pengujian yang dapat digunakan, yaitu : Uji Park, Uji Glejser, Melihat
Pola  Grafik  Regresi,  dan  Uji  Koefisien  Kolerasi  Spearman  Gendro Wiyono, 2011: 160.
Peneliti menggunakan
Uji Glejser
dalam pengujian
heteroskedastisitas,  yaitu  dengan  meregres  nilai  absolut  residual terhadap  variabel  independen  Gujarati,  2003  dalam  Imam  Ghozali,
2011: 142. Adapun persamaan regresinya adalah : │Ut│= α + βXt + vt
Imam Ghozali, 2011: 142 d.  Uji Autokorelasi
Uji  autokorelasi  digunakan  untuk  mengetahui  ada  atau  tidaknya penyimpangan  asumsi  klasik  autokorelasi,  yaitu  korelasi  yang  terjadi
antara residual  satu  pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi.  Autokorelasi  disebabkan  adanya  observasi  secara  berurutan
sepanjang  waktu  dan  berkaitan  satu  sama  lain.  Permasalahan  ini muncul  karena  residual  tidak  bebas  antarobservasi.  Model  regresi
dianggap baik jika regresinya bebas dari autokorelasi Imam Ghozali, 2011: 110.
Penelitian  ini  menggunakan  Run  Test  untuk  melakukan  uji autokorelasi. Run Test digunakan untuk melakukan pengujian apakah
antarresidual  terdapat  korelasi  yang  tinggi.  Kriteria  apabila antarresidual  tidak  terdapat  hubungan  korelasi  maka  dapat
disimpulkan  bahwa  residual  adalah  acak  atau  random.  Kriteria penerimaan uji autokorelasi, yaitu :