Uji Signifikansi Regresi Sederhana Uji-t

Hipotesis alternatif pertama, yaitu Corporate Social Responsibility CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa pengaruh Corporate Social Responsibility CSR terhadap Nilai Perusahaan Tobin’s Q adalah positif dan tidak signifikan. Berikut adalah persamaan matematis yang terbentuk berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan SPSS : Tobin’s Q = 0,238 + 0,223 CSR Koefisien regresi sebesar 0,223 menunjukkan bahwa Corporate Social Responsibility CSR berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan Tobin’s Q. Berdasarkan tabel 25 dapat dilihat bahwa nilai t hitung sebesar 1,195 jika dibandingkan dengan t tabel pada tingkat signifikansi 0,05, yaitu sebesar 1,666 maka t hitung lebih kecil daripada t tabel 1,195 1,666. Nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,236 menunjukkan nilai yang lebih besar dibandingkan dengan nilai pada tingkat signifikansi yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu 0,05 0,236 0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Corporate Social Responsibility CSR memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan t erhadap Nilai Perusahaan Tobin’s Q. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis alternatif pertama dalam penelitian ini ditolak. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Rika Nurlela dan Islahudin 2008 serta Laras Surya Ramadhani dan Basuki Hadiprajitno 2012. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa Corporate Social Responsibility tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Hasil penelitian ini tidak memberikan dukungan empiris bahwa perusahaan yang telah melaksanakan CSR dan mengungkapkan informasi tanggung jawab sosialnya secara lebih luas akan memiliki nilai perusahaan yang tinggi. Rendahnya kualitas pengungkapan CSR dan belum mengikuti standar yang dikeluarkan oleh GRI menjadi faktor yang menyebabkan praktik CSR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kharisma Nandasari 2013 yang menyebutkan bahwa Corporate Social Responsibility berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Hal tersebut dapat diartikan bahwa perusahaan bukan hanya bertanggung jawab pada shareholder saja, melainkan kepada stakeholder juga. Manfaat yang diterima stakeholder akan memberikan timbal balik bagi perusahaan, seperti kepercayaan dan kepuasan. Perusahaan sektor pertambangan merupakan salah satu perusahaan yang kegiatan operasionalnya sangat berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya alam sehingga penerapan CSR menjadi hal penting yang harus diperhatikan. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan CSR dan pengungkapannya pada perusahaan sektor pertambangan selama tujuh periode pengamatan belum menunjukkan hasil yang maksimal. Perusahaan belum sepenuhnya mengikuti standar yang dikeluarkan oleh GRI. Selain itu, pelaporan pertanggungjawaban CSR masih menyatu dengan laporan tahunan sehingga tingkat pengungkapannya rendah. Beberapa perusahaan sudah melaporan penerapan CSR secara terpisah, yaitu dalam Laporan Keberlanjutan Sustainability Reporting namun belum menerbitkan secara konsisten setiap tahunnya. Hal ini menyebabkan CSR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini tidak mendukung teori-teori yang mendasari pelaksanaan Corporate Social Responsibility CSR, yaitu teori legitimasi, teori stakeholder, dan teori kontrak sosial. Perusahaan belum berorientasi kepada kepentingan stakeholder, namun masih berorientasi kepada kepentingan shareholder. Hasil penelitian ini juga tidak sesuai sesuai dengan paradigma enlightened self-interest seperti yang dijelaskan dalam penelitian Rika Nurlela dan Islahudin 2008 yang menyatakan bahwa stabilitas dan kemakmuran ekonomi jangka panjang hanya dapat dicapai ketika perusahaan juga mempertimbangkan dan memasukkan unsur tanggung jawab sosial kepada masyarakat setidaknya dalam tingkat minimal. Selain itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan sektor pertambangan di Indonesia masih terfokus pada single bottom line, yaitu kondisi keuangan yang dapat menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan. Dikeluarkannya Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dan UU Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas UU PT belum sepenuhnya memberikan pengaruh terhadap