b. Bahan aktifnya sama. Bila fungisida A berbahan aktif x dan fungisida B mengandung bahan aktif x pula, maka tidak ada gunanya mencampur keduanya.
c. Pencampuran itu menimbulkan efek buruk. Misalnya, fototoksik meracuni tanaman, antagonism efikasinya menurun, penggumpalan, dan sebagainya.
d. Dikhawatirkan akan menimbulkan cross resistance resistensi silang. Jika hama disemprot dengan satu macam insektisida misalnya insektisida X terus
menerus, maka lama kelamaan hama tersebut akan kebal terhadap insektisida X. Bila hama disemprot terus menerus dengan campuran insektisida X dan Y,
maka lama kelamaan hama tersebut akan kebal terhadap insektisida X dan Y, dan mungkin juga terhadap insektisida lainnya.
e. Pencampuran bertujuan untuk memperluas spektrum pengendalian tanpa mengetahui secara spesifik serangga hama yang hendak dikendalikan.
f. Pencampuran membahayakan keselamatan kerja. Setiap pestisida memerlukan tindakan medis yang mungkin tidak sama bila terjadi keracunan.
2.1.6 Pertimbangan Cuaca dalam Penentuan Saat Aplikasi
Faktor – faktor cuaca yang penting untuk dipertimbangkan adalah sebagai berikut. Djojosumarto, 2003
a. Gerakan Udara Gerakan udara mencakup gerakan udara ke arah samping horizontal yang
sehari – hari disebut angin, dan gerakan udara ke atas vertikal atau termal. Angin yang bertiup pelan sangat diperlukan pada aplikasi insektisida dan fungisida untuk
Universitas Sumatera Utara
membantu droplet semprotan ke bagian – bagian yang sulit dijangkau oleh semprotan langsung. Misalnya, bagian dalam kanopi daun dan bagian bawah helain daun.
Hindari penyemprotan tidak ada angin sama sekali, droplet yang disemprotkan akan segera jatuh lurus ke bawah sesudah lepas dari dorongan tekanan sprayer.
Penyemprotan juga jangan dilakukan saat angin kencang, karena berakibat pestisida yang diaplikasikan tidak seluruhnya mengenai bidang sasaran sehingga
recovery penyemprotan rendah, distribusi droplet tidak merata, banyak drift droplet halus yang keluar dari bidang sasaran yang dapat mencemari lingkungan nontarget.
b. Presipitasi Penyemprotan jangan dilakukan jika hari hujan atau diperkirakan akan hujan.
Penyemprotan yang segera diikuti oleh hujan akan mengakibatkan pestisida terutama insektisida, fungisida, dan herbisida pasca – tumbuh tercuci, sehingga efikasi
berkurang. Kecuali efikasi berkurang, pestisida yang tercuci akan mencemari lingkungan.
c. Kelembaban Udara Di sebagian besar wilayah Indonesia, kelembaban udara umumnya tidak
menjadi hambatan bagi aplikasi pestisida, terutama untuk penyemprotan di darat. Akan tetapi, di daerah beriklim kering atau di musim kemarau yang ekstrem,
kelembaban dapat turun hingga kurang dari 30 . Bila udara kering, droplet semprotan dari formulasi pestisida yang dalam aplikasinya di campur air water
based formulation, terutama yang sangat halus, akan mudah menguap dan hilang tidak mengenai sasaran.
Universitas Sumatera Utara
d. Suhu Udara Suhu udara memengaruhi udara ke atas termal atau termik dan penguapan.
Ketika udara sangat panas dan tidak ada angin, udara cenderung bergerak ke atas, sehingga droplet yang sangat halus juga bertambah. Bekerja saat udara sangat panas
juga tidak nyaman, keringat banyak keluar, dan kita cenderung lebih sering menyeka wajah untuk mengeringkannya. Tindakan ini dapat mengakibatkan kontaminasi wajah
oleh pestisida, karena saat menyemprot tangan atau sarung tangan dan lengan baju kerja sudah terkontaminasi pestisida.
2.1.7 Gejala Keracunan dan Cara Mengatasinya 2.1.7.1 Gejala Keracunan