rangsangan dari luar organisme orang, namun dalam memberikan respons sangat bergantung pada karakteristik atau faktor – faktor lain dari orang yang bersangkutan.
Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni Notoadmodjo,2003: a. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan,
yang bersifat bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.
b. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering
merupakan faktor dominan yang mewarnai perilaku seseorang.
2.4.2. Domain Perilaku 1.
Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang.
Untuk mengukur pengetahuan ini dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian
atau responden Notoadmodjo,2003. 2.
Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya
Universitas Sumatera Utara
kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu dalam kehidupan. Newcomb salah seorang ahli psikologi sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau
kesedian untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan dan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan
predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka.
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung, secara langsung dapat dinyatakan pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek,
secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pertanyaan – pertanyaan hipotesis,
kemudian dinyatakan pendapat responden Notoadmodjo,2003. 3.
Tindakan
Setelah sesorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya
diharapkan ia dapat melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui atau disikapinya dinilai baik. Inilah yang disebut praktek practice kesehatan atau dapat
juga dikatakan perilaku kesehatan. Pengukuran tindakan dapat dilakukan secara tidak langsung yakni dengan
wawancara terhadap kegiatan – kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari atau bulan yang lalu recall. Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni
dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden Notoadmodjo,2003.
Universitas Sumatera Utara
2.5. Landasan Teori