Pola Tidur Aktivitas fisik

92 mengurangi risiko hipertensi karena mengandung fitonutrisi, kalium dan serat.

4.3.3. Pola Tidur

Dari hasil penelitian, didapatkan pola tidur siang dan tidur malam. Pola tidur dari setiap partisipan berbeda-beda, dimana hal ini dipengaruhi oleh adanya gangguan seperti pikiran maupun kondisi sakit yang menyebabkan terlambat tidur atau sering terbangun. Untuk tidur siang, sebanyak 28 riset partisipan tidak tidur siang dikarenakan adanya aktivitas disiang hari sedangkan 2 partisipan sering tidur siang karena usia lanjut, dimana setiap malam sering mengalami gangguan tidur sehingga siang hari sering merasa kantuk. Untuk tidur malam, rentang waktu tidur yaitu pukul 20.00 sampai pukul 01.00. Pola tidur menentukan kualitas tidur. Kualitas tidur merupakan jumlah jam tidur yakni dari tidur malam sampai bangun pagi. Dari hasil penelitian terhadap 30 partisipan didapatkan 21 patisipan memiliki jumlah waktu tidur 7 sampai 8 jam, 6 partisipan memiliki jumlah waktu tidur 8,5 sampai 9 jam dan 3 partisipan memiliki jumlah tidur 5-6 jam. Dalam beberapa penelitian, kualitas tidur mempengaruhi tekanan darah. Dalam hubungannya dengan hipertensi, menurut Gottlieb, et.al 2006, kurang atau lebihnya jumlah jam tidur dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, terlebih khusus jika tidur 93 kurang dari 6 jam dapat berisiko meningkatkan prevalensi hipertensi, dimana normalnya kualitas tidur seseorang yaitu 7-8 jam. Hal serupa juga disampaikan oleh Gangwisch 2014 dalam penelitiannya menyebutkan bahwa adanya gangguan pada waktu dan durasi tidur dapat meningkatkan tekanan darah, khususnya pada durasi tidur yang pendek dapat menyebabkan hipertensi. Dengan demikian pentingnya mengatur pola tidur untuk mendapatkan kualitas tidur yang baik dapat membantu mengurangi risiko hipertensi.

4.3.4. Aktivitas fisik

Dalam penelitian ini ditemukan bahwa aktivitas fisik tergantung pada jenis pekerjaan partisipan. Pada umumnya semua partisipan memiliki aktivitas fisik yang sama yakni memiliki kebun dan sawah merupakan tempat dengan aktivitas fisik lebih banyak, selain dirumah. Dari 30 partisipan, ada 22 partisipan memiliki pekerjaan sebagai petani, 5 partisipan sebagai wiraswasta namun setelah itu tetap bekerja dikebun dan sawah. 3 partisipan merupakan pegawai negeri sipil yang berprofesi sebagai guru juga masih melakukan kegiatan disawah dan kebun meskipun sudah tidak terlalu sering. Aktivitas fisik yang dilakukan oleh partisipan menurut mereka sudah mewakili kegiatan olahraga dimana aktivitas yang dilakukan yaitu berjalan kaki ke kebun atau sawah yang berjarak 2 sampai 4 km dari rumah, bekerja dikebun seperti memaras rumput, mencangkul 94 dan membersihkan jalan air. Setelah melakukan aktivitas ini, semua partisipan merasakan manfaat yang baik terhadap tubuh dimana meskipun lelah, partisipan merasa lebih sehat dan segar daripada ketika tidak melakukan aktivitas seperti hanya duduk diam dirumah, atau hanya melakukan aktivitas-aktivitas fisik yang kecil yang tidak sampai mengeluarkan keringat, tubuh terasa pegal atau seperti akan merasa sakit. Penelitian tentang aktivitas fisik seperti Fargard dan Cornelissen 2006 tentang pengaruh latihan fisik aerobik dalam mengontrol hipertensi pada pasien dengan hipertensi, yang mengatakan bahwa adanya aktivitas fisik mengurangi faktor risiko hipertensi dan latihan fisik merupakan terapi dasar dalam mencegah dan mengontrol hipertensi. Hal serupa juga disampaikan oleh Kokkinos, PF et.al 2008, yang menyebutkan bahwa meningkatkan aktivitas fisik dengan intensitas dan durasi yang tepat dapat mengurangi risiko hipertensi. Penelitian lain tentang aktivitas fisik yakni berjalan kaki juga dapat menurunkan tekanan darah. Park. S et al 2008 menemukan bahwa akumulasi dari berjalan kaki selama 3 kali 10 menit dapat menurunkan tekanan darah sistolik seseorang dengan prehipertensi sebesar 4 mmHg. Selain itu, aktivitas fisik yang dilakukan dirumah sebagai aktivitas keseharian seperti menyapu, mencuci, dan pekerjan 95 rumah lainnya serta berkebun dapat menurukan tekanan darah pada penderita hipertensi Padilla, J., et al, 2005.

4.3.5. Pengendalian stress

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Pencegahan Rehipertensi: Studi pada Warga Desa Poleganyara Sulawesi Tengah T1 462008027 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Pencegahan Rehipertensi: Studi pada Warga Desa Poleganyara Sulawesi Tengah T1 462008027 BAB II

0 0 20

T1 462008027 BAB III

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Pencegahan Rehipertensi: Studi pada Warga Desa Poleganyara Sulawesi Tengah T1 462008027 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Pencegahan Rehipertensi: Studi pada Warga Desa Poleganyara Sulawesi Tengah

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Pencegahan Rehipertensi: Studi pada Warga Desa Poleganyara Sulawesi Tengah

0 2 40

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kecenderungan Warga Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) di Gereja Krisren Indonesia Soka Salatiga T1 712007034 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kecenderungan Warga Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) di Gereja Krisren Indonesia Soka Salatiga T1 712007034 BAB II

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kecenderungan Warga Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) di Gereja Krisren Indonesia Soka Salatiga T1 712007034 BAB IV

0 0 3

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: PrinsipPrinsip Pengaturan tentang Pencegahan dan Kebakaran Hutan T1 BAB IV

0 0 3