67
tenangnya nanti abis itu, yang penting emosi sudah keluar.
“ P4,22. Menurut ibu AG, aktivitas rohani seperti menyanyi dan berdoa sangat membantu
untuk menenangkan pikiran setelah meluapkan emosi.
4.2.6. Penggunaan Ramuan dan Obat Medis
Ramuan merupakan jenis obat yang berasal dari buah-buahan maupun tumbuh-tumbuhan yang diolah sedemikian rupa kemudian
dikonsumsi jika muncul gejala suatu penyakit tertentu. Dalam masyarakat desa Poleganyara, penggunaan ramuan dalam
mengobati penyakit tertentu lebih banyak digunakan dari pada obat dokter. Dari 30 riset partisipan, 23 riset partisipan menggunakan
ramuan jika muncul gejala hipertensi sedangkan 7 riset partisipan lainnya tidak menggunakan ramuan tetapi obat dokter sebagai
pengobatan hipertensi. Dalam mengkonsumsi ramuan, takaran yang digunakan dan
frekuensi setiap kali minum ramuan berbeda-beda. Kebanyakan dari riset partisipan menggunakan takaran sendiri dalam jumlah bahan
yang digunakan, namun jumlah yang diminum dalam ukuran yang sama yakni 1 gelas sekali minum.
a. Ramuan
Jenis ramuan yang digunakan oleh riset patisipan ada yang sama, ada pula yang berbeda dan setiap riset partisipan
68 yang mengkonsumsi ramuan sebagai pecegahan rehipertensi
menggunakan lebih dari satu jenis ramuan. Hal ini berdasarkan jenis ramuan yang mudah didapatkan pada saat munculnya
gejala hipertensi. Dari hasil penelitian terhadap 23 riset partisipan yang
mengkonsumsi ramuan, jenis ramuan yang digunakan adalah daun balacai daun jarak, daun sambiloto, balakama daun
kemangi, daun papaya, mengkudu, daun salam, bawang putih, daun sup, daun alpukat dan daun belimbing. Daun balacai dan
daun kemangi merupakan jenis ramuan yang paling sering dikonsumsi oleh kebanyakan riset partisipan karena mudah
didapat dan mudah dalam pembuatan.
Cara Pembuatan
Dalam hasil wawancara, tidak semua riset partisipan mengatakan cara pembuatan dari beberapa ramuan yang
pernah dikonsumsi dan hanya mengungkapkan cara pembuatan dari jenis ramuan yang sering dikonsumsi yaitu
balacai, balakama, daun salam, sambiloto, daun belimbing, daun papaya, daun sirsak, mengkudu.
Pada umumnya cara pembuatan ramuan oleh setiap partisipan sama. Setiap jenis ramuan yang diketahui oleh 23
riset partisipan sebagai pencegahan rehipertensi diolah oleh
69 riset partisipan itu sendiri, namun ada beberapa riset
partisipan yang mendapat bantuan dari anggota keluarga untuk membuat ramuan jika riset partisipan tidak mampu
membuatnya karena sedang sakit atau sedang mengalami gejala penyakit yang terlalu berat.
Ada 2 riset partisipan memiliki perilaku tertentu dalam mencegah rehipertensi selain mengkonsumsi ramuan
yaitu dengan memanfaatkan jenis bahan makanan tertentu seperti bawang putih dan daun papaya. Bawang putih
digunakan lebih banyak dalam masakan seperti dalam wawancara
dengan bapak
RT yang
mengatakan: “
Sering.Jangankan itu kalo pusing-pusing saja minum obat. Hah, tapi kebanyakan anu, biasa minum ramuan anu itu, apa ini, itu
rumput-rumput dimasak nah itu cepat juga. Biasa juga bawang putih. Kalo saya ba masak itu saya kase banyak itu bawang putih.
Kan bawang putih juga kase turun tekanan juga to
“ P3,11. Daun papaya dengan rasa pahit yang khas dipercaya juga dapat
menurunkan gejala hipertensi. Dilihat dalam wawancara dengan bapak BK yang mengatakan :
“
Tidak ada saya kalo pake ramuan. Saya itu biasa rebus daun papaya dengan dimakan
daun pepayanya. Kalau itu kita makan cepat sekali. Tapi kalau lewat juga dimakan langsung turun talewat turun juga. Daun papaya
70
dia kan pahit, makanya bisa cuma direbus itu saya bisa makan, atau dicampur disayur to. Begitu saja
.”P11,29. Menurut mereka hal ini berpengaruh terhadap pencegahan rehipertensi, dimana
gejala hipertensi jarang muncul kembali.
71
Table 5. Cara Pembuatan Ramuan dan Frekuensi
No. Jenis Cara Pembuatan
Frekuensi 1.
Balakama kemangi
Ambil daun balakama secukupnya, dicuci bersih kemudian, disiram dengan air panas. Diamkan hingga hangat kemudian diminum.
1 gelas perhari 2
Daun balacai 3 lembar daun balacai, dicuci bersih, kemudian disiram dengan air panas,
diamkan hingga hangat kemudian diminum. 1-2 gelas perhari
3 Daun
sambiloto Ambil 7 lembar daun sambiloto, dicuci bersih kemudian disiram dengan
air panas, diamkan hingga hangat kemudian diminum. 1 gelas perhari
4 Daun
belimbing Ambil 7 lembar daun belimbing, cuci bersih kemudia direbus dengan 3
gelas air sampai mendidih. 1 gelas perhari
5 Daun salam
Ambil 7 lembar daun salam, direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih di perkirakan tinggal 1 gelas. Dinginkan kemudian diminum.
1 gelas perhari 6
Daun pepaya Ambil 3 daun papaya kuning yang telah jatuh, rebus sampai mendidih,
kemudian airnya diminum 1 gelas perhari
7 Daun sirsak
daun sirsak, dicuci bersih kemudian direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih diperkirakan tinggal 1 gelas
1-2 gelas perhari 8
mengkudu Mengambil sari-sari mengkudu dengan cara diparut kemudian diminum
2-3 buah perhari
72
Frekuensi dan Alasan
Frekuensi mengkonsumsi ramuan dalam sehari diatur oleh riset partisipan, sehingga frekuensi meminumnya ada
yang berbeda dan ada pula yang sama. Ramuan tersebut hanya dikonsumsi ketika muncul gejala hipertensi sedangkan
jika gejala telah berkurang maka dihentikan mengkonsumsi ramuan tersebut.
Frekuensi meminum ramuan tidak teratur karena bergantung pada jenis ramuan yang diminum. Ada 1 jenis
ramuan yakni daun salam, yang jika diminum terlalu sering dapat
menurunkan darah
secara siginifikan
dan menyebabkan darah rendah. Hal ini dialami oleh 2 riset
partisipan, seperti yang disampaikan oleh ibu R: “
Iyo sama khasiatnya itu no. Cuma kalo daun salam kalo talalu sering diminum
jadi tiba-tiba turun saya pe darah. Waktu itu kan saya pi ba priksa di bidan kancu dia bilang, kenapa ini ibu biasanya darah tinggi
sakarang tinggal 80 tekanan darahnya ibu. Sa baru ingat o iyo ada jojo daun salam owi. 4 hari berturut-turut waktu itu saya minum itu
ramuannya daun salam. Makanya memang musti dikase berenti kalo so kurang depe sakit.
” P2,54. Hal yang sama juga disampaikan oleh ibu O bahwa jika mengkonsumsi daun
salam terlalu sering dapat menurunkan tekanan darah secara
73 signifikan
sehingga disarankan untuk
menghentikan konsumsi ramuan daun salam jika gejala hipertensi
berkurang. Frekuensi dari setiap ramuan dapat dilihat pada table 4.4.
Takaran
Takaran yang dimaksud adalah banyaknya jumlah bahan yang digunakan dalam pembuatan ramuan dan
ukuran banyaknya yang diminum dalam sekali konsumsi. Takaran ini berbeda untuk beberapa partisipan, ada yang
jumlahnya sama, ada yang jumlahnya berbeda. Namun untuk setiap ramuan yang dibuat, 23 riset partisipan memiliki
ukuran konsumsi yang sama yakni 1 gelas untuk satu kali
minum. Table 6. Takaran Jenis Ramuan
No. Jenis Ramuan
Takaran 1.
Mengkudu 3 biji
2. Balakama daun kemangi
1 genggam 3.
Daun balacai 3-5 helai
4. Daun belimbing
7 helai 5.
Daun sambiloto 7 lembar
Berdasarkan hasil wawancara dengan 12 riset partisipan menyebutkan takaran yang digunakan untuk
membuat ramuan yakni untuk jenis mengkudu, balakama
74 kemangi, daun balacai daun jarak, daun belimbing dan
daun sambiloto. Banyaknya daun yang digunakan untuk setiap ramuan harus berjumlah ganjil. Hal ini berdasarkan
kepercayaan dari setiap riset partisipan. Jumlah yang digunakan adalah 3 helai daun, 5 helai daun, 7 helai daun
dan seterusnya. Namun dari 23 partisipan mengatakan hanya menggunakan 3 atau 7 helai daun dalam pembuatan
ramuan, sedangkan untuk kemangi jumlahnya segenggam. Jumlah ini tidak berpengaruh terhadap manfaat yang
didapatkan oleh riset partisipan karena pada umumnya hasil yang didapatkan setelah mengkonsumsi ramuan, 23 riset
partisipan mengatakan
bahwa perasaan
setelah mengkonsumsi ramuan baik dan sangat berpengaruh untuk
mengurangi gejala hipertensi yang muncul. 11 riset partisipan lainnya hanya menyebutkan jenis
dan cara pembuatan ramuan tanpa menyebutkan jumlah bahan yang digunakan. Namun secara keseluruhan 23 riset
partisipan yang menggunakan ramuan memiliki cara yang sama dalam proses pembuatan dan cara mengkonsumsinya.
75
a. Penggunaan Obat Medis dan Alasan