Kekerasan fisik Kekerasan seksual

terjadi di golongan masyarakat yang lebih rendah seperti yang terjadi pada anak jalanan. Kehidupan jalanan yang keras membuat setiap anak yang tinggal atau yang bekerja di jalanan sangat rentan untuk menjadi korban kekerasan. Jika kekerasan bisa terjadi dalam keluarga yang sudah seharusnya melindungi anak, apalagi dengan kehidupan jalanan yang keras. Kekerasan yang terjadi terhadap anak bisa disebabkan oleh orang tua keluarga, faktor lingkungan sosial komunitas dan faktor dari anak itu sendiri. Kekerasan yang terjadi pada anak jalanan bisa berupa kekerasan fisik, kekerasan sosial, kekerasan psikis dan kekerasan seksual.

4.6.1 Kekerasan fisik

Kekerasan fisik merupakan tindakan kasar yang sering terjadi pada anak- anak jalanan. Setiap anak-anak jalanan rentan mengalami kekerasan ini. Pada anak- anak jalanan yang masih kecil hal ini biasa terjadi. Rata-rata semua anak jalanan pernah mengalami kekerasan ini, pada anak jalanan yang telah mengalami kekerasan fisik ini biasanya sangat rentan menjadi pelaku kekerasan pada anak-anak jalanan yang lain dibawah umur mereka. kekerasan fisik pada anak biasanya akan menimbulkan luka-luka fisik pada tubuh mereka seperti bekas cubitan pada tubuh mereka atau pun pukulan dengan benda-benda tajam. Dari hasil penelitian di lapangan, anak-anak jalanan di pasar aksara mengakui sering mendapat tindakan kekerasan fisik. Mereka kadang-kadang Universitas Sumatera Utara mendapatkan kekerasan dari preman dan orang-orang yang tidak dikenal seperti dikatakan salah satu informan berikut ini: “kemarin itu kan kak, pernah aku ngamen di arah serdang sana tiba- tiba ada aja yang malakin aku, sok-sokan minta-minta duitku, padahal awak dah capek-capek sampe kringatan ngamen. Dirampasnya duitku, akupun gak terimalah kulawan jugalah orang itu ada tiga orang, habis jugalah aku dipukuli, ini masih berbekas kak. Reza, 18. Pengalaman yang sama juga dirasakan oleh salah satu informan berikut ini ketika tidak mau memberikan uang miliknya dengan teman-temannya, mereka sering dipukuli oleh anak-anak punk, apalagi ketika mereka mengamen sendiri-sendiri. Berikut ini adalah pernyataannya: “sebulan ini udah ada tiga kali kak uangku dikompasi sama anak-anak punk, teman-temanku juga. Kadang aku mau bela kak kalo kulihat temanku dipukuli, gak tega juga teman awak dibentak, ditampar kak” Rahmat Hidayat, 13.

4.6.2 Kekerasan seksual

Kekerasan anak secara seksual dapat berupa perlakuan pra kontak seksual, antara anak dengan orang yang lebih besar, melalui kata-kata, sentuhan, gambar visual, exhibitions maupun perlakuan kontak seksual secara langsung antara anak dan orang dewasa seperti incest, perkosaan, eksploitasi seksual. Huraerah, 2007: 48. Jika memperhatikan dari segi jenis kelamin, anak perempuan dalam banyak hal lebih Universitas Sumatera Utara rentan, lemah, dan potensial mengalami tindak kekerasan daripada laki-laki khususnya tindak pelecehan seksual. Anak jalanan laki-laki dan perempuan biasanya tinggal bersama dan bahkan tidur bersama, sehingga peluang untuk terjadinya kekerasan dari pihak laki-laki sangat besar. Dari hasil pengamatan dan penelitian di lapangan terhadap anak jalanan di jalan aksara. Anak perempuan sering mengalami perlakuan kasar secara seksual dari teman-teman mereka yang laki-laki, terlihat ketika anak-anak ini sedang bermain bersama. Anak-anak jalanan laki-laki sering mengucapkan kata-kata kotor yang berbau seksual seperti kata “mompa”, “pompom” yang sudah lazim diucapkan mereka. Tidak hanya sebatas perkataan saja, bahkan perempuan tersebut sering mendapat perlakuan tidak sopan dari laki-laki seperti mencium wajah perempuan dengan sengaja dan memeluk perempuan dengan tiba-tiba. Seperti pengakuan seorang informan berikut ini: “itulah kak, yang gak enaknya tinggal di jalan ini. Udah kakak lihat tadi, kek ginilah kak, diganggu-gangguin sama laki-laki ini, udah pun dibilang jangan tapi gitu-gitu nanti orang ini terus sering kali gak sopan, tapi kekmanalah teman awak juga” Reni, 16. Bagi anak jalanan, kekerasan seksual yang mereka alami sering sekali tidak dianggap sebagai suatu masalah. Mereka menganggap bahwa hal tersebut sebagai konsekuensi yang harus mereka hadapi ketika mereka memilih hidup di jalanan. Anak-anak perempuan di jalan aksara ini ada juga yang sampai hamil, ada yang Universitas Sumatera Utara punya suami ada juga yang tidak, sementara masih dalam usia yang sangat dini. Berikut ini adalah pengakuan salah satu informan: “kadang cewek-cewek ini bodoh kali kak, mau-mau aja dimanfaatkan cowok-cowok, padahal mereka punya suami sebagian tapi nggak nikah. Pacar Gitu-gitu aja kak. tapi tega dibiarkan tidur dipinggir jalan ini sama cowok-cowok lain disini, udah gitu ada juga yang gak punya suami kak” Reza 18.

4.6.3 Kekerasan Ekonomi