Anak jalanan TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anak jalanan

Anak jalanan adalah sebuah istilah umum yang mengacu pada anak-anak yang mempunyai kegiatan di jalanan tetapi masih memiliki hubungan dengan keluarga. Tetapi hingga kini belum ada pengertian anak jalanan yang dapat dijadikan acuan bagi semua pihak tentang konsep anak jalanan. dikutip dari: wikipedia bahasa indonesia. Istilah anak jalanan pertama kali diperkenalkan di Amerika Selatan Atau Brazilia yang digunakan bagi kelompok anak-anak yang hidup di jalanan umumnya sudah tidak memiliki ikatan tali dengan keluarganya. Anak-anak pada kategori ini pada umumnya sudah terlibat pada aktivitas-aktivitas yang berbau kriminal. UNICEF kemudian menggunakan istilah hidup di jalanan bagi mereka yang sudah tidak memiliki ikatan keluarga. Bekerja di jalanan adalah istilah bagi mereka yang masih memiliki ikatan dengan keluarga. Secara umum, Anak jalanan adalah perempuan dan laki-laki yang menghabiskan sebagaian besar waktunya untuk bekerja atau hidup di jalanan dan tempat-tempat umum, seperti pasar, mall terminal bis, stasiun kereta api, taman kota Suharto, 2008: 231. PBB mendefenisikan anak jalanan adalah Anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bekerja, bermain, atau beraktivitas lain dijalanan karena dicampakkan atau tercampak dari keluarga yang tidak mampu Universitas Sumatera Utara menanggung beban karena kemiskinan dan kehancuran keluarganya. Umumnya anak jalanan bekerja sebagai pengasong, pemulung, tukang semir, pelacur anak dan pengais sampah. Tidak jarang menghadapi resiko kecelakaan lalu lintas, pemerasan, perkelahian, dan kekerasan lain. Anak jalanan merupakan anak yang tersisih, marginal dan teralienasi dari perlakuan kasih sayang karena kebanyakan dalam usia yang relatif dini sudah harus berhadapan dengan lingkungan kota yang keras, dan bahkan sangat tidak bersahabat. Di berbagai sudut kota, sering terjadi, anak jalanan harus bertahan hidup dengan cara-cara yang secara sosial kurang dan bahkan tidak dapat diterima masyarakat umum, hal itu mereka lakukan yang sebenarnya dengan terpaksa karena ingin membantu orangtua dan menghilangkan rasa lapar. Mereka juga sering dianggap sebagai dianggap sebagai penggangggu ketertiban Suyanto, 2003: 185. Menurut Surbakti dkk dalam Suyanto 2003, Berdasarkan hasil kajiannya, secara garis besar anak jalanan dibedakan dalam tiga kelompok yaitu: 1. Children on the street, yaitu anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi sebagai pekerja anak di jalan, namun masih mempunyai hubungan yang kuat dengan orangtua mereka. Sebagian penghasilan mereka di jalan diberikan kepada orangtua mereka. Fungsi anak jalanan pada kategori ini adalah untuk membantu memperkuat penyangga ekonomi keluarga karena beban atau tekanan kemiskinan yang mesti ditanggung tidak dapat diselesaikan sendiri oleh orangtua mereka. Universitas Sumatera Utara 2. Chidren of the street, yakni anak-anak yang berpartisipasi penuh di jalanan, baik secara sosial maupun ekonomi. Beberapa diantara mereka masih mempunyai hubungan dengan orangtuanya, tetapi frekuensi pertemuan mereka tidak menentu. Biasanya diantara mereka hidup di jalanan karena kekerasan, lari atau pergi dari rumah. Kategori ini biasanya rawan terhadap perlakuan salah baik secara sosial, emosional, fisik, maupun seksual. 3. Children from families of the street, yakni anak-anak yang berasal dari keluarga yang hidup di jalanan. Walaupun anak-anak ini mempunyai hubungan kekeluargaan yang cukup kuat tetapi hidup mereka terombang- ambing dari suatu tempat-ke tempat lain dengan segala resikonya. Kategori ini banyak ditemui di kolong jembatan, rumah-rumah liar di sepanjang rel kereta api Suyanto, 2003: 186.

2.2 Kekerasan Terhadap Anak