harus dijalankannya serta peran yang harus dijalankan orang lain. Melalui penguasaan peran yang ada dalam masyarakat ini seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain.
Diri manusia berkembang secara bertahap melalui interaksi dengan orang lain, tahap- tahap tersebut antara lain:
2.5.1 Tahap Bermain Play Stage
Pada tahap ini seorang anak kecil mulai belajar mengambil peran orang lain yang berada di sekitarnya. Ia mulai menirukan peran orang lain yang
ada di sekitarnya. Ia mulai menirukan peran yang dijalankan oleh orangtuanya misalnya, atau peran orang dewasa lain dengan siapa ia sering
berinteraksi, dalam tahap ini anak belum sepenuhnya memahami isi peran- peran yang ditirunya itu. Seorang anak dapat meniru kelakuan ayah atau
ibu yang sedang bekerja tetapi mereka tidak memahami mengapa mereka mengerjakannya. Dalam tahap ini interaksi seorang anak biasanya terbatas
pada sejumlah orang lain biasanya anggota keluarga terutama ayah dan ibu Sunarto, 2004: 22.
2.5.2 Tahap Permainan Game Stage
Dalam tahap ini seorang anak tidak hanya telah mengetahui peran yang harus dijalankannya, tetapi juga telah mengetahui peran yang harus
dijalankan oleh orang lain dengan siapa ia berinteraksi, misalnya dalam sebuah pertandingan ia tidak hanya mengetahui apa yang diharapkan orang
lain darinya, tetapi juga apa yang diharapkan dari orang lain yang ikut bermain dalam pertandingan tersebut, maka dalam hal ini seseorang telah
Universitas Sumatera Utara
dapat mengambil peran orang lain Sunarto, 2004: 22. Dalam hal ini anak-anak mulai mampu berfungsi dalam kelompok terorganisasi dan yang
terpenting mampu menemukan apa yang akan mereka lakukan dalam kelompok yang spesifik.
2.5.3 Orang Lain Pada Umumnya Generalized Other
Pada tahap ini seseorang dianggap telah mampu berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat karena telah memahami peranannya sendiri serta
peran orang lain dengan siapa ia berinteraksi. Dalam hal ini seorang anak telah membatinkan nilai-nilai, arti dan norma-norma kelompok serta
menyesuaikan pengertiannya, penafsirannya dan kelakuannya dengan semuanya Veeger, 1990: 224. Selaku anak ia telah memahami peran yang
dijalankan orangtua, maka ia bisa disebut telah mempunyai suatu diri yang terbentuk melalui interaksi dengan orang lain Sunarto, 2004: 22. Pada
masa ini seseorang menentukan corak kepribadian yang diharapkan dengan cara mengembangkan suatu “pola umum gambaran dirinya” mereka mulai
merintis tujuan hidupnya serta merencanakan strategi yang akan ditempuhnya dalam mengejar tujuan hidup yang dipilihnya.
Perkembangan kepribadian dilihat melalui gambaran diri seseorang, metode interaksi dan pandangan serta harapan terhadap orang lain adalah berkaitan dengan
perilaku sosialnya yang terbentuk melalui riwayat perkembangan hidupnya Sjarkawi, 2008: 23.
Universitas Sumatera Utara
2.6 Sosialisasi Sekunder Dan Sosialisasi Primer