4.4 Gambaran Umum Kehidupan Anak Jalanan Di Jalan Aksara Medan
Anak jalanan di jalan Aksara tinggal disamping sebuah kedai kecil yang buka 24 jam, yang juga dilindungi oleh tanaman bambu-bambu kecil. Disana anak jalanan
laki-laki dan perempuan tinggal bersama, hanya ada kayu-kayu kecil yang menjadi pembatas tempat tidur mereka. Di tempat yang kumuh ini terdapat karton-karton
bekas dan bekas-bekas spanduk yang menjadi alas tempat tidur mereka. Di tempat tersebut mereka tinggal tanpa bayar, dan disana tidak ada fasilitas apapun seperti
kamar mandi dan peralatan rumah yang lain, hanya terdapat beberapa kaleng bekas lem kambing dan sebagian masih berisi lem yang masih mereka pakai. Kemudian di
tempat ini juga terdapat koper kecil tempat pakaian mereka, yang dibawa oleh salah satu diantara mereka ketika melarikan diri dari rumah.
Anak-anak jalanan di jalan aksara tersebut juga telah menganggap pemilik kedai yang bersebelahan dengan tempat tinggal mereka sebagai orangtua angkat
mereka. Mereka memanggil pemilik kedai tersebut dengan sebutan “mama”. Mereka mengakui pemilik kedai tersebut sangat baik kepada mereka. Kadang-kadang pemilik
kedai juga mau membela anak-anak jalanan perempuan disana ketika diganggu oleh teman laki-laki mereka. Seperti pengakuan dari informan berikut ini:
“mama inilah kak, mama angkat kami disini, kadang-kadang kalo yang laki-laki ini gangguin kami, mama inilah yang bela, dia udah kayak
orangtua kami sendirilah kak. Udah gitu kadang-kadang kalo mau makan indomi dikasinya sama kami air panas kak. Semua kami yang disini
Universitas Sumatera Utara
panggil mama sama dia kak, mau laki-laki atau perempuan”. Reni, 16 tahun.
Tidak memadainya tempat tinggal anak-anak jalanan ini di aksara untuk berlindung, membuat mereka harus pindah ketika sedang hujan. Biasanya mereka
akan pindah ke jalan halat untuk sementara. Karena jalan aksara merupakan tempat yang strategis utuk mencari uang, Itulah sebabnya mereka lebih memilih untuk tingga
disana, meskipun tempat tinggal mereka disana sangat tidak nyaman. Kebiasaan hidup tidak teratur adalah hal yang biasa bagi mereka, karena anak-
anak ini tidak ada yang mengatur seperti anak-anak pada umumnya yang masih mempunyai orangtua. Mereka mengatakan bahwa mereka ada yang bangun pagi,
bangun siang dan bahkan tidak tidur-tidur seperti dikatakan oleh informan berikut ini: “aku sih kak nggk pernah aku bangun pagi paling cepat jam 10, kadang
ada juga yang bangun pagi, tapi main-main juganya mereka. Ya gitulah kak, ada yang nggk tidur malam tidurnya siang sampe sore, ada juga
yang nggk tidur-tidur” Immanuel, 17. Sebagaimana biasanya anak-anak yang tinggal di jalanan, mereka juga hidup
seadanya tanpa memperhatikan kebersihan dan kesehatan mereka. Biasanya anak- anak jalanan yang tinggal di Aksara ini, akan mandi sekali-sekali di kamar mandi
umum yang berada di sekitar pasar Aksara tersebut, mereka juga akan mencuci pakaian mereka sekali-sekali disana ketika pasar telah sepi.
Universitas Sumatera Utara
Anak jalanan yang berada di sekitar pasar Aksara termasuk orang-orang yang setia dengan kelompoknya sekalipun hubungan diantara mereka tidak baik, kadang-
kadang diantara mereka sering berkelahi dan saling maki-makian, tetapi itu menjadi hal yang biasa bagi mereka. Mereka menyebut kelompok mereka dengan sebutan
AEC Anak jalanan Elite Community. Mereka menyatakan bahwa mereka adalah kelompok anak jalanan yang elit. Biasanya mereka akan mengumpulkan penghasilan
mereka, lalu membeli makan untuk dimakan bersama-sama. Bahkan sebatang rokok akan dihisap oleh anak-anak ini secara bergantian tanpa memperdulikan laki-laki atau
perempuan. Demikian juga ketika mereka “ngelem” mereka sering rebut-rebutan lem untuk dihisap.
Anak jalanan perempuan di daerah ini, jarang-jarang mengamen atau bekerja, karena biasanya laki-laki tidak memperbolehkan mereka untuk bekerja. Apalagi
untuk anak-anak perempuan yang telah memiliki pacar. Pacar mereka biasanya akan memberikan mereka makanan seperti dikatakan informan berikut ini:
“aku jarang-jarangnya ngamen kak, gak dibolehin soalnya sama pacarku kak. Karena dia pun ngamen juga kerjanya kak. Dialah yang
kerja buat uang makan kami, teman-temanku sih mau juga beli makan kami. Dia marah-marah samaku kalo tau dia aku ngamen kak” Reni,
16 tahun . Anak-anak jalanan di pasar Aksara tidak selalu bersama-sama turun ke jalan
ketika mengamen. Mereka berganti-gantian mengamen, sebagian ada yang tidur,
Universitas Sumatera Utara
sebagian lagi bekerja dan ada juga yang bermain-main. Demikianlah mereka menghabiskan waktu setiap hari. Mereka bekerja sesuka hati, dengan segala
perilakunya yang dinilai menyimpang oleh masyarakat, dan hidup bebas tanpa perintah orangtua atau siapapun.
4.5 Perilaku Menyimpang Anak Jalanan Sebagai Dampak Kekerasan dan Pengaruh Lingkungan