Kekerasan Terhadap Anak TINJAUAN PUSTAKA

2. Chidren of the street, yakni anak-anak yang berpartisipasi penuh di jalanan, baik secara sosial maupun ekonomi. Beberapa diantara mereka masih mempunyai hubungan dengan orangtuanya, tetapi frekuensi pertemuan mereka tidak menentu. Biasanya diantara mereka hidup di jalanan karena kekerasan, lari atau pergi dari rumah. Kategori ini biasanya rawan terhadap perlakuan salah baik secara sosial, emosional, fisik, maupun seksual. 3. Children from families of the street, yakni anak-anak yang berasal dari keluarga yang hidup di jalanan. Walaupun anak-anak ini mempunyai hubungan kekeluargaan yang cukup kuat tetapi hidup mereka terombang- ambing dari suatu tempat-ke tempat lain dengan segala resikonya. Kategori ini banyak ditemui di kolong jembatan, rumah-rumah liar di sepanjang rel kereta api Suyanto, 2003: 186.

2.2 Kekerasan Terhadap Anak

Istilah kekerasan digunakan untuk menggambarkan perilaku, baik yang terbuka overt atau tertutup covert, dan baik yang bersifat menyerang offensive yang disertai penggunaan kekuatan kepada orang lain Thomas, 2002: 11. Istilah kekerasan terhadap anak meliputi berbagai macam bentuk tingkah laku, dari tindakan ancaman fisik secara langsung oleh orang tua atau orang dewasa lainnya sampai kepada penelantaran kebutuhan-kebutuhan dasar anak. Menurut Barker Huraerah, 2006 mendefinisikan kekerasan sebagai perilaku yang tidak layak Universitas Sumatera Utara yang mengakibatkan kerugian atau bahaya secara fisik, psikologis, atau finansial, baik yang dialami individu maupun kelompok. Anak-anak pada umumnya dapat hidup nyaman dan tenteram dalam lingkungan keluarga nature dengan pola asuh nurture yang baik untuk anak, sementara anak jalanan bertanggung jawab atas tubuh dan dirinya secara utuh. Mereka wajib kebal terhadap resiko atas kekerasan hidup dan pekerjaan fisik yang tidak terbayangkan dapat diterima oleh anak-anak seusianya. Seolah-olah mereka hidup dengan menggantungkan panjang usia hidupnya pada proses seleksi alam. Di jalanan anak-anak dipaksa menjadi pengemis, pelacur anak, pekerja malam dan lainnya dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ http:suar.okezone.comread20100517583 33230redirect diakses: Senin, 10 Juni 2013. Anak-anak di jalanan harus bertahan hidup dengan kemampuan dan caranya sendiri karena di jalanan anak-anak menghadapi beragam konflik dan ancaman kekerasan. Tindak kekerasan dapat dilakukian oleh siapa pun. Mulai dari sesama anak jalanan, terutama anak jalanan yang lebih dewasa, sampai kekerasan antar geng anak jalanan. Pelaku lainnya adalah orang-orang dewasa di sekitar jalanan, seperti orang tua yang ingin mengambil keuntungan dari anak jalanan. Bagi anak jalanan aparatur pemerintah, khususnya satuan polisi pamong praja satpol PP, juga merupakan ancaman kekerasan karena ketika melakukan razia satpol PP sering menggunakan kekerasan. Universitas Sumatera Utara Orang tua sering menjadi pelaku kekerasan anak di jalanan karena mereka memanfaatkan posisi anak untuk mencari keuntungan ekonomi. Sering sekali anak jalanan yang menerima perlakuan kekerasan dari banyak pihak telah menimbulkan ketraumaan dan dendam. Anak jalanan selalu menunggu waktu dan kesempatan untuk membalaskan kekerasan yang pernah dialaminya Misran, 2010: 31. Menurut WHO, ada beberapa jenis kekerasan pada anak, yaitu: 1. Kekerasan Fisik; tindakan yang menyebabkan rasa sakit atau potensi menyebabkan sakit yang dilakukan oleh orang lain, dapat terjadi sekali atau berulang kali. Seperti dipukul tempeleng, ditendang, dijewer, di cubit, dilempar dengan benda -benda keras, dijemur di bawah terik sinar matahari. 2. Kekerasan Seksual merupakan keterlibatan anak dalam kegiatan seksual yang tidak dipahaminya. Kekerasan Seksual ini dapat juga berupa: Perlakuan tidak senonoh dari orang lain, kegiatan yang menjurus pada pornografi, perkataan- perkataan porno dan tindakan pelecehan organ seksual anak, perbuatan cabul dan persetubuhan pada anakanak yang dilakukan oleh orang lain dengan tanpa tanggung jawab, tindakan mendorong atau memaksa anak terlibat dalam kegiatan seksual yang melanggar hukum seperti dilibatkan anak pada kegiatan prostitusi. 3. Tindak pengabaian dan penelataran adalah ketidakpedulian orang tua, atau orang yang bertanggung jawab atas anak pada kebutuhan mereka, seperti: pengabaian pada kesehatan anak, pengabaian dan penelantaran pada pendidikan anak, pengabaian pada pengembangan emosi terlalu dikekang, Universitas Sumatera Utara penelantaran pada pemenuhan gizi, penelantaran dan pengabaian pada penyediaan perumahan, pengabaian pada kondisi keamanan dan kenyamanan. 4. Kekerasan Emosional adalah segala sesuatu yang dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan emosional anak. Hal ini dapat berupa: kata -kata yang mengancam, menakut-nakuti, berkatakata kasar, mengolok-olok anak, perlakuan diskriminatif dari orang tua, keluarga, pendidik dan masyarakat, membatasi kegiatan sosial dan kreasi anak pada teman dan lingkungannya. 5. Kekerasan ekonomi Eksploitasi Komersial merupakan penggunaan tenaga anak untuk bekerja dan kegiatan lainnya demi keuntungan orang tuanya atau orang lain, seperti: menyuruh anak bekerja secara berlebihan, menjerumuskan anak pada dunia prostitusi untuk kepentingan ekonomi.

2.3 Kemiskinan