4.6.4 Kekerasan emosional
Kekerasan emosional merupakan kekerasan yang tidak begitu mudah untuk dikenali. Akibat yang dirasakan korban tidak memberikan bekas yang nampak jelas
bagi orang lain. Dampak kekerasan jenis ini akan berpengaruh pada situasi perasaan tidak aman dan nyaman, menurunnya harga diri serta martabat korban. Wujud
konkret dari kekerasan jenis ini adalah penggunaan kata-kata kasar, penyalahgunaan kepercayaan, mempermalukan orang di depan orang lain atau di depan umum,
melontarkan ancaman dengan kata-kata. Tindakan-tindakan tersebut akan akan mengakibatkan anak merasa rendah diri, minder dan merasa tidak berharga, dan
lemah dalam membuat keputusan Bagong, 2010: 29. Tidak dapat disangkal bahwa kekerasan ini merupakan kekerasan yang selalu
terjadi dalam keseharian anak jalanan di jalan Aksara. Dalam pengamatan dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, mereka semua pernah mengalami bentuk
kekerasan ini. Hal tersebut diakui oleh informan berikut ini: “seringnya kak dibentak-bentak sama kernek atau sopir angkot itu aku kalo
lagi ngamen, apalagi kalo awak lupa permisi, kadang belum mulai nyanyi udah diusir. Ya, gitulah kak, nggak jadi ngamennya” Mail, 9.
Sama seperti pengalaman informan diatas, berikut ini juga pengakuan seseorang informan yang mengaku ketakutan ketika bekerja di jalanan:
“kadang kalo aku ngamen kak sama-samalah sama teman-temanku juga, kami ada 5 orang teman kompak kak. Kami takut kak kadang kalo
Universitas Sumatera Utara
sendiri-sendiri, Soalnya sering sih diancam sama anak-anak punk kak” Sultan Siregar, 9.
Kekerasan emosional yang dihadapi oleh anak-anak membuat anak-anak semakin terpuruk, dan selalu ingat akan kata-kata yang dia anggap berlebihan dan
menyakiti dari siapa pun. Anak juga menjadi seorang yang pendendam seperti dikatakan oleh informan berikut ini.
“sakit kalilah hatiku dibuat mamak kak sama bapak, yang dibilanglah awak cocoknya tinggal di jalan, dibilang lagi kayak gak berpendidikan,
disumpahi lagi. Apalagi sama bapak kak dendam kali aku sama dia kak, mana ada orang tua kek gitu sama anaknya, awak anaknya tapi macam
bukan anaknya awak dibuat” Reza, 18.
4.7 Pelaku Kekerasan Terhadap Anak Jalanan