Pemasaran Hasil Perikanan Keadaan Umum Perikanan .1 Musim dan Daerah Penangkapan

Selain itu, banyak nelayan yang melakukan budidaya kerang hijau. Rakit kerang hijau adalah salah satu tempat budidaya kerang hijau yang dilakukan nelayan dengan teknik bagan tancap melalui metode rakit dan sering disebut sebagai Bagan Rakit Tancap. Selain praktis, metode ini cukup ekonomis karena tidak mengeluarkan biaya yang besar untuk mengerjakannya. Tabel 11. Jenis Alat Penangkapan Ikan di Muara Angke, tahun 2003. No Jenis Alat Jumlah unit Persentase 1 Payang 4 0,27 2 Purse seine 18 1,22 3 Gill net 117 7,96 4 Gill net cucut 31 2,11 5 Muroami 8 0,54 6 Bubu 31 2,11 7 Jaring udang 27 1,84 8 Jaring tangsi 33 2,24 9 Jaring ikan hias 8 0,54 10 Jaring gembong 21 1,43 11 Jaring tembang 18 1,22 12 Jaring rampus 367 24,96 13 Jaring rajungan 64 4,35 14 Jaring teri 2 0,14 15 Pukat ikan 240 16,33 16 Sero 81 5,51 17 Bagan tancap 32 2,18 18 Pancing dasar 25 1,71 19 Pancing rawe 36 2,45 20 Bagan apung 32 2,18 21 Dogol 6 0,41 22 Long line 269 18,30 Total 1.470 100,00 Sumber: Laporan Tahunan Kantor Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Jakarta Utara, tahun 2003

5.1.4.4 Pemasaran Hasil Perikanan

Pemasaran merupakan proses berantai yang menghubungkan produsen dengan konsumen. Salah satu fasilitas yang ada di PPI Muara Angke adalah Tempat Pelelangan Ikan TPI. Pemasaran berbagai hasil laut ikan segar dilakukan melalui TPI Muara Angke. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2. Sumber: Laporan Bulanan Kelurahan Pluit, Agustus 2004 Gambar 2. Mekanisme Pelelangan Ikan melalui TPI Muara Angke Berdasarkan Gambar 2, pada saat kapal memasuki pelabuhan, maka pihak kapal harus melapor ke kantor UPT PKPI PPI Unit Pelaksana Teknis Pengelola Kawasan Pelabuhan Perikanan Pangkalan Pendaratan Ikan untuk menyerahkan dokumen-dokumen yang diperlukan dan dicatat, serta mendapatkan Kapal datang masuk pelabuhan Pemenang Lelang Bakul Proses Bongkar Penimbangan Dilelang oleh Juru Lelang jumlah peserta lelang 70 orang, harga ditentukan mekanisme pasar Pasar Muara Angke Grosir, Pengecer, Unit Pengolah Luar Daerah Jabotabek Pencatatan Produksi Proses Pengolahan Ekspor rekomendasi tidak lelang untuk jaga mutu, retribusi 5 3 untuk nelayan dan 2 untuk bakul nomor urut lelang. Pada proses bongkar, hasil-hasil laut akan disortir berdasarkan jenis dan mutunya, lalu ditempatkan ke dalam trays. Pada proses penimbangan, ikan-ikan akan diberi label berdasarkan volume dan nama kapal. Selanjutnya ikan- ikan yang sudah ditimbang, dikelompokkan menjadi 2, yaitu ikan-ikan yang khusus dilelang dan ikan-ikan yang diperuntukkan bagi kebutuhan ekspor. Para pemenang lelang akan melakukan packing mengingat produk perikanan mudah rusak, agar ikan-ikan hasil lelang dapat segera dijual ke pasar Muara Angke pedagang grosir, pengecer, dan unit pengolah maupun ke luar daerah Jabotabek. Di PHPT terdapat sekitar 300 unit pengolahan ikan dengan jenis pengolahan pengasinan, pemindangan, pengasapan, pembuatan terasi dan penyamakan kulit. Persentase jenis pengolahan yang terbesar adalah jenis pengolahan pengasinan antara 80-90. Biasanya para pengolah juga ikut memasarkan hasil olahannya, sehingga dapat memberikan pemasukan yang lebih bagi para pengolah itu sendiri. Gambar 3. Jalur Pemasaran Ikan Olahan melalui PHPT di Muara Angke Selain pemasaran ikan segar yang ada di PPI Muara Angke, ada juga pemasaran ikan olahan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3. Biasanya para pengolah juga ikut memasarkan langsung hasil olahannya ke pedagang pengecer Konsumen Pengecer luar Jakarta Pengecer local Pedagang besar grosir Pengolah lokal. Hal ini dilakukan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar dengan cara memotong biaya pemasaran ongkos, pembagian keuntungan dengan pedagang besar grosir. Sekitar 70 ikan segar dan ikan olahan di Muara Angke dijual ke pasar lokal maupun ke pasar di luar Jakarta lewat pengecer atau pedagang besar grosir, sedangkan sisanya diekspor dalam bentuk ikan segar, olahan atau beku. Daerah tujuan pemasaran ikan segar dan ikan olahan adalah Jakarta, Bandung, Bogor, dan Serang. Negara-negara tujuan ekspor adalah Malaysia, Hongkong, dan Singapura. Volume rata-rata ekspor ikan di Muara Angke dapat mencapai 4 ton per hari, dimana hasil-hasil laut yang diekspor yaitu udang, bawal, kakap merah, kerapu dan tenggiri.

5.2 Profil Responden

Profil responden menggambarkan siapa dan bagaimana kondisi kehidupan para responden yang mengalami peralihan profesi dari nelayan ke non nelayan. Beberapa data mengenai profil responden adalah umur, lamanya responden tinggal di Muara Angke, tingkat pendidikan dan jumlah tanggungan keluarga.

5.2.1 Umur Responden

Jumlah responden berdasarkan umur digolongkan menjadi tiga, yaitu kelompok umur 37 – 45 tahun, 46 – 54 tahun, dan kelompok umur ≥ 55 tahun. Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden, umur rata-rata para responden adalah 49 tahun, dengan umur minimumnya 37 tahun, dan umur maksimumnya 67 tahun Lampiran 1. Secara lebih lengkap data jumlah responden berdasarkan penggolongan umur di Muara Angke dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Jumlah Responden Berdasarkan Penggolongan Umur, tahun 2005. No Kelompok umur Jumlah orang Persentase 1 37 - 45 7 41 2 46 - 54 8 47 3 55 + 2 12 Total 17 100 Sumber: Data Primer Diolah, tahun 2005