lokal. Hal ini dilakukan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar dengan cara memotong biaya pemasaran ongkos, pembagian keuntungan dengan pedagang
besar grosir. Sekitar 70 ikan segar dan ikan olahan di Muara Angke dijual ke pasar
lokal maupun ke pasar di luar Jakarta lewat pengecer atau pedagang besar grosir, sedangkan sisanya diekspor dalam bentuk ikan segar, olahan atau beku. Daerah
tujuan pemasaran ikan segar dan ikan olahan adalah Jakarta, Bandung, Bogor, dan Serang. Negara-negara tujuan ekspor adalah Malaysia, Hongkong, dan Singapura.
Volume rata-rata ekspor ikan di Muara Angke dapat mencapai 4 ton per hari, dimana hasil-hasil laut yang diekspor yaitu udang, bawal, kakap merah, kerapu
dan tenggiri.
5.2 Profil Responden
Profil responden menggambarkan siapa dan bagaimana kondisi kehidupan para responden yang mengalami peralihan profesi dari nelayan ke non nelayan.
Beberapa data mengenai profil responden adalah umur, lamanya responden tinggal di Muara Angke, tingkat pendidikan dan jumlah tanggungan keluarga.
5.2.1 Umur Responden
Jumlah responden berdasarkan umur digolongkan menjadi tiga, yaitu kelompok umur 37 – 45 tahun, 46 – 54 tahun, dan kelompok umur
≥ 55 tahun. Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden, umur rata-rata para
responden adalah 49 tahun, dengan umur minimumnya 37 tahun, dan umur maksimumnya 67 tahun Lampiran 1. Secara lebih lengkap data jumlah
responden berdasarkan penggolongan umur di Muara Angke dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Jumlah Responden Berdasarkan Penggolongan Umur, tahun 2005.
No Kelompok umur
Jumlah orang Persentase
1 37 - 45
7 41
2 46 - 54
8 47
3 55
+
2 12
Total 17
100
Sumber: Data Primer Diolah, tahun 2005
Tabel 12 menunjukkan bahwa sekitar 88 responden berumur 37 – 54 tahun. Hal ini menandakan bahwa kebanyakan para responden yang beralih
profesi berada dalam usia produktif, dalam arti kisaran usia tersebut adalah masa- masa puncak seseorang dalam memenuhi semua kebutuhan rumahtangganya.
Secara umum usia cukup berpengaruh terhadap jumlah tanggungan keluarga dan tingkat kemapanan hidup seseorang. Semakin tinggi usia seseorang,
maka semakin dewasa cara berpikir dan bertindaknya, sehingga dapat mengkaji ulang bila ingin menambah jumlah tanggungan keluarga dengan bercermin pada
tingkat penghasilannya. Selain itu, tingkat kemapanan hidup seseorang diasumsikan tercapai pada saat orang tersebut memiliki pekerjaan yang tetap. Hal
ini menimbulkan persepsi bahwa usia muda adalah usia yang cenderung masih mencari jenis pekerjaan tetap, sehingga tingkat kemapanan masih belum stabil.
5.2.2 Lama Responden Tinggal di Muara Angke
Jumlah responden berdasarkan lamanya waktu menetap di Muara Angke digolongkan menjadi tiga, yaitu antara 10 – 19 tahun, 20 – 29 tahun, dan 30 – 39
tahun. Lamanya waktu menetap di Muara Angke rata-rata 19,18 tahun, dengan waktu menetap maksimum adalah 33 tahun, dan waktu menetap minimumnya 10
tahun Lampiran 1. Untuk lebih jelas, data jumlah responden berdasarkan penggolongan lamanya waktu menetap di Muara Angke dapat dilihat pada Tabel
13. Tabel 13. Jumlah Responden Berdasarkan Penggolongan Lamanya Waktu
Menetap di Muara Angke, tahun 2005.
No Lama Menetap tahun
Jumlah orang Persentase
1 10 - 19
9 53
2 20 - 29
5 29
3 30 - 39
3 18
Total 17
100
Sumber: Data Primer Diolah, tahun 2005
Informasi mengenai lamanya responden tinggal di Muara Angke dapat menggambarkan asal-usul kepindahan responden ke Muara Angke. Kebanyakan
responden mengatakan bahwa penyebab kepindahannya ke Muara Angke adalah karena penggusuran yang dilakukan pemerintah terhadap masyarakat nelayan di
Tanjung Priuk pada tahun 1993. Berdasarkan Tabel 13, dari total responden yang berjumlah 17 orang, 53 di antaranya tinggal di Muara Angke kurang lebih
selama 10 – 19 tahun.
5.2.3 Pendidikan Responden