Jenis dan Karakteristik Pekerjaan Responden

juragan kapal yang ikut melaut. Selain itu, kondisi psikologis-ekonomi keluarga kekhawatiran responden terhadap keluarga di rumah karena perjalanan melaut yang dapat menghabiskan waktu berhari-hari, kekhawatiran keluarga terhadap responden mengingat kondisi di laut tidak pernah menentu, meningkatnya biaya hidup seiring dengan jumlah tanggungan, hasil laut yang sering merugi menyebabkan para responden secara berangsur-angsur memilih untuk beralih profesi, ada yang menjadi pedagang ikan, penjual es campur, tukang becak, tukang angkut air, pengusaha otak-otak, pengusaha rumah kontrakan, dan ada juga yang menjadi langgan. Langgan pengurus nelayan adalah seseorang yang membantu membiayai para nelayan yang melaut dengan perhitungan pembagian komisi sekitar 7 – 10 dari hasil tangkapan.

5.4 Jenis dan Karakteristik Pekerjaan Responden

Perbedaan berbagai jenis pekerjaan responden menyebabkan perbedaan pada karakteristik masing-masing pekerjaan itu. Hal ini dapat diketahui dari beberapa faktor seperti cara berusaha, lokasi usaha dan waktu yang digunakan untuk melakukan usaha tersebut. Ada beberapa responden yang beralih profesi menjadi pedagang ikan, supplier rajungan, pengusaha dalam bidang pengolahan ikan, penjual es campur di pasar, tukang air dan becak, sampai ada juga yang membeli beberapa rumah untuk dijadikan rumah kontrakan. Sebagai seorang pedagang ikan, ikan yang dijual berasal dari sumber produsen yang berbeda-beda, ada yang langsung membeli di tempat pelelangan, ada juga yang bekerja sama dengan nelayan yang melaut dengan cara memberikan modal pinjaman untuk membeli bahan baku selama di laut langgan. Rata-rata para pedagang ikan menghabiskan waktunya di lapak, yaitu tempat yang biasa dipakai untuk berjualan ikan, antara jam 5 sore sampai jam 6 pagi keesokan harinya. Seorang eksportir rajungan dan seorang pembuat otak-otak mengatakan bahwa keduanya dapat menghabiskan 15 – 16 jam sehari di pabriknya, karena selain memproduksi, kedua responden juga menangani pemasaran produk-produk yang dijualnya. Seorang penjual es campur lebih banyak menghabiskan waktunya di siang hari dengan berjualan di pasar Muara Angke. Seorang tukang air dan tukang becak biasa menghabiskan waktunya antara pagi sekitar jam 5 – jam 12 siang untuk jasa angkutan air, dan jam 4 pagi – jam 10 siang untuk angkutan becak. Tukang air biasanya mengangkut air bersih pesanan warga sekitar yang kerap digunakan oleh warga untuk minum dan memasak, sedangkan angkutan becak biasa dimanfaatkan oleh pedagang dan pembeli ikan untuk mengangkut barang-barang yang dijual atau dibeli warga dari dan ke tempat pelelangan. Pekerjaan sebagai tukang air dilakukan oleh salah seorang responden karena dilihatnya sebagai peluang, mengingat pekerjaan ini belum ada yang melakukannya. Berdasarkan hasil wawancara, ada juga beberapa responden yang memiliki usaha sampingan. Selain karena keinginan untuk membantu sesama, hal ini juga dilakukan sebagai cara untuk beradaptasi dengan kondisi usaha yang terkadang tidak menentu. Sebagai seorang pedagang nasi uduk, pak Tchd masih menyempatkan dirinya untuk memberikan pelajaran les mengaji jika ada anak- anak tetangga yang ingin belajar. Kegiatan ini memang memberikan pemasukan tambahan, tetapi pak Tchd tidak pernah memberlakukan tarif tertentu. Hal ini dilakukannya karena khawatir ada beberapa anak tetangga yang tidak bisa mengaji hanya karena tidak memiliki uang untuk membayar les mengaji. Usaha sampingan juga dilakukan oleh pak Wsrh yang sehari-hari berprofesi sebagai pedagang ikan, dengan membuka warung kecil di ujung gang rumahnya. Warung kecil ini dikelola oleh bu Wsrh dan memberikan pemasukan yang cukup besar per harinya, yaitu rata-rata Rp50.000,00. Dengan pemasukan tambahan ini, pak Wsrh dapat menyisihkan uang hasil penjualan ikan untuk berangkat ke tanah suci.

5.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Migrasi Kerja