sesuai dengan perusahaan. Teknik yag digunakan adalah lot for lot, EOQ, PPB dan POQ.
7.4.1 Metode Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada PT. Sinar Alam Permai.
Pengendalian persediaan bahan baku pada perusahaan dimulai dengan perencanaan produksi dan menghitung kebutuhan bahan baku dilakukan oleh
departemen PPIC dan departemen produksi. Sebelum perencanaan produksi, departemem produksi menghitung persediaan bahan baku yang ada. Departemen
PPIC memesan bahan baku ke bagian logistik, setelah ada kepastian jumlah bahan baku yang dapat dibeli, departemen PPIC membuat perencanaan produksi.
Pengawasan persediaan bahan baku dilakukan setiap satu minggu sekali yang dilakukan oleh departemen PPIC dan departemen produksi. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui jumlah bahan baku yang masuk dan menentukan jumlah jam kerja mesin yang dipakai dalam proses produksi serta untuk
mengetahui apakah ada keterlambatan pengiriman bahan baku. Selama ini PT. SAP melakukan pembelian bahan baku melalui kantor pusat, HO. Jumlah bahan
baku yang dibeli tidak dibatasi, sesuai dengan kemampuan PKS dan kesesuaian harga.
Pembelian bahan baku inti sawit PT. SAP dilakukan dengan menggunakan sistem kontrak, jadi frekuensi pemesanan bahan baku dihitung berdasarkan jumlah
kontrak yang dilakukan oleh perusahaan. Frekuensi pemesanan inti sawit Tabel 18 bervariasi setiap bulannya. Total pemesanan inti sawit selama periode Juli
2006-Juni 2007 sebanyak 63 kali. Perbedaan jumlah frekuensi pemesanan bahan baku disebabkan perbedaan kuantitas pesanan pada setiap pemesanan.
Tabel 18. Frekuensi Pemesanan Inti Sawit PT. SAP Bulan Juli 2006 - Juni 2007
Bulan Frekuensi
Pembelian Kg
Juli 4
18 564 282 Agustus
3 18 206 067
September 5
20 384 869 Oktober
4 19 024 500
November 5
21 037 230 Desember
6 22 090 121
Januari 3
17 351 648 Februari
4 19 609 975
Maret 7
23 151 591 April
6 20 511 424
Mei 8
24 243 538 Juni
8 27 207 250
Total 63
251 382 495
Sumber : Bagian Logistik dan Departemen PKC Berdasarkan metode pengendalian persediaan inti sawit yang diterapkan
perusahaan, biaya persediaan yang dikeluarkan selama bulan Juli 2006 sampai bulan Juni 2007 mencapai Rp 223 052 921.3. Biaya persediaan tersebut terdiri
atas biaya pemesanan sebesar Rp 36 558 900 63 x Rp 580 300 yang ditambah dengan biaya penyimpanan sebesar Rp 186 494 021.3 44 584 492 kg + 1 349
996 kg x Rp 4.06. Sedangkan, total biaya pembelian bahan baku sebesar Rp 480 643 330 440 251
382 495 x Rp 1 912. Perhitungan biaya persediaan dengan metode perusahaan secara terperinci dapat dilihat pada Lampiran 4.
7.4.2 Metode Material Requirement Planning MRP