4.5 Analisis Perbandingan Biaya dan Penghematan
Dari hasil analisis biaya persediaan bahan baku untuk setiap model yang digunakan akan dibandingkan besar pesanan, banyak pesanan, dan biaya
persediaan yang timbul. Selain melakukan perbandingan antar teknik juga akan dilakukan perbandingan antar teknik-teknik tersebut dengan sistem pengendalian
yang dilakukan oleh perusahaan, kemudian dilakukan penghitungan penghematan biaya bahan baku. Dari hasil analisis perbandingan dan penghitungan
penghematan tersebut dilakukan pemilihan alternatif sistem pengendalian yang tepat bagi perusahaan. Metode yang menghasilkan persentase penghematan
terbesar dengan biaya persediaan minimum dan sesuai dengan kondisi perusahaan akan direkomendasikan untuk digunakan perusahaan.
4.6 Definisi Operasional
Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Persediaan Sumberdaya organisasi yang disimpan dalam rangka antisipasi terhadap
pemenuhan permintaan, atau sumberdaya yang digunakan untuk masa yang akan datang. Persediaan inti sawit dihitung dalam satuan kilogram Kg.
2. Bahan Baku Bahan yang membentuk bagian menyeluruh dari suatu produk jadi, dan
merupakan bagian pengeluaran terbesar dalam memproduksi barang. Bahan baku inti sawit dihitung dalam satuan kilogram Kg
3. Biaya pemesanan Biaya-biaya yang terkait langsung dengan kegiatan pemesanan atau pembelian
bahan yang dilakukan oleh perusahaan. Komponen biaya pemesanan terdiri dari biaya telepon, biaya transportasi, biaya ekspedisi, dan biaya angkut.
Dihitung dalam satuan Rupiah Rp. 4. Biaya penyimpanan
Biaya yang timbul karena adanya bahan baku yang disimpan oleh perusahaan. Komponen biaya penyimpanan hanya terdiri dari biaya modal opportunity
cost. Biaya penyimpanan dihitung dalam satuan Rupiah Rp. 5. Waktu Tunggu
Tenggang waktu antara pemesanan bahan baku sampai bahan baku tersebut diterima oleh perusahaan. Waktu tunggu atau waktu ancang-ancang dihitung
dalam satuan hari.
V. GAMBARAN UMUM PT. SAP 5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
Perusahaan pada mulanya bernama PT. Sinar Laut yang didirikan pada tahun 1984, yang bergerak di bidang produksi dan pengolahan minyak kelapa
sawit. PT. Sinar Laut merupakan perusahaan keluarga dari keluarga Sukrianto Halim. Perusahaan didirikan dengan penanaman modal dalam negeri. Modal
diperoleh dari pinjaman Bank Dagang Negara BDN, dengan pinjaman sebesar Rp 25 Milyar, ditambah dengan modal sendiri.
PT. Sinar Laut mengalami kemunduran pada tahun 1991. Perusahaan ini berpindah tangan ke pengusaha Medan yang bergerak di bidang minyak goreng
pada tanggal 01 Oktober 1991 dan berganti nama menjadi PT. Sinar Alam Permai. PT. SAP merupakan salah satu anak perusahaan dari Karya Prajona Nelayan
KPN yang mulai berproduksi kembali pada awal tahun 1992. KPN Grup melakukan merger penggabungan dengan perusahaan kelapa sawit dari
Malaysia pada awal tahun 2006 dan berganti nama menjadi Wilmar Corporation dan mulai go public pada akhir tahun 2006.
Perubahan tersebut diikuti dengan perubahan pada Top Manager, sedangkan staf dan karyawan masih seperti awal berdirinya perusahaan. Untuk
semua keputusan diserahkan kepada pimpinan pusat yang berada di Medan dan Singapura. Adapun tujuan utama pendirian PT. SAP adalah :
1. Untuk menghasilkan produk-produk dari minyak kelapa sawit. Industri pengolahan kelapa sawit masih relatif sedikit khususnya di Propinsi
Sumatera Selatan, sedangkan hasil perkebunan kelapa sawit di wilayah ini sangat melimpah.