Tinjauan Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit

2. Dipisahkan split dalam pembuatan oleo-chemicals. 3. Dimurnikan refined dan dihidrogenasi hydrogenated, dalam pembuatan confectioneries, coffee whitener dan lain sebagainya. 4. Difraksionasi fractionated dan dimurnikan refined menjadi palm kernel olein dalam pembuatan confectionery fats atau menjadi palm kernel stearin dalam pembuatan margarine.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang berbagai komoditi perkebunan termasuk kelapa sawit dan produk olahannya telah banyak dilakukan, begitu pula dengan penelitian tentang pengendalian persediaan bahan baku. Berbagai model digunakan untuk menganalisis dan meningkatkan persediaan bahan baku sehingga meminimalkan biaya persediaan. Pada penelitian ini yang menjadi tinjauan pustaka dari penelitian terdahulu tentang kelapa sawit yaitu penelitian Risma 2005 dan Sahat 2005. Sedangkan, untuk metode pengendalian bahan baku yaitu peneltian Sary 2004, Reza 2004 dan Dessy 2002. Untuk penelitian-penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Penelitian-Penelitian Terdahulu Risma 2005 dengan penelitian Analisis Kinerja Ekspor CPO dan PKO Indonesia di Pakistan, melakukan analisis dengan metode kuantitatif dengan peramalan, analisis keunggulan komparatif RCA, dan analisis pangsa pasar konstan CMSA. Hal ini dilakukan untuk mengetahui daya saing CPOPKO Indonesia di Pakistan, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh efek total impor Pakistan, efek permintaan CPOPKO Pakistan dan efek daya saing terhadap pertumbuhan ekspor CPOPKO Indonesia. Hasil yang diperoleh dari perhitungan RCA dapat diketahui bahawa Indonesia mempunyai daya saing pada komoditi CPOPKO yang bervariasi. Hal ini disebabkan jumlah ekspor CPOPKO Indonesia mengalami fluktuasi dari No. Peneliti Tahun Komoditi Topik Alat Analisis 1 Risma 2005 CPO dan PKO Analisis Kinerja Ekspor CPOPKO Indonesia di Pakistan Analisis RCA dan analisis CMSA 2 Sahat 2005 CPO dan PKO Peramalan Produksi CPI dan PKO PT PAMTAMA Kebun Teluk Dalam, Asahan, Sumatera Utara Metode Peramalan Time Series 3 Sary 2004 Kelapa Peramalan Produksi dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kelapa pada PT. Riau Sakti United Plantation, Riau Metode Material Requirements Planning MRP dengan teknik EOQ,LFL dan PPB 4 Reza 2004 Kayu Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kayu pada PT. Jaya Cemerlang Industry, Banten Metode Material Requirements Planning MRP dengan teknik EOQ,LFL dan PPB 5 Dessy 2002 Crumb Rubber Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Crumb Rubber PT. VIRCO, Sumatera Utara Metode Material Requirements Planning MRP dengan teknik EOQ,LFL dan POQ tahun ke tahun. Hasil analisa CMSA menunjukkkan bahwa efek daya saing paling menentukan dalam meningkatkanmenurunkan nilai ekspor CPOPKO Indonesia di Pakistan. Sahat 2005, melakukan identifikasi terhadap pola data produksi CPO dan PKO di PT. PANAMTAMA, Sumatera Utara dan mencari metode peramalan time series yang terbaik untuk produksi CPO dan PKO. Berdasarkan metode kuantitatif yang diterapkan, diperoleh metode peramalan terbaik untuk produksi CPO dan PKO adalah metode ARIMA yang ditentukan berdasarkan nilai MAPE yang dihasilkan dan keefisienan dalam menerapkan metode. Hasil peramalan dapat dijadikan pedoman bagi pihak manajemen untuk menyusun strategi atau kebijakan yang berkaitan dengan bagian produksi, keuangan dan pemasaran. Sary 2004 melakukan peramalan produksi dan pengendalian persediaan bahan baku kelapa di PT. Riau Sakti United Plantation dalam menentukan persediaan kelapa yang optimal. Sistem pengendalian persediaan yang direncanakan oleh perusahaan adalah teknik Lot For Lot. Perencanaan kebutuhan bahan baku pada perusahaan diturunkan dari rencana panen kebun sendiri per periode satu tahun. Berdasarkan rencana panen tersebut, perusahaan kemudian menentukan berapa bahan baku kelapa grade A yang akan di proses menjadi kelapa parut kering, santan kelapa murni dan santan cair. Biaya pemesanan yang dihasilkan dengan teknik PPB adalah yang paling kecil yaitu Rp 0.636 milyar tahun dengan jumlah pemesanan sebanyak 170 kali. Untuk biaya penyimpanan teknik PPB sebesar Rp 0.564 milyar, dengan total biaya persediaan sebesar Rp 1.271 milyar. Dengan menggunakan teknik PPB, perusahaan dapat menghemat biaya persediaan sebesar 6.8 persen yaitu dari Rp 1.271 milyar menjadi 1.18 milyar. Penelitian yang dilakukan oleh Reza 2004 pada PT. Jaya Cemerlang Industry, Tangerang, Banten menganalisis pengendalian persediaan bahan baku kayu dalam rangka meningkatkan efisiensi produksi, termasuk penghematan biaya persediaan. Pada penelitian Reza terdapat dua jenis kayu yang digunakan sebagai bahan baku di perusahaan tersebut yaitu kayu pinus dan kayu prupuk. Pada penelitian ini Reza membandingkan metode perusahaan dengan metode MRP. Metode MRP yang digunakan dalam penelitian Reza adalah teknik LFL, EOQ dan PPB. Hasil perbandingan antara metode perusahaan dan metode MRP pada tiap jenis kayu diperoleh, penghematan persediaan pada kayu pinus terdapat pada teknik Lot For Lot 44.30 persen dan teknik PPB 43.16 persen, sedangkan kayu prupuk terjadi pada metode perusahaan. Pada penelitian Reza dipilih teknik LFL sebagai metode alternatif untuk persediaan kayu pinus. Metode ini mampu mengurangi biaya penyimpanan, meskipun biaya pemesanan pada teknik ini tinggi. Pada kayu prupuk metode yang dilakukan oleh perusahaan sudah baik. Penelitian Dessy 2002 pada PT. Virginia Indonesia Rubber Company menganalisis pengendalian persediaan bahan baku crumb rubber dengan menggunakan BOKAR berupa lump. Perusahaan tidak memiliki perkebunan sendiri, bahan baku diperoleh dari agen pemasok. Penelitian ini menawarkan alternatif metode pengendalian persediaan bahan baku yang sesuai dengan kebijakan perusahaan. Metode pengendalian bahan baku yang digunakan adalah metode MRP dengan teknik LFL, EOQ dan POQ yang dibandingkan dengan metode perusahaan. Hasil penelitian Dessy diperoleh biaya persediaan berturut-turut yaitu teknik LFL Rp 18 693 042, EOQ Rp 104 974 043 dan teknik POQ Rp 160 525 154. Teknik yang direkomendasikan sebagai metode alternatif adalah teknik EOQ, dengan alasan kapasitas perusahaan seperti gudang, mesin dan tenaga kerja mendukung penggunaan teknik EOQ. Berdasarkan beberapa hasil penelitian terdahulu mengenai pengendalian persediaan bahan baku, dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian yang menerapkan metode MRP pada berbagai perusahaan dapat menghemat biaya persediaan. Hasil perhitungannya menghasilkan kuantitas dan frekuensi pemesanan yang optimal sehingga dapat meminimalkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Bahan Baku