VII. ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN INTI SAWIT PT. SAP
7.1 Biaya Persediaan
Biaya persediaan merupakan biaya yang timbul akibat perusahaan mengadakan persediaan bahan baku dalam hal ini inti sawit. Biaya persediaan PT.
SAP secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.
Biaya pemesanan merupakan biaya tetap yang dikeluarkan oleh perusahaan setiap kali melakukan pemesanan bahan baku. Total biaya pemesanan
adalah hasil dari perkalian antara frekuensi pemesanan dengan biaya pemesanan. Komponen dari biaya pemesanan per pesanan bahan baku PT. SAP adalah biaya
administrasi, biaya ekspedisi, biaya komunikasi dan tenaga kerja bongkar muat inti sawit tenaga kerja harianburuh. Komponen besarnya biaya pemesanan per
pesanan inti sawit dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Komponen Biaya Pemesanan Per Pesanan Inti Sawit Periode Juli 2006-Juni 2007
No Jenis Biaya
Biaya Pemesanan Per Pesanan RpPesanan
Persentase
1 B. Administrasi
17 650 3.04
2 B. Ekspedisi
275 000 47.40
3 B. Komunikasi
32 650 5.63
4 B. Bongkar Muat
255 000 43.94
Total Biaya Pemesanan 580 300
100
Sumber : Bagian PPIC dan Departemen Accounting diolah Biaya administrasi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan
dokumen penerimaan barang. Biaya ekspedisi merupakan biaya perjalanan pegawai laboratorium yang mendapatkan tugas dari kantor pusat HO untuk
memeriksa kualitas kadar bahan baku yang akan dibeli oleh perusahaan.
Biaya komunikasi timbul akibat dari diadakannya bahan baku, pengiriman dokumen pemesanan bahan baku dari kantor pusat ke PT SAP dan konfirmasi
jadwal pengiriman bahan baku. Sedangkan, biaya bongkar muat adalah biaya tenaga kerja borongan pada saat inti akan di bongkar dari truk ke bak
penampungan sementara, sebelum masuk ke silo. Berdasarkan Tabel 14 biaya pemesanan yang terbesar adalah biaya
ekspedisibiaya perjalanan pegawai laboratorium yang bertugas untuk memeriksa bahan baku di pemasokPKS. Besarnya biaya ekspedisi ini sebesar 47.40 persen
dari total biaya pemesanan. Biaya pemesanan yang besar kedua adalah biaya bongkar muat. Biaya ini diambil dari upah tenaga kerja harian borongan,
besarnya biaya adalah 43.94 persen dari total biaya pemesanan. Biaya persediaan yang lain adalah biaya penyimpanan. Biaya ini adalah
biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan karena adanya penyimpanan bahan baku. Biaya penyimpanan merupakan biaya variabel karena besar kecilnya biaya ini
dipengaruhi oleh jumlah bahan baku yang disimpan. Biaya ini diperoleh dari hasil perkalian antara tingkat persediaan bahan baku rata-rata dengan biaya
penyimpanan bahan baku per unit. Komponen biaya penyimpanan bahan baku per unit PT. SAP merupakan biaya opportunity cost.
Opportunity cost adalah biaya imbangan yang timbul karena adanya persediaan inti sawit sebagai investasi yang tidak bergerak. Opportunity cost
dipengaruhi oleh harga rata-rata pembelian inti sawit dan tingkat suku bunga Bank Indonesia. Opportunity cost diperhitungkan dalam komponen biaya
penyimpanan karena perusahaan belum memasukkan biaya ini ke dalam biaya persediaan. Tingkat suku bunga rata-rata Bank Indonesia selama bulan Juli 2006
sampai bulan Juni 2007 adalah 10.12 persen. Rata-rata harga pembelian inti sawit Rp 1 925 per kg Tabel 15.
Tabel 15. Biaya Penyimpanan Inti Sawit Periode Juli 2006-Juni 2007
Jenis Biaya Total Biaya
Penyimpanan Setahun RpKg
Biaya Penyimpanan
Sebulan RpKg Biaya
Penyimpanan Seminggu RpKg
Opportunity Cost 194.81 16.23 4.05
Sumber : Departemen Accounting dan Departemen Trackingdiolah
7.2 Pemakaian Inti Sawit PT. SAP