Konsumsi Beras Dugaan Model Ekonometrika

75 perubahan jumlah penggunaan pupuk urea. Apabila jumlah penggunaan pupuk urea meningkat satu persen maka produktivitas padi hanya meningkat 0,1250, cateris paribus. Variabel luas areal intensifikasi berhubungan positif dan berpengaruh nyata pada terhadap produktivitas padi. Nilai parameter dugaan 0,000630 yang berarti jika luas areal intensifikasi meningkat seribu hektar, maka produktivitas padi meningkat sebesar 0,000630 TonHa, cateris paribus. Nilai elastisitas produktivitas padi terhadap luas areal intensifikasi sebesar 0,8520, menunjukan bahwa produktivitas padi tidak responsif terhadap luas areal terintensifikasi. Apabila luas areal intensifikasi meningkat satu persen maka produktivitas hanya akan meningkat 0,8520, cateris paribus.

5.2.1.3. Konsumsi Beras

Hasil dugaan persamaan konsumsi beras menunjukan bahwa semua tanda parameter dugaan sesuai dengan yang diharapkan dan dapat dilihat pada Tabel 13. Koefisien determinasi menunjukan nilai 0,9653 yang berarti bahwa keragaman luas areal tanaman padi sebesar 96,53 dapat dijelaskan oleh keragaman harga beras, populasi, PDB riil dan harga jagung. Sedangkan sisanya 3,47 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukan dalam model. Tabel 13. Hasil Dugaan Parameter Konsumsi Beras Variabel Koefisien t-hitung P Elastisitas Nama Variabel C -23882,63 -3,280358 0,0025 - Intersep HB t -305,3941 -1,672872 0,1041 -0,2133 Harga beras POP t 0,326100 5,899774 0,0000 2,6614 Populasi PDB t -4,836930 -1,346653 0,1876 - PDB riil HJ t 460,6333 1,149004 0,2591 - Harga jagung R-sq 0,9653 Adj R-sq 0,9610 F-stat 224,0560 ProbF- statistic 0,000000 Keterangan: = Nyata pada taraf 5 ;= Nyata pada taraf 15 76 Berdasarkan uji-f menunjukan bahwa keragaman harga beras, populasi, PDB riil dan harga jagung secara bersama-sama dapat menjelaskan keragaman konsumsi beras dan nyata secara statistik pada level 0,0000. Hasil uji t menunjukan bahwa secara individu konsumsi beras dipengaruhi secara nyata oleh harga beras dan populasi. Sedangkan PDB riil dan harga jagung tidak berpengaruh nyata. Harga beras berhubungan negatif dan berpengaruh nyata terhadap konsumsi beras. Nilai parameter dugaan yang diperoleh -305,3941 yang berarti jika trjadi kenaikan harga beras satu RpKg maka konsumsi beras akan menurun 305,3941 ribu ton, cateris paribus. Nilai elastisitas konsumsi beras terhadap perubahan harga beras sebesar -0,2133, menunjukan bahwa konsumsi beras tidak responsif terhadap perubahan harga beras. Apabila harga beras meningkat satu persen maka konsumsi hanya akan menurun 0,2133, cateris paribus. Konsumsi beras tidak responsif terhadap perubahan harga beras, karena beras merupakan makanan pokok penduduk Indonesia yang hingga saat ini belum dapat digantikan oleh komoditas lainnya, sehingga berapapun harga beras, tidak akan terlalu banyak mempengaruhi penduduk Indonesia untuk tidak mengkonsumsi beras. Banyaknya populasi berhubungan positif dan berpengaruh nyata terhadap konsumsi beras. Nilai parameter dugaan 0,326100 yang berarti jika terjadi kenaikan jumlah penduduk sebanyak seribu jiwa maka konsumsi beras akan naik 326,100 ton. Nilai elastisitas konsumsi beras terhadap perubahan populasi sebesar 2,6614, menunjukan bahwa konsumsi beras responsif terhadap perubahan populasi. Apabila populasi meningkat satu persen maka konsumsi beras akan meningkat 2,6614, cateris paribus. 77 PDB riil berhubungan negatif dan tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi beras. Semakin tinggi PDB riil maka konsumsi beras cenderung menurun karena seiring dengan peningkatan kesejahteraan penduduk, permintaan terhadap makanan semakin beragam. Untuk variabel harga jagung yang berhubungan positif tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi beras karena, walaupun harga jagung lebih murah dari harga beras, penduduk Indonesia tidak serta merta beralih mengkonsumsi jagung.

5.2.1.4. Harga Beras