77 PDB riil berhubungan negatif dan tidak berpengaruh nyata terhadap
konsumsi beras. Semakin tinggi PDB riil maka konsumsi beras cenderung menurun karena seiring dengan peningkatan kesejahteraan penduduk, permintaan
terhadap makanan semakin beragam. Untuk variabel harga jagung yang berhubungan positif tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi beras
karena, walaupun harga jagung lebih murah dari harga beras, penduduk Indonesia tidak serta merta beralih mengkonsumsi jagung.
5.2.1.4. Harga Beras
Hasil dugaan persamaan harga beras domestik menunjukan bahwa semua tanda parameter dugaan sesuai dengan yang diharapkan dan dapat dilihat pada
Tabel 14. Koefisien determinasi menunjukan nilai 0,7578 yang berarti bahwa keragaman harga beras sebesar 75,78 dapat dijelaskan oleh keragaman produksi
beras tahun sebelumnya, pertumbuhan konsumsi beras dan harga beras pada tahun sebelumnya. Sedangkan sisanya 24,22 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang
tidak dimasukan dalam model. Tabel 14. Hasil Dugaan Parameter Harga Beras Domestik
Variabel Koefisien
t-hitung P
Elastisitas Nama Variabel
C 3,112823
1,016503 0,3170
- Intersep
PB
t-1
-3,23E-05 -0,193308
0,8479 -
Lag Prod. beras PKB
t
0,095552 0,787086
0,4370 -
Pert. Konsumsi HB
t-1
0,747394 5,895602
0,0000 -
Lag harga beras T
0,116259 1,027490
0,3119 -
Trend waktu R-sq
0,7578 Adj R-sq
0,7275 F-stat
25,03203 ProbF-
statistic 0,000000
Keterangan: = Nyata pada taraf 5 Nilai uji-f yang dihasilkan menunjukan bahwa peubah-peubah penjelas
yang terdapat dalam model secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap harga beras domestik. Nilai uji-t yang diperoleh menunjukan bahwa yang
78 berpengaruh nyata terhadap harga beras adalah harga beras tahun sebelumnya.
Produksi beras tahun sebelumnya, pertumbuhan konsumsi beras dan trend waktu tidak berpengaruh nyata terhadap harga beras domestik. Tanda yang diperoleh
untuk variabel produksi beras tahun sebelumnya dan pertumbuhan konsumsi beras, sesuai dengan terori penawaran dan permintaan, yang dalam hal ini
produksi sebagai penawaran berhubungan negatif terhadap harga beras, menunjukan bahwa ketika produksi beras pada tahun sebelumnya yang dalam
penelitian ini berperan sebagai penawaran naik atau berlimpah maka harga beras akan turun, sedangkan konsumsi beras yang dalam penelitian ini sebagai
komponen permintaan bertanda positif yang memiliki arti ketika konsumsi naik, harga akan naik.
Peubah bedakala berpengaruh nyata terhadap harga beras domestik dengan nilai koefisien dugaannya sebesar 0,747394. Artinya jika terjadi peningkatan
harga beras domestik tahun sebelumnya sebesar satu RpKg maka harga beras akan naik sebesar 0,747394 rupiah per kilogram, cateris paribus. Parameter
peubah bedakala harga beras yang berbeda nyata dan mendekati satu berarti harga beras memerlukan tenggang waktu yang relatif lambat dalam menyesuaikan
berbagai perubahan situasi ekonomi yang memepengaruhinya.
5.3. Proyeksi Produksi dan Konsumsi beras tahun 2009-2013 serta