Hasil Validasi Model Proyeksi Produksi Padi

78 berpengaruh nyata terhadap harga beras adalah harga beras tahun sebelumnya. Produksi beras tahun sebelumnya, pertumbuhan konsumsi beras dan trend waktu tidak berpengaruh nyata terhadap harga beras domestik. Tanda yang diperoleh untuk variabel produksi beras tahun sebelumnya dan pertumbuhan konsumsi beras, sesuai dengan terori penawaran dan permintaan, yang dalam hal ini produksi sebagai penawaran berhubungan negatif terhadap harga beras, menunjukan bahwa ketika produksi beras pada tahun sebelumnya yang dalam penelitian ini berperan sebagai penawaran naik atau berlimpah maka harga beras akan turun, sedangkan konsumsi beras yang dalam penelitian ini sebagai komponen permintaan bertanda positif yang memiliki arti ketika konsumsi naik, harga akan naik. Peubah bedakala berpengaruh nyata terhadap harga beras domestik dengan nilai koefisien dugaannya sebesar 0,747394. Artinya jika terjadi peningkatan harga beras domestik tahun sebelumnya sebesar satu RpKg maka harga beras akan naik sebesar 0,747394 rupiah per kilogram, cateris paribus. Parameter peubah bedakala harga beras yang berbeda nyata dan mendekati satu berarti harga beras memerlukan tenggang waktu yang relatif lambat dalam menyesuaikan berbagai perubahan situasi ekonomi yang memepengaruhinya.

5.3. Proyeksi Produksi dan Konsumsi beras tahun 2009-2013 serta

Implikasinya terhadap Swasembada Beras di Indonesia

5.3.1. Hasil Validasi Model

Setelah melalui uji validasi model Lampiran 5, diperoleh nilai RMSPE dibawah lima puluh persen untuk persamaan produktivitas sebesar 0,250. Nilai RMSPE diatas lima puluh persen terjadi pada persamaan harga beras sebesar 1,682, persamaan luas areal panen sebesar 258,290 dan persamaan konsumsi beras 79 sebesar 1462,340. Nilai koefisien ketidaksamaan Theil U yang diperoleh yaitu 0,013 untuk persamaan luas areal panen, 0,032 untuk persamaan produktivitas, 0,026 untuk persamaan konsumsi beras dan 0,044 untuk persamaan harga beras. Dari hasil validasi yang diperoleh menunjukan bahwa secara keseluruhan pendugaan model cukup baik, sehingga dapat digunakan untuk proyeksi.

5.3.2. Proyeksi Produksi Padi

Setelah diperoleh pendugaan model yang baik, maka dilanjutkan pada proses proyeksi untuk mengetahui seberapa besar penawaran beras dalam negeri pada tahun-tahun berikutnya. Proyeksi penawaran beras dalam bahasan ini lebih difokuskan pada kemampuan produksi dalam negeri untuk mengimbangi konsumsi beras domestik. Proyeksi produksi padi dihitung atas perkalian areal panen dan produktivitas tanaman padi. Dalam kurun waktu 5 tahun kedepan 2009-2013, areal panen padi diperkirakan akan meningkat sebesar 0,01 per tahun begitu juga dengan produktivitas dapat ditingkatkan rata-rata 3,05 per tahun sehingga produksi padi masih dapat ditingkatkan rata-rata 3,06 per tahun. Tabel 15. Proyeksi Luas Areal Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Padi Tahun Luas Areal Panen 000Ha Produktivitas TonHa Produksi Padi 000 Ton 2009 11790,52 5,06 59610,80 2010 11791,88 5,21 61436,32 2011 11793,24 5,37 63317,75 2012 11794,60 5,53 65256,79 2013 11795,97 5,70 67255,21 Pert. 0,01 3,05 3,06 Kondisi ini memberi gambaran yang optimis terhadap produksi padi di Indonesia. Luas areal panen tanaman padi dan produktivitas padi terus meningkat tiap tahunnya, sehingga produksi padi terus maningkat dalam lima tahun kedepan, sehingga diharapkan dapat mengantarkan Indonesia pada keadaan surplus beras. 80

5.3.3. Proyeksi Produksi dan Konsumsi Beras