Luas Areal Panen Tanaman Padi

71 Lampiran 3 lebih besar dari taraf α yang digunakan yaitu 0,05-0,15, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah autokorelasi. Pengujian heteroskedastisitas yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan White Heteroskedasticity test. Hasil analisis Lampiran 4 menunjukan bahwa pada persamaan luas areal panen dan harga beras tidak terdapat masalah heteroskedastisitas, karena nilai probability ObsR-squared dari White Heteroskedasticity test lebih besar dari taraf α yang digunakan, sedangkan untuk persamaan produktivitas padi dan konsumsi beras menghasilkan nilai probability ObsR-squared dari White Heteroskedasticity test yang kurang dari dari taraf α yang digunakan, sehingga disimpulkan terdapat masalah heteroskedastisitas. Pada dasarnya pengujian heteroskedastisitas lebih cenderung digunakan untuk data cross section, karena dalam penelitian ini menggunakan data time series maka masalah heteroskedastisitas tidak mempengaruhi validasi estimasi. Untuk masalah multikolinieritas, dalam persamaan simultan dapat diabaikan jika nilai koefisien sesuai dengan teori atau logis dari sudut pandang teori ekonomi. Multikolinieritas dipandang sebagai gejala dalam persamaan simultan yang tidak mempengaruhi validasi estimasi.

5.2.1. Dugaan Model Ekonometrika

Setelah dilakukan beberapa spesifikasi model, akhirnya diperoleh model produksi dan konsumsi beras dalam negeri yang terdiri dari empat persamaan struktural sebagai berikut:

5.2.1.1. Luas Areal Panen Tanaman Padi

Hasil dugaan persamaan luas areal panen tanaman padi menunjukan bahwa semua tanda parameter dugaan sesuai dengan yang diharapkan dan dapat 72 dilihat pada Tabel 11. Koefisien determinasi menunjukan nilai 0,9607 yang berarti bahwa keragaman luas areal tanaman padi sebesar 96,07 dapat dijelaskan oleh keragaman rasio harga riil gabah di tingkat petani dengan upah riil buruh tani, luas areal irigasi, harga riil pupuk urea dan trend waktu. Sedangkan sisanya 3,93 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukan dalam model. Tabel 11. Hasil Dugaan Parameter Luas Areal Panen Tanaman Padi Variabel Koefisien t-hitung P Elastisitas Nama Variabel C 5692,800 4,366888 0,0001 - Intersep HG t UBT t 3577,304 2,117356 0,0421 0,0419 Rasio harga GU LIR t 0,340971 1,589206 0,1218 - Luas teririgasi HPU t -24,43849 -0,754560 0,4560 - Upah tani T 137,3534 15,81934 0,0000 - Trend waktu R-sq 0,960731 Adj R-sq 0,955822 F-stat 195,7219 ProbF- statistic 0,000000 Keterangan: = Nyata pada taraf 5 Berdasarkan uji-f menunjukan bahwa, keragaman rasio harga riil gabah dengan upah riil buruh tani, luas areal irigasi, harga riil pupuk urea dan trend waktu secara bersama-sama dapat menjelaskan keragaman luas areal panen tanaman padi dan secara statistik nyata pada level 0,0000. Sedangkan berdasarkan uji-t menunjukan bahwa, secara individu luas areal panen tanaman padi dipengaruhi secara nyata oleh rasio harga riil gabah dengan upah riil buruh tani dan trend waktu. Terdapat pengaruh positif perkembangan teknologi yang diwakili oleh variabel trend terhadap luas areal panen padi yaitu dengan parameter dugaan sebesar 137,3534. Rasio harga riil gabah dengan upah riil buruh tani berhubungan positif dan berpengaruh nyata terhadap luas areal panen padi. Hal ini menunjukan bahwa peningkatan harga gabah memberikan insentif bagi petani untuk meningkatkan luas areal panen padi, dalam bentuk rasio antara harga riil gabah 73 dengan upah riil buruh tani. Nilai parameter dugaan yang diperolaeh sebesar 3577,304 yang berarti jika rasio harga riil gabah dan upah riil buruh tani meningkat satu satuan maka luas areal panen akan meningkat 3577,304 ribu Ha, cateris paribus. Nilai elastisitas luas areal panen padi terhadap rasio harga riil gabah dengan upah riil buruh tani sebesar 0,0419, berarti luas areal panen padi tidak responsif terhadap perubahan rasio harga riil gabah dengan upah riil buruh tani. Apabila rasio harga riil gabah dengan upah riil buruh tani meningkat satu persen maka luas areal panen hanya akan meningkat 0,0419, cateris paribus.

5.2.1.2. Produktivitas Padi