4 Ketergantungan bangsa Indonesia terhadap beras dipengaruhi oleh budaya
dimana padi merupakan tanaman asli Asia. Selain itu sebagian besar masyarakat Indonesia sangat percaya, bahwa padi adalah anugrah dari Yang Maha Pencipta
sebagai sumber kehidupan dan kesejahteraan umat manusia. Membudidayakan tanaman padi adalah wujud rasa syukur dan penghormatan kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Dilihat dari sisi produksi, meskipun selama kurun waktu 37 tahun
mengalami trend meningkat, namun dengan terjadinya konversi lahan sawah ke non sawah, banyaknya bencana alam dan perubahan iklim yang saat ini sering
terjadi akan berdampak terhadap produksi beras nasional. Analisis produksi dan konsumsi beras sangat penting untuk melihat senjang gap yang terjadi, sehingga
dapat diambil langkah kebijakan yang tepat dalam rangka pencapaian swasembada beras di Indonesia.
Oleh karena itu, maka dalam penelitian ini akan dilihat perkembangan produksi dan konsumsi beras yang telah terjadi di Indonesia selama 37 tahun
terakhir, sehingga diperoleh informasi yang dapat mendukung tercapainya swasembada beras di Indonesia dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi dan konsumsi beras di Indonesia, sehingga dapat diperkirakan bagaimana senjang antara produksi dan konsumsi beras di Indonesia
pada masa yang akan datang, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil langkah kebijakan yang tepat bagi pemerintah
untuk meraih swasembada beras di Indonesia.
1.2. Perumusan Masalah
Pada masa lalu Indonesia berhasil maningkatkan produksi padi dengan kenaikan yang sangat mengesankan sehingga mengantarkan Indonesia menjadi
5 negara yang swasembada beras pada tahun 1984, namun setelah itu kondisi
Indonesia mengalami kemunduran dibidang ketahanan pangan. Ketergantungan terhadap beras sebagai pangan pokok menyebabkan pemenuhan kebutuhan akan
beras harus dipenuhi melalui impor beras. Saat ini Indonesia kembali mengupayakan swasembada beras yang pada
masa lalu pernah dicapainya. Di saat dunia sedang mengalami krisis keuangan global, Indonesia tidak mengalami krisis pangan sebagaimana yang dialami
sebagian negara-negara di dunia, karena menurut data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik BPS pada tahun 2008 Indonesia mencapai swasembada beras,
produksi tahun ini meningkat 3,12 juta ton gabah kering giling GKG atau meningkat 5,46 persen dari tahun 2007.
Indikator swasembada beras juga ditunjukan pula dengan keberhasilan Indonesia untuk tidak mengimpor beras selama tahun 2008 berlangsung. Bahkan
Indonesia secara tidak langsung telah berpartisipasi menurunkan harga beras dunia akibat stok beras dunia tidak dibeli Indonesia. Dengan dijualnya cadangan
beras yang semula dicadangkan untuk Indonesia ke pasaran internasional, maka harga beras dunia mulai menurun. Meningkatnya produksi padi nasional dapat
dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Ketersediaan dan Konsumsi Beras Ton Tahun 2005-2008
No Uraian
2005 2006
2007 2008
1. Produksi padi
GKG 54.151.097
54.454.937 57.157.435
60.279.897 2.
Ketersediaan beras 30.668.730
30.840.811 32.371.384
34.139.805 3.
Konsumsi 30.592.434
30.995.189 31.398.084
31.799.017 4.
Impor beras 189.000
437.889 1.293.980
- 5.
Stok akhir 2.035.324
2.318.835 4.586.114
6.926.902 Sumber : BPS, diolah BKP dalam Suryana 2008
Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa pada data empat tahun terakhir produksi beras nasional menunjukan perkembangan yang signifikan. Pada tahun 2005
6 produksinya mencapai 54.151.097 Ton, maka pada tahun 2006, 2007, 2008
masing-masing produknya meningkat menjadi 54.454.937 Ton 0,56,
57.157.435 Ton 4,96, 60.279.897 Ton 5,46. Meskipun sudah diakui keberhasilan poduksi padi yang terus meningkat,
namun masih ada sejumlah kendala yang menjadi tantangan. Pertama, jumlah pupuk bersubsidi yang tersedia belum dapat memenuhi kebutuhan yang diusulkan
daerah. Kedua, masih ada penyimpangan penyaluran pupuk bersubsidi diluar peruntukannya. Ketiga, pabrik pupuk masih beroperasi dibawah kapasitas
terpasang, karena keterbatasan pasokan bahan baku gas maupun non gas. Keempat, belum optimalnya pelaksanaan pengawasan di daerah.
Dengan demikian yang menjadi pertanyaan adalah apakah kemajuan produksi beras dapat dipertahankan dan apakah swasembada beras seperti yang
diinginkan akan tercapai secara berkelanjutan. Sedangkan masih banyak faktor- faktor yang kurang mendukung dalam pencapaian swasembada beras diantaranya
yaitu keterbatasan lahan petani serta minimnya infrasrtruktur irigasi dan waduk. Menurut Notohadiprawiro 1998 dalam Sisworo 2006 berdasarkan data yang
ada, di pulau Jawa setiap tahun terjadi alih guna lahan pertanian untuk penggunaan non-pertanian seluas 15.000-20.000 Ha. Di Indonesia, kepemilikan
lahan hanya 358 m
2
per orang jauh dibandingkan Thailand yang mencapai 1.500 m
2
per orang. Sementara itu infrastruktur yang ada belum memadai, lebih dari 20 irigasi rusak dan sekitar 80 areal irigasi di propinsi sentra produksi
nasional rentan terhadap kekeringan BKP-Departemen Pertanian, 2008. Selain itu faktor lain yang tidak mendukung yaitu faktor perubahan iklim, anomali iklim
saat ini semakin tinggi intensitasnya.
7 Berdasarkan uraian di atas permasalahan yang ingin dijawab dalam
penelitian ini : 1. Bagaimana perkembangan produksi dan konsumsi beras di Indonesia?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan konsumsi beras di Indonesia?
3. Berdasrkan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan konsumsi beras di Indonesia, berapa jumlah produksi dan konsumsi beras dalam lima
tahun mendatang 2009-2013, serta bagaimana implikasinya terhadap swasembada beras di Indonesia?
1.3. Tujuan Penelitian