55 Yi
t-1
= Produktivitas padi pada periode t-1, ωi
= Elastisitas hasil terhadap harga sendiri gabah, ψk
= Elastisitas hasil terhadap input lainnya k, wk
= Laju pertumbuhan input lainnya k, Qgi
t
= Total produksi padi pada tahun t. Proyeksi produksi beras dilakukan dengan mengalikan produksi padi
dengan angka konversi padi ke beras. Sedangkan proyeksi konsumsi beras dilakukan dengan menggunakan elastisitas permintaan konsumsi beras terhadap
perubahan harga beras dan jumlah penduduk. Model proyeksi permintaan beras dapat dirumuskan sebagai berikut:
Qdi
t
= Qdi
t-1
1 + ηiρi + σiτi Diaman:
Qdi
t
= Permintaan beras pada wakktu t, Qdi
t-1
= Permintaan beras pada waktu t-1 ηi
= Elastisitas permintaan terhadap harga sendiri beras, ρi
= Laju pertumbuhan harga riil beras, σi
= Elastisitas permintaan beras terhadap jumlah penduduk τi
= Laju pertumbuhan penduduk.
4.3.5. Validasi Model
Untuk mengetahui apakah model yang diduga dapat merefleksikan dengan baik realitas dan memenuhi syarat-syarat yang diperlukan untuk memenuhi tujuan
aplikasi model dan peramalan atau proyeksi maka sebelum diaplikasi model terlebih dahulu divalidasi. Kriteria statistik yang sering digunakan untuk validasi
nilai pendugaan model ekonometrika adalah Root Mean Square Percent Error
56 RMSPE dan Theil’s Coefficient U Pyndick dan Rubinfeld,1998 adalah
sebagai berikut :
RMSPE =
5 .
1 a
2 a
1
T
t t
t e
t
Y Y
Y T
U =
5 .
1 2
a 5
. 1
2 5
. 1
2 a
1 1
1
T
t t
T t
e t
T t
t e
t
Y T
Y T
Y Y
T
Dimana : RMSPE
= Akar tengah kuadrat persen galat U
= Koefisien ketidaksamaan Theil Y
t e
= Nilai dugaan model Y
t a
= Nilai pengamatan contoh T
= Jumlah pengamatan dalam simulasi Statistik RMSPE digunakan untuk mengetahui seberapa jauh nilai-nilai
peubah endogen hasil pendugaan menyimpang dari alur nilai-nilai aktualnya dalam ukuran relatif persen, atau seberapa dapat nilai-nilai dugaan itu mengikuti
perkembangan nilai aktualnya. Sementara statistik U juga untuk mengukur besarnya penyimpangan nilai-nilai dugaan tersebut yang bermanfaat untuk
mengetahui kemampuan model untuk analisis simulasi peramalan. Nilai koefisien ketidaksamaan Theil U berkisar antara 0 dan 1. Jika U = 0, maka pendugaan
model adalah sempurna, dan jika U = 1 maka pendugaan model adalah naif. Pada dasarnya semakin kecil nilai RMSPE dan U semakin baik pendugaan model.
57
4.3.6. Definisi Operasional
1 Data time series adalah data yang dikumpulkan dari beberapa tahapan waktu
secara kronologis pada serangkaian variabel yang diamati pada interval waktu tertentu, misalnya mingguan, bulanan, dan tahunan.
2 Gabah atau padi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gabah kering
giling GKG. 3
Beras adalah semua hasil total dari konversi padi dalam satuan ribu ton. 4
Produksi beras adalah jumlah total produksi beras di Indonesia dalam satuan ribu ton.
5 Konsumsi beras adalah konsumsi beras total yang terdiri dari konsumsi
untuk pangan, konsumsi untuk industri pangan dan non pangan, konsumsi benih setara beras dan konsumsi lainnya yang dinyatakan dalam satuan ribu
ton. 6
Luas areal panen merupakan luas seluruh areal produktif atau panen tanaman padi di Indonesia dinyatakan dalam satuan ribu Ha.
7 Produktivitas padi merupakan hasil bagi antara produksi padi Indonesia
dengan luas areal panen tanaman padi. 8
Harga riil gabah merupakan merupakan harga gabah ditingkat petani yang dideflasi dengan indeks harga konsumen tahun 2000=100 dinyatakan
dalam satuan RpKg. 9
Harga riil beras merupakan harga beras medium setelah dideflasi dengan Indeks Harga Konsumen Indonesia tahun 2000=100 dinyatakan dalam
satuan RpKg.
58 10 Harga riil jagung merupakan harga jagung setelah dideflasi dengan Indeks
Harga Konsumen Indonesia tahun 2000=100 dinyatakan dalam satuan RpKg.
11 Harga riil pupuk urea merupakan harga pupuk urea setelah dideflasi dengan Indeks Harga Konsumen Indonesia tahun 2000=100 dinyatakan dalam
satuan RpKg. 12 Upah riil buruh tani merupakan upah yang dibayarkan kepada pekerja tani
setelah dideflasi dengan Indeks Harga Konsumen Indonesia tahun 2000=100 yang dinyatakan dalam satuan RpHOK.
13 Luas areal irigasi merupakan luas keseluruhan areal sawah yang memperoleh air irigasi dinyatakan dalam satuan ribu Ha.
14 Luas areal intensifikasi merupakan luas keseluruhan areal sawah yang memperoleh program intensifikasi, dinyatakan dalam satuan ribu Ha.
15 Swasembada Beras merupakan suatu keadaan dimana produksi total beras domestik melebihi tingkat konsumsi beras total, minimal tingkat produksi
yang diperoleh sama dengan tingkat konsumsinya.
59
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Perkembangan Produksi dan Konsumsi Beras di Indonesia
Perkembangan produksi dan konsumsi beras di Indonesia seperti yang terlihat pada Tabel 6 dari tahun ke tahun terlihat adanya fluktuasi dengan
kecenderungan mengalami peningkatan tiap tahunnya. Akibat adanya peningkatan produktivitas dan luas areal tanaman padi, produksi padi nasional mengalami
trend yang terus meningkat. Selama kurun waktu 37 tahun produksi beras nasional mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 2,8 per tahun dengan rata-rata
produksi sebanyak 26.725,78 ribu ton per tahun. Upaya meningkatkan produksi beras untuk mencapai swasembada beras
telah dilakukan sejak tahun 19689, selain mengembangkan Bimas Gotong Royong dengan Panca usaha taninya pemerintah juga membangun industri pupuk
berkapasitas besar,
menetapkan harga
eceran tertinggi
HET dan
mendistribusikan pupuk bersubsidi. Sarana irigasi dibangun dan diperbaiki, baik yang berskala besar, sedang maupun kecil. Kebijakan stabilisasi harga gabah dan
beras dibuat dengan menetapkan harga dasar, stabilisasi harga dalam negeri. Stabilisasi harga dilakukan oleh Bulog dengan hak monopoli pengadaan dalam
negeri, impor, penyimpanan dan penyaluran beras. Dukungan program yang lengkap, besar dan sentralistis memungkinkan produksi padi Indonesia meningkat.
Peningkatan itu mencapai puncaknya pada tahun 1984 pada saat Indonesia berswasembada beras, namun setelah tahun 1984, dukungan pembangunan
perberasan nasional semakin berkurang. Pembangunan nasional diarahkan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan industri. Sebagai
akibatnya produksi padi tidak pernah dapat memenuhi kebutuhan nasional dan menyebabkan Indonesia kembali menjadi importir beras.