“dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat yang dipikulnya dan janjinya”.
11
Kejujuran yang
dimaksud dalam
pendidikan kewarganegaraan adalah sebuah prilaku warganegara ketika
melakukan sebuah pemilu bagi Dewan Perwakilan Rakyat DPR atau pemilihan untuk menjadi presiden. Sebuah pemilu seharusnya
dilakukan dengan sikap yang jujur dan adil. Dengan adanya kejujuran dalam pemilihan umum, maka pemilihan akan berjalan
dengan baik dan aman. Tetapi bila pemilu dilakukan dengan ketidak jujuran maka akan timbul sebuah pemberontakan maupun
tuntutan dari ketidak adilan tersebut. Dengan menjunjung tinggi kejujuran maka kehidupan akan terasa lebih nyaman dan negara
akan lebih bermoral. Begitu pentingnya memiliki sifat kejujuran karena bila manusia dalam kehidupannya tidak memiliki sifat
tersebut maka kehancuran akan melanda manusia dan kebohongan akan menyelimutinya.
Berbohong adalah lawan kata dari jujur dan Islam mengajarkan untuk berprilaku jujur serta meninggalkan prilaku
bohong, baik jujur dalam ucapan maupun jujur perbuatan. bila manusia tidak jujur maka termasuk dalam katagori orang yang
munafik sebagai mana sabda Rasulullah SAW yang artinya, “Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah SAW bersabda: “tanda-tanda
orang munafik ada tiga: 1 apabila berbicara ia dusta 2 apabila berjanji dia mungkir 3
apabila dipercaya dia khianat.”
12
d. Menghormati
Menurut A. T. Sugeng Priyanto., dkk , “Norma yang timbul
dan diadakan oleh masyarakat itu sendiri untuk mengatur pergaulan
11
M. Jamil, Op. cit., h. 13
12
Ma’mur Daud, Terjemah Hadis Shahih Muslim jilid 1, Jakarta: Bumi Restu PT, 1986, h. 33
sehingga masing-masing anggota masyarakat saling hormat menghormati”.
13
Menghormati berarti menghargai, atau menjunjung tinggi.
14
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang memiliki berbagai bahasa, budaya, suku, adat, dan agama. Dengan keragaman tersebut
maka ragam pula karakter, sifat, dan kebiasaan yang dimiliki masing-masing buday, suku, adat, dan agama. Akan tetapi dengan
keragaman tersebut bangsa Indonesia dituntut untuk saling menghormati antar sesama warga negara Indonesia terlebih
warganegara Indonesia dapat menghormati warganegara lain. Nilai
saling menghormati
dalam pendidikan
kewarganegaraan dibahas dalam norma kesopanan, yaitu “norma yang timbul dan diadakan oleh masyarakat itu sendiri untuk
mengatur pergaulan.”
15
Dengan memiliki sifat saling menghormati dalam pergaulan antar individu yang memiliki perbedan ras, suku,
dan budaya, Indonesia akan menjadi negara yang makmur dan sejahtera. Tuntutan untuk saling menghormati tidak hanya
diperuntukkan untuk masyarakat yang berwarganegara Indonesia saja melainkan pendidikan kewarganegaraan juga menuntut untuk
saling menghormati dengan para pendatang dari luar negeri. Dengan memiliki sifat saling menghormati, baik dengan
warganegara sendiri maupun warganegara lain, menunjukkan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa memiliki rasa kebersamaan,
kasih sayang terhadap sesama dan menjujung tinggi prinsip Bhineka Tunggal Ika. Dengan menanam kuat sifat saling menghormati dalam
diri dan jiwa bangsa, maka bangsa Indonesia akan dipandang dan lebih dihormati oleh negara-negara lain didunia.
Dalam Islam sikap untuk saling menghormati sangat dianjurkan dalam ajarannya. Yang muda menghormati yang tua,
13
A. T. Sugeng Priyanto., dkk, OP. cit., h. 4
14
Drs. Peter Salim Yenny Salim, OP. cit., h. 535
15
A. T. Sugeng Priyanto, dkk. OP. cit., h. 5
yang kaya menghormati yang miskin dan anak menghormati orang tuanya. Sikap saling menghormati merupakan tuntunan ajaran
agaman Islam, seperti yang terdapat dalam sebuah kitab Mahmud Muhammad Al-Kazandar mengatakan bahwa,
Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang tua dan tidak menyayangi yang muda dari kami serta tidak
mengenal hak orang alim dari kami
.
HR. Ahmad dan Hakim, dihasankan oleh Al-
Albani di dalam Shahihul Jami’
16
e. Tekun
Menurut A. T. Sugeng Priyanto., dkk , “Hak dan Kewajiban
kalian diskolah antara lain: a. Belajar dengan tekun”.
17
Tekun dalam kamus bahasa Indonesia memiliki arti rajin, keras hati, dan bersungguh-sungguh.
18
Belajar merupakan kegiatan bagi masyarakat Indonesia yang merupakan hak dan kewajibannya
dalam mematuhi kebijakan pemerintah demi kemaslahatan bersama yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Kebijakan belajar ini
terdapat dalam UUD 1945 pada alinea keempat yang berbunyi:
“kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan mencerdaskan kehidupan
bangsa dan
ikut melaksanakan
ketertiban dunia…..”.
19
16
Shahih al-Jami, hadits no. 5443
17
A. T. Sugeng Priyanto., dkk, OP. cit., h. 18
18
Drs. Peter Salim Yenny Salim, OP. cit., h. 1567
19
Neltje F dan A. Muchji, Seri Diktat Kuliah: Pendidikan Pancasila, Jakarta: Gunadarma, 1994, h. 69-70