memperjuankan dan membangun Indonesia yang lebih maju dan beradab.
Sabar merupakan perintah yang jelas tertera dalam kitab suci al-quran sebagaimana firman Allah dalam surat al-baqarah: 153,
“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar”.
31
Sebagai seorang muslim sejati, memiliki sifat sabar merupakan perjuangan dalam perasaan, karena kesabaran pahit
rasanya laksana jadam seperti pribahasa yang mengatakan “kesabaran itu pahit laksana jadam namun akibatnya lebih manis dari
pada madu”.
32
Sabar memiliki beberapa katagori sebagai berikut: 1
Sabar menanggung beratnya melaksanakan kewajiban 2
Sabar menanggung musibah atau cobaan 3
Sabar menahan penganiayaan dari orang dan 4
Sabar menanggung kemiskinan dan kepapaan.
33
i. Kuat
Menurut A. T. Sugeng Priyanto., dkk , “Sejak berdirinya
pergerakan bangasa “Boedi Oetomo” pada tahun 1908 telah menunjukkan tekad kuat perjuangan bangsa Indonesia untuk dapat
meraih kemerdekaan”.
34
31
M. Jamil, Akhlak Tasawuf, Jakarta: Referensi, 2013, h. 15
32
M. Yatim Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-quran, Jakarta: Amzah, 2007 , h. 41
33
Ibid., h. 41-42
34
A. T. Sugeng Priyanto., dkk, OP. cit., h. 29
Kuat berarti banyak tenaga, tahan terhadap siksaan, tahan sakit, atau mampu melakukan sesuatu.
35
Kuat atau kekuatan yang
ada pada diri manusia dapat di golongkan menjadi tiga bagaian,
1 “Kuat fisik, kuat jasmaniah yang meliputi anggota tubuh
dengan memiliki kekuatan dalam fisik, manusia diperintahkan untuk tidak melakukan hal-hal yang
dilarang oleh Allah seperti berkelahi dan saling membunuh akan tetapi dengan memiliki kekuatan
manusia dapat menolong antar sesama manusia dan bahkan hewan.
2 Kuat jiwa, kekuatan jiwa seperti memiliki motivasi,
semangat, dan inisiatif yang membawanya pada hal-hal yang dapat memberikan manfaat pada dirinya dan orang
lain. 3
Kuat akal, kekuatan akal dapat direalisasikan dalam kehidupan kita seperti cepat mengambil keputusan,
memiliki kecerdasan dalam berfikir dan sebagainya.”
36
Pendidikan kewarganegaraan mengajarkan untuk memiliki sikap yang kuat yaitu kuat dalam mempertahankan kemerdekaan
Republik Indonesia dari ancaman-ancaman yang datang dari luar maupun dalam. Juga kuat berjauang dengan sepenuh hati dalam
meraih kemerdekaan Indonesia. berjuang dalam konteks dahulu yaitu berjuang mati-matian untuk melawan penjajah yang telah lama
menjajah negeri ini. Namun bila konteks tersebut digunakan pada saat ini maka hanya akan menjadikan negeri ini semakin tidak
karuan dan timbul peperangan kembali. Untuk saaat ini, berjuang dengan kuat dapat dilakukan dengan hal-hal yang positif demi
mengharumkan nama bangsa di belahan dunia.
35
Drs. Peter Salim Yenny Salim, OP. cit., h. 782
36
M. Yatim Abdullah, Op. cit., h. 43
Menurut ajaran agama Islam, dengan adanya kekuatan maka hendaknya manusia dapat dibina dan di ikhtiarkan untuk digunakan
dalam amal perbuatan yang baik. Segala kekuatan yang dimiliki oleh manusia adalah berasal dari Allah maka gunakanlah kekuatan karena
Allah dan untuk Allah, sebagaimana firman Allah dalsm surat al- kahfi: 39,
“sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah”.
j. Adil
Menurut A. T. Sugeng Priyanto., dkk , “Negara melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia”.
37
Adil dalam kamus bahasa Indonesia memiliki arti tidak berat sebelah atau tidak memihak.
38
“Kata „adl berasal dari kata „adala yang mengandung dua makna yang bertolak blakang yaitu, lurus dan
sama atau bengkok dan berbeda. Seseorang yang adil adalah orang yang berjalan lurus dan sikapnya selalu menggunakan ukuran yang
sama, bukan ukuran ganda. Persamaan itulah yang menjadikan seseorang yang adil tidak berpihak kepada yang salah”.
39
“Keadilan adalah rukun kehidupan dalam berbagai aspeknya baik dari segi hukum dan perasaan seseorang dalam menegakkan
hukum”.
40
Dalam pendidikan kewarganegaraan dijelaskan bahwa
37
A. T. Sugeng Priyanto., dkk, OP. cit., h. 34
38
Erhans Audi, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Jakarta: Indah, 1995, h.10
39
Perpustakaan Nasional RI: Katalog Dalam Terbitan KDT, Etika Berkeluarga, Bermasyarakat, dan Berpolitik Tafsir Al-Quran Tematik, Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf
Al-Quran, 2009, h. 56
40
Kementrian Agama RI, Op. cit., h. 98