Berkelahi Prilaku Buruk a.
anak. Dimana seorang anak memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan dari negara, ketika seorang anak mendapatkan prilaku
pelecehan seksual. Prilaku pelecehan seksual ini kerap terjadi dalam dunia pendidikan baik antara seorng murid dengan murid lainnya
maupun antar murid dengan murid. Prilaku menyimpang seperti ini merupakan prilaku yang dapat merusak moral bangsa dan
merupakan prilaku yang tidak terpuji. Pemerintah telah menetapkan sebuah hukuman bagi seseorng
yang melakukan tindakan pelecehan seksual, yang terdapat dalam “UU No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak yaitu minimal 3
tahun dan maksimal 15 tahun penjara.”
66
Prilaku pelecehan seksual ini merupakan prilaku yang dapat membuat seseorang menjadi
depresi demikian menurut penelitian dalam British Medical Journal. “Sebanyak 37 persen dari 1.189 wanita yang terlibat riset menderita
depresi yang dikarenakan pelecehan seksual tersebut dialami ketia usia masih di bawah 16 tahun.”
67
Dalam agama Islam perbuatan ini pun perbuatan yang harus di jauhi dan perbuatan yang sangat dibenci Allah SWT.
“dan janganlah kamu mendekati zina, Sesungguhnya zina itu adalah suatu p
erbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”Al-Isra’: 32 Permasalahan pelecehan seksual telah terjadi sejak dahulu,
yaitu ketika zaman Nabi Luth a.s, diceritakan bahwa pada zaman tersebut pelecehan seksual ini terjadi antar sesama jenis yaitu
seorang lelaki yang menyukai dengan lelaki dan seorng perempuan yang menyukai perempuan. Yang pada akhirnya Allah memberikan
66
Sri Lestari, Pemerintah Siapkan Sanksi Baru Untuk Pelaku Pedofilia, 20102014 http:www.bbc.co.uk
67
Rizqi Adnamazida, 3 Dampak Buruk Pelecehan Seksual Pada Anak, 20102014 www.merdeka.com
azab pada kaum nabi luth yang tidak mau menerima ajakan untuk beriman kepada Allah dan meninggalkan perbuatan keji tersebut. Hal
ini terdapat dalam surat Hud: 82,
“Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah kami balikkan, dan Kami hujani mereka
dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi- tubi”