41
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Manggis di Desa
Karacak dan Desa Barengkok
Pendugaan estimasi faktor-faktor produksi manggis dapat dimodelkan ke dalam suatu fungsi produksi. Penelitian ini menggunakan metode pendugaan
yaitu: metode Ordinary Least Squares OLS. Pembahasan terhadap tujuan penelitian pertama diuraikan melalui keragaan umum hasil pendugaan model dan
analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi manggis di Desa Karacak dan Desa Barengkok.
6.1.1. Keragaan Umum Hasil Pendugaan Model
Faktor produksi manggis yang digunakan dalam model terdiri atas jumlah pohon X
1
, umur pohon X
2
, dan jumlah jam kerja X
3
. Faktor produksi X
1
merupakan jumlah pohon per m
2
luasan lahan. Hasil estimasi yang diperoleh dari model produksi manggis di Desa Karacak dapat dilihat pada Tabel 13 dan hasil
estimasi model produksi manggis di Desa Barengkok dapat dilihat pada Tabel 14. Setelah estimasi model kemudian dilakukan pengujian model dengan
menggunakan uji secara ekonomi, uji statistik, dan uji ekonometrika. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat bantu software Eviews. Berdasarkan uji
secara ekonomi, hasil pendugaan model menunjukkan tanda yang diperoleh pada semua variabel penjelas adalah positif. Hal ini menunjukkan hasil pendugaan
model telah sesuai dengan hipotesis. Artinya penambahan penggunaan input setiap satu unit akan meningkatkan jumlah produksi manggis sebesar satu unit.
42
Tabel 13. Hasil Estimasi Model Produksi Manggis di Desa Karacak Tahun 2012
Variabel Koefisien Prob
Uji-t
Variabel Label
C -0,09685 0,6709
JPHN 12,96431
0,0493 Jumlah pohon manggis per satuan luas lahan
UMUR 0,008798 0,2403 Umur pohon
manggis HOK
0,000161 0,3017
Jam kerja tenaga kerja R
2
Adjusted = 0,429
Prob Uji F = 0,003
Keterangan : nyata pada taraf
α = 10 Sumber
: Data Primer diolah, 2012
Tabel 14. Hasil Estimasi Model Produksi Manggis di Desa Barengkok Tahun 2012
Variabel Koefisien Prob
Uji-t Variabel Label
C 0,125941 0,6825
JPHN 16,38055
0,0228 Jumlah pohon manggis per satuan luas lahan
UMUR 0,006223 0,4339 Umur pohon
manggis HOK
0,000196 0,4553
Jam kerja tenaga kerja R
2
Adjusted = 0,313
Prob Uji F = 0,029
Keterangan : nyata pada taraf
α = 10 Sumber
: Data Primer diolah, 2012
Uji secara statistik dapat dilihat berdasarkan nilai R
2
adjusted , uji-t, dan
uji-F. Hasil yang diperoleh dari pendugaan model produksi manggis di Desa Karacak, koefisien determinasi terkoreksi R
2
adjusted sebesar 43. Artinya
keragaman produksi manggis dapat diterangkan oleh variabel penjelas jumlah pohon, umur, dan jam tenaga kerja di dalam model sebesar 43, sedangkan
sisanya dapat dijelaskan oleh faktor lain di luar model. Kemudian hasil pendugaan model produksi di Desa Barengkok diperoleh koefisien determinasi terkoreksi
R
2
adjusted sebesar 31. Artinya keragaman produksi manggis di Desa
Barengkok dapat diterangkan oleh variabel penjelas jumlah pohon, umur pohon, dan jam tenaga kerja di dalam model sebesar 31, sedangkan sisanya dapat
dijelaskan oleh faktor lain di luar model. Walaupun nilai R
2
adjusted kedua model
lebih kecil dari 50, namun nilai R
2
adjusted hasil pendugaan ini lebih besar
43
dibandingkan nilai R
2
adjusted model yang lain. Artinya model ini adalah model
terbaik setelah dilakukan respesifikasi dan reestimasi. Model pembanding untuk Desa Karacak dapat dilihat pada Lampiran 11 sedangkan model pembanding
untuk Desa Barengkok dapat dilihat pada Lampiran 12. Diketahui bahwa P-value uji-F model produksi di Desa Karacak dan Desa
Barengkok masing-masing sebesar 0.003 dan 0,029 kurang dari taraf α = 10
menyatakan bahwa model berpengaruh nyata pada taraf α 10. Artinya faktor-
faktor produksi bersama-sama mempengaruhi produksi manggis secara signifikan. Pengaruh faktor produksi secara parsial untuk model ini dilakukan menggunakan
uji-t. Berdasarkan P-value uji-t model produksi manggis di Desa karacak dan Desa Barengkok, diketahui bahwa faktor produksi jumlah pohon berpengaruh
nyata terhadap produksi manggis pada taraf α = 10. Faktor produksi umur
pohon dan jam tenaga kerja HOK tidak berpengaruh nyata terhadap produksi manggis pada taraf
α = 10, sehingga nilai koefisien pada variabel umur pohon dan jam tenaga kerja menunjukkan bahwa nilai tersebut tidak berbeda nyata
dengan nol. Uji secara ekonometrika dilakukan berdasarkan uji multikolinearitas, uji
heteroskedastisitas, dan uji normalitas. Hasil pendugaan model fungsi produksi manggis di Desa Karacak dan Desa Barengkok menunjukkan bahwa tidak
terdapat masalah multikolinearitas yang serius. Hal ini dapat dilihat dari nilai VIF yang lebih kecil dari 10 pada ketiga variabel bebas. Uji multikolinearitas
menggunakan alat bantu software Minitab. Nilai VIF setiap variabel bebas pada model produksi manggis di Desa Karacak dan Desa Barengkok masing-masing
dapat dilihat pada Lampiran 5 dan Lampiran 6.