Analisis Ada Tidaknya Perbedaan Produksi Manggis di Desa Karacak dan Desa Barengkok
43
dibandingkan nilai R
2
adjusted model yang lain. Artinya model ini adalah model
terbaik setelah dilakukan respesifikasi dan reestimasi. Model pembanding untuk Desa Karacak dapat dilihat pada Lampiran 11 sedangkan model pembanding
untuk Desa Barengkok dapat dilihat pada Lampiran 12. Diketahui bahwa P-value uji-F model produksi di Desa Karacak dan Desa
Barengkok masing-masing sebesar 0.003 dan 0,029 kurang dari taraf α = 10
menyatakan bahwa model berpengaruh nyata pada taraf α 10. Artinya faktor-
faktor produksi bersama-sama mempengaruhi produksi manggis secara signifikan. Pengaruh faktor produksi secara parsial untuk model ini dilakukan menggunakan
uji-t. Berdasarkan P-value uji-t model produksi manggis di Desa karacak dan Desa Barengkok, diketahui bahwa faktor produksi jumlah pohon berpengaruh
nyata terhadap produksi manggis pada taraf α = 10. Faktor produksi umur
pohon dan jam tenaga kerja HOK tidak berpengaruh nyata terhadap produksi manggis pada taraf
α = 10, sehingga nilai koefisien pada variabel umur pohon dan jam tenaga kerja menunjukkan bahwa nilai tersebut tidak berbeda nyata
dengan nol. Uji secara ekonometrika dilakukan berdasarkan uji multikolinearitas, uji
heteroskedastisitas, dan uji normalitas. Hasil pendugaan model fungsi produksi manggis di Desa Karacak dan Desa Barengkok menunjukkan bahwa tidak
terdapat masalah multikolinearitas yang serius. Hal ini dapat dilihat dari nilai VIF yang lebih kecil dari 10 pada ketiga variabel bebas. Uji multikolinearitas
menggunakan alat bantu software Minitab. Nilai VIF setiap variabel bebas pada model produksi manggis di Desa Karacak dan Desa Barengkok masing-masing
dapat dilihat pada Lampiran 5 dan Lampiran 6.
44 Uji heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan uji White. Hasil
uji White menunjukkan bahwa model produksi manggis di Desa Karacak dan Desa Barengkok tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. Hal ini ditujukkan
dengan nilai Probabilitas chi-square uji White yang bernilai lebih besar dari taraf α = 10. Berdasarkan hipotesis berarti terima H
, yang menunjukkan model tidak mengalami masalah heteroskedastisitas homoskedastisitas. Hasil dapat dilihat
pada Lampiran 7 dan Lampiran 8. Uji normalitas dapat dilakukan menggunakan uji Jarque-Berra. Uji ini
dilakukan guna melihat distribusi residualerror, menyebar normal atau tidak. Hasil uji Jarque-Berra menunjukkan nilai P-value model produksi manggis di
Desa Karacak dan Desa Barengkok masing-masing sebesar 0,16 dan 0,25. Nilai tersebut lebih besar dari taraf
α = 10. Hal ini menunjukkan bahwa error menyebar normal. Berdasarkan hipotesis berarti tidak tolak H
. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9 dan Lampiran 10.