45
akan meningkatkan produksi manggis di Desa Karacak sebesar 12,96 kg dengan asumsi faktor lainnya tetap.
Jumlah Pohon di Desa Barengkok berpengaruh nyata pada taraf α = 10 .
Nilai koefisien yang menunjukkan pengaruh jumlah pohon per luas lahan terhadap produksi manggis adalah 16,38. Artinya setiap penambahan 1 pohon per luas
lahan akan meningkatkan produksi manggis di Desa Karacak sebesar 16,38 kg dengan asumsi faktor lainnya tetap. Namun diketahui jumlah pohon terhadap
luasan di Desa Karacak dan Desa Barengkok yang ada sudah maksimal. Berdasarkan pengolahan data penelitian, petani yang memiliki jumlah
pohon paling banyak memiliki jumlah produksi manggis yang paling besar. Jumlah pohon semakin banyak menunjukkan rata-rata produksi manggis di Desa
Karacak dan Desa Barengkok semakin besar. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Penggolongan Petani Manggis di Desa Karacak dan Desa Barengkok Berdasarkan Jumlah Pohon Per Luas Lahan Tahun
2012 Golongan
Jumlah Pohon Per Luas Lahan Rata-rata Produksi Kg
Desa Karacak Desa Barengkok
I 1 - 100
1.539,13 1.617,86
II 101 - 200
4.250,18 9.620,00
III 200 14.286,00
18.000,00
Sumber : Data Primer diolah, 2012
6.1.2.2. Umur Pohon
Berdasarkan hasil pendugaan model produksi manggis, diketahui bahwa umur pohon manggis di Desa Karacak memiliki nilai P-value uji-t sebesar 0,24
sedangkan P-value uji-t di Desa Barengkok sebesar 0,43. Hal ini berarti nilai koefisien pada variabel umur pohon menunjukkan bahwa nilai tersebut tidak
berbeda nyata dengan nol karena nilai P-value pada variabel tersebut lebih besar dari taraf
α 10 tidak berpengaruh nyata.
46 Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata umur pohon manggis di Desa
Karacak adalah 24,6 tahun sedangkan rata-rata umur pohon manggis di Desa Barengkok adalah 28,7 tahun. Hal ini menunjukkan umur pohon manggis di Desa
Karacak dan Desa Barengkok masih muda, karena buah manggis akan tetap produktif menghasilkan buah hingga umur ratusan tahun
2
. Pohon manggis dapat menghasilkan buah yang meningkat setiap tahunnya.
Peningkatan tersebut diimbangi dengan pemeliharaan tanaman. Berdasarkan wawancara petani, tanaman manggis di Desa Karacak dan Desa Barengkok
dibiarkan tumbuh secara alami. Menurut Aak 1983, suatu tanaman akan selalu diganggu oleh musuh atau gulma sepanjang hidupnya. Gulma atau penyakit
tertentu dapat menghambat perkembangan tanaman. Musuh-musuh tersebut sangat mengganggu dan merugikan sehingga harus diberantas. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak adanya pemeliharaan tanaman dapat menyebabkan produksi tidak maksimal sepanjang hidupnya.
Menurut Sugito 1994 secara umum jumlah sesungguhnya dari biji yang terbentuk per tanaman disebabkan oleh hasil interaksi genotip dan lingkungannya.
Sejumlah faktor seperti cekaman air, ketersediaan unsur hara, suhu, dan ketersediaan fotosintat selama masa mulai dari induksi pembungaan hingga tepat
sebelum fase kemasakan akan mempengaruhi jumlah biji. Faktor cekaman air, ketersediaan unsur hara, suhu, dan ketersediaan fotosintat dapat diperoleh dengan
adanya pemeliharaan tanah yang baik. Menurut Jumin 2008, pemeliharaan tanah yang buruk akan menyebabkan pembentukan unsur yang bersifat meracuni akar
dalam tanah dan akan menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan akar. Hal ini
2
http:foragri.blogsome.compeluang-berkebun-manggis diakses tanggal 8 Februari 2013