Sebaran Penduduk Desa Karacak Menurut Mata Pencaharian

46 Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata umur pohon manggis di Desa Karacak adalah 24,6 tahun sedangkan rata-rata umur pohon manggis di Desa Barengkok adalah 28,7 tahun. Hal ini menunjukkan umur pohon manggis di Desa Karacak dan Desa Barengkok masih muda, karena buah manggis akan tetap produktif menghasilkan buah hingga umur ratusan tahun 2 . Pohon manggis dapat menghasilkan buah yang meningkat setiap tahunnya. Peningkatan tersebut diimbangi dengan pemeliharaan tanaman. Berdasarkan wawancara petani, tanaman manggis di Desa Karacak dan Desa Barengkok dibiarkan tumbuh secara alami. Menurut Aak 1983, suatu tanaman akan selalu diganggu oleh musuh atau gulma sepanjang hidupnya. Gulma atau penyakit tertentu dapat menghambat perkembangan tanaman. Musuh-musuh tersebut sangat mengganggu dan merugikan sehingga harus diberantas. Hal ini menunjukkan bahwa tidak adanya pemeliharaan tanaman dapat menyebabkan produksi tidak maksimal sepanjang hidupnya. Menurut Sugito 1994 secara umum jumlah sesungguhnya dari biji yang terbentuk per tanaman disebabkan oleh hasil interaksi genotip dan lingkungannya. Sejumlah faktor seperti cekaman air, ketersediaan unsur hara, suhu, dan ketersediaan fotosintat selama masa mulai dari induksi pembungaan hingga tepat sebelum fase kemasakan akan mempengaruhi jumlah biji. Faktor cekaman air, ketersediaan unsur hara, suhu, dan ketersediaan fotosintat dapat diperoleh dengan adanya pemeliharaan tanah yang baik. Menurut Jumin 2008, pemeliharaan tanah yang buruk akan menyebabkan pembentukan unsur yang bersifat meracuni akar dalam tanah dan akan menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan akar. Hal ini 2 http:foragri.blogsome.compeluang-berkebun-manggis diakses tanggal 8 Februari 2013 47 menunjukkan tidak adanya pemeliharaan pada tanah akan menyebabkan terganggunya pertumbuhan tanaman bahkan dapat menyebabkan tanaman menjadi mati.

6.1.2.3. Jam Tenaga Kerja HOK

Berdasarkan hasil pendugaan model diketahui bahwa variabel jam tenaga kerja di Desa Karacak memiliki nilai P-value uji-t sebesar 0,30 dan nilai P-value uji-t di Desa Barengkok sebesar 0,46. Nilai tersebut menunjukkan bahwa pada taraf α 10 penggunaan jam tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan produksi manggis di Desa Karacak dan Desa Barengkok. Nilai koefisien yang menunjukkan besarnya pengaruh jumlah jam tenaga kerja terhadap produksi manggis di Desa Karacak dan Desa Barengkok adalah 0,0002. Nilai koefisien pada variabel jam tenaga kerja HOK menunjukkan bahwa nilai tersebut tidak berbeda nyata dengan nol karena nilai P-value pada variabel tersebut lebih besar dari taraf α 10 tidak berpengaruh nyata. Rata-rata jam tenaga kerja di Desa Karacak adalah sebesar 1.154,5 HOK dengan rata-rata luas lahan sebesar 5.024,1 m 2 , sedangkan rata-rata jam tenaga kerja di Desa Barengkok adalah 990 HOK dengan rata-rata luas lahan sebesar 4.792,5 m 2 . Pada umumnya jam tenaga kerja yang digunakan di kedua desa adalah untuk pemanenan manggis. Tenaga kerja jarang digunakan untuk proses pemeliharaan manggis. Hal ini menunjukkan pengaruh jam tenaga kerja masih rendah dalam proses pemeliharaan manggis. Pohon manggis dibiarkan tumbuh dengan alami, jarang diberi pupuk, dan jarang dibersihkan dari gulma. Hal ini mengakibatkan jumlah produksi manggis di kedua desa masih belum mencapai produksi maksimal. 48

6.2. Analisis Ada Tidaknya Perbedaan Produksi Manggis di Desa

Karacak dan Desa Barengkok Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah uji beda dua sampel T-Test dengan bantuan software SPSS. Kelompok sampel yang diuji dalam penelitian ini berbeda, maka digunakan uji-t dua sampel bebas Independent T- test . Hipotesis yang digunakan antara lain H dengan hipotesis produksi manggis di Desa Karacak tidak berbeda dengan produksi manggis di Desa Barengkok sedangkan H 1 dengan hipotesis produksi manggis di Desa Karacak lebih besar dibandingkan produksi manggis di Desa Barengkok. Responden yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 49 orang. Terdiri dari 29 responden Desa Karacak dan 20 responden Desa Barengkok. Berdasarkan data yang diperoleh, mean rank di Desa Karacak sebesar 3886,1 sedangkan mean rank di Desa Barengkok sebesar 4437,5. Hal ini menunjukkan rata-rata produksi manggis di Desa Barengkok lebih besar daripada rata-rata produksi manggis di Desa Karacak. Data dapat dilihat pada Lampiran 13. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa varian dari kedua desa adalah sama. Hal ini dapat dilihat dari nilai P-value F-test sebesar 0,654 yang lebih besar dari taraf α = 5. Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan uji-t menggunakan asumsi kedua varian sama. Hasil penelitian menunjukkan nilai P- value uji-t sebesar 0,729. Nilai tersebut lebih besar dari taraf α = 5. Artinya secara statistika produksi kedua desa tidak berbeda secara signifikan. Tidak ada perbedaan produksi manggis di Desa Karacak dan Desa Barengkok. Menurut Jumin 2008, tindakan pengolaan tanaman yang meningkat akan menghasilkan laju produksi maksimum yang meningkat. Tindakan maksimum dari suatu tindak agronomi ditentukan oleh unsur-unsur genetik dan lingkungan