18 menyebabkan manggis Indonesia belum bisa diterima di beberapa negara dengan
alasan teknologi produksi yang masih buruk. Berdasarkan hasil analisis regresi Setyo diperoleh nilai koefisien
determinasi R² sebesar 53,6 . Artinya menunjukkan bahwa variabel-variabel independen dalam model yang dibangun mampu menjelaskan sebanyak 53,6
perubahan yang terjadi pada volume ekspor manggis Indonesia ke negara tujuan. Sebesar 46,4 diterangkan oleh faktor lain di luar model.
Penelitian lainnya oleh Timor 2008 yang menganalisis Analisis Faktor- faktor yang Mempengaruhi Produksi dan Impor Jagung di Indonesia. Tujuan dari
penelitian ini 1 mengkaji perkembangan produksi, konsumsi, dan impor jagung di Indonesia, 2 menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi jagung
di Indonesia, dan 3 menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi impor jagung di Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan produksi jagung di Indonesia disebabkan oleh peningkatan luas areal dan produktivitas jagung.Luas
areal mengalami peningkatan secara fluktuatif dan terkonsentrasi di Pulau Jawa, disamping itu terjadi pergeseran dari lahan kering ke lahan sawah beririgasi pada
musim kemarau. Produktivitas jagung di Indonesia masih relatif rendah karena sistem usaha tani belum optimal, yaitu sebagian besar petani masih menggunakan
benih varietas jagung lokal, penggunaan pupuk yang belum berimbang, dan masih terbatasnya penggunaan pestisida untuk pengendalian hama.
Hasil estimasi diperoleh pada taraf nyata 5. Untuk persamaan luas areal panen, variabel yang berpengaruh nyata adalah harga riil jagung di tingkat
produsen, harga riil kedelai, tingkat suku bunga kredit, dan luas areal panen tahun
19
sebelumnya. Hasil estimasi untuk produktivitas jagung hanya variabel produktivitas tahun sebelumnya yang berpengaruh nyata.
2.4. Kebaruan Penelitian
Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian- penelitian sebelumnya. Persamaan penelitian ini dengan Setyo 2009 adalah
komoditas penelitian yang dibahas dalam penelitian. Perbedaan penelitian ini adalah analisis yang dilakukan dalam penelitian. Penelitian Setyo 2009
membahas analisis regresi. Faktor-faktor yang mempengaruhi volume ekspor manggis Indonesia adalah GDP negara tujuan, populasi negara tujuan, jarak
negara tujuan dengan Indonesia, penggunaan manggis sebagai sesaji di negara tujuan, dan pelaksanaan kebijakan karantina oleh negara tujuan.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Timor 2008 adalah komoditas dan beberapa tujuan penelitian yang akan di bahas. Penelitian Timor 2008
mengkaji perkembangan produksi, konsumsi, dan impor jagung di Indonesia dan faktor-faktor yang mempengaruhi impor jagung.Penelitian ini dilakukan secara
time series . Persamaan penelitian adalah pada analisis faktor-faktor yang
memproduksi komoditas. Penelitian ini menitikberatkan pada analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi manggis di Kecamatan Leuwiliang pada dua desa sentra manggis. Penelitian ini akan melihat perbandingan dua desa yang memiliki
produksi manggis yang lebih tinggi.
20
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka pemikiran teoritis merupakan acuan alur berfikir dalam menjalankan penelitian. Penelitian ini meliputi konsep produksi, faktor-faktor dan
perbandingan produksi usahatani manggis.
3.1.1. Konsep Usahatani
Menurut Soekartawi 1995, ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang
ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat
mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki yang dikuasai sebaik-baiknya dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan
keluaran output yang melebihi masukan input.
3.1.2. Konsep Pendapatan Usahatani
Menurut Hernanto 1996, kegiatan usahatani bertujuan untuk mencapai produksi di bidang pertanian. Pada akhirnya akan dinilai dengan uang yang
diperhitungkan dari nilai produksi setelah dikuarangi atau memperhitungkan biaya yang telah dikeluarkan. Penerimaan usahatani atau pendapatannya akan
mendorong petani untuk dapat mengalokasikannya dalam berbagai kegiatan seperti untuk biaya produksi periode selanjutnya, tabungan, dan pengeluaran lain
untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Menurut Soekartawi 2002, pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya. Jadi secara
matematis adalah sebagai berikut: