4.2.2 Hasil Estimasi Model VAR
Analisis yang digunakan untuk mejawab permasalahan pertama dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan VAR first difference. Hal ini dilakukan
karena semua variabel tidak stasioner pada level dan tidak terdapatnya hubungan kointegrasi antar variabel dalam sistem persamaan. Berdasarkan hasil pengujian,
terlihat tidak adanya hubungan yang signifikan di dalam sistem VAR lampiran 6. Hal ini mungkin terjadi karena dalam pengujian data time series terdapat
multikolinearitas sehingga hasil pengujian banyak yang tidak signifikan. Sehingga dalam analisis ini hanya melihat impuls respons dan variance decomposition dari
model VAR.
4.2.3 Analisis Dekomposisi Penduga Ragam Galat
Forecasting Error Variance Decomposition FEVD
Struktur dinamis antar variabel dalam VAR dapat dilihat melalui analisis Forecasting Error Variance Decomposition
FEVD, dimana pola dari FEVD ini mengindikasikan sifat dari kausalitas multivariat di antara variabel-variabel dalam
model VAR. Pengurutan variabel dalam analisi FEVD ini didasarkan pada faktorisasi Cholesky. Hasil analisis FEVD dapat dilihat pada Tabel 4.9. berikut.
Tabel 4.9. Variance Decomposition Return Saham
Variabel Independen
Periode Dijelaskan Oleh
Suku Bunga
Harga Minyak
Indeks Produksi
Return Saham
Return Saham 1
2 3
4
12 0.575992
1.307105 1.686278
1.774059 1.799443
0.988225 1.060137
1.132099 1.147324
1.151107 0.017806
0.076200 0.077668
0.078464 0.078528
98.41798 97.55656
97.10395 97.00015
96.97092
Berdasarkan hasil dekomposisi varian dapat disimpulkan bahwa pada awal periode bulan pertama, fluktuasi return saham didominanasi oleh fluktuasi
return saham itu sendiri, yaitu sebesar 98.41 persen. Sedangkan guncangan harga
minyak hanya berperan sebesar 0.98 persen, suku bunga sebesar 0.57 persen, dan produksi nasioal sebesar 0.01 persen. Pada tahun pertama 12 bulan terlihat
bahwa fluktuasi return saham masih sebagai faktor dominan dalam mempengaruhi fluktuasi return saham. Namun, nilainya berkurang yaitu sebesar
96.97 persen. Sedangkan variabel-variabel yang lain suku bunga, harga minyak, dan indeks produksi hanya berperan kecil dalam menjelaskan fluktuasi return
saham gabungan, yaitu suku bunga sebesar 1.79 persen, harga minyak sebesar 1.15 persen, dan produksi nasional sebesar 0.07 persen.
4.2.4 Simulasi Analisis Impuls Respon
Analisis impulse response dilakukan untuk melihat dampak guncangan harga minyak riil pada horizon waktu ke depan. Dengan kata lain, setelah terjadi
shock pada harga minyak, maka dampak shock ini akan ditransmisikan ke return
saham dan indeks produksi industri. Besarnya shock maupun respon dinyatakan dalam ukuran standar deviasi. Sumbu horizontal merupakan periode dalam bulan,
sedangkan sumbu vertikal menunjukkan nilai respon dalam persentase. Gambar 4.5 menunjukkan bahwa guncangan pada suku bunga pada bulan
pertama mempunyai dampak yang negatif terhadap return saham sebesar 0.005 persen. Hal ini mengilustrasikan bahwa peranan suku bunga sangat penting dalam
aktivitas pasar saham di Indonesia, bahkan dalam jangka pendek sekalipun. Terdapat tiga alasan mengapa perubahan suku bunga berpengaruh terhadap return
saham. Pertama, perubahan suku bunga SBI akan menurunkan suku bunga kredit