2.3 Penelitian Terdahulu
Adebiyi et. al. 2009 mengestimasi pengaruh harga minyak dunia, nilai tukar, suku bunga, dan indeks produksi industri terhadap indeks harga saham di
Nigeria. Dengan menggunakan metode VAR, hasil penelitian menunjukan bahwa harga minyak dunia berpengaruh negatif terhadap indeks harga saham, yang
artinya bahwa naiknya harga minyak dunia akan menurunkan indeks harga saham di Nigeria. Adebiyi membandingkan shocks harga minyak dunia dan shocks suku
bunga terhadap pasar saham untuk menentukan variabel mana yang lebih berperan menggerakkan indeks harga saham di Nigeria. Hasilnya adalah shocks suku bunga
memiliki pengaruh yang lebih besar dari pada shocks harga minyak dunia. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kebijakan moneter di Nigeria secara sistematis
mengantisipasi inflasi yang ditimbulkan oleh kenaikan harga minyak dunia dengan peningkatan suku bunga, yang pada akhirnya akan menurunkan indeks
harga saham. Narayan dan Seema 2010 melakukan penelitian mengenai dampak
guncangan harga minyak dunia terhadap harga saham di negara Vietnam. Penelitian ini menggunakan metode analisis ECM dengan memasukkan variabel
harga minyak dunia jenis WTI, nilai tukar, dan indeks harga saham Vietnam. Hasil penelitian menggunakan model ECM menunjukkan bahwa harga minyak
dunia, harga saham, dan nilai tukar terkointegrasi dan harga minyak dunia berpengaruh positif dan signifikan secara statistik terhadap harga saham di
Vietnam. Maghyereh 2004 menganalisis dinamika hubungan antara harga crude oil
dan harga minyak di negara-negara berkembang. Dengan menggunakan metode
VAR. Maghreyeh 2004 mengungkapkan bahwa harga minyak dunia tidak terlalu dominan mempengaruhi indeks harga saham di negara-negara berkembang. Selain
itu, hasil impulse response menunjukan bahwa gejolak pasar minyak dunia yang ditunjukan oleh harga minyak dunia tidak terlalu direspon oleh indeks harga
saham. Hasil ini menunjukan bahwa pergerakan harga minyak dunia tidak selalu berarti pergerakan indeks harga saham. Selain itu, hasil penelitian Maghreyeh
2004 ini juga membuktikan bahwa arus modal di pasar saham negara-negara berkembang tidak berjalan efektif karena pengaruh spekulasi dari beberapa
investor. Masih, Peters, dan Mello 2010 meneliti pengaruh fluktusi harga minyak
riil terhadap return saham riil di negara Korea menggunakan model VECM dengan memasukkan variabel tingkat suku bunga, aktivitas ekonomi, return
saham riil, harga minyak riil, dan volatilitas harga minyak riil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa volatilitas harga minyak riil lebih dominan dalam
menjelaskan pergerakan return saham. Volatilitas harga minyak akan berdampak buruk terhadap investor dan perusahaan pada jangka waktu yang lama serta
memerlukan waktu untuk perusahaan dan investor dalam menyesuaikan diri akibat guncangan harga minyak. Selain itu, harga minyak dan volatilitasnya juga
berpengaruh terhadap aktivitas ekonomi dimana ketika terjadi guncangan harga minyak maka akan menghambat aktivitas ekonomi di negara Korea dalam jangka
panjang. Perekonomian membutuhkan waktu untuk kembali pada tingkat keseimbangan akibat adanya guncangan harga minyak.
Sari dan Soytas 2006 melakukan penelitian untuk melihat hubungan antara Return saham, harga minyak mentah crude oil price, suku bunga, dan output di
negara Turki. Data yang digunakan adalah data time series bulanan mulai periode 1987:01 sampai 2004:03 dengan menggunakan pendekatan model VAR. Hasil
penelitian Ramazan dan Ugur adalah tidak adanya hubungan yang signifikan antara Return saham, harga minyak mentah crude oil price, suku bunga, dan
output di negara Turki. Hal ini terjadi karena kemungkinan pemerintah Turki
menetapkan pajak yang besar terhadap minyak sehingga guncangan harga minyak diserap oleh perubahan pajak.
Perry Sadorsky 1999 melakukan analisis peranan guncangan harga minyak terhadap aktivitas pasar saham di negara kawasan OECD menggunakan metode
analisis VAR dan memasukkan unsur volatilitas harga minyak dalam model penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data index of
industrial production, three-mounth T-bill rate, real oil price, dan real stock return
selama perode 1950-1995. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pergerakan harga minyak dan volatilitasnya berperan penting dalam
mempengaruhi aktivitas ekonomi di negara-negara kawasab OECD dan perubahan variabel ekonomi lainya juga berpengaruh, tetapi pengaruhnya kecil
terhadap harga minyak. Berdasarkan hasil impuls respon yang dilakukan, pergerakan harga minyak berpengaruh penting dalam menjelaskan pergerakan
return harga saham di negara-negara OECD.
Penelitian Perry Sadorsky 1999 adalah penelitian yang paling mendekati penelitian yang dilakukan penulis, namun terdapat perbedaan dalam beberapa
aspek, yaitu sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data di negara Indonesia dan periode yang penelitian ini dimulai sejak tahun 2000 hingga 2011.
2.4 Kerangka Pemikiran